Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan Prakerin (Praktek Kerja Industri)
Prakerin adalah kegiatan praktek siswa kejuruan khususnya Program
Keahlian Keperawatan, dalam pelayanan kesehatan siswa dapat melakukan asisten
keperawatan, terutama dalam hal Kebutuhan Dasar Manusia .
Praktek Kerja Industri merupakan suatu kegiatan pengalaman belajar bagi
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memberikan pelayanan
dasar keperawatan bagi siswa kesehatan . Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
dengan bidang studi keahlian kesehatan, kompetensi keperawatan mengikuti P3K
yang bertujuan untuk bisa menjadi tenaga kesehatan yang terampil .
Prakerin juga sebagai wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di kelas pada situasi nyata
sesuai dengan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini dengan
bimbingan dari tenaga kesehatan yang berkompeten di bidangnya, serta dapat
mengerti bagaimana kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya, sehingga nantinya
siswa tidak merasa kaget saat terjun ke dalam lapangan sebagai tenaga kesehatan .
Pengalaman yang di dapatkan di lapangan dapat dijadikan acuan untuk
pembelajaran lebih dalam tentang dunia kesehatan, dimana terkadang terdapat
perbedaan antara ilmu teori dan ilmu aplikasi .
1.2 Maksud Dan Tujuan
1.2.1

Maksud Program Prakerin


Memberi pengalaman belajar bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan

dalam memberikan pelayanan dasar keperawatan dimana siswa dapat melakukan asisten
keperawatan terutama dalam hal Kebutuhan Dasar Manusia (maslow)
1.2.2

Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar Praktek Klinik Asistensi Keperawatan,

siswa diharapkan mampu melaksanakan tindakan Asistensi Keperawatan kepada individu


dan keluarga pada semua tingkat usia yang mengalami masalah atau keterbatasan
pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia pada tatanan pelayanan kesehatan atau di
masyarakat, melaksanakan pencatatan dan pelaporan Asistensi Keperawatan .

1.2.3

Tujuan Khusus

Pada akhir proses pengalaman belajar klinik siswa mampu :


1

a. Melakukan pengkajian terhadap masalah keterbatasan pemenuhan kebutuhan dasar


pada klien .
b. Merencanakan tindakan Asistensi Keperawatan sesuai masalah yang dihadapi klien .
c. Melakukan implementasi Asistensi Keperawatan antara lain :
Pemeriksaan fisik
Mengukur dan mencatat tanda-tanda vital
Kebersihan lingkungan
Teknik septik aseptik
Kebutuhan aktivitas dan latihan
Kebutuhan kebersihan diri (memandikan pasien)
Mengganti cairan infus
Melepas selang infus (upinfus)
Membantu elliminasi (BAB dan BAK)
Personal hygine
Mengatur tempat tidur (mengganti alat tenun)
Mengatur berbagai posisi tidur pasien (mika-miki)
Menjemput pasien
Melepas selang catheter
d. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan .
1.3 Manfaat Kegiatan Prakerin
a. Dapat melakukan tindakan Asistensi Keperawatan sesuai standart profesi terutama
dalam hal Kebutuhan Dasar Manusia .
b. Pengalaman belajar bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam
memberikan pelayanan dasar keperawatan .
c. Dapat mengaplikasikan ilmu teori yang didapat di sekolah untuk diterapkan di dunia
kerja secara langsung .

BAB II
KONDISI OBJEKTIF TEMPAT KEGIATAN PRAKERIN
2.1 Sejarah Singkat , Visi , Misi , Dan Motto RSIA Ben Mari
2.1.1 Sejarah Singkat RS. Ben Mari
RSIA Ben Mari didirikan pada tanggal 27 Juni 2009 yang dibuka oleh Bpk Bupati
Malang H.Sujud Pribadi SE,S.os sebagai Rumah Sakit yang menangani kesehatan Ibu dan
Anak .
RS. Ben Mari didirikan oleh PT.RS BEN MARI SEHAT

Berdirinya RS Ben Mari dalam rangka mendukung upaya pemerintah untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Kab.Malang


Ikut berperan secara aktif mempercepat pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas
kepada masyarakat

Perkembangan pelayanan RS.BEN MARI selama empat (4) tahun ini menunjukkan
progress yang cukup berarti dan permintaan masyarakat yang cenderung meningkat,
terutama pada pelayanan spesialis yang lebih luas sehingga pada tahun ke-3 kita sudah
menjadi RUMAH SAKIT UMUM tentunya dengan pelayanan kesehatan yang lebih luas .
RS. BEN MARI sudah terakreditasi LULUS PENUH pada tanggal 27 Agustus 2012 .
2.1.2 Visi RS. Ben Mari
Menjadikan Rumah Sakit Ibu dan Anak pilihan utama masyarakat .
2.1.3 Misi RS. Ben Mari
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat . Memberikan pelayanan kesehatan
secara professional dengan biaya yang terjangkau .
2. Memberikan pelayanan di bidang kebidanan dan kandungan, anak dan kegawat
daruratan yang di dukung oleh dokter-dokter spesialis yang ahli pada bidangnya,
dokter umum, dokter konsul bedah, dokter konsul penyakit dalam yang melayani
dengan didasari Cinta dan Hati yang Tulus .
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional dengan alat bantu diagnosis
yang terkini .
4. Selalu berusaha untuk meningkatkan fasilitas dan peralatan medis seiring dengan
kemajuan teknologi .

2.1.4 Motto RS.Ben Mari


Service With Love and Heart (Melayani dengan Cinta dan Hati yang Tulus)
2.2 Gambar Umum RS.Ben Mari
Gambaran umum RS.Ben Mari terletak di tempat yang sangat strategis, yaitu berada
di Jl. Raya Kendalpayak No.17 yang menghubungkan penduduk wilayah Kabupaten
Malang Selatan Timur dan Kota Malang sebagai pusat dinamika aktifitas penduduk
Malang Raya dan RS. Ben Mari berada di jalur persimpangan ke arah Turen, Dampit, dan
ke arah Kepanjen.
2.3 Gambar Lokasi / Tempat Perawatan
R.Merbabu
R. Merapi
3

R. Rinjani
R. Lawu
R. kawi
R. Wilis
R. Arjuna
R. ICU
R. Operasi
R. IGD

R. Kaber

R. Peri

R. Perawat
R. Gizi

2.4 Waktu Kegiatan Prakerin


Kegiatan Prakerin dimulai pada Bulan Juli minggu pertama tanggal 2 28
September 2013 di RS.Ben Mari Kabupaten Malang .

2.5 Tenaga Kerja Dan Ijazah Terakhir


2.5.1 S1 Kep

: 2 orang

2.5.2 D3 Kep

: 25 orang

2.5.3 D3 Kabidanan

: 9 orang

BAB III
JURNAL HARIAN PRAKERIN
3.1 Jurnal Harian Pada ruang Keperawatan
Jurnal harian pada ruangan ini ada yang tentu dan adapula yang tidak menentu,
tergantung pada jumlah pasien yang ada pada saat itu . Jurnal ruangan keperawatan yang
tetap sehari-harinya dapat dilihat pada table di bawah ini :
@Shift Pagi :
NO
1

JENIS PEKERJAAN
(jam 07.00 datnag,

PUKUL
08.00

operan) Mengoplos

URAIAN SINGKAT
Mengoplos obat sesuai dengan
jenisnya (missal, cefotaxyme

obat
5

dengan aquabidest, novaldo,


2

Menginjeksi pasien

10.00

ceftriaxone dengan aquabidest)


Menginjeksi pasien sesuai
dengan daftar pasien yang
harus di injeksi (pasien yang
tidak ada pada daftar injeksi

Memeriksa Tanda-

11.30

tidak boleh di injeksi)


Memeriksa suhu tubuh pasien

(menggunakan thermometer)
Memeriksa tekanan darah

Tanda Vital (TTV)

pasien (menggunakan

tensimeter dan stetoskop)


Menghitung nadi dan respirasi
pasien (menggunakan arloji

atau stopwatach)
Setelah hasil TTV tercatat di
buku TTV, harus di Blue-Red
pada setiap status pasien sesuai

Membuang urine

13.00

dengan nama pasien


Membuang urine pasien
Mencatat urine pasien
(banyaknya urine yang
dikeluarkan, dan warna, serta
kepekatannya)

@Shift Siang :
NO
1

JENIS PEKERJAAN
(jam 14.00 datang,

PUKUL
16.45

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN


Memeriksa suhu tubuh pasien

operan) Memeriksa

Tanda-Tanda Vital

(menggunakan thermometer)
Memeriksa tekanan darah
pasien (menggunakan

(TTV)

tensimeter dan stetoskop)


Menghitung nadi dan respirasi
pasien (menggunakan arloji

atau stopwatach)
Setelah hasil TTV tercatat di
buku TTV, harus di Blue-Red
pada setiap status pasien sesuai
dengan nama pasien

Mengoplos obat

18.30

Mengoplos obat sesuai dengan


jenisnya (missal, cefotaxyme
dengan aquabidest, novaldo,

Menginjeksi pasien

19.15

ceftriaxone dengan aquabidest)


Menginjeksi pasien sesuai
dengan daftar pasien yang
harus di injeksi (pasien yang
tidak ada pada daftar injeksi
tidak boleh di injeksi)

@Shift Malam :
NO
1

JENIS PEKERJAAN
(jam 21.00

PUKUL
22.00

URAIAN SINGKAT
Mengoplos obat sesuai dengan

datang,operan)

jenisnya (missal, cefotaxyme

Mengoplos obat

dengan aquabidest, novaldo,

Menginjeksi

00.00

ceftriaxone dengan aquabidest)


Menginjeksi pasien sesuai
dengan daftar pasien yang
harus di injeksi (pasien yang
tidak ada pada daftar injeksi

Menyeka

05.30

tidak boleh di injeksi)


Menyeka pasien sesuai dengan
daftar pasien yang diseka, jika
tidak ada pada daftar berarti
hanya dibagikan air seka saja
(menyeka hanya untuk pasien

Memeriksa Tanda-

06.15

setelah operasi belum24 jam)


Memeriksa suhu tubuh pasien

(menggunakan thermometer)
Memeriksa tekanan darah

Tanda Vital (TTV)

pasien (menggunakan

tensimeter dan stetoskop)


Menghitung nadi dan respirasi
pasien (menggunakan arloji
atau stopwatach)

Setelah hasil TTV tercatat di


buku TTV, harus di Blue-Red
pada setiap status pasien sesuai
5

Membuang urine

06.15

dengan nama pasien


Membuang urine pasien
Mencatat urine pasien
(banyaknya urine yang
dikeluarkan, dan warna, serta
kepekatannya)

3.2 Jurnal Harian Pada Ruang IGD (Instalasi Gawa Darurat)


Jurnal harian pada ruangan ini selalu berubah-ubah kerjanya anya pada saat ada
klien datang, kita bertugas untuk memeriks Tanda-Tanda Vital klien tersebut . Jika IGD sepi
maka kita dapat melakukan pensterilan pada alat-alat yang ada .
@Shift Siang :
NO
1

JENIS PEKERJAAN
Memeriksa Tanda

PUKUL
14.20

Tanda Vital
2

Memasang catheter

18.00

URAIAN
Mengukur suhu
Mengukur tekanan darah
Menghitung nadi
Menghitung respirasi
Memakai handscoon steril
Menyiapkan catheter
Oleskan gell pada pangkal selang

catheter
Menyiapkan cairan aquabidest
untuk mengunci selang catheter
yang telah dipasang

@Shift Pagi :
NO
1

JENIS PEKERJAAN
Membersihkan R. IGD

PUKUL
07.15

URAIAN
Menyapu lantai
Mengepel lantai
Membersihkan kaca
Membuang sampah (medis,

nonmedis, spuit, vial, ampul)


Membersihkan alat-alat medis

Memasang infus

10.00

Mengisi kassa atau kapas steril

yang hendak habis


Mencari pembuluh darah terlebih
darah (cari yang tidak

bercabang)
Masukan surflo pada pembuluh

tersebut
Tarik needle yang ada dalam

surflo
Kemudian pasang selang infus

URAIAN
Memakai handscoon steril
Menyiapkan catheter
Oleskan gell pada pangkal

selang catheter
Menyiapkan cairan aquabidest

@Shift malam :
NO
1

JENIS PEKERJAAN
Memasang catheter

PUKUL
21.45

untuk mengunci selang catheter


2

Memasang infus

04.30

yang telah dipasang


Mencari pembuluh darah terlebih
darah (cari yang tidak

bercabang)
Masukan surflo pada pembuluh

tersebut
Tarik needle yang ada dalam

surflo
Kemudian pasang selang infus

3.3 Jurnal Harian Pada Ruang Gizi


Jurnal harian pada ruang gizi (yang terletak pada dapur) ini tidak pernah berubahubah, kegiatan hariannya berangsur sama, terkecuali pada event-event tertentu, missal saat
ada acara rapat dokter, atau acara pengangkatan jabatan salah satu karyawan . Jurnal harian
pada ruangan ini dapat dilihat pada table dibawah ini :
@Shift Siang :
NO
1

JENIS PEKERJAAN
Menyiapkan makanan

PUKUL
14.15

URAIAN SINGKAT
Mencetak nasi pada piring sesuai
dengan jumlah pasien yang ada

pada saat itu .


Mengkrep piring yang telah

berisi nasi
Menata piring yang telah siap
beserta sayur dan sendok ke

Mengantar makan sore

15.30

dalam troli makanan .


Membuat teh
Mengantar makanan pada

ruangan yang telah tertulis pada


piring .
Jika pada ruangan pasien

terdapat piring kotor kita dapat


3

Menyiapkan bahan

16.15

membawanya .
Mengupas bahan makanan yang

untuk memasak

akan dimasak (contohnya,


wortel, kentang, kacang panjang,

Mengambil piring kotor 18.30

buncis, dll.) .
Mencuci bahan yang telah

dikupas .
memotong bahan yang telah

dikupas .
Membawa nampan untuk

mengambil piring kotor .


Mengambil piring kotor pada

setiap ruangan pasin .


Mencuci alat makan dan alat

masak yang kotor


Menata piring yang telah dicuci
ke dalam lemari khusu tempat

Memersihkan ruang

19.45

dapur

peralatan makanan .
Membersihkan cendela
Menyapu lantai
Mengepel lantai

@Shift Malam :
NO
1

JENIS PEKERJAAN
Menyiapkan makanan

PUKUL
04.30

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN


Mencetak nasi pada piring
sesuai dengan jumlah pasien

yang ada pada saat itu .


Mengkrep piring yang telah
berisi nasi

10

Menata piring yang telah siap


beserta sayur dan sendok ke

Mengantar makan pagi

06.15

dalam troli makanan .


Membuat teh
Mengantar makanan pada
ruangan yang telah tertulis pada

piring .
Jika pada ruangan pasien
terdapat piring kotor kita dapat

Mebersihkan ruang

06.45

dapur

membawanya .
Membersihkan cendela
Menyapu lantai
Mengepel lantai

@Shift Pagi :
NO
1

JENIS PEKERJAAN
Menyiapkan bahan

PUKUL
07.20

URAIAN SINGKAT PEKERJAAN


Mengupas bahan makanan
yang akan dimasak (contohnya,
wortel, kentang, kacang

Menyiapkan makanan

08.00

panjang, buncis, dll.) .


Mencuci bahan yang telah

dikupas .
memotong bahan yang telah

dikupas .
Membuat bubur kacang hijau
Mencetak nasi pada piring
sesuai dengan jumlah pasien

yang ada pada saat itu .


Mengkrep piring yang telah

berisi nasi
Menata piring yang telah siap
beserta sayur dan sendok ke

Mengantar bubur

10.00

dalam troli makanan .


Membuat the .
Menyiapkan bubur kacang

hijau ke dalam troli makanan .


Mengantarkan bubur kacang

kacang hijau

hijau pada setiap ruangan


4

Mengantarkan makan

11.30

siang

pasien .
Mengantar makanan pada
ruangan yang telah tertulis pada

11

piring .
Jika pada ruangan pasien
terdapat piring kotor kita dapat

Mengambil piring kotor 13.15

membawanya .
Membawa nampan untuk

mengambil piring kotor .


Mengambil piring kotor pada

setiap ruangan pasin .


Mencuci alat makan dan alat

masak yang kotor


Menata piring yang telah dicuci
ke dalam lemari khusu tempat

Membersihkan ruang

13.50

dapur

peralatan makanan .
Membersihkan cendela
Menyapu lantai
Mengepel lantai

BAB IV
KOMPETENSI PRAKTEK PADA PENANGANAN KASUS

4.1 Teori Asma


4.1.1 Pengertian

12

Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran pernafasan yang melibatkan sel
esionotil, sel mash, sel netrotil, limfosit, dan makrofag, yang ditandai dengan wheezing,
sesak nafas, batuk, dada terasa tertekan dapat pulih kembali dengan atau tanpa pengobatan .
4.1.2 Etiologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nafas yang berbunyi (wheezing)


Batuk
Sesak nafas
Serangan bisa berlangsung beberapa menit, jam bahkan beberapa hari .
Cemas jika sesak memberat
Banyak keringat
Kebingungan
Letarg

4.1.3 Patofisiologi Asma


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alergen
Infeksi saluran nafas
Emosi
Olahraga (kegiatan jasmani yang berat)
Obat-obatan
Polusi udara

4.1.4 Penatalaksanaan Medis


1. Pengobatan non farmakologik
a. Penyuluhan
b. Menghindari faktor pencetus
c. Fisioterapi
2. Pengobatan farmakologik
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Agonis beta
Metil xantin
Kortikosteroid
Kromdin
Kefotifen
Sprutopium bromide (atroven)

4.1.5 Pencegahan
Usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya
serangan penyakit asma, antara lain :
1.
2.
3.
4.

Menjaga kesehatan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
Menggunakan obat-obat anti penyakit asma

13

4.2 Teori Kejang Demam


4.2.1 Pengertian
Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh( lebih dari
38C) yang disebabkan oleh proses ekstral kronial .
4.2.2 Etiologi
Penyebab penyakit ini disebabkan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan
cepat, dapat juga disebabkan oleh infeksi diluar saraf pusat, misalnya kronkitis .
4.2.3 Patofisiologi Kejang Demam
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1C akan mengakibatkan metabolisme dan
kebutuhan oksigen meningkat 20% . Hal ini bisa meluas ke seluruh sel maupun membran
sel dengan bantuan neuron . Dan terjadilah kejang yang berangsur begitu lama disertai
dengan apnea .
4.2.4 Penatalaksanaan Medis
Mengganti sairan infus .
Memeriksa Tanda-Tanda Vital pasien (suhu, tekanan darah, nadi,respirasi) .
Memberi obat oral/injeksi kepada pasien .

4.2.5 Pencegahan

Pasien dianjurkan untuk kompres air panas/dingin


Berpakaian tipis
terapi oral/injeksi (IV/IM)
Kolaborasi tim medis
Cegah kejang berulang

4.3 Teori Hipertensi


4.3.1 Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah yang sistolnya di atas 140 mmHg dan tekanan
sistoliknya di bawah 100-90 mmHg
4.3.2 Etiologi
Hipertensi sekunder (hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain)
4.3.3 Patofisiologi Hipertensi

14

Kontraksi pembuluh darah disebabkan oleh dilepaskannya norepineprin yang


mengakibatkan kontraksi pembuluh darah .

4.3.4 Penatalaksanaan Medis


Observasi pasien (suhu, tekanan darah, nadi, respirasi)
4.3.5 Pencegahan

Terapi relaksasi
Mencegah faktor pencetus
Terapi obat
Latihan fisik teratur
Rendah garam

4.4 Teori Diare


4.4.1 Pengertian
Diare adalah BAB (Buang Air Besar) dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair . Volumenya lebih banyak dari biasanya .
4.4.2 Etiologi
Infeksi dari berbagai penyakit
Disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air yang dimunum .
Infeksi dari berbagai macam virus
Malabsorbsi yang dapat menyebabkan diare adalah malabsorb karbohidrat, lemak
atau protein, alergi makanan, makanan basi atatu beracun juga dapat menyebabkan diare .
Kondisi psikologis yang dapat menyebabkan diare adalah rasa takut dan cemas .
4.4.3 Patofisiologi Diare
Gangguan asmotik yang berlebihan (Isi rongga usus yang berlebihan merangsang
usus untuk mengeluarkannya)
Gangguan sekresi
Gangguan mobilitas usus (hiperistatik akan menyebabkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare .
15

4.4.4 Penatalaksanaan Medis

Dehidrasi sehingga prioritas utama terapi


Tata kerja Terarah untuk mengidentifikasi penyebab infeksi
Memberikan terapi simtomatik
Memberikan terapi difintif

4.4.5 Pencegahan
Cukup hanya mencuci tangan sebelum makan . Agar terhindar dari bakteri yang
menempel .

4.5 Teori Myoma Uteri


4.5.1

Definisi
Myoma Uteri adalah : neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus yang disebut

juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine Fibroid.


Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua
tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri (2 %) dan pada korpus uteri (97%),
belum pernah ditemukan myoma uteri terjadi sebelum menarche.
4.5.2

Etiologi
Walaupun myoma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun dari

hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa myoma uteri terjadi tergantung
pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada Cell Nest yang selanjutnya dapat
dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen.
Lokalisasi Mioma Uteri
1.

Mioma intramural ; Apabila tumor itu dalam pertumbuhannya tetap tinggal


dalam dinding uterus.

2.

Mioma Submukosum ; Mioma yang tumbuh ke arah kavum uteri dan menonjol
dalam kavum itu.

3.

Mioma Subserosum ; Mioma yang tumbuh ke arah luar dan menonjol pada
permukaan uterus.

16

Komplikasi
1.

Pertumbuhan leimiosarkoma.
Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa tahun tidak membesar,
sekonyong konyong menjadi besar apabila hal itu terjadi sesudah menopause

2.

Torsi (putaran tangkai)


Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau
proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan
nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomenakut.

3.

Nekrosis dan Infeksi


Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat
melalui kanalis servikalis dan dilahirkan dari vagina, dalam hal ini kemungkinan
gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar


(Dikaitkan dengan patofisiologi, insiden dan prognosis penyakit)

Herediter, Pola hidup,


Hormonal

Menorrhagi

Myoma uteri

metrorhagii

Perdarahan
pervaginam

Kekurangan
volume cairan
tubuh

Massa

Rencana tindakan
operasi

Gangguan sirkulasi
akut dan nekrosis
jaringan

Penekanan organ
sekitar

Kurang
pengetahuan

Kecemasan
17

Nyeri
Vesika urinari

Pembuluh
darah

Resiko tinggi
infeksi

Rectum

Retensi urine
Nyeri pelvik

Konstipasi

Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb: turun, Albumin : turun, Lekosit : turun /
meningkat, Eritrosit

: turun

2. USG : terlihat massa pada daerah uterus.


3. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan
ukurannya.
4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.,
5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat
tindakan operasi.
6. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi
tindakan operasi.
Cara Penanganan Mioma Uteri
Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum bertangkai.
Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang mendekati masa
menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara
rutin tiap tiga bulan atau enam bulan. Adapun cara penanganan pada myoma uteri yang
perlu diangkat adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan
histerektomi dan umumnya dilakukan histerektomi total abdominal. Tindakan
histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal Histerektomy and
Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO). TAHBSO adalah suatu tindakan
pembedahan untuk mengangkat uterus, serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan
melakukan insisi pada dinding, perut pada malignan neoplasmatic desease, leymyoma
dan chronic endrometriosis (Tucker, Susan Martin, 1998).
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa
18

jaringan neoplasm pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik.


2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot
3. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan
memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan
seksual.
4. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan terjadinya perdarahan yang
berulang-ulang.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.
Perencanaan keperawatan.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

TUJUAN DAN

KRITERIA HASIL
Gangguan rasa nyaman (nyeri) Klien dapat mengontrol

PERENCANAAN KEPERAWATAN
INTERVENSI
1.

Observasi adanya nyeri Memudah

berhubungan dengan

nyerinya dengan criteria

dan tingkat nyeri.

kerusakan jaringan otot dan

hasil mampu

system saraf akibat

mengidentifikasi cara

nyeri serta tindakah untuk

penyempitan kanalis servikalis

mengurangi nyeri,

mengatasi nyeri

oleh myoma

mengungkapkan keinginan

2.

3.

keperawat

Ajarkan dan catat tipe

Ajarkan teknik relaksasi

Meningka

terhadap n

dialaminya

Membantu

untuk mengontrol nyerinya.

dan

kenyaman
4.

Anjurkan

untuk Meningka

menggunakan

kompres klien

hangat
5.

Kolaborasi

pemberian

Menguran

analgesik.

Gangguan eliminasi urine

Pola eliminasi urine ibu

1.

(retensio) berhubungan

kembali normal dengan

dengan penekanan oleh massa

criteria hasil ibu memahami 2.

jaringan neoplasma pada

terjadinya retensi urine,

kandung

daerah sekitarnnya, gangguan

bersedia melakukan

adanya ketidaknyamanan dan

sensorik / motorik.

tindakan untuk mengurangi

rasa nyeri.

atau menghilangkan retensi 3.


urine.

19

Catat pola miksi dan Melihat pe


monitor pengeluaran urine
Lakukan palpasi pada
kemih,

observasi

Anjurkan klien untuk


merangsang

miksi

dengan

pemberian

air

hangat,

eliminasi k

Menentuk

yang diras

mengatur posisi, mengalirkan Mencegah


air keran.

1.

urine

Ganguan konsep diri

Konsep diri klien tidak

Beritahu klien tentang Menguran

berhubungan dengan

mengalami gangguan

siapa

kekawatiran tentang

dengan criteria hasil

dilakukan histerektomi dan

ketidakmampuan memiliki

menerima keadaan dirinya,

anjurkan

anak, perubahan dalam

menyatakan bersedia untuk

mengekpresikan perasaannya

masalah kewanitaan, akibat

dilakukan tindakan

tentang histerektomi

pada hubungan seksual.

termasuk tindakan

2.

pembedahan

saja

yang
klien

Kaji

bisa meningatk
untuk

apakah

klien

mempunyai konsep diri yang


negatif.
3.

Memotivasi klien untuk


mengungkapkan perasaannya
mengenai

tindakan

pembedahan
pengaruhnya

dan
terhadap

klien
4.

Ciptakan

diri Identifikas
kelemahan

lingkungan

atau suasana yang terbuka


bagi

klien

membicarakan

untuk Menguran
keluhan-

keluhannya.

Meningka

klien dan b

dalam pere

perawatan

20

4.6 Teori TBC Paru


4.6.1 Definisi
Tuberlucosis adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi.
4.6.2 Etiologi
Penyakit ini di sebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang berbentuk batang dan
asam yang dapat menyerang paru ,getah bening ,usus, ginjal,tulang ,sampai otak. Tbc sangat
mudah menular melalui cairan di salurkan nafas yang keluar lewat batuk/bersin dan di hirup
oleh orang orang di sekitarnya .
4.6.3 Pathofisiologi
Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum ,
malaise, gejala flu, demam ringan , nyeri dada, batuk darah, nafsu makan menurun ,
berkeringat dingin pada malam hari, badan lemas dan lesu , sesak nafas.
4.6.4 Penatalaksanaan

a)
b)
c)
d)

Pengobatan Sekunder
a) Ekonamid
b) Protionamid
c) Siklosirin
d) Kananursin
e) PAS ( Para Amino Safic Lcly Acid )
Pengobatan Primer
Isoniazid
(H)
Rifampisia ( R)
Pirazinamid (Z)
Streptomizin

4.6.5 Pencegahan

Mengurangi kontak dengan Tbc aktif


Menjaga standar hidup yang baik
Pemberian Vaksin BCG
Makan makanan yang bergizi
Lingkungan yang sehat
Berolahraga

4.7 Teori Varicela


21

4.7.1 Definisi
Varisela berasal dari bahasa latin Varicela di indonesia dikenal dengan istilah cacar air
, sedangkan di luar negeri di kenal dengan nama chicken pox , varisela adalah peanyakit
menular dengan gejala gejala demam timbul bintik bintik merah yang kemudian mengandung
cairan.
4.7.2 Etiologi
Penyakit ini di sebabkan oleh virus varicella zozter yang termasuk family herpes virus
4.7.3 Pathofisiologi
Biasanya pada hari ke 14 menyebar pesat ke jaringan ke kulit

Menyebar ke seluruh tubuh melelui getah bening


Gejalanya biasanya malaise ,pusing,demam dan kadang kadang di iringi batuk
Penderita biasanya mengeluh adanya rasa tidak enak badan ,lesu ,tidak nafsu
makan ,dan sakit kepala, satu atau dua hari kemudian muncul erupsi kulit yang
khas , munculnya ercipsi kulit di awali dengan bintik merah merah ( Makula ) dan
kemudia berubah menjadi ( Papula) . Papula kemudian barubah menjadi
( vesikel ) gelembung kecil yang berisi cairan bening ,kemudian cairan itu
menjadi keruh ( Pustula ).

4.7.4 Penatalaksanaan

Perawatan : isolasi untuk mencegah penularan , bila demam kompres dengan air

hangat .
Diet : Makan makanan yang bergizi tinggi ( tinggi kalori dan protein )
Pengobatan : Antivirus dan Asiklovir , Anti peritik, Paracetamol
Antibiotika, dapat di berikan bedak.

4.7.5 Pencegahan

Hindari kontak dengan penderita.


Tingkatkan daya tahan tubuh.
Imunoglobulin varisella zoster
(di anjurkan pula pada bayi yang baru lahir yang ibunya penderita cacar air
. beberapa saat sebelumnya atau sesudah melahirkan.)

4.8 BPH (Benigna perostat hiperplasi)


22

4.8.1 Definisi
Benigna Prostat Hiperplasi (BPH) adalah pembesaran jinak kelenjar protat,disebabkan
oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan
kelenjar/jaringan vibromosculer yang perubahan menyebabkan penyumbatan utera pars
prostatika. (Jong Wim De Mencari sumber penyakit pada BPH edisi.1.Jakarta :EGC ;1999
4.8.2 Etiologi
Penyebab terjadinya benigna propstat hiperplasi belum di ketahui secara pasti.Prostat
merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat pula di anggap undangan
(Counter Part ). Oleh karena itu yang di anggap etiologi adalah karena tidak adanya
keseimbangan endokrin pasien .Namun menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong 1998
etiologi dari BPH adalah :
a) Adanya

hiperplasia

periuretral

yang

di

sebabkan

karena

perubahankeseimbangan testoreon dan estrogen.o ketidakseimbangan endokrin.


b) Faktor umur/usia lanjut.
(Jong Wim DeMencari sumber penyakit pada BPH Edisi.1.Jakarta :
ECG;1999
4.8.3 Pathofisiologi
Pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus urinarius. Pada tahap
awal

terjadi pembesaran protat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan

resistensi ueruttra daerah proatat,leher fesika kemudian detusor mengatasi dengan kontraksi
kuat.Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tenal dan penonjolan serat detrusor
ke dalam mukoa buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok yang sampai (trabekulasi).Jika di
lahat dari dalam fesika dengan sitoskopi,inukosafesika dapat merobos keluar
Diantara serat detrusor hingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil
dinamakan sakula dan apabila besar disebut diferkel.Fase penebalan detrusor adalah fase
kompesasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya mengalami
doekompesasi dan tidak mampulagi untuk kontraksi,sehingga terjadi retensi urin total yang
berlanjut pada hidronefosis dan di fungsi saluran kemih atas (Jong Wim Demencari sumber
penyakit penyakit pada BPH Edisi.1.Jakarta:EGC;1999)
Manifestasi klinis

23

Tanda dan gejala penyakit BPH adalah :


a.Hilangnya kekuatatan pancaran saat miksi (BAK tidak puas)
b.Kesulitan dalam menggosokkan kandungan kemih
c.Rasa nyeri saat mulai miksi
d.Adanya urin yang bercampur darah (HEMATURI)

4.8.4 Penatalaksanaan medis

Non Operatif

a)Memperbesar hormone esterogen dan progesterone


b)Masase prostat,anjurkan sering masturbasi
c)Anjurkan tidak minum banyak pada waktu yang pendek
d)Cegah minum obat anti kolinergick,anti histamine dan dengastan
e)Pemasangan cateter

OperatiF

Indikasi : terjadi pelebaran kandung kemih dan urine sisa 750 ml


TUR (Trans Uretral Resction0
STP (Suprobik Transersal Prostattektomy)
Retropubibic Extravecical Prortatektomy
Prostatektomy Parineal
Data Pasien
Nama

: Tn.. B

Umur

: 48 thn

Alamat

: Sumawe
24

Pengkajian tanggal 17 juli 2013 :


Pasien datang masuk melalui IGD pukul 22.30 , pasien mengatakan keluhan nyeri perut
bagian bawah sampai ke daerah kemaluan sejak 2 minggu yang lalu pasien bilang muntah
tidak ada , mual sering kambuh, saat tidur pasien menyatakan tidak nyaman karena perut
sering sakit, nyeri di bagian perut bawah nyeri terus menerus.
4.9 Teori Hernia
4.9.1 Definisi
Hernia adalah: suatu tonjolan yang abnormal dari organ organ intra abdominal keluar dari
cavum abdomen tapi masih di capai oleh peritonium.(purnawan djumadi 1999).

macam macam hernia di lihat dari lokasinya:


Hernia inguinalis.
Lateralis /Hernia inderekta
Medialis /Hernia derekta
Hernia afemoralis
Hernia insisional (Hernia diafragma / Hernia ventrialis )
Hernia umbilikalis

: 50%.
: 25%.
: 5%.
: 10%.
: 3%.

Hernia dapat juga di golongkan menjadi hernia responsibilis dan impanisibilis hernia
responsibilis yaitu suatu hernia yang da[pat di kembalikan dengan manipulasi manual ke
posisi normalnya dengan kantung pada dinding abdomen.Sedang hernia Inpanibilis yaitu: jika
hernia tersebut tidak dapat di kembalikan pada posisi normalnya adesi/ keluar kantung hernia
terbalik.
4.9.2 Patofisiologi.
Hernia bisa terjadi secara kongenital/ accuirent hernia yang bersifat kongenital
sepertihernia ingiunalis indirec bisa di sebabkan karena kegagalan pemutusan prosedur
vaginalis (kantong hernia).sewaktu turun ke dalam sekrotum , sedangkan bersifat acuiret bisa
terjadi oleh adanya peningkatan intra abdominal.
-

peningkatan tekanan intra abdominalis tersebut antara lain di sebabkan

o pengejanan mendadak.
o Obesitas.
o Gerak badan terlalu aktif.
o Asites.
o Kehamilan.
25

adalah:

o Masa abdomen yang besar.


-

Akibat penekanan tekanan intra abdomalis ini:.

o Kelemahan dasar kanal ingiunalis yang tidak memasuki kanal melalui cincin internal tapi
langsung melalui fase fersa fascian dan keluar cincin external sehingga terjadilah hernia
ingiunalis indirec.
o Kelemahan fashical marginalis dan cincin inguinalis externa dan keluar abdomen melalui
cincin ingiunalis dan melilit cincin Externa sehingga terjadi hernia ingiunalis indirec.
o Arteri Femoralis yang melewati paha, jika paha dan membengkak pada lipatan paha , jika
pencernaan omentum melalui cincin femoralis tersebut dapat terjadi hernia femoralis.
-

pada hernia incecta dapat terjadi ganguan / kekurangan suplai darah pada hernia karena
obstruksi dari usus sehingga berakibat strangulasi hernia , Hernia strangulasi itulah yang
memerlukan intervensi badah karena dapat terjadi iskemi / nekrosis pada bowel.
~ Penatalaksanaan.
dengan responsisi secara manual.
Dengan memakai sabuk hernia untuk penderita yang tidak memerlukan tindakan
bedah. Herniografi ( Bedah perbaikan Hernia ) Adalah di seksi dari kantung hernia dan di
kembalikan pada susunan semua pada cavum abdomen.
Hernioplash adalah perbaikan pada jaringan yang lemah sehingga menguatkan
dengan kawat jalinan baju / tascia.
Pemberian analgesik pada hernia yang menyebabkan nyeri.
manifestasi klinis.
Umumnya pasien mengatakan adanya benjolan di selakangan kemaluan,benjolan
tersebut busa mengecil atau mengilang pada waktu tidur dan menangis ,mengejan atau
menggangkat beban atau posisi pasien sendiri dapat muncul lagi.
Keadaan umum pasien biasanya baik bila benjolan tidak nampak, pasien di suruh mengejan
dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri, jika ada hernia maka akan tampak benjolan .
Harus di periksa benjolanya .
Keadaan cincin hernia juga perlu di periksa melalui sekrotum, jari telunjuk di
masukan ke atas selesas dari tuberkulum.

4.10 Teori Orchitis


Status Pasien : Tn.S
26

Umur

:35 Th

TD

:120/80

:36,5

: 84

RR

:19

Ruangan

:Rinjani 3

4.10.1 Definisi:
Orchitis adalah suatu inflamasi testis (kongesti testikular), biasanya disebabkan oleh
faktor-faktor piogenik, virus, spiroseta, parasit, traumatis, kimia atau faktor yag tidak
diketahui ( Smeltzer, 2002).
Orchitis adalah peradangan testis yang jika bersama dengan epididimitis menjadi
epididimoorkitis dan merupakan komplikasi yang serius dari epididimitis (Price, 2005).
Orchitis merupakan peradangan satu atau kedua testis, ditandai dengan pembengkakan
dan nyeri. Keadaan ini sering disebabkan oleh parotitis, sifilis, atau tuberculosis (Hartanto,
2008).
4.10.2 Etiologi
Penyebab orchitis bisa piogenik bakteria, gonokokokus, basil tuberkal, atau virus seperti
paramiksovirus, penyebab dari gondongan (parotitis). Sekitar 20% dari orchitis timbul
sebagai komplikasi dari gondongan (parotitis) setelah pubertas (Baradero, 2006)
Menurut Price, 2005 virus adalah penyebab orchitis yang paling sering. Orchitis
parotiditis adalah infeksi virus yang paling sering terlihat, walaupun imunisasi untuk
mencegah parotiditis pada masa anak-anak telah menurunkan insiden. 20-30% kasus
parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orchitis, terjadi bilateral pada sekitar
15% pria dengan orkitis parotiditis. Pada laki-laki pubertas atau dewasa, biasanya terdapat
kerusakan tubulus seminiferus dengan resiko infertilitas, dan pada beberapa kasus, terdapat
kerusakan sel-sel leydig yang mengakibatkan hipogonadisme difesiensi testosterone. Orchitis
paroditisis jarang terjadi pada laki-laki prapubertas, namun bila ada, dapat diharapkan
kesembuhan yang sempurna tanpa disfungsi testiskular sesudahnya. Virus lain yang dapat
27

menyababkan orchitis dan memberikan gambaran klinis yang sama adalah : virus Coxsakie
B, Varisela, dan mononukleosis.
Orchitis bakterial piogenik disebabkan oleh bakteri (Escherichia coli, Klebsiella
pneumonia,

Pseudmonas

aeruginosa)

dan

infeksi

parasitik

(malaria,

filariasis,

skistosomiasis, amebiasis) atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan pada


epididimitis. Seseorang dengan orchitis parotiditis terlihat sakit akut dengan demam tinggi,
edema, peradangan hidrokel akut, dan terdapat nyeri skrotum yang menyebar ke kanalisis
inguinalis. Komplikasinya termasuk infark testis, abses, dan terdapatnya pus dalam skrotum.
Orchitis granulomaktosa dapat disebabkan oleh sifilis, penyakit mikrobakterial,
aktinomikosis, penyakit jamur, mycobacterium tuberculosis, dan mycobacterium leprae.
Infeksi dapat menyebar melalui funikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran selanjutnya
melibatkan epididimis dan testis, kandung kemih, dan ginjal.
4.10.3 Patofisiologi
Kebanyakan penyebab Orchitis pada laki-laki yang sudah puber adalah gondongan
(mumps), dimana manifestasinya biasanya muncul mendadak dalam 3 sampai 4 hari setelah
pembengkakan kelenjar parotis. Virus parotitis juga dapat mengakibatkan orchitis sekitar 15
% 20% pria menderita orchitis akut bersamaan dengan parotitis. Anak laki-laki pra
pubertas dengan orchitis parotitika dapat diharapkan untuk sembuh tanpa disertai disfungsi
testis. Pada pria dewasa atau pubertas, biasanya terjadi kerusakan tubulus seminiferus dan
pada beberapa kasus merusak sel-sel leydig, sehingga terjadi hipogonadisme akibat defisiensi
testosteron. Ada resiko infertilitas yang bermakna pada pria dewasa dengan orchitis
parotitika. Tuberkukosis genitalia yang menyebar melalui darah biasanya berawal unilateral
pada kutub bawah epididimis. Dapat terbentuk nodula-nodula yang kemudian mengalami
ulserasi melalui kulit. Infeksi dapat menyebar melalui fenikulus spermatikus menuju testis.
Penyebaran lebih lanjut terjadi pada epididimis dan testis kontralateral, kandung kemih, dan
ginjal. (Price, 2005)
4.10.4 Pengobatan
Jika peyebabnya adalah bakteri diberikan obat anti biotik.Jika penyebabnya adalah
virus debrikan obat anti nyeri,penderita sebaiknya menjalani tirah baring ,skorutumnya
diangkat dan di kompres air es.
4.10.5 Pencegahan

28

Immunisasi gondongan Mias mencegah terjadinya orkitis akibat gondongan. Perilaku


seksual yang aman dan terlindung (misalnya tidak berganti-ganti pasangan dan menggunakan
kondom) Mias mengurangi resiko terjadinya orkitis akibat penyakit menular seksual.

4.11. Teori Appendiks


4.11.1 Definisi
Appendicitis adalah kondisi dimana appendix anda membengkak dan terisi
oleh nanah. Appendix adalah kantong berbentuk jari yang menonjol keluar dari usus
besar pada bagian bawah sebelah kanan perut anda. Appendix ini belum diketahui
fungsi pentingnya, tetapi bukan berarti tidak dapat menyebabkan masalah.
Appendicitis menyeabbkan nyeri yang dimulai dari sekitar pusar dan kemudian
menjalar ke bawah perut bagian kanan. Appendicitis biasanya meningkat pada 12
sampai 18 jam dan dengan cepat menjadi sangat parah.
Appendicitis dapat berefek pada siapapun, tetapi paling sering terjadi pada mereka
yang berusia 10 sampai 30 tahun. Pengobatan appendicitis standar adalah operasi
untuk mengeluarkan appendix.
4.11.2 Etiologi
Ada banyak gejala dan penyebab terkait dengan gangguan pada organ usus ini,
beberapa diantaranya akan kami jelaskan pada kesempatan kali ini. Penyebab radang
usus buntu diperkirakan karena adanya makanan keras yang masuk ke usus buntu dan
tidak bisa keluar lagi. Makanan yang dapat menyebabkan usus berkerut dengan cepat.
Ini menyebabkan usus bukan sudah ada dan lebih mudah meradang.
Berikut adalah penyebab dan gejala usus buntu seperti yang kami rangkum
dari jurnal kesehatan yang ditulis oleh para pakar di bidangnya.Beberapa faktor
yang ditengarai menjadi pemicu gangguan ini meliputi:
1. Penyumbatan yang diakibatkan oleh kotoran
2. Adanya benda asing pada organ tersebut
3. Terdapat tumor atau sel kanker

29

Secara garis besar pemicu atau penyebab munculnya gangguan pada usus
buntu dikarenakan oleh adanya penyumbatan sehingga menghambat fungsi organ
dalam tersebut.

4.11.3 Patofisiologi
Bila usus buntu ini infeksi atau biasa yang disebut dengan radang usus
buntu, maka akan membuat pemiliknya amat merasakan sakit dan bisa
menyebabkan kematian penderita bila terlambat melakukan pertolongan.
Dikatakan bahwa usus buntu itu sebenarnya terletak di sebelah kanan bawah perut.
Fungsinya diperkirakan untuk membantu ppertahanan tubuh dari serangan penyakit.
Namun selama ia tidak meradang atau mengalami infeksi maka keadaanakan baikbaik saja. Ia baru akan berbahaya bila mengalami infeksi. Pada awalnya kemungkinan
peradangan tidaklah terlalu berat dan meluas sehingga orang masih dapat mengatasi
radang usus buntu. Namun suatu saat ia menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
Keadaan demikian menunjukkan penderita mengalami peradangan usus buntu yang
kronis. Namun peradangan yang sangat sakit bagi penderitanya.
Pada tahap awal radang usus buntu dirasakan penderita dengan merasakan
amat sakit, dinding usus buntu mengalami kebocora karena rapuh. Isi usus terjadi
peradangan selaput dinding usus bagian luar , serta pembungkus usus itu.
Jadi akan sangat berbahaya membiarkan usus buntu yang meradang di dalam
perut. Kerugian yang ditimbulkannya bukan hanya kesakitan yang diperoleh tapi juga
bahaya kematian yang mengancam bila tidak mendapat bangunan cepat dari
dokter. Bahkan penderita saat itu tidak bisa berjalan karena sakitnya, sehingga untuk
mengatasi usus itu dari pecah, perlu operasi segera.

Manifestasi klinis
Tanda dan gejala penyakit Usus Buntu (Apendiks) adalah :

30

a. Tanda yang paling utama adalah adanya keluhan nyeripada perut yang sering
terjadi dan semakin lama akan semakin memburuk
b. Rasa nyeri tersebut mulai menjalar ke sekitar pusat, kemudian berpindah ke
sisi kanan bawah
c. Tidak nafsu makan
d. Muntah
e. Sembelit
f. Jika kaki dilipat lalu di tekan ke dinding perut akan terasa sakit yang menusuk
g. Nyeri yang memburuk ketika anda batuk, berjalan atau membuat gerakan
bergetar
Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologis
Meliputi foto sinar X ditambah hasil USG seputar perut, yang lain sifatnya hanya
memastikan saja, seperti CT Scan dan rontgen.
2. Laboraturium
Meliputi tes urin yang akan dicek di laboraturium.

4.11.4 Pencegahan
1) Banyak minum air mineral.
2) Makan teratur yang dominan dengan buah-buahan dan sayur-sayuran.
3) Pola kerja dibatasi.
4) Pola makan seimbang dengan energy yang dikeluarkan.
31

4.11.5 Data Pasien


Nama
: Nn.V
Umur
: 15 Tahun
Alamat
: Pakisaji
Diagnosa
: Usus Buntu (Appendicitis)
Pengkajian tanggal 18 Juli 2013
Pasien datang masuk melalui IGD pukul 19.25,pasien mengeluhkan
sakit perut di bagian kanan bawah dan sakit saat di pakai berjalan. Pasien
mengeluhkan kondisi yang sama mulai 3 bulan yang lalu.

4.12 Spesifikasi Kompetensi TTV (Tanda-Tanda Vital)


4.12.1 Pengertian TTV
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk memiliki system kardiovas kular
bersamaan dengan pemeriksaan nadi . Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan dua
metode, yang pertama dengan metode langsung . Metode langsung adalah metode yang
menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang
dihubungkan dengan manometer . Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk
menentukan tekanan darah, tapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus . Metode yang
kedua adalah metode tak langsung, yaitu metode yang menggunakan sfig manometer .
Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara, yaitu palpasi yang mengukur tekanan
sistolik dan diastolic dan cara ini memerlukan alat stetoskop .
2. Pengukur Suhu
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara
pembentukan dan pengeluaran panas . Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila
pengeluaran panas meningkat . Kondisi demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi,
berkeringat hiperventinasi, dll .
Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu lisme dan
kontraksi otot . Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan oral, rectal, dan axila .
3. Pernapasan (Pemeriksaan Pernapasan)

32

Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui


fungsi system pernapasan yang terdiri dari pertahanan pertukaran oksigen dan karbondioksida
dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa .
4.Denyut Nadi (Pemeriksan Denyut Nadi)
Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai system kardi ovaskular . Denyut
nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dapat juga
dilakukan dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih . Pemeriksaan denyut nadi
dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri berakhialis pada
siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis
pedis, dan pada arteri frontalis pada bayi .

4.12.2 Tujuan TTV

Mengetahui nilai tekanan darah .


Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui tentang suhu tubuh .
Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan .
Menilai kemampuan fungsi pernapasan .
Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan) .
Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler .

4.12.3 Persiapan Alat


Tekanan Darah
1. Sfigmanometer (tensimeter) yang terdiri dari :
a. manometer air raksa + ktep penutup dan pembuka
b. manset udara
c. slang karet
d. pompa udara dari karet dan sekrup pembuka dan penutup
2. Stetoskop
3. Buku catatan
4. Pena
Pengukuran Suhu
1. Thermometer
2. Tiga buah botol :
Botol pertama berisi larutan sabun
Botol kedua berisi larutan desinfektan
Botol ketiga berisi air bersih
3. Bengkok
4. Kertas 1 tisu
33

5. Vaselin
6. Buku catatan suhu
7. Sarung tangan (apabila diperlukan)
Pernapasan
1. Arloji (jam) atau stopwatch
2. Buku catatan
3. Pena
Nadi
1. Arloji atau stopwatch
2. Buku catatan
3. Pena

4.12.4 Prosedur Kerja

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tekanan Darah
Menjelaskan prosedur pada klien
Cuci tangan
Atur posisi klien
Letakkan lengan yang hendak di ukur pada posisi telentang
Lengan baju dibuka
Pasang manset pada lengan kanan / kiri atas sekitar 3cm diatas fossa cubiti (jangan

terlalu ketat maupun longgar)


7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra / sinistra .
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba .
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba .
10. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara
manset secara perlahan dan berkesinambungan denga memutar sekrup pada pompa
udara berlawanan arah jarum jam .
11. Cacat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali . Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi .
12. Cacat Hasil .
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan .
Pemeriksaan Suhu
1. menjelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi klien
5. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue.
6. Turunkan thermometer di bawah suhu 34c -35 c
7. Letakkan thermometer pada daerah aksila dengan klien fleksi di atas dada .
8. Setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan dibaca hasilnya .
9. Catat hasil
10. Bersihkan thermometer dengan kertas tissue.
34

11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan .


Pernafasan
1. Jelaskan prosedur pada klien .
2. Cuci tangan .
3. Atur posisi klien .
4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan .
5. Catat hasil .
6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan .
Nadi
1. Jelaskan prosedur pada klien .
2. Cuci tangan .
3. Atur posisi klien .
4. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh .
5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, telunjuk,
jari tengah, dan jari manis . Tentukan frekuensinya permenit dan keteraturan
irama, dan kekuatan denyutan .
7. Catat hasil .
8. Cuci tangan setelah dilakukan .

35

BAB V
HASIL KEGIATAN DAN PEMBATASAN KAGIATAN

5.1 Hasil
Pelaksanaan praktek selama tiga (3) bulan mendapatkan banyak hasil yang
dicapai dan bertambahnya pengalaman serta terpenuhinya semua target dari prasat
yang sudah ditentukan oleh sekolah .Hasil selama praktek di RS. Ben Mari dapat
diterapkan di lingkungan sekolah bersama guru pembimbing .
5.2 Pembatasan Kegiatan
Selama praktek di RS. Ben Mari selain mendapat banyak hasil yang dicapai
juga ada pembatasan kegiatan, diantaranya :
Sebagai Asisten Keperawatan tidak boleh melakukan injeksi tanpa seizin perawat .
Sebagai Asisten Keperawatan tidak boleh memasang infus tanpa ada perintah
sebelumnya dari perawat yang ada .
Sebagai Asisten Keperawatan tidak boleh memasang cethether, kecuali jika disuruh
untuk membantu memasang cathether .

36

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Selama kami melaksanakan Program Pengenalan Pelayanan Kesehatan (P3K) banyak
pengalaman baru yang kami dapatkan dan belum pernah didapatkan di lingkungan sekolah .
Dari pengalaman yang ditemui selama Prakerin kami bisa belajar melakukan pekerjaan yang
baik secara professional dalam bidang yang kami geluti, yaitu keperawatan .

6.2 Saran
6.2.1 Bagi Sekolah
Kami melihat begitu banyaknya persaingan dalam dunia medis untuk itu kami
menyarankan kepada pihak sekolah agar menyiapkan tenaga terdidik dan terbaik supaya tidak
kalah saing dengan sekolah kesehatan yang lainnya .
6.2.2 Bagi Pelayanan Kesehatan / RS
Bagi Rumah Sakit hendaknya memberikan pelayanan yang lebih baik lagi, supaya ke
depannya menjadi Rumah Sakit yang berkualitas .
6.2.3 Bagi Tenaga Medis
Bagi tenaga medis sebaiknya memberikan banyak pengetahuan kepada siswa yang
sedang Prakerin .
6.2.4 Bagi Penulis
Hasil makalah ini diharapkan menambah pengetahuan tentang manfaat Praktek di
Rumah Sakit dan memberikan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu khususnya
dalam proses Program Pengenalan Pelayanan Kesehatan (P3K)

37

LAMPIRAN
Laporan ini disusun oleh :
1. Akbar Pradita P.E
2. Ayu Wulandari
3. Badiatus Sholicha
4. Bagus Wahyudi
5. Brenda Zenica S.L
6. Denok Olivia H.N
7. Desy Ariska
8. Dhainira Kartika
9. Eka Ningtia
10. Evi Rizky
11. Ika Risda
12. Julaiha
13. Mega Puspita
14. Moh Raka Hadinata
15. Nafidahtul Jannah
16. Nia Krislia
17. Ristia Depy S
18. Riska Ayu P
19. Shinda Prima
20. Susilo Ambar W
21. Wahyu Cahyani
22. Widy Khurin
23. Yesika Arina Pramudita
24. Putri Novianti
25. Ayu Rahmawati
26. Dena Kartika

38

Anda mungkin juga menyukai