Anda di halaman 1dari 12

Periodontitis

Kronis
Pinta Malem Pinem
213308010020
Dosen :
drg. Susana Halim, M. Biomed
Periodontitis Kronis

ABSTRAK KLASIFIKASI REFERENSI

PENDAHULUA PENGOBATAN
N &
PENCEGAHAN
ABSTRACK

Periodontitis kronis adalah periodontitis yang


paling umum ditemukan pada masyarakat.
Periodontitis kronis adalah yang paling umum
pada orang dewasa, tetapi juga dapat ditemukan
pada anak-anak. Periodontitis penyakit kronis
yang berhubungan dengan penumpukan plak dan
karang gigi. Secara umum Penyakit ini memiliki
tipe progresif lambat atau sedang kerusakan juga
bisa terjadi dengan cepat.
PENDAHULUAN
Periodontitis adalah peradangan jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh
mikroorganisme tertentu yang dapat menyebabkan kerusakan progresif pada
ligamen periodontal, tulang alveolar dengan poket, resesi atau keduanya. 
Penyakit periodontal biasanya memburuk seiring bertambahnya usia karena
dipengaruhi oleh faktor fisiologis atau patologis. Pada usia dewasa sering dijumpai
periodontitis persisten yang disebabkan oleh kantong karang gigi yang tidak segera
larut sehingga menyebabkan penumpukan gingiva (Budi , 2010).
DEFENISI
Periodontitis merupakan faktor resiko yang berperan terhadap gangguan fungsi
pengunyahan dan hilangnya gigi, kelainan yang sering dijumpai dan terjadi pada
manusia.
KLASIFIKASI
Seorang pasien laki-laki berusia 52 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Prima
Indonesia mengeluhkan giginya terasa kasar dan kotor terutama pada gigi depan bawahnya. Keluhan
tersebut di rasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Pasien belum pernah datang kedokter gigi untuk
melakukan perawatan dan pembersihan karang gigi. Pasien pernah mengeluhkan gusinya mudah
berdarah ketika sikat gigi. Pasien menyikat gigi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari namun cara
menyikat gigi pasien masih salah.
Berdasarkan dari anamnesa yang telah dilakukan diketahui bahwa pasien tidak mempunyai
riwayat penyakit sistemik. Pada pemeriksaan intraoral terdapat gingiva berwarna kemerahan, papila
interdental membulat, tekstur unstippling, konsistensi lunak pada gingiva posterior bukal dan lingual
rahang bawah, serta pada gingiva anterior palatal dan posterior bukal dan palatal rahang bawah,
bleeding on probing positif pada semua regio, probing depth gigi 18-16 rata-rata sebesar 5 mm, terdapat
resesi gingiva pada bagian bukal gigi 18 sebesar 4 mm, resesi gingiva 17 pada bagian bukal sebesar 5 mm
dan resesi gingiva 16 pada bagian bukal sebesar 6 mm. Hasil pengukuran Oral Hygiene Index sebesar 8,3
(kategori buruk) dan Plak indeks sebesar 99%. Pemeriksaan radiografis menunjukkan adanya kerusakan
tulang alveolar arah horisontal pada gigi 15, 16, 17, 18. Diagnosa pada kasus ini adalah periodontitis
kronis.
MEKANISME TERJADINYA
PERIODONTITIS
Mekanisme terjadinya periodontitis melibatkan mikroorganisme pada plak gigi
pada jumlah yang besar dalam meresorbsi puncak tulang alveolar. Terjadinya
kehilangan kolagen menyebabkan sel epitelium penyatu pada bagian apical
berpoliferasi sepanjang akar gigi dan bagian korona dari epitelium penyatu dapat
terlepas dari akar gigi. Neutrofil menginvasi pada bagian korona epitelium penyatu
dan memperbanyak jumlahnya. Jaringan akan terlepas dari permukaan gigi dan
kehilangan kesatuan. Sulkus akan meluas secara apikal dan pada tahap ini sulkus
gingiva akan berubah menjadi poket periodontal .
PENGOBATAN
Pengobatan periodontitis kronis dengan pengobatan kuretase. Tujuannya adalah untuk
mengurangi dan keluarkan poket Setelah dilakukan perawatan kuretase akan terjadi
proses perbaikan epitel sulkuler yang berlangsung antara dua sampai tujuh hari,
sedangkan untuk perbaikan epitel cekat terjadi selama lima hari periodontitis dan
perbaikan perlekatan dan mencegah pembentukan ikatan baru. Setelah dilakukan
skeling kemudian dilakukan kuretase tanpa menggunakan anestesi lokal, kuretase
dilakukan dengan menggunakan kuret gracey berwarna putih untuk permukaan bukal
dan lingual gigi premolar dan molar, kuret gracey berwarna hitam untuk permukaan
mesial gigi posterior dan kuret gracey berwarna coklat untuk permukaan distal gigi
posterior.
PENCEGAHAN
 Sikat gigi secara rutin, minimal dua kali sehari, yaitu setiap pagi dan menjelang tidur.
 Bersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi (dental floss).Hindari
kebiasaan merokok dan menggunakan vape.
 Hindari aktivitas yang dapat memicu stres.
 Terapkan pola makan yang sehat dan seimbang.
 Lakukan kontrol dan berobat rutin jika menderita diabetes.
 Jaga berat badan ideal atau turunkan berat badan bila menderita obesitas.
KESIMPULAN
Periodontitis dapat menyebabkan Kerusakan pada tulang alveolar. Tempat
kerusakan tulang secara umum pada periodontitis kronis pola horisontal. kerusakan tulang
alveolar meningkat dalam kasus berhubungan dengan periodontitis kronis digunakan
untuk mengunyah satu sisi dan kebiasaan buruk lainnya seperti merokok dan bermain
peran Penyakit sistemik seperti diabetes mellitus.
Bakteri plak merupakan penyebab primer dari penyakit periodontal.Penyakit
Periodontitis sendiri memiliki etiologi yang berbeda patogenesis multifactorial bakteri
patogen yang berperan tidak cukup menyebabkan anomali.
REFERENSI
Andriani, I., & Chairunnisa, F. A. (2019). Periodontitis kronis dan penatalaksanaan kasus
dengan kuretase. Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 8(1), 25-30.
Budi I. M.A, dan Swastini. (2010) Perbedaan Kondisi Karang Gigi pada Masyarakat yang
Mengkonsumsi Air SumurdenganBukan Air Sumur.JurnalPeriodontolog, 8:1-2.
Khoman, J. A., & Minanga, M. A. (2021). Perawatan Kuretase Gingiva Gigi Anterior pada
Periodontitis: Laporan Kasus. e-GiGi, 9(1).
Kristianingsih, N. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Periodontitis
Pada Masyarakat Pesisir Pantai. JURNAL KESEHATAN DAN KESEHATAN GIGI, 1(2), 17-23.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai