ABSTRAK
Penyakit periapikal merupakan suatu keadaan patologis yang terlokalisir pada daerah apeks atau
ujung akar gigi atau daerah periapikal gigi. Salah satu penyakit periapikal yang paling sering
diderita oleh masyarakat Indonesia adalah abses periapikal yang umumnya berasal dari nekrosis
jaringan pulpa. Penyebab utama dari abses periapikal yaitu infeksi bakteri. 1 Seorang wanita
berusia 26 tahun datang dengan keluhan terdapat pembengkakan pada gusi belakang sebelah
kanan atas dan terasa sakit. Pasien mengaku susah menelan dan mengunyah makanan. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan dan penyakit sistemik. Pada pemeriksaan klinis
ditemukan pembengkakan serta warna kemerahan pada gingiva palatal gigi 16 yang nekrosis
berupa abses periapikal. Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan. Rencana perawatan pada kasus
adalah melakukan insisi, drainase, pemberian obat analgesik dan antibiotik serta dilakukan
ekstraksi dan pasien diberikan komunikasi, instruksi, dan edukasi.
PENDAHULUAN
1
sekitarnya akan terdorong dan menjadi Pada pemeriksaan intraoral
dinding pembatas abses.4 ditemukan karies mencapai pulpa pada gigi
Pulpa pada abses periapikal biasanya 16 yang menyebabkan gigi nekrosis serta
atau hampir selalu non vital. Oleh karena itu terdapat abses periapikal. Pada pemeriksaan
membutuhkan baik ekstraksi gigi atau palpasi (+), druksasi (+), perkusi (+), dan
perawatan endodontik. Ekstraksi gigi mobilitas (+) (Gambar 1 dan 2).
memungkinkan pelepasan tekanan dan
drainase abses. Jika prosedur awal
memungkinkan drainase yang memadai,
terapi definitif dapat menunggu sampai
infeksi terkendali.5 Terapi antibiotik oral
termasuk penisilin, klindamisin, dan
Gambar 1. Abses periapikal
metronidazol. Metronidazol dapat digunakan
dengan cara dikombinasikan dengan
penisilin tetapi tidak bisa digunakan
sendirian.6
LAPORAN KASUS
belum pernah diobati sebelumnya. Pasien pembengkakan serta warna kemerahan pada
ingin keluhan tersebut ditangani oleh dokter. gingiva palatal gigi 16. Pemeriksaan
gusi belakang sebelah kanan atas tersebut tidak dilakukan. Berdasarkan hasil
terasa sakit dan mengganggu proses menelan anamnesis dan pemeriksaan klinis
dan mengunyah makanan. Pasien tidak ditentukan diagnosisnya yaitu nekrosis gigi
memiliki alergi obat dan tidak memiliki 16 dan abses periapikal kronis.
penyakit sistemik.
2
Rencana perawatan yang diberikan
kepada pasien adalah melakukan identifikasi PEMBAHASAN
etiologi, menghilangkan etiologi lesi,
komunikasi, instruksi, dan edukasi mengenai Pasien wanita berinisial F berusia 26
keluhan yang dialaminya. Etiologi dari tahun datang ke Poli Gigi Puskesmas Sungai
kasus ini adalah nekrosis gigi 16. Terapi Rengas dengan keluhan ada pembengkakan
untuk menghilangkan etiologi lesi tersebut pada gusi belakang sebelah kanan atas yang
adalah insisi dan drainase serta terapi belum pernah diobati sebelumnya.
definitif berupa pemberian antibiotik dan Nekrosis pulpa adalah kematian
analgesik serta pencabutan gigi 16. pulpa yang merupakan proses lanjutan dari
Komunikasi, instruksi, dan edukasi radang pulpa akut maupu kronis atau
diberikan untuk menunjang perawatan. terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba
Komunikasi yang diberikan berupa akibat trauma.7 Abses periapikal merupakan
pemberian informasi kepada pasien bahwa suatu infeksi tulang aveloar kronis
penyebab terjadinya gusi bengkak adalah peraridikular yang berjalan lama dan sumber
karena gigi berlubang yang sudah dalam dan infeksi terdapat pada saluran akar.3 Penyakit
menyebabkan bakteri berkembang dan abses periapikal merupakan suatu keadaan
terjadi infeksi. Pasien diinstruksikan untuk patologis yang terlokalisir pada daerah apeks
meminum obat antibiotik dan analgesik atau ujung akar gigi atau daerah periapikal
sesuai dosis yang diberikan dan setelah gigi.1
infeksi membaik dapat dilakukan Penyebab utama dari abses periapikal
pencabutan pada gigi tersebut. Pasien juga yaitu infeksi bakteri. Bakteri yang berperan
diinstruksikan untuk menjaga kebersihan dalam pembentukan abses periapikal ini
rongga mulutnya dengan rutin menyikat gigi yaitu Streptococcus sp, Staphylococcus
2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan aureus, dan Bacillus sp. Bakteri yang paling
malam hari sebelum tidur. Pasien diberikan banyak terdapat pada gigi nekrosis disertai
edukasi untuk menjaga kesehatan rongga abses periapikal adalah bakteri anaerob
mulutnya berupa cara menggosok gigi yang fakultatif Staphylococcus aureus dan bakteri
baik dan menyikat lidah serta menggunakan gram positif.1
benang gigi di sela-sela gigi setelah selesai Tanda-tanda khas pada jaringan atau
makan. organ tubuh yang terinfeksi oleh bakteri
3
yaitu terjadinya peradangan, nekrosis, dan
pembentukan abses.8 Gejala abses periapikal Kemudian, pemberian obat analgesik
dimulai dengan rasa nyeri pada sekitar gigi, dan antibiotik berupa paracetamol dan
gingiva bengkak, hiperemi, kadang ada titik metronidazole yang dikombinasikan dengan
pus berwarna putih kekuningan, mukosa amoxicillin sesuai dosis serta akan dilakukan
gingiva mengkilat kebiru-biruan dan mudah ekstraksi pada gigi 16 tersebut di kunjungan
berdarah. Gejala abses lainnya yaitu selanjutnya.5
pembengkakan difus atau meluas pada
gingiva, demam bila bengkak meluas, gigi KESIMPULAN
yang bersentuhan akan sakit, dan sedikit
goyang.9 Berdasarkan laporan kasus diatas,
Rencana perawatan untuk abses dapat disimpulkan bahwa pada pasien di
periapikal adalah menghilangkan faktor kasus ini, terdapat abses periapikal pada gigi
etiologinya yaitu melakukan insisi dan 16. Perawatan yang diberikan pada pasien
drainase (Gambar 3 dan 4). ini adalah melakukan insisi dan drainase
pada gingiva gigi 16. Kemudian, pemberian
obat analgesik dan antibiotik berupa
paracetamol dan metronidazole yang
dikombinasikan dengan amoxicillin sesuai
dosis serta akan dilakukan ekstraksi pada
gigi 16 tersebut di kunjungan selanjutnya.
Gambar 3. Fistula abses periapikal Pasien juga diberikan komunikasi bahwa
pembengkakan terjadi karena gigi yang
berlubang dan terdapat infeksi di ujung akar
serta instruksi dan edukasi untuk meminum
obat analgesik dan antibiotik sesuai dosis
serta menjaga kebersihan rongga mulutnya
dengan menyikat gigi dua kali sehari dengan
baik, yaitu pagi setelah sarapan dan malam
Gambar 4. Insisi dan drainase pada sebelum tidur.
abses periapikal
4
8. Busman, Alamsyah, Y., & Saputri,
N.(2018). Uji Aktivitas Antibakteri
UCAPAN TERIMA KASIH
Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus) Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus. Menara
Ucapan terima kasih kepada drg.
Ilmu, XII(80), 1–6.
Ardesy Cayumudianti, M.KM karena telah 9. Fadhilah, Mahendra, I., & Khairina,
I. (2019). Sistem Pakar Berbasis
memberikan bimbingan agar laporan kasus
Web Menggunakan Metode Forward
ini selesai dibuat. Chaining untuk Mendiagnosa
Penyakit Pulpa dan Periapikal.
Jurnal Teknik Informatika Dan
DAFTAR PUSTAKA Sistem Informasi, 5(2), 181–197.