MRS PINKY
TORUS MANDIBULARIS
Thursday, January 5, 2012
Etiologi
Penyebab pasti dari torus belum jelas. Sebagian besar teori yang dapat diterima
saat ini adalah karena genetic, namun tidak selalu terlihat adanya kelainan autosomal
dominan. Pada beberapa studi yang dilakukan oleh Curren,pada seorang anak
perempuan, ibu dan nenek yang memiliki kelainan autosomal dominan osteosclerosis,
torus mandibularis dan torus palatina ditemukan pada ketiga wanita tersebut. Pada
studi yang dilakukan oleh Eggen , estimasi kemungkinan disebabkan oleh faktor genetic
hanya 29,5% dari seluruh kasus, sedangkan sekita 70% sisanya berkaitan dengan factor
lingkungan, terutama behubungan dengan stress oklusal. Penyebab lainnya adalah
injuri superficial atau terjadinya sebagai akibat dari respon fungsional pada individu
dengan perkembangan yang baik dari otot-otot pengunyahan, atau pada pasien dengan
abrasi gigi pada bagian oklusal. Pada studi yang dilakukan oleh Reichart, dia
menemukan sebuah korelasi yang signifikan antara insidensi torus dan adanya abrasi
pada gigi di Thailand, namun lain halnya di Jerman. Pada studi yang dilakukan oleh
Sirirungrojying, Clifford, dan Kerdpon mereka menemukan sebuah relasi yang luas
antara Torus mandibularis dan kebiasaan parafungsional, yang tidak ditemukan pada
Torus palatinus. Oleh karena itu, Sirirungrojying mengatakan bahwa Torus
mandibularis mengindikasikan adanya resiko terhadap gangguan sendi
temporomandibular. Kemungkinan penyebab lainnya, yang telah disebutkan oleh
beberapa peneliti adalah kebiasaan makan, tingkat defisiensi vitamin atau suplemen
yang kaya akan kalsium, dan juga diet. Pada studi yang dilakukan oleh Eggen dan Al-
Bayaty, mereka menghubungkan konsumsi ikan dengan kejadian Torus, karena ikan
mengandung omega 3 unsaturated fatty acid dan vitamin D, yang dibutuhkan dalam
pertumbuhan tulang. Sasaki mencoba menggambarkan hubungan antara angka
kejadian Torus dengan penggunaan fenitoin jangka panjang, namun tidak dapat
disimpulkan bahwa fenitoin merupakan penyebab terjadinya torus. Bagaimanapun juga
mereka dapat menentukan faktor yang menunjukkan peningkatan dalam hal ukuran,
karena fenitoin menginduksi peningkatan keseimbangan homeostasis kalsium, yang
berfunsi sebagai agen osteogenik. Terakhir kali, Sonnier mengatakan bahwa terdapat
hubungan erupsi gigi pada mandibula dengan kejadian torus. Untuk mendukung
pernyataan ini, Eggen melakukan penelitian lebih lanjut, kemudian dia menemukan
adanya hubungan antara kejadian torus dengan jumlah gigi yang ada di rongga mulut.
Kesimpulan yang didapat, sebagian besar remaja dengan torus mandibula, rasio non-
erupsi giggi kaninus lebih sedikit daripada yang tidak memiliki torus. Oleh karena itu
pada penelitian selanjutnya, Eggen menemukan sebuah hubungan antara kejadian torus
mandibula dengan tinggi normal tulang disekitar gigi.
Gambaran Radiografi
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas , prevalensi kejadian torus sangat penting, yang
berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Al-Bayaty adalah 12,3%, sedangakan berdasarkan temuan
Bruce persentasenya adalah 14,6%.
Usia
Tidak gampang untuk membandingkan rentang usia yang terdapat pada studi
ini, pada banyak kasus, mereka tidak distandarisasi dan setiap peneliti memberikan
sebuah referensi yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Bruce
, usia rata-rata mulai munculnya torus adalah pada usia 34 tahun. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Al-Bayaty rata-rata umur mulai terjadinya torus adalah
30,7 tahun untuk pasien dengan torus palatine sedangkan untuk pasien dengan Torus
mandibularis adalah 39,2 tahun.
Sex
Beberapa peneliti tidak dapat menemukan perbedaan yang signifikan antara pria
dan wanita pada studinya, walaupun pada sebagian besar studi yang dilakukan, torus
mandibularis lebih sering ditemukan pada laki-laki.
Etnis
Kejadian torus lebih sering terjadi pada Negara dan kelompok etnis tertentu
(Eskimo, Jepang dan Amerika Serikat). Sebagai contoh, sebuah observasi sedang
dikakukan terhadap ras mongol tentang prevalensi torus mandibularis.
Ukuran
Bentuk
Torus mandibularis yang paling sering ditemukan di berbagai studi adalah bilateral.
Pada study yang telah dilakukan oleh Al-Bayaty tentang bentuk torus mandibularis,
hasilnya adalah 61% berebentuk Nodular dan 87% kasus bilateral.
Diagnosis
Pada sebagian besar kasus, torus mandibularis biasanya ditemukan secara tidak
sengaja pada saat pemeriksaan di dental office. Hali ini karena biasanya kejadian torus
mandibularis tidak menimbulkan gejala, sehingga pasien tidak sadar bahwa mereka
memiliki torus mandibularis. Terkadang beberapa pasien mungkin memiliki gangguan
fonetik, keterbatasan mekanisme pengunyahan, ulserasi mukosa, deposit makanan, dan
ketidakstabilan protesa. Torus mandibularis didiagnosa berdasarkan pemeriksaan
klinis: Torus mandibularis biasanya simetris dan bilateral namun dapat juga unilateral,
lokasi pada permukaan lingual mandibula, diatas garis mylohyoid dan pada area
premolar. X-ray akan memberikan gambaran yang lebih radiopaque dibandingkan
tulang-tulang disekitarnya. Pemeriksaan histopatologi mengungkapkan struktur tulang
yang sama dengan yang dimiliki tulang kompakta normal, juga memiliki struktur
spongious dengan sumsum tulang.
Treatment
Pembuangan torus tidak selalu diperlukan. Alasan pembuangan torus yang paling
sering adalah karena demi kepentingan pembuatan protesa atau sebagai sumber yang
potensial untuk autogenous cortical bone for grafts pada surgery, cyst surgery or
implant surgery. Meskipun stabilitas jangka panjangnya belum dapat dipastikan.
DAFTAR PUSTAKA
Unterman, Sarah and Fitzpatrick,Margaret. Volume XI, no. 5 : December 2010
. Images in Emergency Medicine:Torus Mandibularis. Western Journal ofEmergency
Medicine.
Garcia, Andres S dkk. 2010 . Current status of the torus palatinus and torus
mandibularis. Med Oral Patol Oral Cir Bucal Journal
1 COMMENTS:
Adeline Jennifer said...
hallo sis boleh tanya data jurnal diatas sumber dari mana ya kalo boleh tau?
soalnya saya ada tugas .
mohon direpon ya, terimakasih
Post a Comment
LINKS TO THIS POST
Create a Link