Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

ORAL MEDICINE
LINGUA VARICOSITIES

Disusun Oleh :
Qurrota A’yun Azhar
NIM : J3A018014

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
ORAL MEDICINE
LINGUA VARICOSITIES

Disusun Oleh :
Qurrota A’yun Azhar
NIM : J3A018014

Semarang, 10 Oktober 2020

Disetujui Oleh
Preceptor

drg. Ratna Sulistyorini, M.Si., Med


NIP./NIK: 28.6.1026.185
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lingua varicosities atau lingua caviar atau Varix penyebabnya
adalah pelebaran pembuluh vaskuler ini adalah penyumbatan vena oleh
benda asing internal atau hilangnya dinding vaskuler. Varicosities intraoral
paling umum timbul superfisial pada permukaan ventral dua pertiga 11
anterior lidah. Varicosities tampak menonjol dan berwarna biru sampai
ungu tidak bergejala sehingga tidak ada perawatan yang diperlukan untuk
keadaan ini (Langlais dan Miller (2013).
Vena atau kelompok venula dikenal sebagai sebuah Varicosities.
Lesi ini cenderung terjadi pada orang tua dan biasanya terletak di bibir
bawah, muncul sebagai pigmentasi focus yang menonjol. Varicosities
berwarna biru, merah, atau ungu, dan mukosa permukaan berbentuk lobul
atau nodular (Burket’s, 2008). Kondisi ini asimtomatis, tidak bergejala
sehingga tidak ada perawatan yang diperlukan untuk keadaan ini (Langlais
dan Miller, 2013).
Varicosities merupakan varian umum dari lidah.Tingkat prevalensi
bervariasi dan meningkat dari 11,1-41,1% antara umur 50-99 tahun.. Hal ini
terjadi di seluruh dunia dengan tidak ada kecenderungan untuk ras tertentu.
Prevalensi berdasarkan jenis kelamin dilaporkan lebih tinggi pada wanita
dibandingkan laki-laki

B. IDENTITAS PASIEN
1. Nama : WUFA
2. Umur : 24 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pekerjaan : Mahasiswa
5. Alamat : Bontang, Kalimantan Timur.
6. No RM : 0234
C. DESKRIPSI KASUS
1. Pemeriksaan Subjektif
a. Keluhan
Pasien mengeluhkan adanya garis berwarna biru pada lidah bagian
bawahnya. Pasien menyadari adanya garis biru tersebut ketika
bercermin sejak ± 2 bulan yang lalu. Tidak terasa nyeri dan pasien
belum pernah dilakukan perawatan untuk menghilangkan keluhan
tersebut.
b. Riwayat medis
Pasien belum pernah opname di rumah sakit, tidak sedang minum
obat rutin, tidak memiliki riwayat penyakit sistemik, tidak memiliki
alergi makanan atau obat-obatan.
c. Riwayat gigi geligi terdahulu
Pasien menyikat gigi 1 kali sehari. Pasien pernah ke dokter gigi 1
tahun yang lalu untuk melakukan scalling.
d. Riwayat keluarga
Ibu, ayah, kakak dan adiknya memiliki varikositis/lingua caviar
serta suspect tidak memiliki riwayat penyakit sistemik maupun herediter.
e. Riwayat sosial
Pasien tidak merokok, tidak pernah minum-minuman beralkohol dan
jarang berolahraga.
2. Pemeriksaan Objektif
Terdapat lesi berupa papula pada permukaan dextra dan sinistra
ventral lidah dengan lebar ± 5 mm, panjang 15 mm, berwarna ungu
kebiruan, tidak sakit (pain scale = 0), tekstur halus dan konsistensi lunak.
Gambar 1.1 Lingua Varicositis Pada Pasien
3. Assessment
Berdasarkan pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan
objektif, didapatkan bahwa :
Diagnosis : Variasi Normal berupa Lingua
Varikocities / Varix / Lingua Caviar
Differential diagnosis : Hemangioma
Prognosis : Ad Bonam
4. Planning
a. Mengkomunikasikan kepada pasien bahwa garis berwarna biru
yang berada dibawah lidahnya adalah lingua cavier atau lidah
cavier.
b. Menginformasikan kepada pasien bahwa hal tersebut merupakan
keadaan normal pada lidah, bukan merupakan suatu keganasan,
dan dapat terjadi seiring bertambahnya usia.
c. Edukasi
1. Mengedukasi pasien untuk menyikat lidah dengan cara yang
baik dan benar, serta untuk selalu menyikat gigi 2x sehari
setelah sarapan dan sebelum tidur malam dengan cara yang
baik dan benar.
2. Mengedukasi pasien untuk berkumur menggunakan
Chlorhexidine gluconate 0,12% selama ± 30 detik jika bau
mulut.
3. Mengedukasi pasien untuk kontrol rutin ke dokter gigi setiap
6 bulan sekali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI LINGUA VARICOSITIES


Lingua Varicosities sering juga disebut Varix atau Lingua Caviar
adalah temuan umum pada orang tua. Varikositas tampak menonjol dan
berwarna biru sampai ungu. Varikositas intraoral paling umum timbul
superfisial pada permukaan ventral dua pertiga anterior lidah (Langlais dan
Miller, 2013).

B. ETIOLOGI LINGUA VARICOSITIES


Penyebabnya dikarenakan pelebaran pembuluh vaskuler, penyumbatan
vena oleh benda asing internal seperti plak, atau hilangnya elastisitas dinding
vaskuler sebagai akibat penuaan (Langlais dan Miller, 2013). Kondisi ini
asimtomatis, tidak bergejala sehingga tidak ada perawatan yang diperlukan
untuk keadaan ini (Langlais dan Miller, 2013).

C. KLASIFIKASI LINGUA VARICOSITIES


Lingua varicosities dikategorikan berdasarkan kelas menurut
(Hedström and Bergh, 2015):
1) Grade 0 : Garis biru keunguan memanjang tidak terlihat atau sedikit
terlihat.
2) Grade 1 : Garis biru keunguan terlihat dalam bentuk sedang hingga
parah.
Gambar 2.1 Grade 0 Lingua Varicositis

Gambar 2.2 Grade 1


Lingua Varicositis

D. DIAGNOSIS BANDING LINGUA VARICOSITIES


Diagnosis banding dari lingua varicosities adalah hemangioma baik
secara klinis dan histologis, namun dibedakan oleh dua fitur: (1) usia pasien
saat terserang dan (2) etiologinya. Seperti yang disebutkan sebelumnya,
hemangioma diturunkan secara genetik dan memiliki kecenderungan untuk
regresi spontan sedangkan varicosities timbul pada orang tua dan sekali
terbentuk tidak mengalami regresi. varicosities memiliki pertumbuhan yang
terbatas, sekali varicosities telah terbentuk, pembesaran lebih lanjut jarang
terjadi.
Etiologi Hemangioma tidak diketahui, sedangkan varix merupakan
dilatasi vena yang mungkin berkembang dari trauma seperti menggigit bibir
atau pipi. Peristiwa traumatis tersebut menyebabkan kerusakan dan
melemahkan dinding vascular sehingga mengalami pelebaran (Langlais dan
Miller, 2013).
Gambar 2.3. Hemangioma

E. PENATALAKSANAAN LINGUA VARICOSITIES


Tidak ada treatment spesifik yang diindikasikan. Namun, hanya
bersifat menenangkan penderita (Langlais dan Miller, 2013).
Penatalaksanaan terhadap pasien ini hanya dilakukan KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi) karena pasien tidak pernah merasakan gejala apapun
layaknya lidah normal tidak pula mengalami gangguan fungsi bicara,
pengunyahan maupun fungsi rongga mulut lainnya. Komunikasi yang
dilakukan adalah menjelaskan kepada pasien bahwa celah beralur yang ada
pada punggung lidahnya tersebut merupakan suatu variasi normal dari
rongga mulut sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
Kemudian menjelaskan kepada pasien bahwa garis biru tersebut
tersebut disebut varikosities dan kemungkinan penyebabnya pelebaran
pembuluh vaskuler, penyumbatan vena oleh benda asing internal seperti
plak, tidak perlu dilakukan tindakan khusus apabila keadaan tersebut tidak
mengganggu fungsi makan, bicara, pengunyahan serta tidak menimbulkan
keluhan apapun. Jika terjadi inflamasi atau iritasi dapat diberikan
antiinflamasi dan analgetik.
Edukasi yang diberikan kepada pasien untuk menyikat lidah dengan
cara yang baik dan benar, serta untuk selalu menyikat gigi 2x sehari setelah
sarapan dan sebelum tidur malam dengan cara yang baik dan benar,
berkumur menggunakan Chlorhexidine gluconate 0,12% selama 1 menit tiap
2x sehari, kontrol rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
BAB III
PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Varikositas Pada Pasien

Pasien datang ke RSGM UNIMUS pada tanggal 1 Maret 2019 dengan


keluhan Pasien mengeluhkan adanya garis berwarna biru pada lidah bagian
bawahnya. Pasien menyadari adanya garis biru tersebut ketika bercermin sejak ±
2 bulan yang lalu. Tidak terasa nyeri dan pasien belum pernah dilakukan
perawatan untuk menghilangkan keluhan tersebut.
Pasien tidak memiliki kebiasaan apapun yang berkaitan keluhannya.
Pada saat anamnesa, diketahui ibu, ayah kakak dan adik pasien juga mempunyai
garis biru pada bawah lidahnya yang merupakan suspect dari Varicosities. Studi
yang dilakukan oleh Langlais dan Miller penyebabnya dikarenakan pelebaran
pembuluh vaskuler, penyumbatan vena oleh benda asing internal seperti plak,
atau hilangnya elastisitas dinding vaskuler sebagai akibat penuaan.
Pemeriksaan objektif didapatkan lesi berupa papula memanjang pada
permukaan dextra dan sinistra ventral lidah dengan lebar ± 5 mm, panjang 15
mm, berwarna ungu kebiruan, tidak sakit (pain scale = 0), tekstur halus dan
konsistensi lunak. Menurut klasifikasi varikosities, termasuk dalam grade 0 garis
biru keunguan memanjang tidak terlihat atau sedikit terlihat.
Penatalaksanaan terhadap pasien ini hanya dilakukan KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi) karena pasien tidak pernah merasakan gejala apapun
layaknya lidah normal tidak pula mengalami gangguan fungsi bicara,
pengunyahan maupun fungsi rongga mulut lainnya. Komunikasi yang dilakukan
adalah menjelaskan kepada pasien bahwa celah beralur yang ada pada punggung
lidahnya tersebut merupakan suatu variasi normal dari rongga mulut sehingga
tidak perlu dikhawatirkan.
Kemudian menjelaskan kepada pasien bahwa garis biru tersebut tersebut
disebut varikosities dan kemungkinan penyebabnya pelebaran pembuluh
vaskuler, penyumbatan vena oleh benda asing internal seperti plak, tidak perlu
dilakukan tindakan khusus apabila keadaan tersebut tidak mengganggu fungsi
makan, bicara, pengunyahan serta tidak menimbulkan keluhan apapun. Jika
terjadi inflamasi atau iritasi dapat diberikan antiinflamasi dan analgetik.
Edukasi yang diberikan kepada pasien untuk menyikat lidah dengan cara
yang baik dan benar, serta untuk selalu menyikat gigi 2x sehari setelah sarapan
dan sebelum tidur malam dengan cara yang baik dan benar, berkumur
menggunakan Chlorhexidine gluconate 0,12% selama ± 30 detik bila bau mulut
dan kontrol rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
BAB IV
PENUTUP

Lingua Varicosities sering juga disebut Varix atau Lingua Caviar adalah
temuan umum pada orang tua. Varicosities tampak menonjol dan berwarna biru
sampai ungu. Prevalensi fissure tongue dua kali lebih sering ditemukan terjadi
pada perempuan daripada perempuan. Penyebabnya dikarenakan pelebaran
pembuluh vaskuler, penyumbatan vena oleh benda asing internal seperti plak,
atau hilangnya elastisitas dinding vaskuler sebagai akibat penuaan. Kondisi ini
asimtomatis, tidak bergejala sehingga tidak ada perawatan yang diperlukan untuk
keadaan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Burket LW, Greenberg MS, editors. Burket’s Oral Medicine. 11th ed. Hamilton,Ont:
BC Decker. 2008.
Hedström L, Bergh H. Sublingual varices in relation to smoking and cardiovascular
diseases. Br J Oral Maxillofac Surg 2015;48: 136-138.
Kaplan I, Moskona D. A clinical survey of oral soft tissue lesions in institutionalized
geriatric patients in Israel. Gerodontology 2009; 9: 5962.

Langlais, Robert P. et al. 2013. Color Atlas of Common Oral Diseases 4th
Ed.Lippincott Williams and Wilkins.
Lluís Nisa, MD and Roland Giger, MD .Lingua plicata. Clinical Medicine Journal.
2012; 184(4): E241.
M Rathee, A Hooda, A Kumar. 2009. Fissure Tongue:. Laporan Kasus dan Tinjauan
Pustaka. Internet Journal of Nutrition and Wellness.Volume 10 Nomor
1.
Pindborg, J. J. 2009. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Penerjemah : Kartika
Wangsaraharja. Binarupa Aksara. Tanggerang. Hal 181-182.

Neville, Brad W. et al. 2009. Oral and Maxillofacial Pathology 3rd Ed. Saunders
Elsevier.
Sudarshan, R. et al. 2015. Newer Classification System for Fissured Tongue: An
Epidemiological Approach. Journal of Tropical Medicine.
Lawande, Sandeep A. et al. 2013. Tongue Hygiene and Its Significance in the Control
of Halitosis. Journal of Orofacial Research , 3(4): 256-262.

Dios, Pedro D. et al. 2016. Oral Medicine and Pathology at A Glance 2nd Ed.
Wiley- Blackwell
Serrano, Julia et al. 2018. Oral Lesions in Sjögren Syndrome: A Systematic Review.
Journal Oral Medicine and Pathology, 23(4): 391-400.

Anda mungkin juga menyukai