Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASUHAH KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN INFEKSI JAMUR

Oleh Kelompok 10

1. Pornomo
2. Tri Nyun Larasati
3. Wiji Rahayu
4. Adis Era Suryani
Definisi
Menurut Djuanda, (2011)
Kulit merupakan struktur
kompleks yang membentuk
jaringan tubuh yang kuat dan
kerasInfeksi jamur kulit
merupakan suatu peradangan
yang disebabkan oleh jamur
spesies Trichopyton,
Micosporus, dan
Epidermopiton. Selain terjadi
dikulit infeksi jamur juga bisa
terjadi di kuku dan rambut.
Etiologi
Jamur malassezia furfur atau pityrosporum
ovale. Jamur penyebab penyakit kulit panu ini
muncul bisa dikarenakan kebersihan diri yang
kurang terjaga, atau melalui penularan dari
orang lain. Setiap orang pada normalnya
memiliki jamur di kulitnya. Namun, jika jamur
ini tumbuh atau berkembang berlebihan, hal
inilah yang menyebabkan panu yang biasanya
muncul dengan warna yang berbeda dengan
kulit.
Tanda dan gejala
Menurut Burkhart and Lorie (2010), pasien penderita
pityriasisversikolor biasanya tidak ada keluhan (asimtomatis) tetapi
dapat dijumpai gatal, mengeluh bercak pigmentasi dengan alas
ankosmetik. Predileksipityriasisvesikolor yaitu pada tubuh bagian
atas, lengan atas, leher, abdomen, aksila, inguinal, paha, genetalia.
Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai difus dengan ukuran
lesi dapat milier, lentikuler, numuler sampai plakat. Ada dua
bentuk yang sering dijumpai:
• Bentuk makuler : berupa bercak yang agak lebar, dengan squama
halus diatasnya, dan tepi tidak meninggi.
• Bentuk folikuler : seperti tetesan air, sering timbul disekitar
rambut
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan langsung
Untuk melihat adanya infeksi jamur pada kulit, kuku atau rambut.
Adanya
elemen jamur akan tampak di mikroskop berupa benang-benang
bersifat
kontur ganda.
• Pembiakan atau Kultur
Dilakukan dalam media agar saboroud pada suhu kamar (25-30oC)
kemudian dalam seminggu dilihat ada perubahan atau pertumbuhan
jamur.
• Reaksi imunologis (Alergi)
Dengan menyuntikkan secara Icsemacam antigen yang dibuat dari
jamur reaksi (+) berarti terinfeksi oleh jamur (+),
• Biopsi
Khusus dilakukan dalam pemeriksaan jamur mikosis dalam.
Dengan pewarnaan khusus dari suatu jaringan biopsi.
Pewarnaan khusus seperti pewarnaan Gram, HE dan PAS
dapat mewarnai eleman jamur dalam jaringan sehingga
terlihat lebih jelas.
• Pemeriksaan dengan lampu wood (UV)
Sinar wood adalah sinar ultraviolet yang telah melewati
suatu saringan wood, sinar yang tadinya polikromatis
menjadi monokromatis. Bila sinar ini diarahkan ke kulit
atau rambut yang mengalami infeksi oleh jamur-jamur
tertentu, sinar akan berubah menjadi dapat dilihat,
dengan pemberian warna kehijauan atau fluoresensi.
Penatalaksanaan
1. Pengobatan Topikal.
Pengobatan harus dilakukan secara menyeluruh,
tekun dan konsisten.
Obatyang dapat digunakan ialah :
a. Selenium sulfida 1,8% dalam bentuk shampoo
2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi
dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum
mandi.
b. Larutan Natrium Tiosulfas 25%, dioleskan 2 kali
sehari sehabis mandi selama 2 minggu.
(Partogi, 2008).
2. Pengobatan Sistemik
Pengobatan sistemik diberikan pada kasus
Pityriasis versicolor yang luas atau jika
pemakaian obat topikal tidak berhasil. Obat yang
dapat diberikanadalah :
a. Ketoconazole Dosis: 200 mg per hari selama
10 hari
b. Fluconazole Dosis: dosis tunggal 150-300 mg
setiap minggu
c. Itraconazole Dosis: 100 mg per hari selama 2
minggu. (Madani A, 2000).
Pengkajian
1. IdentitasPasien : nama, jeniskelamin, agama, alamat, pendidikan.
2. KeluhanUtama : Pasien mengeluh gatal
3. Riwayat Kesehatan
4. Pola Kebiasaan
Penggunaan handuk bersama atau sendiri.
5. Pemeriksaan Fisik
Subjektif : Gatal
Objektif : Terdapat makula di lipat paha, axial (ketiak) dan
punggung pasien yang dapat hipopigmentasi, kecokletan,
keabuan atau kehitam-hitaman dalam berbagai ukuran, dengan
skuama halus di atasnya. Makula, berbata stegas (sharply
marginated), berbentuk bundar dan ukuranny abervariasi.
Diagnosa
1. Kerusakan intergritas kulit berhubungan
dengan gangguan tugor kulit.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
penyakit.
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
nyeri.
Intervensi
Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan gangguan tugor kulit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam kerusakan
integritas kulit membaik.
Kritria hasil:
1. Integritas kulit di turunkan dari sangat terganggu menjadi cukup.
2. Sensasi di turunkan dari sangat terganggu menjadi cukup
3. Tekstur kulit dari kasar menjadi halus.
Intervensi :
1. Monitor kemungkinan alergi terhadap obat interaksi dan kontraindikasi
termasuk obat obatan di luar konter dan obat obatan herbal.
2. Ikuti prosedur 5 benar dalam pemberian obat.
3. Berikan obat obatan sesuai dengan tehnik dan cara yang tepat.
4. Instruksikan klien dan keluarga menggenai efek yang diharapkan dan
efek lanjut obat.
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat yang tepat untuk
pasien.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam gangguan
citra tubuh terpenuhi.
Kriteria hasil :
1. Kepuasan dengan penampilan tubuh.
2. Deskripsi bagian tubuh yang terkena ( dampak ).
3. Penyusuaian terhadap perubahan tampilan fisik.
Intervensi :
1. Identifikasi cara untuk menurunkan dampak dari adanya perubahan
bentuk melalui pakaian, rambut palsu dan komestik.
2. Bantu pasien menetukan berkelanjutan dari perubahan –perubahan
akatual dari tubuh atau tingkat fungsinya.
3. Monitor apakah pasien bisa meliht bagian tubuh mana yang berubah.
4. Ajarkan untuk melihat pentingnya respon mereka terhadap perubahan
tubuh dengan cara yang tepat.
5. Identifikasi kelompok pendukung yang bersedia bagi pasien.
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 35 menit informasi
kesehatan terpenuhi.
Kriteria hasil :
1. Tahu kapan untuk mendapatkan bantuan dari seseorang profesi kesehatan.
2. Pentingaya perawatan tindak lanjut.
3. Rencana perawatan tindak lanjut
Intervensi :
1. Identifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat meningkat atau
mengurangi motifasi untuk berprilakusehat.
2. Bantu individu, keluarga dan masyarakat untuk memperjelas dan nilai-
nilai kesehatan
3. Tekankan manfaat kesehatan positif yang langsug manfaat jangka pendek
yang bisa diterima oleh perilaku gaya hidup positif dari pada
menenkankan pada manfaat jangka panjamg yang efek negatif dari
ketipatuhan.
4. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk menolak perilaku yang tidak
sehat beresiko dari pada saran untuk menghindari atau mngubah perilaku.
5. Libatkan individu,keluarga dan kelompok dalam perencanaan dan
rencana implementasi gaya hidup atau modifiasi perilaku kesehatan.
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai