Anda di halaman 1dari 22

DISENTRI

DISENTRI

DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
Anthon Febrian Ririhena
Anthon Febrian Ririhena
2019086016361
2019086016361

SMF ANAK DAN REANIMASI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2023
DEFINISI
• Disentri dari bahasa Yunani  dys (=gangguan) dan
enteron (=usus)  radang usus yang menimbulkan
gejala meluas, tinja lendir bercampur darah. Gejala-
gejala disentri antara lain adalah:
 Buang air besar dengan tinja berdarah
 Diare encer dengan volume sedikit
 Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus)
 Nyeri saat buang air besar (tenesmus)

• Diare yang berdarah dan berjumlah sedikit serta


menimbulkan nyeri biasanya disebut dengan disentri
C A R A P E N U L A R A N P E N YA K I T
DISENTRI

1. Sumber air minum yang


tercemar
2. Tercemar oleh
penderita yang
menangani makanan /
3. Minuman
4. Dicemari oleh lalat atau
insect yang
mengandung parasite
5. Penggunaan kotoran
manusia sebagai
pupuk
6. Kurang baiknya
personal higiene
EPIDEMIOLOGI

• Di beberapa rumah sakit di Indonesia dari Juni 1998 sampai dengan

Nopember 1999, dari 3848 orang penderita diare berat, ditemukan 5%

shigella.

• Sanitasi lingkungan yang jelek, penduduk yang padat dan kurangnya

sanitasi individual mempermudah penularannya.

• Umumnya di Amerika serikat menyerang pada usia 3-5 tahun


KLASIFIKASI
DISENTRI
AMOEBA
Entamoeba histolytica

DISENTRI

BASILER
Shigella sp.

Patogen lain :
Salmonella sp., Campylobacter
sp., Vibrio parahaemolyticus,
I'leisomonas shigelloides,
EIEC ((Enteriinnasive E. coil)
ETIOLOGI
DISENTRI BASILER
Morfologi Shigella sp.

• Batang ramping, non- capsulated, non motil,


tidak membentuk spora, gram negatif.
• Bentuk cocobasil dapat terjadi pada biakan
muda.
• Fakultatif anaerob tetapi paling baik tumbuh
secara aerobic.
• Koloninya bikonveks, bulat, transparan dengan
pinggir- pinggir utuh mencapai diameter 2 mm
dalam 24 jam.
• Habitat terbatas hanya pada GIT.
• Memfermentasikan glukosa (shigella
sonnei) dan manitol*.
DISENTRI AMEOBA
Morfologi Entamoeba histolytica

 Bentuk trofozoit ada 2 macam yaitu trofozoit komensal ( berukuran <


10 mm) dan trofozoit pathogen (berukuran > 10 mm)
PATOGENESIS
DISENTRI
PATOGENESIS
Disentri Ameoba

Trofozoit E. Histolytica dalam lumen usus 


menembus mukosa usus memproduksi enzim
fosfoglukomutase dan lisozim  nekrosis jaringan
mukosa usus invansi jaringan sub mukosa dan
muskularis menyebabkan muskularis menggaung
 reaksi radang usus
PATOGENESIS
Disentri Basiler

Fekal oral (air, makanan yang tercemar oleh kotoran


penderita)
 invasi bakteri  protein IPAB dan protein IPAC
 lisis membrane vacuolar  berkembang biak di
dalam lumen usus  protein IcsaA untuk
menyebar/berpindah  menyebar ke sel-sel yang
terdekat  laminar sel  eksotoksin  menurunkan
serapan air dan elektrolit  dehidrasi
GEJALA KLINIS

• Defekasi sedikit-sedikit dan dapat terus-


menerus, sakit perut dengan rasa kolik
dan mejan
• Vormitus
• sakit kepala
• Warna tinja kemerah-merahan (red
currant jelly) atau lendir yang bening dan
berdarah, bersifat basa.
• Secara mikroskopik didapatkan Pus,
sel-sel darah putih/ merah, sel
makrofag yang besar, kadang-kadang
dijumpai Entamoeba coli.
• Suhu badan bervariasi dari rendah-
tinggi, takikardi, dan gambaran sel-sel
darah tepi tidak mengalami perubahan.
• Demam
• Dehidrasi
• Asidosis metabolic pada patogenitas
lanjut.
PERBEDAAN UMUM DISENTRI AMOEBA & DISENTRI BASILER

Disentri amoebiasis Disentri basiler


Timbulnya Lebih sering perlahan-lahan, diare Akut
awal tidak ada atau jarang

Gejala Klinis Toksemia ringan, tenesmus jarang, Toksemia, tenesmus, sakit sifatnya
sakit terbatas umum

Perkembangan Tidak tentu, cenderung menahun Pada permulaan penyakit berat

penyakitnya Makroskopik : Besar, terus Makroskopis : Kecil-kecil, banyak,


Tinja -
tak berbau, alkalis, berlendir, nanah
menerus, asam, berdarah,
dan berdarah, bila tinja berbentuk
bila bentuk biasanya tercampur
dilapisi lendir
lendir Mikroskopik :
- Eritrosit (+++)
Mikroskopik :
- Leukosit (+)
- eritrosit
Abses hati ameba ( +)
- Leukosit
(+++)

Komplikasi Daerah sekum dan kolon asendens, Artritis

Kelainan anatomik jarang mengenai Daerah sigmoid, ileum, mengalami


ileum;ulkus bergaung. hiperemi superficial ulseratif
dan selaput lendir menebal
PERBANDINGAN DIAGNOSIS,TERAPI & PENCEGAHAN

Disentri Amoeba Disentri Basiler


Diagnosis Pemeriksaan tinja : dijumpai Pemeriksaan biakkan tinja utk
bentuk kista atau Trophozoit yang mnemukan basil shigella
berisi eritrosit

Terapi Metronidazole 50 mg/kgBB/hari • Nalidixid acid


dibagi 3 dosis selama 5 hari 55mg/kgBB/hari dibagi 4
dosis selama 10 hari
• Ciprofloxacin 30
mg/kgBB/hari dibagi 2
dosis selama 5 hari
• Ceftriaxon
100mg/kgBB/hari sekali
sehari

Pencegahan Sanitasi lingkungan yg baik


PEMERIKSAAN PENUNJANG DISENTRI
AMEOBA
1. Makroskopis : besar, terus-menerus asam, berdarah, bila
bentuk biasanya tercampur lendir
2. Mikroskopik : eritrosit (+++), leukosit (+)
3. Deteksi antigen
4. PCR
PEMERIKSAAN PENUNJANG DISENTRI BA
1. Makroskopis : Kecil-kecil, banyak, tak berbau, alkalis, berlendir,
nanah dan berdarah, bila tinja berbentuk dilapisi lendir
2. Mikroskopik :
- eritrosit ( +)
- Leukosit (+++)
3. Kultur bakteri dengan media agar

4. Serologi --> deteksi antigen O


DIAGNOSIS BANDING

1. Escherichia coli Enteroinvasive (EIEC)


2. Escherichia coli Enteroinvasive (EIEC)
TERAPI
DISENTRI BASILER

• Nalidixid acid 55 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis


selama 10 hari
• Ciprofloxacine 30 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
selama 5 hari
• Ceftriaxone 100 mg/kgBB/hari sekali sehari
DISENTRI AMOEBA
 Metronidazole 50 mg/kgBB/ hari di bagi 3 dosis selama 5 hari
KOMPLIKASI
• Haemolytic uremic syndrome (HUS).
• Artritis juga dapat terjadi akibat infeksi
S.flexneri
• Toksik megakolon, prolaps rectal dan
perforasi juga dapat muncul.
• Peritonitis
PENCEGAHAN

1. Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci


tangan dengan sabun secara teratur dan teliti.
2. Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah.
3. Memasak makanan sampai matang.
4. Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun
udara.
5. Mengatur pembuangan sampah dengan baik.
6. Mengendalikan vector dan binatang pengerat.
DAFTAR PUSTAKA
 Kotloff KL, Riddle MS, Platts-Mills JA, Pavlinac P, Zaidi AKM.
Shigellosis. Lancet. 2018 Feb 24. 391(10122):801-12

 Hines JZ, Jagger MA, Jeanne TL, et al. Heavy precipitation as a risk factor for

shigellosis among homeless persons during an outbreak - Oregon, 2015-2016. J


Infect. 2018 Mar. 76(3):280-5. 

 Williamson D, Ingle D, Howden B. Extensively drug-resistant shigellosis in

Australia among men who have sex with men. N Engl J Med. 2019 Dec 19.
381(25):2477-9. 

 Ingle DJ, Easton M, Valcanis M, et al. Co-circulation of multidrug-

resistant Shigella among men who have sex with men in Australia. Clin Infect


Dis. 2019 Oct 15. 69(9):1535-44

 Liang M, Ding X, Wu Y, Sun Y. Temperature and risk of infectious diarrhea: a

systematic review and meta-analysis. Environ Sci Pollut Res Int. 2021 Jul 15. 
Shad AA, Shad WA. Shigella sonnei: virulence and antibiotic
resistance. Arch Microbiol. 2021 Jan. 203 (1):45-58. 

Puzari M, Sharma M, Chetia P. Emergence of antibiotic


resistant Shigella species: A matter of concern. J Infect Public Health.
2018 Jul - Aug. 11(4):451-4. 

Arnold SLM. Target product profile and development path for shigellosis

treatment with antibacterials. ACS Infect Dis. 2021 May 14. 7 (5):948-


58. 

Anda mungkin juga menyukai