TORUS PALATINUS
Disusun Oleh :
Septi Duvasti Kurnia Illahi, S.KG
NIM : J3A018029
TORUS PALATINUS
Disusun Oleh :
Septi Duvasti Kurnia Illahi, S.KG
NIM : J3A018029
Disetujui Oleh
Preceptor
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
terbentuk dari tulang kortikal yang menebal dengan jumlah yang terbatas dari
sumsum tulang, serta tertutup oleh mukosa yang tipis dan sedikit
menumpuk sepanjang garis dari fusi palatum atau badan mandibula (Garcia-
Garcia, 2010). Eksostosis yang paling sering ditemukan pada manusia adalah
torus palatinus dan torus mandibularis. Torus palatinus seperti nodul dari
tulang yang terjadi sepanjang midline dari palatum keras. Torus mandibularis
langit- langit. Kebanyakan torus tidak menyebabkan gejala. Bila tidak ada
yang memakai gigi tiruan, torus palatinus dapat mengganjal basis gigi tiruan
torus ditemukan tidak sengaja dan ditemukan saat pemeriksaan. Hal ini
disebabkan karena asimptomatik dan pasien tidak sadar akan adanya torus
tersebut (MacInnis,1998).
Curran dkk menganalisis sebuah kasus dimana anak perempuan, ibu dan
sebesar 70% dan sisanya terjadi karena faktor lingkungan terkait beban
oklusal (Eggen, S. 1989). Penyebab lainnya adalah cedera atau terjadi sebagai
respon fungsional individu saat mengunyah atau pasien dengan gigi yang
lain kebiasaan makan, defisiensi vitamin atau suplemen kaya kalsium, dan
A. IDENTITAS PASIEN
1. N a m a : Nn. YDK
2. U m u r : 23 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama X
5. Pekerjaan X
6. Alamat X
7. Diagnosa Medis : Torus Palatinus
8. No. RM : 001603
B. DESKRIPSI KASUS
1. Pemeriksaan Subjektif
a. Keluhan
Pasien datang dengan keluhan terdapat tonjolan pada pertengahan
langit mulutnya yang dirasakan sejak SMP sekitar 8 tahun yang lalu.
Pasien menyadari adanya tonjolan tersebut ketika dirasakan dengan
lidah. Tonjolan berjumlah satu, tidak terasa sakit, tidak mengganggu
fungsi makan dan bicara serta tidak terasa gatal. Pasien belum pernah
meminum obat-obatan untuk menghilangkan tonjolan tersebut. Pasien
tidak memiliki kebiasaan apapun yang berkaitan dengan tonjolan
seperti menyentuh dengan lidah.
b. Riwayat medis
Pasien memiliki riwayat gastritis dan masih sering kambuh hingga
sekarang, pasien tidak memiliki riwayat alergi dan tidak pernah
dirawat dirumah sakit.
c. Riwayat gigi geligi terdahulu
Pasien menyikat gigi 2x sehari saat mandi pagi dan malam sebelum
tidur. Pasien menggunakan obat kumur. Sekitar satu tahun yang lalu
pasien datang kedokter gigi untuk menambal gigi belakang sebelah
kanan bawah satu kali kunjungan.
d. Riwayat keluarga
Ibu pasien mempunyai torus palatinus, ayah, adik dan kakaknya
suspect tidak memiliki riwayat penyakit sistemik maupun herediter.
e. Riwayat sosial
Pasien merupakan seorang mahasiswa, suka mengkonsumsi makanan
dan minuman manis, rutin mengkonsumsi buah dan sayur, rutin
berolahraga, tidak memiliki kebiasaan buruk dan sumber air minum
pasien berasal dari air mineral kemasan.
2. Pemeriksaan Objektif
Terdapat tonjolan tulang pada midline palatum durum bagian kanan
dan kiri, ukuran 20x15 mm, dengan ketebalan 3 mm, diameter 15 mm,
berwarna seperti mukosa, berbentuk bulat dengan konsistensi keras, tepi
regular, berjumlah 2 bilateral, tidak terasa sakit (pain scale : 0), tekstur
halus.
Gambar 1.1. Torus palatinus
3. Assessment
Berdasarkan pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif, didapatkan
bahwa:
Suspect diagnosis : Torus Palatinus
Differential diagnosis : Exostosis, Abses palatal
Prognosis : Ad Bonam
4. Planning
a. Mengkomunikasikan kepada pasien bahwa terdapat tonjolan pada langit
mulutnya yang dinamakan torus palatinus yang merupakan suatu variasi
normal dari rongga mulut.
b. Menginformaskan kepada pasien bahwa torus palatinus disebabkan
karena faktor genetik dan bukan merupakan suatu keganasan sehingga
pasien tidak perlu merasa khawatir.
c. Edukasi :
1) Mengedukasi kepada pasien untuk menjaga kesehatan dan
kebersihan rongga mulut.
2) Menjelaskan kepada pasien apabila tonjolan dirasa semakin besar
dari kondisi awal, sebaiknya langsung menghubungi dokter gigi.
3) Kontrol ke dokter gigi apabila merasa tergangggu dengan kondisi
tersebut dan apabila pasien akan melakukan pemasangan gigi tiruan
dan menggangggu perlekatan gigi tiruan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1. Gambaran intra oral menunjukkan eksostosis tulang pada maksila
PEMBAHASA
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Torus palatinus adalah suatu variasi normal rongga mulut yang berupa
penonjolan dari tulang kortikal yang dilapisi mukosa dengan vaskularisasi
yang rendah. Prevalensi torus dua kali lebih sering ditemukan terjadi pada
wanita daripada laki-laki dan cenderung berkembang pada awal kehidupan
orang dewasa dan membesar dengan berlalunya waktu. Torus sangat jarang
terlihat pada anak di bawah 10 tahun. Penyebab pasti dari torus tidak
ditemukan secara pasti. Teori yang paling banyak diterima saat ini adalah
genetika tetapi tidak selalu demikian. Torus palatinus tidak memerlukan
tindakan khusus apabila keadaan tersebut tidak mengganggu fungsi makan,
bicara, pengunyahan serta tidak menimbulkan keluhan apapun. Jika memang
suatu saat nanti pasien mengalami kesulitan fungsi atau sering terjadi luka
akibat proses traumatik pengunyahan, dapat dilakukan pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
Langlais, Robert P. et al. 2009. Color Atlas of Common Oral Diseases 4th Ed.
Lippincott Williams and Wilkins.
MacInnis EL, Hardie J, Baig M, Al-Sanea RA. Gigantiform torus palatinus:
review of the literature and report of a case. Int Dent J. 1998; 48(1):40-3.
Martinez-Gonzalez et al. Current status of the torus palatinus and torus
mandibularis. Med oral patol oral cir buccal. 2010 Mar 1. Vol 15(2).
p:353- 60.
Mohammed AH, Prevalence of Mandibular and Palatal Tori among 5-15 Years
Old Children In Khartoum State, Sudan. 2018. Saudi Journal of Oral and
Dental Research (SJODR). Vol-3, Iss-4 (Apr, 2018): 127-130
Neville, Brad W. Doughlas Damm. Carl Allen. Jerry Bouquot. 2018. Oral and
Maxillofacial Pathology. 3rd Edition. Elsevier Saunders : Missouri.