Anda di halaman 1dari 49

Oleh:

Rayma Hayati
FAB 117 038

Pembimbing:
dr. Hygea Talita Patrisia Toemon, Sp. S

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PENDAHULUAN
Low Back Pain (LBP) didefinisikan nyeri yg
terlokalisasi dibawah costal margin & gluteal
inferior fold, dg atau tanpa nyeri pada tungkai.

Puncak prevalensi pada usia 45-60 thn dg


sedikit perbedaan berdasarkan jenis kelamin.

Di Amerika Serikat, LBP berada di peringkat ke-


5 dalam daftar penyebab kunjungan ke dokter.

Di Indonesia, angka prevalensi LBP


bervariasi antara 7,6% sampai 37%.
LAPORAN KASUS

Identitas pasien :
Nama : Tn. D
Usia : 42 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
ANAMNESIS
Keluhan utama  nyeri pinggang

Riwayat penyakit sekarang:


• Sejak ± 7 hari SMRS os mengeluh nyeri di pinggang bawah yang timbul secara
mendadak setelah bermain volly setelah lama tidak bermain volly. Nyeri
dirasakan sepanjang hari. Nyeri seperti ditekan dan tidak menjalar. Nyeri
dirasakan berkurang saat pasien berbaring dengan kaki ditekuk. Nyeri
dirasakan bertambah jika pasien mengangkat beban berat dan terlalu lama
duduk saat menyetir. Saat berjalan pasien tidak merasakan nyeri dan pasien
masih bisa berjalan sendiri. Keluhan ini baru pertama kali dirasakan.
• Pada 6 hari SMRS os telah berobat ke puskesmas dan mendapatkan obat
minum untuk anti nyeri (Meloxicam) dan vitamin saraf. Namun selama 5 hari
mengkonsumsi obat, nyeri pada pinggang dirasakan tidak berkurang dan
kemudian pasien minta dirujuk ke poli saraf RSUD. Doris sylvanus.
ANAMNESIS
...Riwayat penyakit sekarang:
• Os berkerja sebagai petani kebun. Saat ini pasien masih mengeluh nyeri
di pinggang bawah, masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari namun
cukup kesulitan karena merasa nyeri.
• OS menyangkal adanya riwayat trauma pada pinggang sebelumnya.
Gejala yang diderita tidak didahului atau disertai oleh gejala demam,
batuk kronis, penurunan berat badan yang masif, dan keringat malam.
Selama menderita sakit, os menyangkal adanya gejala susah tidur,
jantung berdebar-debar, nafsu makan berkurang, menjadi pendiam,
dan suka menyendiri. Tidak ada kelemahan pada anggota gerak, dan
tidak ada gangguan BAK dan BAB.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat Penyakit Keluarga :
• Riwayat menderita penyakit serupa • Riwayat penyakit serupa disangkal
sebelumnya disangkal • Riwayat dispepsia disangkal
• Riwayat penurunan berat badan, keringat • Riwayat hipertensi disangkal
malam, batuk darah sebelumnya disangkal. • Riwayat DM disangkal
• Riwayat menderita tumor atau operasi • Riwayat TB/batuk darah disangkal
disangkal.
• Riwayat trauma disangkal
Riwayat Kebiasasan dan Sosial ekonomi :
• Riwayat hipertensi disangkal
• Pasien bekerja sebagai petani kebun
• Riwayat dispepsia disangkal
• Pasien terbiasa mengangkat beban berat
• Riwayat DM disangkal
• Pasien tidak merokok dan minum alkohol
• Pasien rutin bermain volly sejak 10 tahun yang
lalu dan sejak 2 tahun yang lalu sudah jarang
bermain
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• GCS : E4M6V5
Tanda vital :
• Tekanan Darah: 110/60 mmHg
• HR : 78x/menit, regular, kuat angkat
• RR : 18x/menit, regular
• Suhu : 36,80C
Kepala
Mata : Edema palpebra (-/-), Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil isokor
diameter 2mm/2mm, refleks cahaya langsung dan tak langsung +/+
Hidung : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax  Pulmo
Inspeksi : Bentuk simetris, retraksi -/-
Palpasi : Pergerakan dada simetris, fremitus fokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Thorax  Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V 1 jari linea midclavicula sinistra
Perkusi : Dalam batas normal
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), massa (-)
Perkusi : Suara ketuk timpani, tanda asites (-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal.

Ekstremitas
PEMERIKSAAN FISIK
Sikap tubuh : lurus dan simetris
Gerakan abnormal : tidak ada

Nervus kranialis
Nervus Pemeriksaan Kanan Kiri

N. I Olfaktorius Daya penghidu Tidak dilevaluasi Tidak dilevaluasi

Daya penglihatan Tidak dilevaluasi Tidak dilevaluasi

Penglihatan warna Tidak dilevaluasi Tidak dilevaluasi

N. II Optikus Lapang pandang Tidak dilevaluasi Tidak dilevaluasi

Ptosis – –

N. III Okulomotorius Gerakan mata ke medial N N


Gerakan mata ke atas N N

Gerakan mata ke bawah N N

N. III Okulomotorius Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Refleks cahaya langsung N N

Strabismus divergen – –

Gerakan mata ke lateral bawah N N

Strabismus konvergen – –
N. IV Trokhlearis
Menggigit N

Membuka mulut N

Sensibilitas muka N N

N. V Trigeminus Refleks kornea N N

Trismus – –

Gerakan mata ke lateral N N


N. VI Abdusens
Strabismus konvergen – –

Kedipan mata N N

Lipatan nasolabial N N

N. VII Fasialis Sudut mulut N N

Mengerutkan dahi N N
Meringis Simetris

Menggembungkan pipi N N
N. VII Fasialis

Daya kecap lidah 2/3 depan N N

Tes Rinne
N. VIII Vestibulo-ko Tidak dilakukan
Tes Schwabach
khlearis (keterbatasan alat)
Tes Weber

Daya kecap lidah 1/3 belakang N N

N. IX Glossofaring Refleks muntah Tidak dievaluasi


eus
Sengau –

Tersedak –

Arkus faring Simetris

N. X Vagus Bersuara N
Memalingkan kepala N N

N. XI Aksessorius Sikap bahu N N

Mengangkat bahu N N

Trofi otot bahu – –

Sikap lidah N

Artikulasi N

Tremor lidah –
N. XII Hipoglossus
Menjulurkan lidah N

Trofi otot lidah – –

Fasikulasi lidah –
PEMERIKSAAN FISIK

• Tes Patrick : -/-


• Tes Contrapatrick : -/-
• Tes Laseque : -/-
• Tes Sicard : -/-
• Tes Bragard : -/-
• Tes Valsava : -/-
• Sensibilitas : baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Vertebra Lumbosacral AP/Lateral (tanggal 08 Mei 2018)

• Kurve dan alignment vertebra lumbosacral masih normal


• Tidak tampak listhesis
• Pedicle normal
• Diskus dan foramen intervertebra L5-S1 tampak menyempit
• Sacroiliaca joint masih normal

Kesan :
Curiga penyempitan diskus dan foramen intervertebra L5-S1
DIAGNOSIS
• Diagnosis klinis : Low back pain ec myalgia
• Diagnosis topis : otot paravertebral
• Diagnosis patologis : Inflamasi
• Diagnosis etiologi : trauma
• Diagnosis banding : Low back pain ec iritasi radiks
PENATALAKSANAAN
• Po. Na Diclofenac 1x25mg
• Po. Eperison 3x50mg
• Po. Amitriptylin 1x25mg
• Po. Neurobion
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri


yang di rasakan pada bagian pinggang
bawah, di sebabkan oleh kelainan
sistem muskuloskeletal, sistem
neuromuskular, vaskular, viseral, dan
psikogenik.
DEFINISI
Menurut International Association for
the Study of Pain (IASP), yang
termasuk dalam low back pain terdiri
dari:
• 1. Lumbar Spinal Pain,
• 2. Sacral Spinal Pain,
• 3. Lumbosacral Pain
ANATOMI DAN FISIOLOGI
KLASIFIKASI

Association for the Study of Pain (IASP), membagi


low back pain ke dalam :
1. Low Back Pain Akut, yaitu <3 bulan.
2. Low Back Pain Kronik, yaitu >3 bulan.
3. Low Back Pain Subakut, minimal 5-7 minggu,
tetapi tidak lebih dari 12 minggu.
Berdasarkan keluhan
Nyeri yang bersifat lokal Nyeri lokal yang berasal dari proses patologik
yang merangsang ujung saraf sensorik,
umumnya menetap, namun dapat pula
interminten, nyeri dipengaruhi perubahan posisi,
bersifat tajam atau tumpul

Nyeri radikular Nyeri radikular berkaitan erat dengan distribusi


radiks saraf saraf spinal (spinal never root), dan
keluhan ini lebih dirasakan berat pada posisi
yang mengakibatkan tarikan seperti
membungkuk dan berkurang dengan istirahat.

Nyeri menjalar (referred pain) Nyeri alih atau menjalar dari pelvis visera umum
yang mengenai dermatom tertentu, bersifat
tumpul dan terasa lebih dalam.
Berdasarkan karakteristik
LBP Viserogenik Akibat organ visera :
Nyeri viserogenik ini tidak bertambah berat dengan aktivitas tubuh, & sebalikny
a tidak berkurang dengan istirahat.
LBP Vaskulogenik Aneurisma atau penyakit vaskular perifer :
Nyeri yang makin berat pada saat berjalan, dan kemudian mereda pada saat diam
berdiri
LBP Neurogenik • Neoplasma intrakanalis spinal : Pada umumnya gejala pertama adalah nyeri k
emudian timbul gejala neurologik yaitu gangguan motorik, sensibilitas, dan ve
getatif.
• Pada araknoiditis: Nyeri timbul bila terjadi penjepitan terhadap radiks oleh
perlengketan tersebut.
• Stenosis kanalis spinalis: Gejala klinik yang timbul ialah adalah klaudikasio
interminten yang disertai rasa kesemutan dan pada saat penderita istirahat
maka rasa nyerinya masih tetap ada.
LBP Spondilogenik NPB spondilogenik adalah suatu nyeri yang disebabkan oleh
berbagai proses patologik di kolumna vertebralis yang terdiri
dari unsur tulang (osteogenik), diskus intervertebralis
(diskogenik) dan miofasial (miogenik) dan proses patologik
di artikulasio sakroiliaka. :
yaitu gangguan sensabilitas dan motorik (paresis, fasikulasi
dan mungkin atrofi otot).

Pada anamnesis akan terungkap bahwa penderita mudah


LBP Psikogenik tersinggung, sulit tertidur atau mudah terbangun di malam
hari
PATOFISIOLOGI
ANAMNESIS
 Apakah ada penyakit sistemik?

 Apakah ada defisit neurologis?

 Cauda equina syndrome  emergensi medis

 Sciatica disebabkan oleh iritasi radik saraf


daerah lumbal
 Neurogenic Claudicatiopenyempitan pada spinal kanal

Burning Tingling Shooting Electric shock-like Numbness


PEMERIKSAAN FISIK
 Inspeksi-punggung dan postur (ie. Scoliosis, kyphosis)

 Range of motion

 Palpasi tulang belakang (vertebral tenderness sensitive for infection)

 Jika ada kecurigaan tentang keganasan, lakukan pemeriksaan payudara,


prostat, limfonodi

 Pemeriksaan pulsasi perifer-membedakan dengan vascular klaudikasio


PEMERIKSAAN FISIK

 Neurologic examination

 L5: ankle and great toe dorsiflexion

 S1: plantar flexion, ankle reflex

 Dermatomal sensory loss

 L5: numbness medial foot and web


space between 1st and 2nd toes

 S1: lateral foot/ankle


PEMERIKSAAN FISIK
 Manuver lasegue
 Manuver lasegue menyilang
 Manuver valsava
 Manuver patrick
Manuver patrick
Pemeriksaan
penunjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Imaging AP dan lateral - tulang jika tidak ada perbaikan
klinis setelah 4-6 minggu
 Laboratorium: LED, CRP, darah Lengkap dan Urin Lengkap,
Kultur dan test tuberkulin dilakukan bila ada kecurigaan
infeksi
 Mielografi umumnya dilakukan untuk pemeriksaan
praoperasi, seringkali digabungkan dengan CT-Scan.
 MRI memiliki sensitivitas yang tinggi utk diagnosis HNP
Differential Diagnosis of Low Back Pain

Deyo Rand Weinstein J. N Engl JMed 2001;344:363-370


TERAPI
1. Identifikasi adanya red flags
2. Edukasi.
3. Aktivitas.
4. Terapi medikamentosa.
5. Terapi fisik
6. Rujukan
7. Operasi.
1.Red Flags (keterlibatan spinal 2. Sindroma Kauda Equina
yang serius)
• Gangguan tonus spingter
• Usia < 20 th atau timbul pada
usia > 55 th anus atau gangguan menahan
kencing
• Nyeri non mekanik.
• dan HIV
Nyeri di bagian torak • Masalah pada saluran kemih
• Riwayat karsinoma, steroid, • Kelemahan anggota gerak
bawah atau gangguan
• Terlihat tidak sehat, berjalan
penurunan berat badan
• Menunjukan gejala dan tanda • Keluhan gangguan saraf
ganguan neurologis meluas (gangguan lebih dari35
• Deformitas struktural satu akar saraf)
• Sindroma Kauda Equina • Saddle Anaestesi
TERAPI
PEMBAHASAN
ANAMNESIS
• Nyeri tulang belakang, seperti ditekan dan tidak menjalar
nyeri punggung bawah : mekanik, non mekanik, vesiral?
• Timbul secara mendadak setelah bermain volly.
• Berkurang saat pasien berbaring dengan kaki ditekuk.
• Bertambah berat jika pasien mengangkat beban dan duduk.
dalam waktu lama mekanik : ada keterlibatan saraf?
– Tidak menjalar, lokalisasi di tulang belakang nyeri otot
• Nyeri baru pertama kali dirasakan
PEMERIKSAAN FISIK
• Laseque, , patrick, konta patrick (-)  tidak
ada keterlibatan nervus ischiadica 
mendukung ke nyeri otot
• Pemeriksaan neurologik : motorik dan
sensorik daerah punggung ke bawah baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• X-Ray : penyempitan sela iga L5-S1


: kemungkinan menekan nukleus
pulposus belum bisa dibuktikan
tanpa MRI
• Hasil MRI dan EMG belum ada
DIAGNOSIS

• Dari semua hasil pemeriksaan,


pasien lebih cenderung mengalami
nyeri punggung bawah yang
disebabkan oleh nyeri otot. Namun,
hasil X-Ray berupa penyempitan sela
iga membuat diagnosis keterlibatan
saraf belum dapat disingkirkan

Anda mungkin juga menyukai