A. DEFINISI
2. Berak-berak, dan
Adanya darah dan lekosit dalam tinja merupakan suatu bukti bahwa
kuman penyebab disentri tersebut menembus dinding kolon dan
bersarang dibawahnya. Penyakit ini seringkali terjadi karena
kebersihan tidak terjaga, baik karena kebersihan diri atau individu
maupun kebersihan masyarakat dan lingkungan. (NANDA NIC
NOC,2013)
B. ETIOLOGI
C. EPIDEMIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
E. GEJALA KLINIS
Disentri basiler
1) Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri
shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah
dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit,
didapatkan darah dan lendir dalam tinja.
3) Muntah-muntah.
4) Anoreksia.
G. PENATALAKSANAAN
1) Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang,
lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan
darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis,
berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya
syok sepsis.
2) Komponen terapi disentri, antara lain :
c. Antibiotika
· Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan
mendapatkan terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika
yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan resiko
komplikasi dan kematian.
A. PENGKAJIAN
1) Data Subjektif
2) Data Objektif
· Hipertermi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
Mengetahui
Pembimbing Akademik
I Made Mertha, S.Kp, M.Kep
A. Hoesadha Y. 2006.
Robbins dan Cotrans. 2002. Dasar Patologis Penyakit. Buku EGC Kedokteran : Jakarta
NANDA, 2013. Diagnosa Nanda (Nic & Noc), Disertai Dengan Discharge Planning.