Anda di halaman 1dari 26

DISUSUN OLEH:

Andre Yefta Mambai


Febrian Sekartaji Asmoro
Marcheana Octovia Mirino
Paulina Sroyer
Galuh Kusumawinahyu

PEMBIMBING:
drg. Florence Fransisca, Sp.Perio., M.Kes
 Jaringan periodontal adalah jaringan yang
mengelilingi gigi dan berfungsi sebagai penyangga
gigi, terdiri dari gingiva, sementum, ligamen
periodontal dan tulang alveolar.

 Penyakit periodontal merupakan penyebab utama


tanggalnya gigi pada orang dewasa

 Kira-kira 15% orang dewasa usia 21 – 50tahun dan 30%


usia di atas 50 tahun mengalami penyakit ini
Penyakit periodontal merupakan suatu penyakit
jaringan penyangga gigi yaitu yang melibatkan
gingiva,ligamen periodontal, sementum, dan tulang
alveolar karena suatu proses inflamasi.

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu


gingivitis dan periodontitis.
o Gingivitis merupakan bentuk dari penyakit
periodontal dimana terjadi inflamasi gingiva, tetapi
kerusakan jaringan ringan dan dapat kembali normal.

o Periodontitis merupakan respon inflamasi kronis


terhadap bakteri subgingiva, mengakibatkan
kerusakan jaringan periodontal irreversible sehingga
dapat berakibat kehilangan gigi.
 Faktor Resiko yang dapat Berubah ( Modifiable Risk
Factor )

- Merokok
- Diabetes Melitus
- Mikroorganisme dan penyakit periodontal
- Faktor Psikologis
 Faktor Resiko yang tidak dapat Dirubah ( Non
Modifiable Factor )

- Faktor genetik
- Respon Host
- Osteoporosis
 CHRONIC PERIODONTITIS

Periodontitis kronis sebagai "penyakit yang mengakibatkan


peradangan dalam jaringan pendukung gigi, kehilangan perlekatan
progresif, dan bone loss".

Temuan klinis yang khas :

- akumulasi plak supragingiva dan subgingiva (sering dikaitkan dengan


pembentukan kalkulus),
- inflamasi gingiva,
- pembentukan pocket,
- kehilangan perlekatan periodontal,
- kehiangan tulang alveolar dan sesekali nanah.
Mild periodontitis: kerusakan periodontal umumnya
dianggap ringan ketika tidak lebih dari 1 sampai 2 mm
kehilangan perlekatan klinis telah terjadi
Moderate periodontitis : kerusakan periodontal
umumnya dianggap moderat ketika 3 sampai 4 mm
kehilangan perlekatan klinis telah terjadi
Severe periodontitis: kerusakan periodontal dianggap
parah ketika 5 mm atau lebih kehilangan perlekatan
klinis
• Gusi berdarah ketika menyikat gigi atau makan
• Kadang-kadang nyeri dapat hadir karena tidak adanya
karies yang disebabkan oleh akar yang sensitif
terhadap panas, dingin, atau keduanya.
Adanya riwayat penyakit periodontal sebelumnya
Local Factor  Penumpukan plak di gigi dan
permukaan gingival di dentogingival junction adalah
agen penyebab utama gingivitis dan periodontitis
kronik.
Systemic factor  diabetes
Lingkungan dan kebiasaan  merokok
Faktor genetik
Aggressive Periodontitis diklasifikasikan menjadi :

Aggresive Localized Periondotitis (ALP) atau dulu


disebut dengan Aggressive Juvenile Periondotitis
Aggressive Generalized Periondotitis (AGP).
Diartikan dengan kehilangan ikatan kolagen pada
ligamen periondotal dan digantikan oleh jaringan ikat
longgar juga terdapat pelebaran ligamen periondotal

Terjadi saat pubertas, pada gigi molar pertama atau


insisivus dengan gambaran terlepasnya ikatan
interproksimal pada sedikitnya 2 gigi dimana salah
satunya merupakan molar pertama dan melibatkan
tidak lebih dari 2 gigi selain molar pertama dan
insisivus
Gambaran klinis yang terlihat antara lain:

(1) Migrasi distolabial pada maxilla incisor dengan


diastema,
(2) meningkatnya mobility pada incisor maxilla dan
mandibula dan molar pertama,
(3) permukaan akar yang tidak terlapisi lagi, sensitif
terhadap termal dan stimuli taktil,
(4) rasa nyeri yang dalam, dull, dan menyebar saat
mastikasi, disebabkan oleh iritasi pada struktus
penyangga akibat gigi yang goyang dan impaksi
makanan
• Biasanya menyerang dibawah usia 30 tahun, tetapi
orang tua juga bisa terserang.

• Bedanya dengan local agresif periodontitis pada


individu yang menderita agresif periodontitis generalis
memproduksi antibodi yang sedikit melawan patogen.

• Secara klinis agresif periodontitis generalisata


dikarakteristikkan dengan kehilangan perlekatan
interproksimal secara general sedikitnya 3 gigi
permanen selain molar pertama dan insisif.
Faktor Mikrobiologi
Beberapa organisme spesifik sering ditemukan a.
actomycetemcomitans, capnocytophaga sp. Eikenella
corrodens, Prevotella intermedia, dan Campylobacter
rectus tetapi A.actinomycetemcomitans adalah
patogen primer
Faktor imunologi
Faktor lingkungan
Selain kunjungan rutin ke dokter gigi, pencegahan
penyakit periodontal yang terbaik adalah menjaga
kebersihan rongga mulut di rumah. Kebiasaan hidup
sehat dan menjaga kebersihan mulut, termasuk
menyikat gigi dan flossing, sangat penting dalam
mencegah penyakit gusi dan menjaga kebersihan
mulut yang baik setelah perawatan periodontal.
Perawatan periodontitis dapat dibagi menjadi 3 fase
yaitu :
 Fase 1

Memberi pendidikan pada pasien tentang control plak


Scalling dan root planning
Perawatan karies dan lesi endodontic
Menghilangkan restorasi gigi yang over kontur dan over
hanging
Penyesuaian oklusal ( occlusal adjustment )
Splinting temporer pada gigi yang goyah
Perawatan orthodontic
Analisis diet dan evaluasinya
Reevaluasi status periodontal setelah perawatan tersebut
diatas
Fase 2 : fase terapi korektif, termasuk korekso
terhadap deformitas anatomical seperti poket
periodontal

Berikut ini adalah prosedur yang dilakukan pada fase


ini :
Bedah periodontal untuk mengeliminasi poket
dengan cara antara lain : kuretase ginggiva,
ginggivektomi, prosedur regenerasi periodontal
( bone and tissue graft ).
Penyesuaian oklusi
Pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang
ideal untuk gigi yang hilang
 Fase 3 : fase terapi pemeliharaan, dilakukan untuk
mencegah kekambuhan pada penyakit periodontal

Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada


fase ini :
Riwayat medis dan riwayat gigi pasien
Reevaluasi kesehatan periodontal setiap 6 bulan
dengan mencatat scor plak, ada tidaknya inflamasi
ginggiva, kedalaman poket dan mobilitas gigi
Melakukan radiografi untuk mengetahui
perkembangan periodontal dan tulang alveolar tiap 3
atau 4 tahun sekali
Scalling dan polishing tiap 6 bulan sekali, tergantung
dari evektivitas kontol plak pasien dan pada
kecenderungan pembentukan kalkulus
Aplikasi tablet fluoride secara topical untuk
mencegah karies
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai