Anda di halaman 1dari 10

ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS VARIASI NORMAL

(Varicosity Tongue dan Ductus Stensen Prominen)

Oleh:

Nama : Priscilia Yoviani Sole

NIM : J014192038

Dokter : Prof. Dr. drg. Harlina, M.Kes


LAPORAN KASUS VARICOSITY TONGUE

A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ani
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 23 tahun
Alamat : Jl. Kandea

Kunjungan Pertama

1. Pemeriksaan Subjektif
Pasien wanita berusia 23 tahun mengeluhkan terdapat warna kebiruan pada bagian
bawah lidah yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien merasa khawatir jika hal
tersebut merupakan suatu hal yang membahayakan. Pasien tidak memiliki keluhan rasa
sakit. Pasien mengaku tidak mengetahui apakah kedua orang tua dan keluarganya
memiliki keluhan serupa. Pasien belum pernah memeriksakan ataupun mengobati
keluhan tersebut ke dokter gigi.
2. Pemeriksaan Objektif
- Ekstraoral : TAK
- Intraoral : Terdapat lesi noduler yang fluktuatif berwarna kebiruan yang terletak
pada bagian sublingual, berjumlah 2 pada sisi kanan dan kiri, dengan panjang +- 1
cm, konsistensi kenyal dan berbatas jelas, ireguler, bersifat asimtomatik.
B. ASSESSMENT
Dx : Varicositas Lingualis
Ddx : Hemangioma, Kaposi Sarkoma atau lymphangioma.
Prognosis : Baik
C. TERAPI
Berdasarkan hasil pemeriksaan subjektif dan objektif yang telah dilakukan, maka pada
kasus di atas dapat dilakukan observasi pada Varicositas pasien.
Treatment planning :
1. KIE
Komunikasi :
- Terkait apa yang terjadi pada rongga mulut pasien.
- Menginformasikan kepada pasien bahwa hal tersebut merupakan salah satu dari
variasi normal di dalam rongga mulut dan bukan merupakan suatu keganasan.
Informasi :
- Menginformasikan kepada pasien etiologi dari lesi kebiruan tersebut.
Edukasi :
- Varicositas hanya dilakukan observasi dan tidak memerlukan pengobatan khusus
selama tidak ada keluhan seperti timbulnya rasa sakit
- Menjaga kebersihan gigi dan mulut
- Istirahat yang cukup
- Makan yang teratur dengan menu yang bergizi dan seimbang
- Minum air yang cukup (8 gelas/hari)
2. Observasi
Pasien tidak memiliki keluhan seperti rasa sakit atau rasa mengganggu kenyamanan maka
perawatan yang pilih adalah melakukan observasi.
3. Kontrol dan evaluasi
A. PEMBAHASAN
Varicositas lingualis (Plebactasia) atau Caviar Tongue merupakan suatu
pelebaran atau pembesaran vena pada permukaan ventral lidah. Varicositas lingualis
biasanya terjadi pada usia dewasa tua, hal ini karena terjadinya Varicositas lingualis
terkait dengan adanya perubahan fisiologis dari pertambahan usia yang biasanya
1
meningkat karena terjadinya degenerasi dari vena sublingualis. Varicositas lingualis
merupakan lesi jinak yang tidak membahayakan dan merupakan variasi normal yang ada
dalam rongga mulut. 2
Patofisiologi dari Varicositas lingualis dikarenakan adanya perubahan dari
struktur jaringan ikat atau melemahnya dinding vena yang diakibatkan adanya degenerasi
dari serat fiber yang secara umum berhubungan dengan proses penuaan. Faktor etiologi
lain dari Varicositas lingualis kemungkinan berhubungan dengan kebiasaan merokok3
dan adanya penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi yang menyebabkan adanya
peningkatan tekanan pada vena.4 Selain itu, penyumbatan dan penumpukan plak
aterosklerotik pada dinding pembuluh darah juga dapat menyebabkan terjadinya
Varicositas lingualis. 1
Gambaran klinis dari Varicositas lingualis berupa lesi noduler berfluktuasi dan
berwarna merah kebiruan sampai ungu yang secara umum timbul superfisial pada
permukaan ventral dari 2/3 anterior lidah dan dapat meluas ke tepi lateral lidah dan dasar
mulut. Hal ini karena lapisan mukosa yang sangat tipis dan translusen menyebabkan
terlihatnya struktur vascular submukosa. Tempat pridileksi lain dari Varicositas lingualis
dapat terjadi pada mukosa bukal dan labial. 3 Bentuk lesi tampak berlekuk kecil atau
menonjol serta tidak terasa sakit saat teraba. Pemeriksaan untuk menegakan diagnosa
adalah dengan Dermoscopy. Hasil pemeriksaan biasanya menunjukkan adanya red
lacuna dengan whitish veil yang terdapat pada beberapa tempat. 5 Hasil uji histologi tidak
digunakan untuk mendiagnosis. Jika biopsy dilakukan maka akan menunjukan dilatasi
vena dengan dinding yang tebal dan hypoplastik endothelium tanpa adanya lesi
inflamasi.2
Varicositas lingualis diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
1. Grade 0 : tidak ada atau terdapat sedikit terlihat adanya varicositas
2. Grade 1 : tampak adanya varicositas berukuran sedang sampai parah.
Perawatan khusus Varicositas lingualis tidak perlu dilakukan jika tidak terdapat
keluhan rasa sakit atau rasa menggaggu oleh pasien. Namun jika hal tersebut dikeluhkan
pasien karena mengganggu estetik maka diperlukan perawatan khusus. Perawatan yang
dapat dilakukan adalah sclerotherapy, surgery atau photocoagulation dengan
menggunakan laser intensitas diode tinggi yang digunakan pada lokasi yang tidak biasa
seperti mukosa bukal dan bibir. 5

D. KESIMPULAN
Varicositas lingualis merupakan suatu variasi normal yang terdapat pada mukosa
ventran lidah yang secara umum diakibatkan karena terjadinya pelebaran pembuluh darah
vena akibat dari proses penuaan. Varicositas lingualis bersifat jinak dan tidak
membahayakan serta tidak memerlukan perawatan khusus jika tidak menimbulkan
gangguan seperti rasa sakit atau masalah estetik.
LAPORAN KASUS DUKTUS STENSEN PROMINEN

E. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ari
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 25 tahun
Alamat : Jl. Kandea

Kunjungan Pertama

3. Pemeriksaan Subjektif
Pasien laki – laki berusia 25 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan kecil
pada bagian dalam pipi sebelah kiri sejak waktu yang lama. Pasien tidak memiliki
keluhan rasa sakit. Pasien merasa khawatir jika hal tersebut merupakan suatu hal yang
membahayakan. Pasien tidak mengetahui bila ada anggota keluarga yang memiliki
kelainan yang sama. Pasien tidak menderita penyakit tertentu, tidak sedang mengonsumsi
obat, dan tidak memilik alergi.
4. Pemeriksaan Objektif
- Ekstraoral : TAK
- Intraoral : Terdapat nodul yang fluktuatif berukuran +- 3 mm, terletak pada mukosa
bukal sinistra berhadapan gigi 26, konsistensi kenyal dan berbatas jelas. Bersifat
asimtomatik.
F. ASSESSMENT
Dx : Duktus stensen prominen.
Ddx : Parotid duct stone, Kista kelenjar parotid, Fibroma.
Prognosis : Baik
G. TERAPI
Berdasarkan hasil pemeriksaan subjektif dan objektif yang telah dilakukan, maka pada
kasus di atas dapat dilakukan observasi pada Duktus stensen pasien.
Treatment planning :
1. KIE
Komunikasi :
- Terkait apa yang terjadi pada rongga mulut pasien.
- Menginformasikan kepada pasien bahwa hal tersebut merupakan salah satu dari
variasi normal di dalam rongga mulut dan bukan merupakan suatu keganasan.
Informasi :
- Menginformasikan kepada pasien etiologi dari nodul tersebut.
Edukasi :
- Duktus stensen prominen hanya dilakukan observasi dan tidak memerlukan
pengobatan khusus selama tidak ada keluhan nyeri.
- Menginstruksikan pasien untuk menjaga kebersihan mulut

- Menginstruksikan pasien untuk mengonsumsi makanan bergizi

2. Kontrol dan evaluasi


PEMBAHASAN
Duktus Stensen merupakan duktus mayor dari kelenjar parotis dan mempunyai diameter
sekitar 1 hingga 3 mm dan panjang 6 cm. Saluran keluar yang utama ini terdiri dari epitel
berlapis semu, bermuara ke dalam vestibulum rongga mulut berhadapan dengan gigi molar
kedua atas. Duktus parotideus Stenson dibentuk oleh duktus-duktus yang berasal dari lobus-
lobus glandula parotis. Duktus parotideus stenson bermuara kedalam vestibulum oris pada
paila parotidea yang berhadapan dengan gigi Molar kedua atas atau Molar pertama atas.
Duktus ini memiliki lobus superfisial luas dan lebih kecil lobus lebih dalam, dengan saraf
wajah biasanya antara kedua lobus.6

1. Tanda dan Gejala Klinis


Duktus stensen prominent disebut juga muara duktus stensen yang menonjol. Tidak
seperti mukokel vang lebih umum ini adalah kista sejati karena dilapisi oleh epitel.
Umumnya terjadi pada orang dewasa dan dapat timbul baik di kelenjar mayor atau kelenjar
minor. Kista kelenjar mayor paling umum terjadi pada kelenjar parotid dan muncul sebagai
pembengkakan asimtomatik yang tumbuh perlahan. Kista intra oral dapat terjadi pada setiap
situs kelenjar minor, namun paling sering mulut, mukosa bukal, dan bibir. Mereka sering
terlihat seperti mukokel dan ditandai dengan pembengkakan yang lembut dan fluktuatif yang
mungkin tampak kebiruan, tergantung pada kedalaman kista dibawah permukaan. Kista di
dasar mulut sering timbul bersebelahan dengan saluran submandibular dan terkadang
memiliki warna kuning. 7

2. Etiologi
Etiologi ductus stensen yang prominen belum diketahui secara pasti saat ini. Pada
beberapa kasus dilatasi duktus sekunder akibat penyumbatan duktus (mis. Tersumbat oleh
karena saliva ) yang menyebabkan meningkatnya tekanan intraluminal. 7

3. Perawatan
Tidak diperlukan perawatan operatif untuk hal ini karena ductus stensen yang prominen
merupakan variasi normal dalam rongga mulut dan bukan merupakan suatu keganasan yang
perlu dikhawatrikan. Pada beberapa kasus khusus, eksisi bedah konservatif untuk kista
dikelenjar mayor, pemindahan sebagian atau keseluruhan kelenjar mungkin diperlukan.
Sialogog juga dapat membantu dalam menstimulasi aliran salivaris, sehingga mencegah
akumulasi saliva yang inspiratif dalam saluran ekskretoris yang dilebarkan. 8
DAFTAR PUSTAKA
1. Langlais, R. P., & Miller, C. S. (2013). Lesi Mulut Yang Sering Ditemukan. Jakarta:
EGC.

2. Alaoui, Fatima., Souissi, Asmahane., Jendoubi, Fatma., Mokni, Mourad. 2018. Caviar
Tongue : A lingual physiological variation. Presse Med.

3. Al – Shayyab, Mohammad H dan Baqin Zaid H. 2015. Sublingual varices in relation to


smoking, cardiovascular desease, denture wearing and consuming vitamin rich food.
Saudi med j. 36 (3) : 310 - 315

4. Hedstrom Lennart., Albrektsson., Bergh Hakan. 2015. Is There a Connection between


sublingual varices and hypertension. 15 : 78

5. Jha, Abhijeet, K., M.D, Zeeshan., Amar A,K, Jha. 2018. Mucoscopy in Lingual
Varicosities. Dermatology Practical and Conceptual. 8(1): 54-5

6. Langdon JD. Surgical anatomy, embryology and physiology of the salivary glands. In:
Carlson Universitas Sumatera Utara ER, Ord RA. Textbook and colour atlas of salivary
gland pathology, diagnosis and management. Iowa: Wiley-Blackwell. 2008

7. Glick M. Burket’s oral medicine. 12th ed. USA: People’s medical publishing house; 2015.

8. Anil Joshi, Rajani Joshi. An unusual case of prominent duct of accessory parotid gland.
Int J Rec Trend in Sci Tech May 2015; 15(1):128-131

Anda mungkin juga menyukai