Anda di halaman 1dari 5

Laporan Kasus

Penatalaksanaan Abses Periapikal

Ayu Anisah Reghina*


*Dokter Gigi Internship Periode I, Puskesmas Sui Rengas, Jl. Raya Sungai Berembang Kec.
Sungai Kakap, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat 78381

ABSTRAK
Penyakit periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir pada daerah apeks atau
ujung akar gigi atau daerah periapikal gigi. Salah satu penyakit periapikal yang paling sering
diderita oleh masyarakat Indonesia adalah abses periapikal yang umumnya berasal dari nekrosis
jaringan pulpa. Penyebab utama dari abses periapikal yaitu infeksi bakteri. 1 Seorang wanita
berusia 26 tahun datang dengan keluhan terdapat pembengkakan pada gusi belakang sebelah
kanan atas dan terasa sakit. Pasien mengaku susah menelan dan mengunyah makanan. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan dan penyakit sistemik. Pada pemeriksaan klinis
ditemukan pembengkakan serta warna kemerahan pada gingiva palatal gigi 16 yang nekrosis
berupa abses periapikal. Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan. Rencana perawatan pada kasus
adalah melakukan insisi, drainase, pemberian obat analgesik dan antibiotik serta dilakukan
ekstraksi dan pasien diberikan komunikasi, instruksi, dan edukasi.

Kata Kunci : Abses periapikal, nekrosis gigi, ekstraksi

PENDAHULUAN

Abses adalah kumpulan pus yang Penyebab terjadinya abses periapikal


terletak dalam satu kantung yang terbentuk adalah matinya pulpa dengan perluasan
dalam jaringan yang disebabkan oleh suatu proses infeksi sebelah periapikal, atau dapat
infeksi oleh bakteri, parasit, atau benda juga disebabkan oleh abses akut yang
asing lainnya. Abses merupakan reaksi sebelumnya sudah ada.3 Abses periapikal
pertahanan tubuh yang bertujuan mencegah umumnya berasal dari nekrosis jaringan
agen-agen infeksi menyebar ke bagian tubuh pulpa. Jaringan yang terinfeksi
lainnya. Pus merupakan suatu kumpulan sel- menyebabkan sebagian sel mati dan hancur,
sel jaringan lokal yang mati, sel-sel darah meninggalkan rongga yang berisi jaringan
putih, mikroorganisme penyebab infeksi dan sel-sel yang terinfeksi. Akibat
atau benda-benda asing dan racun yang penimbunan nanah ini maka jaringan
dihasilkan oleh organisme dan sel-sel darah.2

1
sekitarnya akan terdorong dan menjadi Pada pemeriksaan intraoral
dinding pembatas abses.4 ditemukan karies mencapai pulpa pada gigi
Pulpa pada abses periapikal biasanya 16 yang menyebabkan gigi nekrosis serta
atau hampir selalu non vital. Oleh karena itu terdapat abses periapikal. Pada pemeriksaan
membutuhkan baik ekstraksi gigi atau palpasi (+), druksasi (+), perkusi (+), dan
perawatan endodontik. Ekstraksi gigi mobilitas (+) (Gambar 1 dan 2).
memungkinkan pelepasan tekanan dan
drainase abses. Jika prosedur awal
memungkinkan drainase yang memadai,
terapi definitif dapat menunggu sampai
infeksi terkendali.5 Terapi antibiotik oral
termasuk penisilin, klindamisin, dan
Gambar 1. Abses periapikal
metronidazol. Metronidazol dapat digunakan
dengan cara dikombinasikan dengan
penisilin tetapi tidak bisa digunakan
sendirian.6

LAPORAN KASUS

Seorang wanita berusia 26 tahun


datang ke Poli Gigi Puskesmas Sungai Gambar 2. Karies mencapai pulpa

Rengas dengan keluhan ada pembengkakan


pada gusi belakang sebelah kanan atas yang Pada pemeriksaan klinis ditemukan

belum pernah diobati sebelumnya. Pasien pembengkakan serta warna kemerahan pada

ingin keluhan tersebut ditangani oleh dokter. gingiva palatal gigi 16. Pemeriksaan

Hasil anamnesis pembengkakan pada radiologi dan pemeriksaan laboratorium

gusi belakang sebelah kanan atas tersebut tidak dilakukan. Berdasarkan hasil

terasa sakit dan mengganggu proses menelan anamnesis dan pemeriksaan klinis

dan mengunyah makanan. Pasien tidak ditentukan diagnosisnya yaitu nekrosis gigi

memiliki alergi obat dan tidak memiliki 16 dan abses periapikal kronis.

penyakit sistemik.

2
Rencana perawatan yang diberikan
kepada pasien adalah melakukan identifikasi PEMBAHASAN
etiologi, menghilangkan etiologi lesi,
komunikasi, instruksi, dan edukasi mengenai Pasien wanita berinisial F berusia 26
keluhan yang dialaminya. Etiologi dari tahun datang ke Poli Gigi Puskesmas Sungai
kasus ini adalah nekrosis gigi 16. Terapi Rengas dengan keluhan ada pembengkakan
untuk menghilangkan etiologi lesi tersebut pada gusi belakang sebelah kanan atas yang
adalah insisi dan drainase serta terapi belum pernah diobati sebelumnya.
definitif berupa pemberian antibiotik dan Nekrosis pulpa adalah kematian
analgesik serta pencabutan gigi 16. pulpa yang merupakan proses lanjutan dari
Komunikasi, instruksi, dan edukasi radang pulpa akut maupu kronis atau
diberikan untuk menunjang perawatan. terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba
Komunikasi yang diberikan berupa akibat trauma.7 Abses periapikal merupakan
pemberian informasi kepada pasien bahwa suatu infeksi tulang aveloar kronis
penyebab terjadinya gusi bengkak adalah peraridikular yang berjalan lama dan sumber
karena gigi berlubang yang sudah dalam dan infeksi terdapat pada saluran akar.3 Penyakit
menyebabkan bakteri berkembang dan abses periapikal merupakan suatu keadaan
terjadi infeksi. Pasien diinstruksikan untuk patologis yang terlokalisir pada daerah apeks
meminum obat antibiotik dan analgesik atau ujung akar gigi atau daerah periapikal
sesuai dosis yang diberikan dan setelah gigi.1
infeksi membaik dapat dilakukan Penyebab utama dari abses periapikal
pencabutan pada gigi tersebut. Pasien juga yaitu infeksi bakteri. Bakteri yang berperan
diinstruksikan untuk menjaga kebersihan dalam pembentukan abses periapikal ini
rongga mulutnya dengan rutin menyikat gigi yaitu Streptococcus sp, Staphylococcus
2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan aureus, dan Bacillus sp. Bakteri yang paling
malam hari sebelum tidur. Pasien diberikan banyak terdapat pada gigi nekrosis disertai
edukasi untuk menjaga kesehatan rongga abses periapikal adalah bakteri anaerob
mulutnya berupa cara menggosok gigi yang fakultatif Staphylococcus aureus dan bakteri
baik dan menyikat lidah serta menggunakan gram positif.1
benang gigi di sela-sela gigi setelah selesai Tanda-tanda khas pada jaringan atau
makan. organ tubuh yang terinfeksi oleh bakteri

3
yaitu terjadinya peradangan, nekrosis, dan
pembentukan abses.8 Gejala abses periapikal Kemudian, pemberian obat analgesik
dimulai dengan rasa nyeri pada sekitar gigi, dan antibiotik berupa paracetamol dan
gingiva bengkak, hiperemi, kadang ada titik metronidazole yang dikombinasikan dengan
pus berwarna putih kekuningan, mukosa amoxicillin sesuai dosis serta akan dilakukan
gingiva mengkilat kebiru-biruan dan mudah ekstraksi pada gigi 16 tersebut di kunjungan
berdarah. Gejala abses lainnya yaitu selanjutnya.5
pembengkakan difus atau meluas pada
gingiva, demam bila bengkak meluas, gigi KESIMPULAN
yang bersentuhan akan sakit, dan sedikit
goyang.9 Berdasarkan laporan kasus diatas,
Rencana perawatan untuk abses dapat disimpulkan bahwa pada pasien di
periapikal adalah menghilangkan faktor kasus ini, terdapat abses periapikal pada gigi
etiologinya yaitu melakukan insisi dan 16. Perawatan yang diberikan pada pasien
drainase (Gambar 3 dan 4). ini adalah melakukan insisi dan drainase
pada gingiva gigi 16. Kemudian, pemberian
obat analgesik dan antibiotik berupa
paracetamol dan metronidazole yang
dikombinasikan dengan amoxicillin sesuai
dosis serta akan dilakukan ekstraksi pada
gigi 16 tersebut di kunjungan selanjutnya.
Gambar 3. Fistula abses periapikal Pasien juga diberikan komunikasi bahwa
pembengkakan terjadi karena gigi yang
berlubang dan terdapat infeksi di ujung akar
serta instruksi dan edukasi untuk meminum
obat analgesik dan antibiotik sesuai dosis
serta menjaga kebersihan rongga mulutnya
dengan menyikat gigi dua kali sehari dengan
baik, yaitu pagi setelah sarapan dan malam
Gambar 4. Insisi dan drainase pada sebelum tidur.
abses periapikal

4
8. Busman, Alamsyah, Y., & Saputri,
N.(2018). Uji Aktivitas Antibakteri
UCAPAN TERIMA KASIH
Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus) Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Menara
Ucapan terima kasih kepada drg.
Ilmu, XII(80), 1–6.
Ardesy Cayumudianti, M.KM karena telah 9. Fadhilah, Mahendra, I., & Khairina,
I. (2019). Sistem Pakar Berbasis
memberikan bimbingan agar laporan kasus
Web Menggunakan Metode Forward
ini selesai dibuat. Chaining untuk Mendiagnosa
Penyakit Pulpa dan Periapikal.
Jurnal Teknik Informatika Dan
DAFTAR PUSTAKA Sistem Informasi, 5(2), 181–197.

1. Ratu, A. (2016). Identifikasi Bakteri


pada Gigi Nekrosis Disertai Abses
Periapikal. Skripsi, 1–77.
2. Khairunnisa, dan Nindya. (2019).
Manajemen Kedaruratan Dental pada
Abses Submandibula Dextra Et
Causa Nekrosis Pulpa Gigi 44.
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan,
3(1), 62–70.
3. Utami, N., A., Hidayat, B., &
Suhardjo. (2019). Proporsi
Gambaran Radiografis Lesi
Periapikal Gigi Nekrosis pada
Radiograf Periapikal. E-Proceeding
of Engineering, 3(1), 64–69.
4. Rakhma, dan Untara. (2011).
Perawatan Saluran Akar Satu
Kunjungan pada Gigi Molar Pertama
Kanan Mandibula Nekrosis Pulpa
dengan Abses Periapikal dan Fistula.
Maj Ked Gi. (pp. 117–121).
5. King C and Henretig FM, 2008.
Textbook of Pediatric Emergency
Procedures. USA: Lippincott
Williams & Wilkins. 2nd. pp. 659-
660.
6. Buttaro TM, Trybulsky J, Bailey PP,
and Cook JS. 2013. Primary Care: A
Collaborative Practice. USA:
Elsevier Mosby. pp. 385-386.
7. Tarigan,R. (2016). Karies Gigi Edisi
3. Jakarta : EGC lm.112-119

Anda mungkin juga menyukai