ELIMINASI BAK/BAB
OLEH : GUSTI MANU DEWI , S.KEP
VIDEO SISTEM PERKEMIHAN
ELIMINASI URINE
1. Retensi urinea.
a. Ketidaknyamanan daerah pubis
b. Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih
c. Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang
d. Meningkatnya keinginan berkemih dan resah
e. Ketidaksanggupan untuk berkemih
2. Inkontinensia urine
a. Pasien tidak dapat menahan keinginan BAK sebelum sampai di WC.
b. Pasien sering mengompol.
E. PERUBAHAN POLA BERKEMIH
1. FREKUENSI
Meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan yang meningkat,
biasanya terjadi pada cystitis (peradangan dikandung kemih yang menimbukan
nyeri ketika buang air kecil) , stress dan wanita hamil.
2. URGENCY
Perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi pada anak-anak karena
karena kemampuan spinter untuk mengontrol berkurang.
3. DYSURIA
Rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih, misalnya pada infeksi saluran
kemih, trauma dan striktur uretra (kondisi penyempitan uretra yang
menghambat aliran urine)
4. Polyuria (diuresis)
Produksi urine melebihi normal, tanpa peningkatan intake cairan (cairan
yang masuk dalam tubuh) misalnya pada pasien diabetes militus.
5. Urinary Suppression
Keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine secara tiba-tiba
Anuria (urine kurang dari 100mk/24 jam)
Olyguria (urine berkisar 100-500ml/jam)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ELIMINASI URINE (BAK)
a. Diet dan Asupan Intake
Jumlah dan tipe makanan merupakan factor utama yang mempengaruhi output
urine(jumlah urine) . Protein dan natrium menentukan jumlah urine yang
dibentuk. Selain itu meminum kopi juga dapat meningkatkan pembentukan
urine.
d. Stress Psikologis
Meningkatnya stress dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.
Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan berkemih dan
jumlah urine yang diproduksi.
e. Tinkgat aktivitas
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk
fungsi spinchter. Kemampuan tonus otot didapat dengan beraktivitas.
Hilangnya tonus otot vesika urinaria dapat menyebabkan kemampuan
pengontrolan berkemih menurun.
f. Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat mempengaruhi pola
berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih memiliki kesulitan
untuk mengontrol buang air kecil. Namun kemampuan dalam mengontrol buang
air kecil meningkat seiring dengan pertambahan usia.
g. Kondisi Penyakit
Kondisi penyakit dapat juga mempengaruhi produksi urine, seperti diabetes
militus.
h. Sosiokultural
Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine seperti
adanya kultur pada masyarakat tertentu yang melarang untuk buang air kecil
ditempat tertentu.
i. Kebiasaan seseorang
Seseorang yang memilik kebiasaan berkemih di toilet, biasanya mengalami
kesulitan untuk berkemih dengan melalui urinal/pispot bila dalam keadaan
sakit
j. Tonus otot
Tonus otot berperan penting dalam membantu proses berkemih adalah otot
kandung kemih, otot abdomen, dsn pelvis. Ketiganya sangat berperan dalam
kontraski sebagai pengontrolan pengeluaran urine.
k. Pembedahan
Pembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak dari
pemberian obat anastesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah
produksi urine .
l. Pengobatan
Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya peningkatan atau
penurunan proses perkemihan. Misalnya pemberian diuretic dapat meningkatkan
jumlah urine, sedangkan pemberian obat antikolinergik dan antihipertensi dapat
menyebabkan retensi urine ( gangguan pada kandung kemih yang membuat
penderitanya kesulitan mengeluarkan urine).
m. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan diagnostic ini juga dapat mempengaruhi kebutuhan eliminasi urine,
khususnya prosedur-prosedur yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran
kemih seperti intra venus pyelogram (IPV) Yaitu pencatatan grafik tekanan dalam
kandung kemih. Pemeriksaan ini dapat membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi
produksi urine. Selain itu tindakan sistokopi dapat menimbulkan edema local pada
uretra sehingga pengeluaran urine terganggu.
PENANGGULANGAN GANGGUAN
ELIMINASI URINE/BAK
a. Pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan
Pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan yaitu : pengambilan urine
biasa, pengambilan urine steril dan pengumpulan selama 24 jam
f. Melakukan kateterisasi
Kateterisasi merupakan tindakan memasukan kateter ke dalam kandung kemih
melalui uretra untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi, sebagai
pengambilan bahan pemeriksaan. Dalam pelaksanaanya, kateterisasi terbagi
menjadi dua tipe internitent (straight kateter) dan indwelling (foley kateter)
TERIMAKASIH …