Anda di halaman 1dari 28

Management of extirpation odontoma in children : Case report

Nama : drg. Reyhan Vivaldy


Nim : J045212003
Pembimbing : Prof.dr. Farid Nur Mantu, Sp.B. Sp.BA Subsp.D.A(K), FICS

DEPARTEMEN ILMU BEDAH ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bone tumor adalah kondisi yang terjadi ketika sel-sel pada tulang tumbuh

tidak terkendali. Ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu tumor jinak dan ganas

(kanker). Odontoma adalah tumor jinak odontogenik, non agresif dan merupakan

kelainan perkembangan gigi. Odontoma berkembang dari jaringan odontogenik

primordial. Komposisinya adalah kombinasi dari epitel odontogenik dan

ectomesenkhim odontogenik. Istilah odontoma pertama kali dikemukakan oleh Paul

Broca pada tahun 1867. Biasanya tumor ini tidak bergejala, dan penyebab yang

paling sering ditemukan adalah impaksi gigi permanen dan persistensi gigi sulung.1

Odontoma dikategorikan di dalam kelompok tumor odontogenik oleh World

Health Organization (WHO) pada tahun 2005. Dua tipe yang dikenal yaitu

compound dan complex odontoma. Compound odontoma biasanya memiliki

jaringan gigi normal yang tersusun dalam pola teratur dan terlihat seperti struktur

gigi kecil dalam jumlah banyak yang disebut odontoids atau denticles 2

Complex odontoma terdiri dari massa yang irregular dari jaringan yang

mengalami kalsifikasi dengan sedikit atau tidak ada kemiripan dengan gigi normal.

Secara histologi enamel, dentin, sementum dan kadang-kadang jaringan pulpa

terlihat, meskipun tipe jaringan terlihat normal, tetapi anatomi mikro nya tidak

normal.3
Coumpound odontoma menunjukkan kumpulan struktur mirip gigi dengan

ukuran variatif dikelililngi daerah radiolusen tipis. Memiliki massa gigi lebih dari

20 gigi-gigi kecil dengan struktur cacat serta berhubungan dengan erupsi gigi.2

Mayoritas odontoma yang ditemukan pada area anterior maksila dan

berhubungan dengan gigi kaninus yang tidak erupsi adalah compound odontoma

(62%) dan complex odontoma biasanya ditemukan pada area molar pertama dan

molar kedua mandibula (70%). Tumor ini dapat terjadi pada setiap usia, usia rata-

rata kejadian adalah pada dekade kedua.3


BAB II
TINJAUAN PUSTKA

2. 1 Defenisi

Odontoma dikenal sebagai tumor odontogenik jaringan keras, yang ditandai

dengan pertumbuhannya yang lambat. Tumor ini terdiri dari email, dentin,

sementum dan kadang-kadang jaringan pulpa. Saat ini, Kesehatan Dunia (WHO)

mengklasifikasikan odontoma dalam kategori tumor odontogenik (OT) yang

tersusun oleh epitel dan ektomesenkim odontogenik dengan atau tanpa

pembentukan jaringan gigi yang termineralisasi.1,2

Odontoma adalah tumor odontogenik campuran di mana kedua komponen

epitel danmesenchymal mengalami diferensiasi fungsional dan membentuk enamel

dan dentin.Merupakan lesi hamartomatous bukan neoplasma sejati.3

Odontoma adalah malformasi atau lesi perkembangan hamartoma non-

agresif yang berasal dari odontogenik, terdiri dari email, dentin, sementum dan

jaringan pulpa (oleh karena itu disebut juga campuran yang terdiri dari multiple

atau lebih dari satu tipe). Odontoma dibedakan dengan ameloblastik odontoma

dengan tidak adanya jaringan ameloblastik. Bukan lesi yang statis tetapi merupakan

produk akhir dari suatu kelainan, yaitu tumor odontogenik campur dimana sel-sel

berdiferensiasi lebih tinggi dan membentuk struktur kalsifikasi yang banyak.4

Pada perkembangan awal dari lesi ini menunjukkan proliferasi epitel

odontogen dan jaringan mesenkim, kemudian pada perkembangan selanjutnya

diikuti pembentukan enamel, dentin dan variasi dari pulpa dan sementum.3
Istilah odontoma diciptakan oleh Pierre Paul Broca pada tahun 1867,

menggambarkan tumor apa pun yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan gigi

yang bersifat sementara atau penuh secara berlebihan. Kemudian, pada tahun 1946

Thoma KM dan Goldman HM merumuskan klasifikasi odontoma yang sekarang

sudah tidak digunakan lagi. Odontoma Tumor odontogenic compound (CpO)

menunjukkan diferensiasi morfologi dan histologis, sedangkan tumor odontogenik

complex (CO) hanya menunjukkan diferensiasi histologis. Pada CpO terbentuk

beberapa struktur gigi amorf (dentikel), sedangkan pada CO terbentuk massa padat

jaringan lunak dan keras gigi, jaringan ini tersusun sembarangan dan tidak

menyerupai morfologi gigi.4,5

Complex Odontoma merupakan tumor odontogenetik, terdiri dari massa

yang terkalsifikasi dari jaringan keras dan lunak gigi, yang menunjukkan susunan

struktur gigi yang terkalsifikasi mengalami kelainan. Diferensiasi strukturalnya

buruk, sedikit menyerupai bentuk normal gigi. Ini berbentuk massa jaringan keras

gigi seperti kembang kol yang dikelilingi oleh folikel fibrosa pathogenesis.

Complex odontoma berasal dari dental lamina atau organ enamel pada gigi normal.

Trauma pada daerah pembentukan gigi juga dapat menyebabkan

odontoma.2,3

Compound odontoma merupakan tumor odontogenetik yang terjadi karena

divisi benih gigi yang berulang atau kelainan pada dental lamina dengan

pembentukan benih gigi. Odontoma ini dimulai sebagai lesi lunak pada tulang

selama periode pembentukan gigi. Coumpound odontoma menunjukkan kumpulan


struktur mirip gigi dengan ukuran variatif dikelililngi daerah radiolusen tipis.

Memiliki massa gigi lebih dari 20 gigi-gigi kecil dengan struktur cacat serta

berhubungan dengan erupsi gigi.3,4

2.2 Etiologi

Etiologi tumor ini tidak diketahui, namun beberapa penulis telah

menjelaskan kemungkinan hubungannya dengan trauma pada gigi sulung lokal,

infeksi, riwayat keluarga dan mutasi genetik,, sisa paradental malassez, proses

inflamasi, hiperaktif odontoblastik dan anomali herediter (Sindrom Gardner dan

Herman).4,5

2.3 Insidensi

Frekuensi tumor odontogenik yang dilaporkan di seluruh dunia sangat

bervariasi (1-32%). Kebanyakan melaporkan odontoma sebagai lesi tumor

odontogenik yang paling umum dengan kisaran 35 hingga 76%. Buchner dkk,

mempelajari pada tahun 2006 sampel dari 1.088 tumor odontogenik, dimana 76%

di antaranya berhubungan dengan odontoma. Sebelumnya, pada tahun 1997.3

Mosqueda Taylor dkk memeriksa 349 tumor odontogenik, dimana 35%

diantaranya adalah odontoma. Perbedaan prevalensi di antara berbagai penelitian

ini dapat disebabkan oleh perbedaan terminologi dan klasifikasi; kemungkinan

adanya hubungan dengan aspek etnis atau genetik juga disarankan. Frekuensi

odontoma berdasarkan jenis kelamin telah dilaporkan secara beragam dalam

beberapa penelitian, hingga saat ini belum ada konsensus yang tercapai, hal ini
mungkin disebabkan oleh perbedaan prevalensi yang dilaporkan antara kedua jenis

kelamin.5

Odontoma memiliki prevalensi 21% sampai 67% dari semua tumor

odontogenik. Odontoma adalah lesi yang mempengaruhi anak-anak dan dewasa

muda, terutama dalam dekade kedua kehidupan, tanpa kecenderungan gender yang

signifikan. Odontoma kompleks lebih jarang terjadi daripada odontoma compound

dan biasanya terjadi pada penderita usia yang lebih tua. Beberapa studi telah

menunjukkan bahwa lokasiyang sering terjadi dari odontoma compound pada

rahang atas anterior, sedangkan odontoma kompleks sering berkembang pada

mandibula di berbagai lokasi. Gigi permanen dipengaruhi jauh lebih sering

daripada gigi desidui.6

Beberapa penulis melaporkan prevalensi lebih tinggi pada Wanita

sementara negara lain melaporkan prevalensi lebih tinggi pada laki-laki. Hidalgo

dkk melakukan meta analisis pada tahun 2008 mengenai karakteristik epidemiologi

odontoma. Mereka mempelajari 3.065 kasus dan menyebutkan dalam hasilnya

bahwa 49,4% adalah pasien perempuan dan 50,6% laki-laki. Disimpulkan bahwa

tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan gender; ini sejalan dengan

penelitian yang berbeda. Berdasarkan diagnosis usia, odontoma dapat diidentifikasi

pada rentang usia yang luas, namun puncak prevalensi yang tinggi dilaporkan pada

dekade kedua kehidupan.4

Lokasi yang paling sering dilaporkan adalah area gigi seri-kaninus pada

rahang atas (67%) diikuti oleh area anterior bawah dan posterior bawah rahang

bawah (33%). Compound odontoma lebih sering muncul dibandingkan odontoma


kompleks di bagian anterior rahang atas di atas mahkota salah satu gigi yang tidak

erupsi, atau di antara akar gigi yang erupsi (61%).7

Complex odontoma paling sering pada bagian mandibula (59%). Beberapa

kasus lain yang jarang terjadi telah dilaporkan pada sinus maksilaris, rongga

hidung, dan lantai orbit. Odontoma adalah tumor jinak, tidak terlalu agresif yang

biasanya tidak menimbulkan gejala; lebih dari separuh kasus ditemukan sebagai

temuan radiografi (57%). Penelitian yang berbeda melaporkan adanya hubungan

(16-61%) dengan gigi impaksi. Kebanyakan odontoma berada di dalam tulang,

namun ada laporan kasus odontoma yang telah erupsi rongga mulut. Crespo dkk,

melaporkan kasus sinusitis maksilaris kronis akibat obstruksi saluran air akibat

odontoma.5,6

2.4 Gambaran Klinis

Dalam literatur ilmiah, tiga gambaran klinis odontoma telah diketahui:

intra-osseous, ekstra osseous dan erupsi. Odontoma intra-osseous adalah yang

paling sering terjadi.6

Gambaran klinis complex odontoma adalah asymtomatik dan biasanya

terlihat secara radiografi rutin. Biasanya terjadi pada usia dekade kedua dan ketiga.

Odontoma compleks jarang terjadi dibandingkan compound odontoma. Sering

ditemukan dengan gigi yang tidak erupsi, biasanya sering terjadi pada region molar

pertama dan molar kedua rahang bawah. Bisa berasal dari tooth bud dari gigi

impaksi atau supernumerary teeth. Lesi kecil, jarang menjadi besar, namun bisa

menjadi besar sampai 6 cm sehingga menyebabkan ekpansi rahang.7


Gambaran klinis compound odontoma adalah

a) Tumbuh lambat, lesi non infiltrative

b) Paling banyak terjadi di maksila, khususnya di anterior rahang atas (region

incisive caninus)

c) Dapat terjadi pada pria dan wanita pada regio gigi yang erupsi dan tidak erupsi.

d) Muncul pada decade kedua dan ketiga kehidupan

e) Kegagalan erupsi gigi tetap karena pengaruh odontoma compound.

f) Lebih sering terjadi dibandingkan dengan compleks odontoma.

Gambar 1. Foto Intraoral menunjukkan erupsi odontoma pada region


anterior diantara insisivus dan kaninus Rahang bawah

2.5 Patogenesis Odontoma

Karena proliferasi neoplastik sel-sel odontogenik benih gigi dimana sel-sel

epitel dan mesenkim berdiferensiasi ke tingkat ameloblastik dan odontogenik tetapi

tidak berhasil mencapai keadaan normal, jadi substansi gigi terbentuk secara

abnormal.8

Sel-sel epitel dan mesenkim berdiferensiasi membentuk email, dentin, dan

sementum yang tersusun dalam susunan jaringan yang abnormal yaitu dalam
bentuk dentikel, Kemudian jaringan stroma berhenti aktivitasnya membentuk

kapsul, Kadang-kadang membagi tumor dalam septa-septa.7

Pada pertumbuhan gigi yang normal setelah pembentukan jaringan keras

biasanya akan terjadi degenerasi lamina dental, dan odontoma kompleks

berhubungan dengan hal itu. Odontoma kompleks sedikit sekali mengalami

morfodiferensiasi sehingga tidak mirip bentuk gigi normal. Sedangkan odontoma

compound derajat morfodiferensiasi dan histodiferensiasinya tinggi, sehingga akan

dijumpai kalsifikasi yang memberikan gambaran yang mirip anatomi gigi

normal.6,8

2.6 Gambaran Radiografi

Compound odontoma dapat diamati sebagai massa radio-opak dengan tepi

tidak beraturan yang menyerupai konfigurasi gigi; mereka menunjukkan batas

perifer radiolusid, Odontoma compound terlihat sebagai gigi yang mengalami

malformasi atau menyerupai gigi yang dikelilingi oleh zona radiolusen yang tipis.

Compound odontoma menunjukkan kumpulan struktur yang mirip gigi dengan

ukuran dan bentuk variatif dikelilingi daerah radiolusen yang tipis. Memiliki massa

gigi lebih dari 20 gigi-gigi kecil dengan struktur cacat serta berhubungan dengan

gigi yang erupsi. (Gambar 1). 4,8


Gambar 2. Odontoma complex pada gigi. Gambaran
makroskopis odontoma compound yang
dibentuk oleh kapsul jaringan fibrosa dan
beberapa dentikel

Gambar 3. Radiografi intraoral (periapikal)


menunjukkan lesi radiopak kompatibel dengan
senyawa odontoma antara insisivus lateral kiri dan
caninus.
Gambar 4. Mandibular cross-sectional occlusal
radiograph menunjukkan senyawa
odontoma yang terdefinisi dengan batas
halus. Lesi radiopak, muncul seperti
sejumlah dentikel atau struktur gigi..

Gambar 5. A) Proyeksi periapical odontoma compound


B) Odontoma compound di daerah premolar
bawah (OPG X-Ray)

sementara odontoma kompleks menunjukkan radio-opasitas yang unik.

Menurut tingkat kalsifikasi odontoma, tiga tahap perkembangan dapat

diidentifikasi: tahap pertama lesi tampak radio-lusid (karena kurangnya kalsifikasi

jaringan gigi), tahap peralihan ditandai dengan kalsifikasi parsial, dan tahap

peralihan ditandai dengan kalsifikasi parsial. pada tahap akhir odontoma tampak

radio-opak dan dikelilingi oleh lingkaran radio-jernih (Gambar 4).3

2.7 Gambaran Histologis

Berdasarkan sudut pandang histologis, Compound odontoma ditandai

dengan adanya jaringan gigi, enamel terdemineralisasi, dentin, semen dan pulpa,

tersusun secara terorganisir dalam struktur gigi dan sebagian dikelilingi oleh kapsul

jaringan ikat (Gambar 3). 6


Gambar 6. A) Histologi odontoma compound ditandai
dengan adanya jaringan gigi yang terorganisis
dentin dan pulpa
B) Dentin (400x)

Complex odontoma menunjukkan massa jaringan keras gigi yang tidak

teratur untaian epitel odontogenik dapat ditemukan di pinggiran, dan terkadang,

keberadaan sel sementikel, dan epitel ameloblastik dapat dideteksi (Gambar 4).7

Gambar 7. Histoolgi odontoma kompleks ditandai massa


bahan mirip dentin yang tidak teratur dan jaringan
email

Tumor ini dapat berhubungan dengan tumor odontogenik lainnya seperti

ameloblastoma, ameloblastic bro-odontoma, odonto-ameloblastoma,tumor

dontogenik, adenomatoid tumor odontogenik dan kista dentigerous, oleh karena itu

pemeriksaan histopatologi direkomendasikan pada semua kasus. 5


Soluk Tekkesin M dkk, melakukan penelitian pada tahun 2012 dimana

mereka menilai karakteristik histologis 160 odontoma. Dalam hasil penelitian

mereka disebutkan bahwa epitel ameloblastik lebih sering diamati pada complex

odontoma, sedangkan jaringan odontogenik mesenkimal terutama diamati pada

compound odontoma.. 8

2.8 Penatalaksanaan Odontoma

Pengambilan secara bedah dengan enukleasi dan kuretase merupakan

pilihan perawatan, odontoma compound dapat mempredisposisi perubahan kistik

dan menyebabklan destruksi tulang. Odontoma dapat ditangani melalui insisi

mukosa intraoral dan pengambilan yang adekuat pada tulang yang membuka lesi.

Jika terkalsifikasi, odontoma tidak dapat terjadi lagi, rekurensi lebih sering terjadi

setelah pengambilan yang tidak adekuat dari tahap dini lesi. Pengambilan

jaringan lunak direkomendasikan untuk mencegah rekurensi.9

2.9 Diagnosa Banding Odontoma

Odontoma compound dapat dideteksi dengan mudah karena membentuk

struktur mirip dengan anatomi gigi normal. Gambaran radiografis , lokasi , batas jelas

usia okurensi, zona lusen di sekitar lesi dapat membedakan

complex odontomadari lesi opak lain pada rahang, seperti focal scleroting,osteomyeliti

s, idiopathic osteosclerosis, periapical cemental dysplasia, cementoossifying fibroma,

cementoblastoma, osteoma, osteoblastoma dan osteoid osteoma..4,8

Focal sclerosing osteomyelitis biasanya terlihat pada apex gigi dengan long

standing pulpitis. Saat gigi dicabut, lesi ini dapat tersisa pada gigi secara tidak
terbatas. Diagnosis dapat dibuat dengan dari riwayat penyakit dan gambaran

radiografis.Complex odontoma dan idiopathic sclerotic dapat dibedakan dari garis

radiolusen yang mengelilingi odontoma dan ketebalan dan ketajaman radiopak

yang disebabkan email pada odontoma.9

Complex odontoma juga muncul lebih jarang disbanding idiopathic

osteosclerosis dan biasanya terlihat pada mahkota gigi yang

unerupsi.Periapical cementoosseous dysplasia biasanya muncul di dalam tulang

alveolar, dimana complex odontoma sering meluas kedalam alveolus kearah crest

ridge. Biasanya, lesiini terbentuk pada individu lebih dari 30 tahun, sedangkan

odontoma berkembang pada pasien yang lebih muda.10

Cementoblastoma dapat muncul dengan gambaran klinis dan radiografis

yang mirip dengan complex odontoma namun

complex odontomatidak memperlihatkan opasitashomogen seperti pada sementob

lasoma yang matur, selain itu sementoblastoma sering bergabung dengan akar gigi

yang terlibat.7

Complex odontoma dibedakan pula dengan cemento-ossifying

fibromad a r i kecenderungannya untuk berhubungan dengan gigi molar yang

unerupsi dan biasanya lebih radioopak dibandingkan cemento-ossifying fibroma.

Periapikal cemental dysplasia dapat menyerupai complex odontoma namun

dysplasia biasanya multiple dan terpusat pada regio periapikal gigi. Meskipun

gambaran klinis dan radiografis osteoid osteoma dan osteoblastoma dapat mirip

dengan complex odontoma, namun osteoid osteoma dan osteoblastoma ditandai


olehadanya nyeri. Odontoma dapat disalah diartikan secara radiografi dengan

osteoma, namunodontoma biasanya penampilannya tidak sehomogen osteoma. 8

2.10 Prognosis Odontoma

Odontoma merupakan tumor jinak dan berkapsul sehingga eksisi dapat

dilakukan dengan sempurna sehinggaa mempunyai prognosis yang baik karena

tidak menunjukkan adanya kekambuhan.9

2.11 Komplikasi Odontoma

Bentuk gigi dari odontoma ini seperti gigi normal, cenderung bererupsi

tetapi tidak aktif, kalau bererupsi sebagian, cepat terjadi karies. Jika tidak cepat

ditangani, karies ini akan berkembang dengan cepat dan dapat menginfeksi jaringan

lunak dan menimbulkan neuralgia.8,9


BAB III

Laporan Kasus

Pasien anak laki-laki berusia 10 tahun diantar oleh orang tuanya ke RSGMP

Unhas dengan keluhan gigi permanen depan atas sebelah kiri tidak tumbuh. Orang

tua pasien berinisiatif memeriksakan kondisi gigi anaknya ke klinik swasta dan

dilakukan rontgen panoramic dan kemudian diarahkan untuk ke RSGMP Unhas

bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial. Tidak ada alergi obat dan makanan.

Penyakit sistemik disangkal.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap pasien, ditemukan bahwa kondisi

umum pasien adalah normal dengan tanda tanda vital normal diman nadi 85 x/

menit, pernafasan 19 x/menit dan suhu tubuh 36,5 °C.

Pada pemeriksaan ekstra oral terlihat simetris wajah dengan tidak ada

kelainan dengan kondisi kelenjar getah bening tidak teraba tidak sakit.. Hasil

pemeriksaan intra oral ditemukan persistensi gigi sulung 61,62,63 dengan

hiperemis (-),nyeri palpasi (-). Impaksi pada gigi 21,23,18,28,38,48 dengan

hiperemis (-),nyeri palpasi (-) (Gambar 8 dan gambar 9).

Data laboratorium memperlihatkan peningkatan sedikit eritrosit 0005

dengan batas normal antara 4.50-5.40 sedangkan hasil pemeriksaan lainnya masih

dalam batas normal


A

B
C
Gambar 8. A) Foto extra oral tampak depan
B) Foto extra oral tampak samping kanan
C) Foto extra oral rahang samping kiri

Gambar 9. A). Foto Oklusi Intra Oral


B) Foto Rahang Atas
C) Foto rahang Bawah
Hasil radiografi panoramik menunjukkan lesi radioopak homogen

dikelilingi halo radiolucent pada area anterior maksila. Kelainan bersifat lokal,

single lesion.

Gambar 10. Radiografik Panoramik

Hasil dari anamnesa dan pemeriksaan fisik serta penunjang didapatkan

diagnosa kerja Bone tumor susp benign regio gigi 21-23 dd/ Odontoma dan

direncanakan dilakukan ekstirpasi odontoma + ekstraksi gigi 61,62,63 dalam

general anestesi.

Penatalaksanaan kasus odontoma adalah dengan melakukan bedah insisi

flap (Gambar 11). dan ekstirpasi odontoma (Gambar 12) serta dilakukan penjahitan

intake pada daerah operasi (Gambar 13). Dengan hasil ekstirpasi odontoma dan

ekstraksi gigi 61,62 dan 63 (Gambar 14). Lesi biasanya tidak berulang dan bukan

merupakan lesi yang invasif. Spesimen yang diambil memperlihatkan kemiripan

morfologi gigi normal. Kontrol dilakukan hari ke 4 dengan didapatkan gambaran

klinis intra oral dengan jahitan intak dengan sedikit hipermis (Gambar 15).
Gambar 11. Insisi Flap trapezoid

Gambar 12. Esktirpasi odontoma

Gambar 13. Post Operation


Gambar 14. Result of Surgery

Gambar 15. Foto POD I Post Operasi


A). Foto ekstra oral tampak depan
B) Foto Rahang Atas
C) Foto rahang Bawah

Pada pemeriksan hari pertama pasca Tindakan ekstirpasi odontoma tidak

ada keluhan dari pasien . Kontrol dilakukan hari ke 4 tidak ada keluhan nyeri dari

pasien dengan didapatkan gambaran klinis intra oral dengan jahitan intak dengan

sedikit hipermis dan dilakukan cuci luka intra oral dengan NaCl 0.9 %. Kontrol
dilakukan Kembali pada hari ke 14 dengan dilakukan aff hecting di daerah operasi

dan didaptakan hasil yang tampak baik.

Gambar 15.Kontrol Post OP POD 4

Gambar 16.Kontrol Post OP POD 14


BAB IV

KESIMPULAN

Odontoma adalah tumor odontogenik campuran di mana kedua komponen

epitel dan mesenchymal mengalami diferensiasi fungsional dan membentuk enamel

dan dentin.Merupakan lesi hamartomatous bukan neoplasma sejati. Pada

perkembangan awal dari lesi ini menunjukkan proliferasi epitel odontogen dan

jaringan mesenkim, kemudian pada perkembangan selanjutnya diikuti

pembentukan enamel, dentin dan variasi dari pulpa dan sementum.Etiologi

odontoma tidak diketahui. Ada beberapa teori yang sudah diajukan,seperti trauma

lokal, infeksi, riwayat keluarga dan mutasi genetik, ada pula yang menambahkan

bahwa odontoma diwariskan kemungkinan dari gen mutant post natal dengan

kontrol genetik perkembangan gigi.1

Odontoma memiliki prevalensi 21% sampai 67% dari semua tumor

odontogenik. Odontoma adalah lesi yang mempengaruhi anak-anak dan dewasa

muda, terutama dalam dekade kedua kehidupan, tanpa kecenderungan gender yang

signifikan. Odontoma kompleks lebih jarang terjadi daripada odontoma compound

dan biasanya terjadi pada penderita usia yang lebih tua.2

Berdasarkan klasifikasi terbaru dari WHO tahun 2005, odontoma dibagi

menjadi 2 jenis yaitu compound odontoma mengandung struktur seperti gigi yang

kecil dan banyak dan complex Odontoma terdiri dari campuran atau massa tak

teratur dari jaringan keras dan lunak odontogenik yang matang dan berdiferensiasi

secara buruk sebagai email, dentin atau sementum sehingga tidak memiliki

kemiripan dengan gigi. 3


Odontoma complex jarang terjadi dibandingkan odontoma compound.

Sering ditemukan dengan gigi yang tidak erupsi, biasanya sering terjadi pada region

molar pertama dan molar kedua rahang bawah. Lesi kecil, jarang menjadi besar,

namun bisa menjadi besar sampai 6 cm sehingga menyebabkan ekpansi rahang.

Tampak lunak, berlobus, atau berbentuk tidak teratur. Kadang-kadang terbentuk

sekitar mahkota gigi yang berkembang normal tetapi tidak bererupsi, terutama jika

terbentuk dari bagian mahkota folikel gigi.Odontoma compound paling banyak

terjadi di maksila, khususnya di anterior rahang atas (region incisive caninus),

tumor ini biasanya kecil dan tidak agresif. Radiografi seringkali merupakan

langkah pertama dalam diagnosis tumorodontogenik, screening secara radiografi

dilakukan dan dievaluasi. Radiografi juga dapatmerupakan langkah terakhir

sebelum membuat diagnosis kerja, setelah anamnesis lengkapdiambil serta

pemeriksaan fisik dan laboratorium dilakukan.4

Complex odontoma menunjukkan gambaran radiopak pada struktur gigi

yangdikelilingi garis radiolusen tipis. Odontoma compound terlihat sebagai gigi

yang mengalami malformasi ataumenyerupai gigi yang dikelilingi oleh zona

radiolusen yang tipis memiliki massa gigi lebih dari 20 gigi-gigi kecil dengan

struktur cacat serta berhubungan dengan gigi yang erupsi.5

Perawatannya adalah dengan enukleasi atau kuretase jika odontoma

merupakan sumber potensial obstruksi pada gigi yang erupsi sebagai fokal infeksi.

Odontoma compound dapat dideteksi dengan mudah karena membentuk struktur

mirip dengan anatomi gigi normal.Gambaran radiografis , lokasi , batas jelas usia

okurensi, zona lusen di sekitar lesi dapat membedakan complex odontoma

dari lesi opak lain pada rahang, seperti focal scleroting osteomyelitis, idiopathic
osteosclerosis, periapical cemental dysplasia, cementoossifying fibroma,

cementoblastoma, osteoma, osteoblastoma dan osteoid osteoma..4,8

Odontoma merupakan tumor jinak dan berkapsul sehingga eksisi dapat

dilakukan dengan sempurna sehingga mempunyai prognosis yang baik karena tidak

menunjukkan adanya kekambuhan. Bentuk gigi dari odontoma ini seperti gigi

normal, cenderung bererupsi tetapi tidak aktif, kalau bererupsi sebagian, cepat

terjadi karies. Jika tidak cepat ditangani, karies ini akan berkembang dengan cepat

dan dapat menginfeksi jaringan lunak dan menimbulkan neuralgia.3


DAFTAR PUSTAKA

1. Maltagliati, A., et al. "Complex odontoma at the upper right maxilla: Surgical

management and histomorphological profile." European Journal of Paediatric

Dentistry 21.3 (2020): 199-202.

2. Soliman, Nour, Nuraldeen Maher Al-Khanati, and Moutaz Alkhen. "Rare giant

complex composite odontoma of mandible in mixed dentition: Case report with 3-year

follow-up and literature review." Annals of Medicine and Surgery 74 (2022): 103355.

3. Khalifa, Chaima, et al. "Compound‐complex odontoma: A rare case report." Clinical

Case Reports 10.4 (2022): e05658.

4. Nandini, Doddabasavaiah Basavapur, et al. "Ameloblastic fibro-odontoma or complex

odontoma masquerading as gingival enlargement." Journal of Indian Society of

Periodontology 25.5 (2021): 438.

5. Thompson, Lester DR. "Odontoma." Ear, Nose & Throat Journal 100.5_suppl (2021):

536S-537S.

6. Augusto-Neto, Renato Torres, et al. "Complex odontoma restricting mouth opening: an

unusual clinical presentation and surgical management." International Journal of

Health Sciences 15.5 (2021): 60.

7. Orozco, Esteban Isaí Flores, et al. "Case Report: Interdisciplinary management of a

complex odontoma with a periapical involvement of superior anterior

teeth." F1000Research 8 (2019).

8. Sun, Lisha, Zhipeng Sun, and Xuchen Ma. "Multiple complex odontoma of the maxilla

and the mandible." Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology and Oral

Radiology 120.1 (2015): e11-e16.


9. Avsever, Hakan, et al. "The prevalence, anatomic locations and characteristics of the

odontomas using panoramic radiographs." J Oral Maxillofac Radiol 3.2 (2015): 49-53

10. Kaneko, Masayuki, et al. "Microradiographic and microscopic investigation of a rare

case of complex odontoma." Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology, Oral

Radiology, and Endodontology 86.1 (1998): 131-134..

Anda mungkin juga menyukai