Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia
gestasi. Bayi berat lahir rendah merupakan indikator penting kesehatan reproduksi
dan kesehatan umum pada masyarakat dan merupakan prediktor utama penyebab
kematian pada bulan pertama kelahiran seorang bayi. Kejadian BBLR akan
menyebabkan berbagai dampak kesehatan baik dimasa bayi dilahirkan maupun
pada masa perkembangannya di waktu yang akan datang.1
Angka kematian bayi (AKB) adalah salah satu indikator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Bayi yang lahir dengan berat badan
lahir rendah akan dapat menimbulkan permasalahan bahkan dapat menyebabkan
kematian, oleh karena itu bayi yang memiliki berat badan lahir rendah perlu
diberikan perhatian khusus, sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan.2
World Health Organization (WHO) melaporkan, bayi dengan berat lahir
rendah berkonstribusi sebanyak 60 hingga 80% dari seluruh kematian neonatus
dan memiliki risiko kematian 20 kali lebih besar dari bayi dengan berat normal.
Berdasarkan data WHO dan UNICEF, pada tahun 2013 sekitar 22 juta bayi
dilahirkan di dunia, dimana 16% diantaranya lahir dengan berat badan lahir
rendah. Adapun persentase BBLR di negara berkembang adalah 16,5 % dua kali
lebih besar dari pada negara maju (7%). Indonesia adalah salah satu negara
berkembang yang menempati urutan ketiga sebagai negara dengan prevalensi
BBLR tertinggi (11,1%), setelah India (27,6%) dan Afrika Selatan (13,2%).
Selain itu, Indonesia turut menjadi negara ke dua dengan prevalensi BBLR
tertinggi diantara negara ASEAN lainnya, setelah Filipina (21,2%).3
Pada lebih dari 50% bayi yang lahir dari kehamilan kembar di Indonesia,
memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Pertumbuhan intrauterin yang
terganggu, mungkin dapat berhubungan dengan kegagalan mencapai pertumbuhan
mental dan fisik yang maksimal.4 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Triana A (Pengaruh Penyakit Penyerta Kehamilan dan Kehamilan Ganda dengan

1
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau),
didapatkan hubungan antara angka kejadian BBLR dengan kehamilan ganda. Hal
ini disebabkan karena pertumbuhan janin pada kehamilan kembar rentan
mengalami hambatan, karena penegangan uterus yang berlebihan oleh karena
besarnya janin, 2 plasenta dan air ketuban yang lebih banyak menyebabkan
terjadinya partus prematurus. Berat badan janin kembar berselisih antara 50 –100
gram. Berat badan 1 janin pada pada kelahiran kembar rata-rata lebih ringan dari
pada janin tunggal yaitu kurang dari 2500 gram.5
Penyakit penyerta kehamilan seperti infeksi juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya kejadian BBLR, salah satu infeksi yang dimaksud adalah
hepatitis B yang dapat ditularkan melalui transplasenta. Penyakit tersebut dapat
mengganggu proses fisiologis metabolisme dan pertukaran gas pada janin yang
akan berakibat terjadinya kelahiran premature sehingga beresiko BBLR.5
Pada laporan kasus kali ini akan dibahas mengenai dua bayi laki-laki yang
lahir secara spontan dengan diagnosis BBLR, Gemeli, dan ibu dengan HbsAg (+)
yang dirawat di Ruang Perinatologi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

2
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas
Identitas Penderita
Nama Penderita : By. Ny. L (1)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir: Palangka Raya, 8 Desember 2017
Masuk Rumah Sakit : 8 Desember 2017

Nama Penderita : By. Ny. L (2)


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir: Palangka Raya, 8 Desember 2017
Masuk Rumah Sakit : 8 Desember 2017

Identitas Orang Tua


Nama Ibu : Ny. L Nama Ayah : Tn. M
Umur Ibu : 35 tahun Umur Ayah : 40 tahun
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Alamat : JL. Menduhara

2.2 Riwayat Kelahiran


1. Bayi Ny. L (1)
Telah lahir bayi laki-laki tanggal 8 Desember 2017 jam 14.25 WIB secara
spontan dari G4P3A0, segera menangis, skor APGAR 8/9, gemelli, air ketuban
jernih, tali pusat layu. ANC (+), selama kehamilan ibu ANC 1x di praktek
bidan pada trimester ke 3, penyakit kehamilan (+) dengan HbsAg (+). Bayi
lahir pada usia kehamilan 32 minggu dengan berat lahir 1500 gram, panjang
badan lahir 32 cm, lingkar kepala 29 cm, dan lingkar dada 30 cm, anus (+),
cacat (-), caput suksedenum (-).

3
2. Bayi Ny. L (2)
Telah lahir bayi laki-laki tanggal 8 Desember 2017 jam 14.35 WIB secara
spontan dari G4P3A0, tidak segera menangis, diberikan perangsangan taktil
bayi segera menangis, gemelli, air ketuban jernih, tali pusat layu. ANC
(+), selama kehamilan ibu ANC 1x di praktek bidan pada trimester ke 3,
penyakit kehamilan (+) dengan HbsAg (+). Bayi lahir pada usia kehamilan
32 minggu dengan berat lahir 1500 gram, panjang badan lahir 30 cm,
lingkar kepala 29 cm, dan lingkar dada 28 cm, anus (+), cacat (-), caput
suksedenum (-).

2.3 Riwayat Sosial Lingkungan


Orang tua pasien tinggal di rumah sendiri, dengan rumah terbuat dari
kayu, dengan lingkungan yang kumuh. Anggota keluarga terdiri dari : ayah,
ibu, anak, dan tante pasien. Rumah terdiri atas 2 kamar dengan ventilasi yang
cukup, kamar mandi dan wc ada 1 di dalam rumah, sumber air dari hitachi,
sumber listrik PLN, tempat pembuangan sampah jauh dari rumah, jarak rumah
dengan rumah tetangga cukup dekat.
Ayah pasien bekerja serabutan, penghasilan tidak menentu, dan ibu selain
sebagai ibu rumah tangga juga berjualan sembako.

2.4 Pemeriksaan Fisik (21 Desember 2017)


Bayi Ny. L (1)
Keadaan Umum : Menangis lemah (+), tonus otot lemah (+), reflek hisap
kurang (+)
Tanda Vital
HR : 151 x/menit
RR : 46x/menit
Suhu : 36,6oC
Antropometri
Berat Badan Lahir : 1500 gram
Panjang Badan Lahir : 32 cm

4
Lingkar kepala : 29 cm
Lingkar dada : 30 cm
Kepala : Mesocefal, sefal hematom (-), caput (-).
Rambut : Kehitaman, tipis dan halus, distribusi jarang.
Kulit :Merah muda, vena-vena tampak, lanugo banyak, lemak sub
kutan sedikit.
Mata : Simetris (+), Palpebra edem (-/-), Sekret (-/-), bulu tipis dan
sedikit.
Telinga : Cairan dari telinga (-/-), pinna sedikit melengkung, lunak,
recoil lambat.
Hidung : Sekret (-), nafas cuping hidung (-/-).
Leher : Tidak terlihat peningkatan vena jugularis, tidak teraba pulsasi,
tekanan JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar leher, tidak ada
massa.
Thorax : Simetris (+/+), Retraksi (-/-), areola menonjol dengan papilla
mamae 1-2 mm.
Jantung : Ictus kordis tidak terlihat, apeks teraba di SIC V linea
midclavicula sinistra, suara dasar S1 S2 reguler, thrill (-), gallop (-) , murmur
(-)
Paru : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Distensi (-), hati dan lien tidak teraba membesar, tidak ada
massa, timpani (+), tidak ada asites, bising usus (+) normal.
Genital : Laki-laki, Testis belum turun, rugae jarang.
Anus dan Rektum : Anus (+), mekonium (+)
Ekstremitas :
Dextra Sinistra
Atas Akral hangat, CRT < 2”, Akral hangat, CRT < 2”,
Edema (-), Pergerakkan Edema (-), Pergerakkan
aktif (-), sianosis (-). aktif (-), sianosis (-)
Bawah Akral hangat, CRT < 2”, Akral hangat, CRT < 2”,
Edema (-), Pergerakkan Edema (-), Pergerakkan
aktif (-), sianosis (-), aktif (-), sianosis (-),

5
garis kaki tipis hanya garis kaki tipis hanya
pada bagian anterior pada bagian anterior
Tulang Belakang : Spina sejajar, kelainan (-), benjolan (-)
Neurologi : Refleks hisap lemah (+), Refleks Pegang (+), Refleks Rooting
(+), Reflek Moro (+).

Bayi Ny. L (2)


Keadaan Umum : Menangis lemah (+), tonus otot lemah (+), reflek hisap
kurang (+)
Tanda Vital
HR : 163 x/menit
RR : 51x/menit
Suhu : 36,9oC
Antropometri
Berat Badan Lahir : 1500 gram
Panjang Badan Lahir : 30 cm
Lingkar kepala : 29 cm
Lingkar dada : 28 cm

Kepala : Mesocefal, sefal hematom (-), caput (-).


Rambut : Kehitaman, tipis dan halus, distribusi jarang.
Kulit :Merah muda, vena-vena tampak, lanugo banyak, lemak sub
kutan sedikit.
Mata : Simetris (+), Palpebra edem (-/-), Sekret (-/-), bulu tipis dan
sedikit.
Telinga : Cairan dari telinga (-/-), pinna sedikit melengkung, lunak,
recoil lambat.
Hidung : Sekret (-), nafas cuping hidung (-/-).
Leher : Tidak terlihat peningkatan vena jugularis, tidak teraba pulsasi,
tekanan JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar leher, tidak ada
massa.
Thorax : Simetris (+/+), Retraksi (-/-), areola menonjol dengan papilla
mamae 1-2 mm.

6
Jantung : Ictus kordis tidak terlihat, apeks teraba di SIC V linea
midclavicula sinistra, suara dasar S1 S2 reguler, thrill (-), gallop (-) , murmur
(-)
Paru : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Distensi (-), hati dan lien tidak teraba membesar, tidak ada
massa, timpani (+), tidak ada asites, bising usus (+) normal.
Genital : Laki-laki, Testis belum turun, rugae jarang.
Anus dan Rektum : Anus (+), mekonium (+)
Ekstremitas :
Dextra Sinistra
Atas Akral hangat, CRT < 2”, Akral hangat, CRT < 2”,
Edema (-), Pergerakkan Edema (-), Pergerakkan
aktif (-), sianosis (-). aktif (-), sianosis (-)
Bawah Akral hangat, CRT < 2”, Akral hangat, CRT < 2”,
Edema (-), Pergerakkan Edema (-), Pergerakkan
aktif (-), sianosis (-), aktif (-), sianosis (-),
garis kaki tipis hanya garis kaki tipis hanya
pada bagian anterior pada bagian anterior
Tulang Belakang : Spina sejajar, kelainan (-), benjolan (-)
Neurologi : Refleks hisap lemah (+), Refleks Pegang (+), Refleks Rooting
(+), Reflek Moro (+).

2. 5 Pemeriksaan Laboratorium
Bayi Ny. L (2)
Indikator 11/12/17 11/12/17
Hemoglobin 22,2
Hematokrit 65,9 %
Leukosit 4,94 x 103
Eritrosit 5,94 x 106
Trombosit 281 x 103
GDS 39 125

7
2. 6 Diagnosis Klinis
Bayi Ny. L (1)
- NKB/SMK/SPT
- BBLR
- Gemeli
- Ibu HbsAg (+)

Bayi Ny. L (2)


- NKB/SMK/SPT
- BBLR
- Gemeli
- Ibu HbsAg (+)

2.5 Penatalaksanaan
Bayi Ny. L (1)

- Inj. Vit K 1 x 1 mg IM
- Gentamisin salep ODS
- Rawat Inkubator
- Diet ASI 12 X 10 CC
- Pasang OGT
- Memantau tanda vital: pernapasan, denyut jantung, suhu, tangisan, warna
kulit dan aktivitas bayi.
- Diet ASI 8 x 1-2 cc

Bayi Ny. L (2)

- Inj. Vit K 1 x 1 mg IM
- Gentamisin salep ODS
- Rawat Inkubator
- Diet ASI 12 X 10 CC
- Pasang OGT
- Memantau tanda vital: pernapasan, denyut jantung, suhu, tangisan, warna
kulit dan aktivitas bayi.
- Diet ASI 8 x 1-2 cc

8
2.6 Follow up

Lampiran 1

9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)


Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Bertahun-tahun lamanya
bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut bayi
premature. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak
memuaskan. Lama kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus
tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada maturitas bayi itu.1
Untuk mendapat keseragaman pada Kongres European Perinatal Medicine ke II di
London (1970) telah diusulkan definisi yang berikut : 1
 Bayi kurang bulan ialah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu (259)
 Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampai 42 minggu (259 sampai 293)
 Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau
lebih (294 hari atau lebih)

Bayi BBLR dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu :1


1. Prematuritas Murni
Masa Gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut dengan neonatus kurang
bulan-sesuai masa kehamilan (NKB-SMK).1
Etiologi
a. Faktor Ibu
 Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
 Usia di bawah 20 tahun dan pada multi gravid yang jarak antar
kelahirannya terlalu dekat.
 Keadaan sosial ekonomi yang rendah.
b. Faktor Janin

10
Hidramnion, gawat janin, kehamilan ganda, eritroblastosis umumnya akan
mengakibatkan BBLR.1
c. Faktor Plasenta
Penurunan berat plasenta dan/atau selularitas plasenta, penurunan luas
permukaan plasenta, villous plaentitis (disebabkan bakteri, virus, parasit), infark
plasenta, tumor, chorioangioma.1

2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).1
Etiologi
Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan medik yang menghubungkan sirkulasi
dan insufisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan
umum dan nutrisi ibu.6

Manifestasi Klinis
Pada BBLR akan didapatkan berat lahir < 2500 gram, panjang badan < 45
cm, Lingkaran dada < 30 cm, Lingkaran kepala < 33 cm, Umur kehamilan < 37
minggu, kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan, lanugonya
banyak, Lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus, tangisnya lemah
dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering terjadi apnea, otot-otot masih
hipotonik, paha selalu dalam keadaan abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki
dalam keadaan flexi atau lurus dan kepala mengarah ke satu sisi, refleks tonik
leher lemah dan refleks moro positif, gerakan otot jarang akan tetapi lebih baik
dari bayi cukup bulan, daya isap lemah terutama dalam hari-hari pertama, kulit
mengkilat, licin, pitting edema, frekuensi nadi berkisar 100-140 per menit.7

Pemeriksaan Penunjang8
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemeriksaan Skor Ballard

11
- Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
- Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
- Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat nafas

Komplikasi
Komplikasi jangka pendek yang dapat timbul pada BBLR9
- Ketidakstabilan suhu menimbulkan hipotermia
- Kesulitan bernapas menyebabkan asfiksia atau distres respirasi
- Kelainan gastrointestinal menyebabkan gangguan minum
- Imaturitas hati menimbulkan ikterik
- Gangguan metabolisme menyebabkan hipoglikemia
- Infeksi
Komplikasi jangka panjang pada BBLR10

12
- Gangguan Pendengaran dan penglihatan
Diketahui, sebagian bayi prematur yang lahir dengan berat kurang dari 1,5 kg
memilliki kelainan di bagian perifer atau pusat pendengaran atau keduanya. Ada
pula risiko yang lebih tinggi, yaitu hilangnya daya dengar. Bayi prematur juga
memiliki risiko retinopati prematuritas, yaitu kondisi yang menyebabkan
pembuluh darah membengkak dan menimbulkan kelainan lapisan saraf di retina
mata. Hal ini dapat menyebabkan dapat menyebabkan kebutaan.
- Gangguan Kemampuan bahasa
Banyak studi yang menemukan adanya gangguan perkembangan bahasa pada
bayi prematur dengan atau tanpa berat badan lahir rendah dibandingkan dengan
bayi yang terlahir normal. Sebagian besar bayi prematur mengalami masalah
bahasa selama beberapa tahun awal sejak kelahiran, termasuk pemahaman
kalimat, mengekspresikan diri melalui bahasa, mengolah kata, artikulasi
(pengucapan), dan lain-lain.
- Gangguan Psikomotorik dan perilaku
Penelitian di sekolah membandingkan anak usia 7-8 tahun yang lahir sebelum
usia kandungan 32 minggu dengan anak seusia yang lahir normal. Hasilnya
menunjukkan anak-anak yang lahir prematur lebih banyak mengalami gangguan
motorik, meski tingkat intelegensia normal. Selain itu, bayi yang lahir prematur
memiliki kecenderungan berperilaku hiperaktif, lebih impulsif, perhatiannya
mudah teralihkan, kurang terorganisir, dan kurang tekun.
- Gangguan Kemampuan kognitif
Studi mengindikasikan bahwa anak yang lahir prematur, memiliki risiko
mengalami gangguan belajar saat usia sekolah dasar. Beberapa permasalahan
yang dihadapi antara lain gangguan menggunakan bahasa sebagai cara
berekspresi, kesulitan memusatkan perhatian, dan juga kelemahan pada
kecerdasan visual motorik serta visual spasial. Meski demikian, penelitian ini
belum mencakup kemampuan kognitif pada masa dewasa.

Penatalaksanaan
1. Jaga Patensi jalan napas

13
Bayi berat lahir rendah beresiko mengalami defisiensi surfaktan dan periodik
apneu. Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan napas, merangsang
pernapasan, diposisikan miring untuk mencegah aspirasi, posisikan tertelungkup
jika mungkin karena posisi ini menghasilkan oksigenasi yang lebih baik.
Pemberian oksigen bila diperlukan, diberikan pada keadaan seperti asfiksia,
distress, dan infeksi. Pemberian yang berlebihan (100%) dan lama harus dihindari
karena akan berakibat terjadinya edema paru dan retinopathy of prematurity
(ROP).6
2. Jaga Suhu Tubuh Bayi
Bayi harus dirawat dalam suhu lingkungan yang netral yaitu suhu yang
diperlukan untuk konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori minimal (Tabel 3.1).
Suhu aksilar optimal bagi bayi yaitu dalam kisaran 36,5˚C-37,5˚C.7
Tabel 3.1 Suhu Inkubator yang Direkomendasikan Menurut Berat Badan dan
Umur Bayi7
Berat Bayi Suhu Inkubator (˚C) Menurut Umur
35˚C 34˚C 33˚C 32˚C
< 1500 gr 1-10 hari 11 hari - 3 mgg 3-5 mgg > 5 mgg
1500-2000 gr 1-10 hari 11 hari - 4 mgg > 4 mgg
2100-2500 gr 1-2 hari 3 hari - 3 mgg > 3 mgg
> 2500 gr 1-2 hari > 2 hari

Kriteria bayi dapat keluar inkubator :7


- Bila suhu tetap stabil walaupun telah turun dari inkubator
- Minum (+), tidak muntah
- Dapat bernafas dengan teratur dan spontan
- Tidak ada komplikasi

3. Kecukupan Cairan dan Nutrisi


Nutrisi yang optimal pada bayi BBLR dapat diberikan melalui parenteral
ataupun enteral atau dengan kombinasi keduanya. Nutrisi enteral adalah nutrisi
yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya
melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui OGT. Nutrisi parenteral adalah
suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah
tanpa melalui saluran pencernaaan. Pada minggu pertama setelah kelahiran BBLR

14
yang menerima nutrisi enteral menunjukkan pertumbuhan yang kurang oleh
karena fungsi pencernaan yang belum matang dan penyerapan lemak yang kurang
baik. Syarat lain untuk memulai nutrisi enternal adalah keluarnya mekonium,
yang menunjukkan adanya kontinuitas dan mortilitas traktus gastrointestinal.11
Pada umumnya BBLR dengan berat lahir kurang dari 1500 gram, memerlukan
nutrisi parenteral segera sesudah lahir.
Kebutuhan cairan pada bayi disesuaikan berat badan lahir dan usia seperti yang
terlihat pada (Tabel 3.2)
Tabel 3.2 Kebutuhan Cairan pada Neonatus (ml/Kg)7
Umur (hari)
Berat (g)
1 2 3 4 5+
>1500 60 80 100 120 150
<1500 80 100 120 140 150

Prognosis
Pada bayi BBLR, prognosis dihubungkan dengan usia kehamilan, berat
badan lahir, komplikasi yang terjadi, penanganan yang tepat dan adekuat
terhadap komplikasi yang terjadi. Prognosis ini juga tergantung dari keadaan
sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan,
persalinan dan postnatal.12

3.2 Gemelli
Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Sedangkan gemelli adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan ganda
termasuk dalam risiko tinggi karena kematian neonatus lebih tinggi dibandingkan
hamil tunggal. Angka kejadian kehamilan ganda yang telah dilaporkan adalah
sebesar 1-3% dari seluruh kehamilan.
Komplikasi pada ibu akibat gemelli lebih sering daripada kehamilan
tunggal. Sebagian besar bayi gemelli dilahirkan secara prematur sehingga
mortalitas gemelli menjadi 4 kali lipat dibandingkan mortalitas bayi tunggal.
Walaupun kelahiran gemelli hanya menggambarkan 1% dari seluruh kehamilan

15
dan 2% dari kelahiran hidup, angka ini mempresentasikan 12% dari kematian
neonatal dan 17% angka kejadian infant dengan retardasi pertumbuhan.
Kehamilan gemelli mampu memicu terjadinya persalinan preterm karena
menyebabkan terjadinya overdistensi, mengakibatkan terjadinya retraksi akibat
ketegangan otot uterus makin dini sehingga dimulailah proses Braxton Hicks,
kontraksi makin sering dan menjadi HIS persalinan. Pada kehamilan gemelli juga
terjadi peregangan otot uterus. Peregangan miometrium ini menginduksi
pembentukan gap junction, peningkatan regulasi reseptor oksitosin, dan produksi
prostaglandin E2 dan F2 yang akan menyebabkan kontraksi uterus dan dilatasi
serviks. Kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang terjadi dapat menginduksi
terjadinya persalinan preterm.13

16

Anda mungkin juga menyukai