Anda di halaman 1dari 12

STEP

Tanduk pulpa (pulp horn) adalah bagian dari kamar pulpa yang
memanjang menuju kusp.
Pulpektomi adalah prosedur gigi untuk menyingkirkan membersihkan
seluruh jaringan pulpa dari mahkota hingga akar gigi untuk mengobati
infeksi dan mencegah kehilangan gigi. Prosedur ini biasanya dilakukan
pada gigi utama pasien anak dan sebagai bagian dari perawatan
endodontik.
PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa)
Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari
seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk
jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan yang bersifat irreversible
atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas. Meskipun
perawatan ini memakan waktu yang lama dan lebih sukar daripada pulp
capping atau pulpotomi namun lebih disukai karena hasil perawatannya
dapat diprediksi dengan baik. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran
diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil
perawatan yang baik pula
Indikasi:
Gigi dengan infeksi yang melewati ruang kamar pulpa, baik pada gigi
vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital.
Saluran akar dapat dimasuki instrument.
nan jaringan periapeks dalam gambaran radiografis kurang dari sepertiga
apikal.
Ruang pulpa kering
pendarahan berlebihan pada pemotongan pulpa (pulpotomi) tidak berhasil
Sakit spontan tanpa stimulasiKeterlibatan tulang interradikular tanpa
kehilangan tulang penyangga
Tanda-tanda/gejala
terus
menerus
setelah
perawatan
pulpotomiPembengkakan bagian bukal
Kontra Indikasi
Keterlibatan periapikal atau mobilitas ekstensif
Resorbsi akar ekstensif atau > 1/2 akar
Resorbsi internal meluas menyebabkan perforasi bifurkasi
Kesehatan buruk dan harapan hidup pendek
Ancaman keterlibatan gigi tetap yang sedang berkembang karena infeksi
Tingkah laku pasien yang tidak dapat dikendalikan dan di rumah sakit
tidak mungkin dilakukan.
Pulpektomi
Pulpektomi vital sering dilakukan pada gigi anterior dengan karies yang
suah meluas kearah pulpa atau gigi yang mengalami fraktur. Langkah2
perawatan pulpektomi vital satu kali kunjungan :
Pembuatan foto Rontgen.Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran
akar serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.
Pemberian anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit pada saat
perawatan.

Daerah operasi diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari


kontaminasi bakteri dan saliva.
Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa dibuang
dengan menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas dengan bor
fisur steril.
Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekskavatar
atau bor bundar kecepatan rendah.
Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa dikendalikan
dengan menekankan cotton pellet steril yang telah dibasahi larutan saline
atau akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.
Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas
kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril. Jaringan
pulpa di saluran akar dikeluarkan dengan menggunakan jarum ekstirpasi
dan headstrom file.
Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran
dan darah kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper point steril
yang telah dibasahi dengan formokresol kemudian diaplikasikan ke dalam
saluran akar selama 5 menit.
Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal
dengan ,menggunakan jarum lentulo.
Lakukan lagi foto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian .
kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng
oksida eugenol atau seng fosfat.
Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen.
B. Pulpektomi Devital
Pulpektomi devital sering dilakukan pada gigi posterior yang telah
mengalami pulpitis atau dapat juga pada gigi anterior pada pasien yang
tidak tahan terhadap anestesi. Pemilihan kasus untuk perawatan secara
pulpektomi devital ini harus benar-benar dipertimbangkan dengan melihat
indikasi dan kontaindikasinya. Perawatan ini sekarang sudah jarang
dilakukan pada gigi tetap, biasanya langsung dilakukan perawatan
pulpektomi vital walaupun pada gigi posterior. Pulpektomi devital masih
sering dilakukan hanya pada gigi sulung, dengan mempergunakan bahan
devitalisasi paraformaldehid, seperti Toxavit, dan lain-lain. Bahan dengan
komposisi As2O3 sama sekali tidak digunakan lagi.
C. Pulpektomi Nonvital (Endo Intrakanal)
Perawatan saluran akar ini sering dilakukan pada gigi anterior yang
mempunyai saluran akar satu, walaupun kini telah banyak dilakukan pada
gigi posterior dengan saluan akar lebih dari satu.
Gigi yang dirawat secara pulpektomi nonvital adalah gigi dengan
gangrene pulpa atau nekrosis.
Indikasi:
Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan
prostetik (untuk pilar restorasi jembatan).
Gigi tidak goyang dan periodontal normal.Foto rontgen menunjukkan
resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apical, tidak ada granuloma pada
gigi sulung.

Kondisi pasien baik serta ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk
memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.Keadaan ekonomi pasien
memungkinkan.
Kontra indikasi:
Gigi tidak dapat direstorasi lagi.
Resorpsi akar lebih dari sepertiga apical.
Kondisi pasien buruk, mengidap penyakit kronis, seperti Diabetes Melitus,
TBC, dan lain-lainTerdapat belokan ujung dengan granuloma (kista) yang
sukar dibersihkan ataui sukar dilakukan tindak bedah endodonti.
Langkah2 perawatan pulpektomi non vital :
Kunjungan pertama :
Lakukan foto rontgen.
Isolasi gigi dengan rubber dam.
Buang semua jaringan karies dengan ekskavator, selesaikan preparasi
dan desinfeksi kavitas.
Buka atap kamar pulpa selebar mungkin.
Jaringan pulpa dibuang dengan ekskavator sampai muara saluran akar
terlihat.
Irigasi kamar pulpa dengan air hangat untuk melarutkan dan
membersihkan debris.
Letakkan cotton pellet yang dibasahi trikresol formalin pada kamar pulpa.
Tutup kavitas dengan tambalan sementara.
Instruksikan pasien untuk kembali 2 hari kemudian.
Kunjungan kedua :
1. Isolasi gigi dengan rubber dam.
2. Buang tambalan sementara.
3. Jaringan pulpa dari saluran akar di ekstirpasi, lakukan reaming, filling,
dan irigasi.
4. Berikan Beechwood creosote. Celupkan cotton pellet dalam beechwood
creosote, buang kelebihannya, lalu letakkan dalam kamar pulpa.
5. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.
6. Instruksikan pasien untuk kembali 3 sampai dengan 4 hari kemudian.
Kunjungan ketiga :
1. Isolasi gigi dengan rubber dam.
2. Buang tambalan sementara.
3. Keringkan kamar pulpa, dengan cotton pellet yang berfungsi
sebagaistopper masukkan pasta sambil ditekan dari saluran akar sampai
apeks.
4. Letakkan semen zinc fosfat.
5. Restorasi gigi dengan tambalan permanen.
Teknik Pulpektomi
I.
Anestesi (bila perlu) dan isolasi gigi
Karies dibersihkan
Outline form diperbaiki
Atap pulpa dibuka sepenuhnya
Preparasi biomekanis : pulpa yang mengering dibersihkan sampai
sepanjang saluran akar, dan kira-kira mencapai k-file nomor 35

Irigasi sebanyak-banyaknya dengan air aquades agar serpihan-serpihan


dentin keluar dari saluran , lalu kemudian dikeringkan.
Beri cotton pelet dengan bahan obar sterilisasi (rotation of medication)
seperti CHKM, CMCP, Creosote, Cresophene dll yang ditaruh di kamar
pulpa lalu tutup dengan tmpatan sementara
II.
8. Setelah 3 hari cek apakah ada keluhan dari pasien atau tidak (kontrol
gejala) meliputi perkusi, druksasi, mobilitas, warna dan perabaan. Serta
dicek dengan K file nomor terakhir (pada waktu preparasi biomekanis)
apakah ada pus yang keluar dari saluran akar atau tidak.
9. Mengganti bahan obat sterilisasi (rotation of medication). Ditutup
kembali dengan tumpatan sementara.
III.
10. Setelah 3 hari, kontrol gejala kembali. Jika tidak ada keluhan dari
pasien maupun gigi yang sedang dirawat, maka bisa memulai dengan
pengisian saluran akar dengan bahan ZnOE.
11. Isolasi terlebih dahulu.
12. Irigasi terlebih dahulu, kemudian keringkan.
13. Siapkan bahan lalu aduk dengan konsistensi kental.
14. Ambil bahan sedikit(dengan alat dycal), taruh di bagian orifice saluran
akar. Dorong bahan tersebut dengan cotton pelet (kecil saja) yang dijepit
dengan pinset agar masuk. Lakukan berulang-ulang sampai saluran akar
tersebut penuh.
15. Jika sudah penuh, maka bersihkan kamar pulpa dari ZnOE . Tutup
bagian orifice dengan Zinc Pospat setinggi kira-kira 1mm.
IV.
16. Jika kontrol gejala juga tidak menunjukkan kelhan setelah pengisian,
maka bisa dilakukan tumpat tetap dengan GIC IX. Gigi tersebut dibangun
selayaknya gigi sehat.
17. Cek oklusi.
18. Restorasi bila perlu.
Seperti halnya seluruh perawatan gigi, penggabungan beberapa factor
mempengaruhi hasil suatu perawatan endodontik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan perawatan saluran akar
adalah faktor patologi, factor penderita, faktor anatomi, faktor perawatan
dan kecelakaan prosedur perawatan

Pulpitis Irreversibel
Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa
pulih walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa
akan menjadi nekrosis. Pulpa irreversible ini seringkali merupakan akibat
atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapat pula disebabkan oleh
kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama
prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan
ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa (Bence,
1990).
Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan
suatu paroksisme (serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal
berikut: perubahan temperatur yang tiba-tiba, terutama dingin; bahan
makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh
lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada
pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah
dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab
yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh pasien sebagai menusuk,
tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit
bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat
keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada
tidaknya suatu stimulus eksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa
sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke telinga bila
bawah belakang yang terkena. Menentukan lokasi nyeri pulpa lebih sulit
dibandingkan nyeri pada periapikal/periradikuler dan menjadi lebih sulit
jika nyerinya semakin intens.Stimulus eksternal, seperti dingin atau panas
dapat menyebabkan nyeri berkepanjangan (Bence, 1990).

Nyeri pada pulpitis irreversible berbeda dengan pulpa yang normal


atau sehat. Sebagai contoh, aplikasi panas pada inflamasi ini dapat
menghasilkan respon yang cepat dan aplikasi dingin, responnya tidak
hilang dan berkepanjangan. Walaupun telah diklaim bahwa gigi dengan
pulpitis irreversible mempunyai ambang rangsang yang rendah terhadap
stimulasi elektrik, menurut Mumford ambang rangsang persepsi nyeri
pada pulpa yang terinflamasi dan tidak terinflamasi adalah sama (Cohen
dan Burns, 1994).

2.2 Pulpektomi
2.2.1 Definisi Pulpektomi
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran
akar. Pada gigi molar sulung pengambilan seluruh jaringan secara
mekanis tidak memungkinkan sehubungan bentuk morfologi saluran akar
yang kompleks (Andlaw, 1992).
Pulpektomi dapat dilakukan dengan 3 cara (Andlaw, 1992) :
1) Pulpektomi vital
2) Pulpektomi devital
3) Pulpektomi non vital
2.2.2 Indikasi dan Kontraindikasi Pulpektomi
1. Indikasi
1) Gigi sulung dengan infeksi melebihi kamar pulpa pada gigi vital atau
non vital
2) Resorpsi akar kurang dari 1/3 apikal
3) Resorpsi interna tetapi belum perforasi akar
4) Kelanjutan perawatan jika pulpotomi gagal (Andlaw, 1992).
2. Kontraindikasi
1) Bila kelainan sudah mengenai periapikal
2) Resorpsi akar gigi yang meluas
3) Kesehatan umum tidak baik
4) Pasien tidak koperatif
5) Gigi goyang disebabkan keadaan patologis (Andlaw, 1992).
2.2.3 Macam-macam Pulpektomi
1. Pulpektomi vital
Pulpektomi vital adalah pengambilan seluruh jaringan dalam ruang
pulpa dan saluran akar secara vital.
Indikasi pulpektomi vital yaitu:
1) Insisivus sulung yang mengalami trauma dengan kondisi patologis
2) Molar sulung kedua, sebelum erupsi molar permanen pada umur 6
tahun
3) Tidak ada buktibukti kondisi patologis dengan resorpsi akar yang lebih
dari 2/3 (Andlaw, 1992).

2. Pulpektomi devital
Pulpektomi devital adalah pengambilan seluruh jaringan pulpa
dalam ruang pulpa dan saluran akar yang lebih dahulu dimatikan dengan
bahan devitalisasi pulpa.
Indikasi pulpektomi devital yaitu sering dilakukan pada gigi posterior
sulung yang telah mengalami pulpitisatau dapat juga pada gigi anterior
sulung pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi (Andlaw, 1992).
3. Pulpektomi non vital
Pulpektomi non vital adalah gigi sulung yang dirawat pulpektomi
non vital adalah gigi sulung dengandiagnosis gangren pulpa atau nekrose
pulpa.
Indikasi pulpektomi non vital yaitu:
1) Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan
estetik
2) Gigi tidak goyang dan periodontal normal
3) Belum terlihat adanya fistel
4) Ro-foto : resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada granuloma
pada gigi-geligi sulung
5) Kondisi pasien baik
6) Keadaan sosial ekonomi pasien baik
Kontraindikasi pulpektomi non vital yaitu:
1) Gigi tidak dapat direstorasi lagi.
2) Kondisi kesehatan pasien jelek, mengidap penyakit kronis seperti
diabetes dan TBC
3) Terdapat pembengkokan ujung akar dengan granuloma (kista) yang sukar
dibersihkan (Andlaw, 1992).
2.3 Alat dan Fungsi pada Perawatan Saluran Akar
Berikut ini adalah instrument yang sering digunakan dalam
endodonsi, digolongkan menurut penggunaannya (Friedman and Stabholz,
1986) :
1.
Alat untuk preparasi orifice
a. Paket peralatan dasar
1)
Sonde endodontik berujung ganda
Membantu dalam menentukan letak orifice dan fraktur gigi pada
dasr kamar pulpa
2)
Excavator
Untuk menyendok isi kamar pulpa dan mengungkit batu pulpa selama
preparasi kavistas orifice
3)
Kaca mulut
Untuk melihat kedalaman kamar pulpa dan untuk menahan lidah.
4)
Pinset berkerat
Untuk memegang paper point, gutta percha dan alat saluran akar
5)
Dissposable syringe

Untuk mendepositkan larutan irigasi berupa sodium hipoklorit ke dalam


saluran akar
6)
Petridish bersekat
Untuk menempatkan cotton roll, cotton pellet dan paper point (Friedman
and Stabholz, 1986).
b. Bur
1) Friction grip
Bur fisur yang runcing digunakan pada awal preparasi orifice untuk
mendapatkan outline yang tepat
2) Rosehead
Bur rosehead normal dan ekstra panjang dapat digunakan mengangkat
atap kamar pulpa dan menghilangkan dentin yang berlebih
3) Safe-ended diamond
Bur safe-ended diamond dengan ujung yang tidak tajam dapat digunakan
untuk meruncingkan dan menghaluskan preparasi kavitas orifice. Ujung
yang tidak tajam mencegah bur merusak dasar kamar pulpa.
4) Gates glidden drill
Bur ini mempunyai ujung potong yang berbentuk seperti kuncup,
terpasang pada lengan yang kecil yang melekat pada pegangan tipe
latch. Alat ini harus digunakan dengan bantuan handpiece (Friedman and
Stabholz, 1986).
c. Rubber dam
Digunakan untuk:
1) Melindungi pasien dari tertelan atau terhirupnya alat, obat-obatan, gigi
dan kotoran serta bakteri dan jaringan pulpa yang nekrosis
2) Untuk mendapat daerah operasi yang bersih, kering dan bebas dari
kontaminasi ludah
3) Untuk mencegah lidah dan pipi menutupi daerah operasi
4) Untuk menghalangi agar pasien tidak bicara, kumur-kumur dan
mengganggu kerja operator (Friedman and Stabholz, 1986).
2. Alat untuk preparasi saluran akar
a. Hand instrument
1) Reamer
Reamer diputar dan ditarik mundur sehingga pemotongannya terjadi
ketika rotasi. Digunakan untuk membesarkan dan memperbaiki bentuk
saluran akar yang tidak teratur menjadi kavitas dengan potongan
melintang yang bulat
2) Eksterpasi
Digunakan untuk untuk mengambil jaringan pulpa/jaringan nekrotik, untuk
mengambil jaringan nekrotik, untuk mengambil bahan pengisi dan untuk
pengait
3) File
File digunakan dengan gerak mengerok dan gerak mendorong menarik.
Gerakan ini lebih efisien jika instrument memiliki lebih banyak pelintiran

atau spiral yang bekontak dengan dinding saluran akar. Alat ini berfungsi
untuk menghaluskan dinding saluran akar dan mengambil jaringan keras
selama pelebaran saluran akar (Friedman and Stabholz, 1986).
b. Alat saluran akar dengan bantuan listrik
1) Handpiece
Handpiece memberikan aksi mekanis terhadap alat preparasi saluran
akar. System ini dibuat untuk mengurangi waktu yang digunakan pada
preparasi saluran dan sekarang terdiri dari handpiece lurus yang dapat
diberi jarum-jarum ulir dengan desain khusus
2) System preparasi saluran SET
Sistem finder saluran terdiri dari contra-angle handpiece yang dimotori
oleh mikromotor atau kompresor. Motor bekerja kurang dari 300 rpm
sehingga dapat mempercepat pekerjaan (Friedman and Stabholz, 1986).

Pulpektomi Vital
Langkah-langkah perawatan pulpektomi vital satu kali kunjungan :
1. Pembuatan foto Rontgen.

Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar serta keadaan


jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.
2. Pemberian anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit pada saat
perawatan.
3. Daerah operasi diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari
kontaminasi bakteri dan saliva.
4. Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa
dibuang dengan menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas
dengan bor fisur steril.
5. Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan
ekskavatar atau bor bundar kecepatan rendah.
6. Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa
dikendalikan dengan menekankan cotton pellet steril yang telah dibasahi
larutan saline atau akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.
7. Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah
terlepas kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril.
Jaringan pulpa di saluran akar dikeluarkan dengan menggunakan jarum
ekstirpasi dan headstrom file.
8. Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan
kotoran dan darah kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper
point steril yang telah dibasahi dengan formokresol kemudian
diaplikasikan ke dalam saluran akar selama 5 menit.
9. Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal
dengan menggunakan jarum lentulo.
10. Lakukan lagi foto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian .
11. Kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng
oksida eugenol atau seng fosfat.
12. Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen.
Pulpektomi Non Vital
Perawatan endodontik untuk gigi sulung dengan pulpa non vital
adalah pulpektomi mortal (pulpektomi devital). Pulpektomi mortal adalah
pengambilan semua jaringan pulpa nekrotik dari kamar pulpa dan saluran
akar gigi yang non vital, kemudian mengisinya dengan bahan pengisi.
Walaupun anatomi akar gigi sulung pada beberapa kasus menyulitkan
untuk dilakukan prosedur pulpektomi, namun perawatan ini merupakan
salah satu cara yang baik untuk mempertahankan gigi sulung dalam
lengkung rahang.
Langkah-langkah perawatan pulpektomi non vital :
Kunjungan pertama :
1. Lakukan foto rontgen.
2. Isolasi gigi dengan rubber dam.
3. Buang semua jaringan karies dengan ekskavator, selesaikan preparasi
dan
desinfeksi kavitas.
4. Buka atap kamar pulpa selebar mungkin.

5. Jaringan pulpa dibuang dengan ekskavator sampai muara saluran akar


terlihat.
6. Irigasi kamar pulpa dengan air hangat untuk melarutkan dan
membersihkan debris.
7. Letakkan cotton pellet yang dibasahi trikresol formalin pada kamar
pulpa.
8. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.
9. Instruksikan pasien untuk kembali 2 hari kemudian.
Kunjungan kedua :
1. Isolasi gigi dengan rubber dam.
2. Buang tambalan sementara.
3. Jaringan pulpa dari saluran akar di ekstirpasi, lakukan reaming, filling,
dan irigasi.
4. Berikan Beechwood creosote.
Celupkan cotton pellet dalam beechwood creosote, buang kelebihannya,
lalu
letakkan dalam kamar pulpa.
5. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.
6. Instruksikan pasien untuk kembali 3 sampai dengan 4 hari kemudian.
Kunjungan ketiga :
1. Isolasi gigi dengan rubber dam.
2. Buang tambalan sementara.
3. Keringkan kamar pulpa, dengan cotton pellet yang berfungsi
sebagai stoppermasukkan
pasta sambil ditekan dari saluran akar sampai apeks.
4. Letakkan semen zinc fosfat.
5. Restorasi gigi dengan tambalan permanen.
PATOFISIOLOGI NEKROSIS PULPA
Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf dan sel odontoblast;
memiliki kemampuan untuk melakukan defensive reaction yaitu
kemampuan untuk mengadakan pemulihan jika terjadi peradangan. Akan
tetapi apabila terjadi inflamasi kronis pada jaringan pulpa atau merupakan
proses lanjut dari radang jaringan pulpa maka akan menyebabkan
kematian pulpa/nekrosis pulpa. Hal ini sebagai akibat kegagalan jaringan
pulpa dalam mengusahakan pemulihan atau penyembuhan. Semakin luas
kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin berat sisa jaringan
pulpa yang sehat untuk mempertahankan vitalitasnya.
Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi diawali karena adanya infeksi
bakteria pada jaringan pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak antara
jaringan pulpa dengan lingkungan oral akibat terbentuknya dentinal
tubules dan
direct
pulpal
exposure,
hal
ini
memudahkan
infeksi bacteria ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang pada
jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada
pulpa akan bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah
di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Dentinal

tubules dapat terbentuk sebagai hasil dari operative atau restorative


procedure yang kurang baik atau akibat restorative material yang bersifat
iritatif. Bisa juga diakibatkan karena fraktur pada enamel, fraktur dentin,
proses erosi, atrisi dan abrasi. Dari dentinal tubules inilah infeksi bakteria
dapat mencapai jaringan pulpa dan menyebabkan peradangan.
Sedangkan direct pulpal exposure bisa disebabkan karena proses trauma,
operative procedure dan yang paling umum adalah karena adanya karies.
Hal ini mengakibatkan bakteria menginfeksi jaringan pulpa dan terjadi
peradangan jaringan pulpa.
Nekrosis pulpa yang disebabkan adanya trauma pada gigi dapat
menyebabkan nekrosis pulpa dalam waktu yang segera yaitu beberapa
minggu. Pada dasarnya prosesnya sama yaitu terjadi perubahan sirkulasi
darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa.
Trauma pada gigi dapat menyebabkan obstruksi pembuluh darah utama
pada apek dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh
darah kapiler pada pulpa. Dilatasi kapiler pulpa ini diikuti dengan
degenerasi kapiler dan terjadi edema pulpa. Karena kekurangan sirkulasi
kolateral pada pulpa, maka dapat terjadi ischemia infark sebagian atau
total pada pulpa dan menyebabkan respon pulpa terhadap inflamasi
rendah. Hal ini memungkinkan bakteri untuk penetrasi sampai ke
pembuluh dara kecil pada apeks. Semua proses tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya nekrosis pulpa

Anda mungkin juga menyukai