Anda di halaman 1dari 7

SASARAN BELAJAR

1. Menjelaskan Definisi Odontoma

Odontoma adalah tumor odontogenik yang memiliki sifat klinis jinak,


dianggap sebagai kelainan perkembangan (hamartoma) dan bukan merupakan
tumor sejati (true neoplasm). (Azhari et al. 2019. Gambaran Compound
Odontoma dari Radiografi Panoramik dan CBCT. Jurnal ilmiah dan teknologi
kedokteran gigi;15 (2):33.

Odontoma merupakan jenis tumor odontogenik yang paling sering


dijumpai dan biasanya tidak disertai adanya keluhan bagi penderitanya.
Odontoma terbentuk karena adanya pertumbuhan abnormal dari epitel-epitel
dan sel-sel mesenkim yang membentuk ameloblas dan odontoblast.
(Rahaswanti. 2016. Case report : COMPOUND ODONTOMA SEBAGAI
PENGHAMBAT ERUPSI GIGI INSISIF SENTRAL KIRI RAHANG ATAS)

Odontoma adalah tumor jinak odontogenik, non agresif dan merupakan


kelainan perkembangan gigi (hamartomatous). Odontoma berkembang dari
jaringan odontogenik primordial. Komposisinya adalah kombinasi dari epitel
odontogenik dan ektomesenkhim odontogenik. Istilah odontoma pertama kali
dikemukakan oleh Paul Broca pada tahun 1867. Biasanya tumor ini tidak
bergejala, dan penyebab yang paling sering ditemukan adalah impaksi gigi
permanen dan persistensi gigi sulung

2. Menjelaskan Etiologi Odontoma


Etiologinya tidak jelas, meskipun terjadinya odontoma dikaitkan
dengan trauma lokal, infeksi dan faktor genetik. (Nasution, F. A. (2019).
Gambaran Radiograf compound odontoma Yang Berhubungan Dengan
Impaksi insisivus Sentral maxilla: Laporan Kasus. Jurnal Ilmiah Dan
Teknologi Kedokteran Gigi, 15(2), 33.)

Odontoma terbentuk karena adanya pertumbuhan abnormal dari epitel-


epitel dan sel-sel mesenkim yang membentuk ameloblas dan odontoblas.
Tumor jenis ini pada dasarnya mengandung lapisan email dan dentin, namun
dapat juga mengandung sejumlah komponen sementum dan jaringan pulpa.
(Rahaswanti. 2016. Case report : COMPOUND ODONTOMA SEBAGAI
PENGHAMBAT ERUPSI GIGI INSISIF SENTRAL KIRI RAHANG ATAS)

3. Menjelaskan Epidemiologi Odontoma


Angka kejadian odontoma dilaporkan sebanyak 22-67% dari seluruh
angka kejadian tumor odontogenik yang terjadi di rahang atas. Gigi gigi yang
paling sering mengalami impaksi akibat adanya odontoma adalah kaninus,
diikuti oleh gigi insisif pertama rahang atas, dan gigi molar ketiga. Tumor
jenis ini dapat ditemukan di semua regio baik di rahang atas maupun rahang
bawah, dan biasanya terletak intra osseus. Odontoma dapat terjadi pada semua
kelompok umur, namun sebagian besar kasus odontoma ditemukan pada usia
20 tahun ke bawah pada pemeriksaan radiografis gigi gigi yg bersebelahan
dengan lokasi odontoma mengalami perubahan patologis pada 70% kasus
odontoma.

4. Menjelaskan Klasifikasi Odontoma

a. Compound Odontoma
i. Definisi = Compound odontoma biasanya memiliki jaringan gigi
normal yang tersusun dalam pola teratur dan terlihat seperti struktur
gigi kecil dalam jumlah banyak yang disebut odontoids atau denticles

ii. Etiologi
1. Trauma selama gigi primer
2. Proses inflamasi dan infeksi
3. Sejarah keluarga
4. Anomali yang bersifat turun temurun termasuk Sindrom Hermann
dan Gardner
5. Hiperaktif odontoblast
6. Perubahan genetik yang menyebabkan penyimpangan dalam jalur
pensinyalan mengendalikan perkembangan gigi.

Patekar, D., Kheur, S., & Gupta, A. A. (2018). Odontoma - A brief


overview. Journal of Oral Disease Marker, 2(1), 23–25.
b. Complex Odontoma
i. Definis = Kompleks odontoma terdiri dari massa yang irregular dari
jaringan yang mengalami kalsifikasi dengan sedikit atau tidak ada
kemiripan dengan gigi normal.

ii. Etiologi
1. Trauma selama gigi primer
2. Proses inflamasi dan infeksi
3. Sejarah keluarga
4. Anomali yang bersifat turun temurun termasuk Sindrom Hermann
dan Gardner
5. Hiperaktif odontoblast
6. Perubahan genetik yang menyebabkan penyimpangan dalam jalur
pensinyalan mengendalikan perkembangan gigi.

Patekar, D., Kheur, S., & Gupta, A. A. (2018). Odontoma - A brief


overview. Journal of Oral Disease Marker, 2(1), 23–25.

5. Menjelaskan Patogenesis Odontoma


Perkembangan odontoma umumnya dikaitkan dgn kegagalan erupsi
gigi permanen, impaksi, dan keterlambatan gigi sulung. Disregulasi pada
morfogenesis dan mineralisasi gigi mengakibatkan terhentinya perkembangan
gigi normal yg berpuncak pada pembentukan odontoma. Diikuti dgn
transforming growth factor b, b catenins menginduksi perubahan morfogenetik
pada sel epitel. Odontoma berkembang dari jaringan odontogenic primordial.
Komposisinya adalah kombinasi dari epitel odontogenic dan ekktomesenkhim
odontogenic. Biasanya tumor ini tdk bergejala, dan penyebab yg paling sering
ditemukan yaitu impaksi gigi permanen dan persistensi gigi sulung. Odontoma
KOmpleks berkembang dari lamina dura ataau organ email menggantikan gigi
normal. Setiap cedera di area pembentukan gigi juga dpt dianggap penyebab
odontoma. Odontoma compound dpt dihasilkn oleh pembelahan berulang dari
benih gigi atau oleh beberapa tunas dari lamina gigi dgn pembentukan bnyk
gigi. Dimulai sebagai lesi lunak didlm tulang selama periode pembentukan
gigi.
(Balaji, S. and Balaji, P. P. (2018) Textbook of Oral and Maxillofacial
Surgery. 3rd edn. Elsevier)

Odontoma adalah proliferasi hamartomatous (malformasi


perkembangan) dari odontogenic asal. Diperkirakan bahwa trauma lokal,
infeksi dan mutasi genetic menyebabkan proliferasiodontogenik epitel yang
gagal dan mengubahnya menjadi interaksi ectomesenchyme selama fase awal
yang selanjutnya mengarahkan perkembangan gigi ke pembentukan email,
dentin dan sementum yang tidak teratur. Sel epitel dan mesenkim seharusnya
mengalami diferensiasi lengkap dengan ameloblas dan odontoblas
memberikan hasil yang fungsional membentuk email dan dentin. Namun
perkembangannya menjadi pola abnormal karena kegagalan sel untuk
mencapai tahap morfodiferensiasi. Lesi yang terdiri dari lebih dari satu jenis
jaringan disebut sebagai odontoma compund. Pada beberapa odontoma
compound, email dan dentin terletak sedemikian rupa sehingga strukturnya
memiliki kemiripan anatomi dengan anatomi gigi normal namun dengan
ukuran yang lebih kecil daripada gigi. Ketika jaringan gigi yang mengalami
kalsifikasi hanya tersusun dengan massa tidak beraturan yang tidak memiliki
kesamaan morfologis dengan gigi yang belum sempurna maka bentukank
tersebut disebut odontoma kompleks. (Ghom, A.G., (Jedhe) Mhaske S. 2013.
Textbook of Oral Pathology. 2nd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers (P) Ltd.)
6. Menjelaskan Pemeriksaan Odontoma
a. Pemeriksaan Klinis
i. Manifestasi Klinis

Dalam literatur ilmiah, tiga presentasi klinis odontoma telah diakui:


intra-osseous, ekstra-osseous dan meletus. Odontoma intra-osseous adalah
yang paling sering. Yang paling sering dilaporkan lokasi adalah area gigi
seri di rahang atas (67%) diikuti oleh anterior bawah dan posterior bawah
area rahang bawah (33%). (Barba, L. T., Campos, D. M., Rascón, M. M.,
Barrera, V. A., & Rascón, A. N. (2016). Descriptive aspects of odontoma:
Literature review. Revista Odontológica Mexicana, 20(4)

 Compound odontoma biasanya memiliki jaringan gigi


normal yang tersusun dalam pola teratur dan terlihat
seperti struktur gigi kecil dalam jumlah banyak yang
disebut odontoids atau denticles.
 Kompleks odontoma terdiri dari massa yang irregular
dari jaringan yang mengalami kalsifikasi dengan sedikit
atau tidak ada kemiripan dengan gigi normal. Secara
histologi enamel, dentin, sementum dan kadang-kadang
jaringan pulpa terlihat, meskipun tipe jaringan terlihat
normal, tetapi anatomi mikro nya tidak normal.
 Pada saat di palpasi pada area pembengkakan keras.
Pada pemeriksaan ekstra oral terlihat asimetri wajah di
area angulus mandibula, dimana regio mandibula kiri
lebih besar daripada regio kanan.

(Nasution FA., dan Sitam, S. 2018. Analisis gambaran


complex odontoma pada radiografi panoramik. J Ked GI
Unpad; 30(2):102-106.)
b. Pemeriksaan Penunjang
i. Gambaran Radiologi
Secara radiograf, gambaran odontoma ditentukan berdasarkan
derajat pembentukan senyawa organik dan anorganik. Tahap awal
ditandai oleh kurangnya kalsifikasi, terlihat area radiolusen. Tahap
kedua dan ketiga adalah kalsifikasi sebagian dan massa radioopak
dikelilingi area radiolusen. compound odontoma memperlihatkan dua
gambaran yang berbeda yaitu kelompok kecil massa dengan densitas
yang tidak teratur dan tidak memiliki kemiripan dengan gigi dan
adanya dua atau lebih massa yang menyerupai gigi dengan bentuk
email konus menutupi mahkota. (Nasution, F. A. (2019). Gambaran
Radiograf compound odontoma Yang Berhubungan Dengan Impaksi
insisivus Sentral maxilla: Laporan Kasus. Jurnal Ilmiah Dan
Teknologi Kedokteran Gigi, 15(2), 33. )

Hasil radiograf panoramik (gambar 3) menunjukkan lesi


multiple radioopak berbentuk oval, dikelilingi radiolusen pada area
anterior rahang atas kiri. Lesi bersifat lokal, single lesion, pada area
servikal dari mesial gigi 11 hingga mesial gigi 22, berbatas jelas (well-
defined border). Radiolusen tipis yang merupakan kapsul jaringan
lunak (soft tissue capsule) terlihat mengelilingi gambaran lesi
radioopak. Batas kortikasi (corticated border) pada bagian terluar lesi
terlihat sebagai gambaran yang radioopak tipis. Pada bagian superior
lesi, terlihat gambaran radioopak menyerupai gigi 21. Lesi
menyebabkan gigi 21 tidak erupsi.

(Barba, L. T., Campos, D. M., Rascón, M. M., Barrera, V. A., &


Rascón, A. N. (2016). Descriptive aspects of odontoma: Literature review.
Revista Odontológica Mexicana, 20(4)

c. Pemeriksaan Lanjutan
i. Gambaran HPA
Dari sudut pandang histologis, odontoma majemuk (Gambar 3)
ditandai dengan adanya jaringan gigi, enamel demineralisasi, dentin,
semen dan pulpa, disusun secara terorganisir dari gigi struktur dan
sebagian dikelilingi oleh ikat kapsul jaringan. odontoma kompleks
(Gambar 4) menunjukkan massa jaringan gigi keras yang tidak teratur;
untaian epitel odontogenik dapat ditemukan di pinggiran, dan epitel
ameloblastik dapat terdeteksi. (Barba, L. T., Campos, D. M., Rascón,
M. M., Barrera, V. A., & Rascón, A. N. (2016). Descriptive aspects of
odontoma: Literature review. Revista Odontológica Mexicana, 20(4)

7. Menjelaskan Tatalaksana Odontoma

Pada umumnya penatalaksanaan lesi odontoma berukuran kecil adalah


dilakukan bedah eksisi dan biasanya tidak terjadi lesi yang rekuren, sedangkan
pada lesi odontoma yang besar, eksisi dapat mempengaruhi jaringan tulang
dan gigi disekitarnya. Perawatan pilihan terdiri dari konservatif enukleasi
bedah dengan cara pengangkatan kapsul jaringan konjungtif yang
mengelilinginya, sesuai dengan itu menyiapkan sampel untuk histo-patologis
studi yang akan mendukung diagnosis yang akurat. Terkadang, perawatan
ortodontik akan diperlukan untuk memposisikan kembali lengkungan gigi
yang tertahan. ( Barba, L. T., Campos, D. M., Rascón, M. M., Barrera, V. A.,
& Rascón, A. N. (2016). Descriptive aspects of odontoma: Literature review.
Revista Odontológica Mexicana, 20(4)

8. Menjelaskan Diagnosis Banding Odontoma


Diagnosa banding odontoma adalah ossifying fibroma, periapical
osseous dysplasia dan dense bone island. Odontoma lebih sering terjadi pada
usia pasien yang lebih muda daripada ossifying fibroma, odontoma juga sering
berhubungan dengan gigi molar yang tidak erupsi dan memiliki gambaran
yang lebih radioopak daripada ossifying fibroma. Periapical osseous dysplasia
menyerupai lesi complex odontoma tetapi lesinya multiple dan pusat lesi
terletak pada periapikal gigi, akan sulit dibedakan apabila lesi osseous
dysplasia soliter dan lokasinya pada area edentulous. Tepi dari osseous
dysplasia lebih lebar dengan batas sklerotik yang tidak merata, sedangkan
odontoma memiliki batas jelas (well-defined) dengan adanya soft tissue
capsule. Dense bone island merupakan lesi radioopak tetapi tidak memiliki
soft tissue capsule, sehingga dapat dibedakan dengan odontoma. Diagnosa
banding odontoma lainnya adalah benign cementoblastoma dan osteoma.
Gambaran radiografi benign cementoblastoma adalah campuran radiolusen
dan radioopak, dominan adalah radioopak dengan batas well-defined yang
dikelilingi halo radiolucent, berbentuk wheel spoke pattern. Benign
cementoblastoma umumnya terjadi pada akar premolar dan molar mandibula
dan dapat mengakibatkan resorpsi akar eksternal, ekspansi mandibula,
perforasi tulang kortikal tanpa disertai reaksi periosteal. Sedangkan gambaran
radiografi osteoma adalah radioopak dengan batas well-defined, terdapat
reaksi tulang sklerotik pada trabekula dan osteoma umumnya terjadi pada
regio posterior sisi lingual mandibula, regio kondilus atau koronoid dan sinus
frontal (Fikri, M., Azhari, A., & Epsilawati, L. (2020). Gambaran Kualitas
tulang Pada Wanita Berdasarkan kelompok usia melalui radiografi Panoramik.
Jurnal Radiologi Dentomaksilofasial Indonesia (JRDI), 4(2), 5)

9. Menjelaskan Komplikasi Odontoma

Beberapa komplikasi yang mungkin timbul adalah sebagai berikut: gigi


impaksi, sumbatan hidung, sindrom otodental. Odontoma dan gigi
supernumerary merupakan penyebab utama impaksi gigi insisivus permanen,
karena adanya obstruksi langsung terhadap erupsinya. Dalam kasus yg parah,
terjadi erupsi spontan odontoma ke dalam mulut, disertai dengan kemungkinan
timbulnya rasa sakit, peradangan jaringan lunak yang berdekatan atau infeksi
yang berhubungan dengan nanah. Dua puluh laporan erupsi odontoma
ditemukan dalam tinjauan literatur, sebelas di antaranya adalah odontoma
kompleks, dan sembilan adalah odontoma compound. Odontoma yang erupsi
dapat menunjukkan karies dan menyebabkan abses. ( Barba, L. T., Campos, D.
M., Rascón, M. M., Barrera, V. A., & Rascón, A. N. (2016). Descriptive
aspects of odontoma: Literature review. Revista Odontológica Mexicana,
20(4)

10. Menjelaskan Prognosis Odontoma

Prognosisnya umumnya menguntungkan, dengan indeks kambuh yang


langka; kambuh tingkat meningkat ketika enukleasi dilakukan selama tahap
kalsifikasi pertama. ( Barba, L. T., Campos, D. M., Rascón, M. M., Barrera, V.
A., & Rascón, A. N. (2016). Descriptive aspects of odontoma: Literature
review. Revista Odontológica Mexicana, 20(4). Prognosis odontoma baik
karena lesi tidak memiliki potensi keganasan. Pengangkatanlesi lengkap
hampir membatalkan kekambuhan lesi. Tindak lanjut radiografi penting untuk
memantau hasil pengobatan. pemeriksaan dan penatalaksanaan sebaiknya
dilakukan sedini mungkin, sehingga prosedur penatalaksaan bisa lebih
sederhana dan dapat menekan biaya perawatan serta menghasilkan prognosa
yang lebih baik. Tingkat kesulitan operasi pengangkatan odontoma tergantung
pada posisi tumor dengan struktur disekitarnya. Operasi pengangkatan
odontoma yang berukuran kecil memiliki tingkat kesulitan yang lebih rendah
dibandingkan dengan pengangkatan odontoma yang berukuran besar. (Park, J.
C., Yang, J. H., Jo, S. Y., Kim, B. C., Lee, J., & Lee, W. (2018). Giant
complex odontoma in the posterior mandible: A case report and literature
review. Imaging science in dentistry, 48(4), 289-293.)

Anda mungkin juga menyukai