Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1........................................................Latar Belakang Masalah


Sejak zaman dahulu, penyakit urethritis sudah dikenal di kalangan dunia medis sebagai
penyakit infeksi di saluran perkemihan akibat invasi oleh bakteri baik yang bersifat menular
atau tidak menular. Menurut The Center For Deseases Control and Prevention (CDC) di
Atlanta mengatakan Chlamyda adalah infeksi sexual yang paling sering terjadi di Amerika
(diperkirakan 3 juta orang Amerika mengidap penyakit ini setiap tahun dan sebagian besar
berumur 15 dan 24 tahun). Chlamydia disebabkan melalui hubungan seksual, tetapi bukan
sebagai virus, seperti kebanyakan penyakit akibat hubungan seksual lain. Ini disebabkan oleh
suatu bakteri yang disebut Chlamydia.

Di Indonesia Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya,
Suwanto, 2001). Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari
semua umur baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari
dua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang
lebih 5 – 15 %.

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan
oleh bakteri terutama E. coli. Resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks
vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen uretral
baru dan septikemia.

Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang
berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya
jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik
melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.

Dengan demikian, penulis berusaha menemukan hal-hal yang baru terutama tentang
hal yang berkaitan dengan penatalaksanaan penyakit urethritis dan hal yang lain yang
berkaitan dengan penyakit urethritis.

1.2. Rumusan Masalah


Dari makalah yang berjudul tentang “ Penyakit Urethritis “ rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit urethritis?
2. Bagaimana klasifikasi dari penyakit urethritis?
3. Bagaimana etiologi dari penyakit urethritis?
4. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit urethritis?
5. Bagaimana patofisiologi dan Web of Caution dari Penyakit Urethritis?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari Penyakit Urethritis?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari Penyakit Urethritis?
8. Apa saja komplikasi dari Penyakit Urethritis?
9. Bagaiamana konsep dasar asuhan keperawatan dari Penyakit Urethritis?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan urethritis
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian dari penyakit urethritis.
2. Mengetahui klasifikasi dari penyakit urethritis.
3. Mengetahui etiologi dari pennyakit urethritis.
4. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit urethritis.
5. Mengetahui patofisiologi dan Web of Caution dari penyakit urethritis.
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik yang digunakan pada penyakit urethritis.
7. Mengetahui penatalaksanaan untuk penyakit urethritis.
8. Mengetahui komplikasi dari penyakit urethritis.
9. Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan dari penyakit urethritis.

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah yang berjudul tentang “ Penyakit Urethritis “ yaitu dapat
mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan urethritis dan hal-hal yang terkait
dengan penyakit urethritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Penyakit Urethritis


Urethritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar naik yang
digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Namun demikian kedua kondisi
tersebut dapat terjadi pada satu pasien. (Nursalam, 2008).
Urethritis adalah peradangan uretra oleh berbagai penyebab dan merupakan sindrom
yang sering terjadi pada pria. (Sylvia A. Price, 2006)
Urethritis yaitu inflamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan gejala penyakit
gonore, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme.
(Barbara. 2005).
Urethritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 2007). Urethritis juga
merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular seks (PMS) urethritis secara
spesifik dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis dan nongonococal urethritis.
Urethritis merupakan peradangan pada saluran kencing atau urethra, yang terjadi pada
lapisan kulit urethra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang menyerang saluran kemih
seperti Chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoae, tricomonal vaginalis dan lain-lain.
peradangan ini biasanya terjadi pada ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis
juga merupakan salah satu dari infeksi dari saluran kemih yaitu urethra, prostate, vas
deferens, testis atau ovarium, buli-buli, ureter sampai ginjal. dan dapat dikatakan sebagai
bagian dari infeksi saluran kemih superficial atau mukosa yang tidak menandakan invasi
pada jaringan.

2.2. Klasifikasi Penyakit Urethritis


1. Urethritis Akut
a. Penyakit ini disebabkan asending infeksi atau sebaliknya oleh karena prostate
mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita kaum pria.
b. Tanda dan gejalanya misalnya mukosa merah udematus, terdapat cairan eksudat
yang purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika dilihat secara mikroskopis terlihat
infiltrasi leukosit sel – sel plasma dan sel-sel limfosit, ada rasa gatal yang
menggelitik, gejala khas pada urethritis gonorhea yaitu morning sickness, pada
pria diakibatkan pembuluh darah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh
kelompok pus tetapi pada wanita jarang diketemukan.
c. Diagnosa diferential seperti urethritis gonorhea, amicrobic pyuhria, urethritis
karena trichomonas dan prostatitis non spesifik.
d. Pemeriksaan diagnostik biasanya dilakukan pemeriksaan terhadap secret uretra
untuk mengetahui kuman penyebab.
e. Tindakan pengobatan diberikan antibiotika. Bila terjadi striktuka, lakukan dilatasi
uretra dengan menggunakan bougil.
f. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah prostatitis, periuretral abses yang dapat
sembuh, kemudian meninbulkan striktura atau urine fistula.
2. Urethritis kronis
a. Penyebabnya adalah pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut, prostatitis
kronis dan striktura uretra.
b. Tanda dan gejalanya mukosa terlihat granuler dan merah, jika dilihat secara
mikroskopis tampak infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit sel leukosit,
fibroblast bertambah, getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum bak
pertama, uretra iritasi, vesikal iritasi, prostatitis, dan cystitis.
c. Prognosanya bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke kandung
kemih, ureter, ataupun ginjal.
d. Tindakan pengobatan berupa pemberian antibiotika sesuai dengan bakteri
penyebabnya dan berikanlah banyak minum.
e. Komplikasinya dapat terjadi peradangan yang dapat menjalar ke prostate.
3. Urethritis gonokokus
a. Penyebabnya adalah bakteri Neisseria gonorhoeoe (gonokokus).
b. Tanda dan gejalalanya mukosa merah udematus, terdapat cairan eksudat yang
purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika dilihat secara mikroskopisterlihat
infiltrasi leukosit sel – sel plasma dan sel – sel limfosit, ada rasa gatal yang
menggelitik, gejala khas pada urethritis gonorhea yaitu morning sickness.
c. Prognosanya infeksi ini dapat menyebar ke proksimal uretra.
d. Komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah infeksi yang menyebar ke proksimal
uretra menyebabkan peningkatan frekuensi kencing.
Gonokokus dapat menebus mukosa uretra yang utuh, mengakibatkan terjadi
infeksi submukosa yang meluas ke korpus spongiosum. Infeksi yang
menyebabkan kerusakan kelenjar peri uretra akan menyebabkan terjadinya
fibrosis yang dalam beberapa tahun kemudian mengakibatkan striktura uretra.
4. Urethritis non gonokokus (non spesifik)
a. Urethritis non gonokokus (sinonim dengan urethritis non spesifik) merupakan
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang paling sering
diketemukan. Pada pria, lender uretra yang mukopurulen dan disuria terjadi
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu setelah melakukan hubungan
kelamin dengan wanita yang terinfeksi. Lendir mengandung sel nanah tetapi
gonokokus tidak dapat di deteksi secara mikroskopis atau kultur
b. Jumlah insidennya masih merupakan penyakit yang sering terjadi pada banyak
bagian dunia, insiden berhubungan langsung dengan promiskuitas dari populasi
c. Penyebab dari infeksi ini hampir selalu didapat selama hubungan seksual.
Gonokokus membelah diri pada mukosa yang utuh dari uretra anterior dan
setelah itu menginvasi kelenjar peri uretral, dengan akibat terjadinya bakteremia
dan keterlibatan limfatik.
d. Jika diamati secara makroskopik terjadi peradangan akut dari mukosa uretra,
dengan eksudat yang purulenta pada permukaan dan dapat terjadi ulserasi dari
mukosa.
e. Perjalanan penyakit ini dapat mengalami resolusi dalam 2-4 minggu, sebagai
akibat pengobatan atau kadang – kadang spontan dan jika tidak dilakukan
penatalaksanaan dengan benar akan menjadi kronik.
f. Faktor penyulit proses penyembuhan jika terjadi urethritis posterior, prostatitis,
vesikulitis, epididimitis, sistitis, abses peri uretral dan penyebaran sistemik (A.D
Thomson,2007).

2.3. Etiologi Urethritis


Pada orang dewasa khususnya wanita muda dan aktif dapat ditularkan organisme
penyebab urethritis melalui hubungan seksual seperti Chlamydia trachomatis, niesseria
gonorrhoaeae, dan virus herpes simpleks merupakan kuman-kuman penyebab utama
urethritis. Pada wanita dapat juga terjadi karena perubahan PH dan flora vulva dalam siklus
menstruasi
Ada juga organisme lain seperti urea plasma, urealyticum, mycoplasma hominis,
tricomonal vaginalis, dan neisseria meningitides yang juga merupakan organisme
penyebab peradangan urethra. Tidak hanya pada perempuan tapi pada laki-laki dan anak
bayi dan remaja bias terjangkit olehkuman-kuman ini.Kuman gonore atau kuman lain,
kadang-kadang urethritis terjadi tanpa adanya bakteri. Penyebab klasik dari urethritis
adalah infeksi yang dikarenakan oleh Neisseria Gonorhoea. Akan tetapi saat ini urethritis
disebabkan oleh infeksi dari spesies Chlamydia, Eserchia Coli atau Mycoplasma. Secara
umum penyebab dari urethritis adalah sebagai berikut :
1. Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe).
2. Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik atau Urea Plasma Urelytikum).
3. Tindakan invasif.
4. Iritasi batu ginjal.
5. Trihomonas vaginalis.
6. Organisme bakteri gram negatif seperti :
a. Escherichia coli .
b. Entero bakteri.
c. Pseudomonas.
d. Klebsiella.
e. Proteus.

Pada pria, urethritis biasanya dimulai dengan keluarnya cairan dari uretra. Jika
penyebabnya adalah gonokokus maka cairan ini akan mengandung nanah. Jika
penyebabnya adalah jasad renik yang lainnya, maka cairan ini mengandung lendir.
Gejala lainnya adalah nyeri pada saat berkemih dan penderita sering mengalami
desakan untuk berkemih.

Jika urethritis karena gonokokus tidak diobati secara adekuat, maka pada
akhirnya akan terbentuk penyempitan uretra (striktur).
Striktur ini akan meningkatkan resiko terjadinya urethritis pada uretra yang lebih tinggi
dan kadang menyebabkan terbentuknya abses di sekitar uretra.
Abses bisa membentuk kantong pada dinding uretra (divertikulum uretra), yang juga
bisa mengalami infeksi. Jika abses menyebabkan terjadinya perforasi kulit, maka air
kemih bisa mengalir melalui saluran baru (fistula uretra).

2.4. Patofisiologi
Secara umum ada 2 penyebab utama dari penyakit urethritis yaitu invasi kuman
(gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) urethritis dan iritasi (iritasi batu ginjal,
iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak dan permukaan mukosa pintu masuknya
kuman proses peradangan urethritis).
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui
uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja atau dapat
merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal atau
melalui darah atau kelenjar getah bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung
kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum
bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibatkan penimbunan
cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat menyebabkan atrofi hebat
pada parenkim ginjal atau hidronefrosis. Disamping itu obstruksi yang terjadi di bawah
kandung kemih sering disertai refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab
umum obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma,
hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta
penyempitan uretra.

2.5. Manifestasi Klinis Penyakit Urethritis


1. Mukosa memerah dan edema.
2. Terdapat cairan exudat yang purulent.
3. Ada ulserasi pada uretra.
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik.
5. Adanya pus pada awal miksi.
6. Nyeri pada saat miksi.
7. Kesulitan untuk memulai miksi.
8. Nyeri pada abdomen bagian bawah.

2.6. Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Urethritis


1. Kultur urine untuk mengidentifikasi organisme penyebab penyakit urethritis.
2. Urine analisis atau urinalisa untuk memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan
endapan sel darah merah dengan keterlibatan ginjal
3. Pemeriksaan darah lengkap dan urine lengkap.
4. Sinar – X ginjal, ureter dan kandung kemih untuk mengidentifikasi anomali struktur
nyata.
5. Pielogram intravena (IVP untuk mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas.

2.7. Penatalaksanaan Penyakit Urethritis


Pengobatan tergantung kepada mikroorganisme penyebabnya. Jika penyebabnya adalah
bakteri, maka diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah virus herpes simpleks, maka
diberikan obat anti-virus (misalnya asiklovir).
Dianjurkan untuk sering minum dan buang air kecil sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke
belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri feces. Antibiotika
yang direkomendasikan untuk N. Gonnorrheae misalnya :
a. Cefixime 400 mg oral.
b. Ceftriaxone 250 mg IM.
c. Ciprofloxacine 500 mg oral.
d. Ofloxacin 400 mg oral.
Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal. Infeksi gonorrheae sering
diikuti dengan infeksi chlamydia. Oleh karena itu perlu ditambahkan antibiotika anti-
chlamydial seperti berikut :
a. Azithromycin, 1 gr oral (dosis tunggal).
b. Doxycycline 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari.
c. Erythromycine 500 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari.
d. Ofloxacin 200 mg oral 2 kali sehari slama 7 hari.

2.8. Komplikasi Penyakit Urethritis


Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis, epididimitis, dan
striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat berupa borthlinitis, praktitis,
salpingitis, dan sistitis. Peritonitis dan perihepatitis juga pernah ditemukan.

MAKALAH
TENTANG
PENYAKIT URETHRITIS
OLEH

1. ANGGA FARID FIRMANSYAH.


2. LY SEANG SELAN.
3. MAHARDIKA ROCHMANA K.P.
4. OKTAFIANUS M.K.

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA


MITRA HUSADA

KEDIRI

TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan, yang mana atas berkat
rahmat, nikmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tidak
lupa pula sholawat serta salam kita ucapkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW, yang mana beliau telah membawa umatnya dari alam yang
gelap gulita ke alam yang terang benderang dan penuh ilmu pengetahuan.

Penulis menyusun makalah yang berjudul “ Penyakit Urethritis “ ini


karena ada sangkut pautnya antara ilmu keperawatan dengan Ilmu Keperawatan
khususnya pada Sistem Perkemihan. Penulis berharap makalah “ Penyakit
Urethritis “ ini akan sangat berguna dalam menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran di bidang Ilmu Keperawatan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan segala kekurangan


dan kemampuan yang sangat terbatas dimiliki oleh penulis, sehingga dalam
penulisan, penyusunan kalimat dan dalam mencari sumber buku serta internet
masih kurang dan teramat sulit. Namun penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin agar makalah ini dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh dosen pembimbing dan berusaha untuk menjadikan yang terbaik.

Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritikan dan


saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Dan penulis
berharap semoga makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.

Kediri, 28 September 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ........................................................................... i


Kata Pengantar .............................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................. 3
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Penyakit Urethritis ........................................... 4
2.2 Klasifikasi Penyakit Urethritis ........................................... 5
2.3 Etiologi Penyakit Urethritis................................................ 7
2.4 Manifestasi Klinis Penyakit Urethritis ............................... 9
2.4 Patofisiologi dan Web of Caution Penyakit Urethritis....... 9
2.5 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Urethritis ..................... 11
2.7 Penatalaksanaan Penyakit Urethritis .................................. 11
2.8 Komplikasi Penyakit Urethritis.......................................... 12
2.9 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Penyakit Urethritis... 12
BAB III Pembahasan Ilustrasi Kasus ............................................ 17
BAB IV Pembahasan Jurnal Penyakit Urethritis .......................... 25
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 28
5.2 Saran................................................................................... 28
Daftar Pustaka ............................................................................... 29
Lampiran Jurnal yang Mendukung Penyakit Urethritis ................ 30
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak zaman dahulu, penyakit urethritis sudah dikenal di kalangan dunia


medis sebagai penyakit infeksi di saluran perkemihan akibat invasi oleh bakteri
baik yang bersifat menular atau tidak menular. Menurut The Center For Deseases
Control and Prevention (CDC) di Atlanta mengatakan Chlamyda adalah infeksi
sexual yang paling sering terjadi di Amerika (diperkirakan 3 juta orang Amerka
mengidap penyakit ini setiap tahun dan sebagian besar berumur 15 dan 24 tahun) .
Chlamydia disebabkan melalui hubungan seksual, tetapi bukan sebagai virus,
seperti kebanyakan penyakit akibat hubungan seksual lain. Ini disebabkan oleh
suatu bakteri yang disebut Chlamydia.

Di Indonesia Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang


dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
(Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik
laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak remaja,
dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata
wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5 – 15 %.

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama E. coli. Resiko dan beratnya meningkat dengan
kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis
perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru dan septikemia. (Susan Martin
Tucker, dkk, 1998).

Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya


infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian,
panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya
bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.
Dengan demikian, penulis berusaha menemukan hal – hal yang baru
terutama tentang hal yang berkaitan dengan penatalaksanaan penyakit
urethritis dan hal yang lain yang berkaitan dengan penyakit urethritis.

1.1 Rumusan Masalah

Dari makalah yang berjudul tentang “ Penyakit Urethritis “ rumusan


masalahnya adalah sebagai berikut :
a. Apakah yang dimaksud dengan penyakit urethritis?
a. Bagaimana klasifikasi dari penyakit urethritis?
b. Bagaimana etiologi dari penyakit urethritis?
c. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit urethritis?
d. Bagaimana patofisiologi dan Web of Caution dari Penyakit
Urethritis?
e. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari Penyakit Urethritis?
f. Bagaimana penatalaksanaan dari Penyakit Urethritis?
g. Apa saja komplikasi dari Penyakit Urethritis?
h. Bagaiamana konsep dasar asuhan keperawatan dari Penyakit
Urethritis?

1.2 Tujuan Penulisan

Dari makalah yang berjudul “ Penyakit Urethritis “ tujuan


penulisannya adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui pengertian dari penyakit urethritis.
b. Mengetahui klasifikasi dari penyakit urethritis.
c. Mengetahui etiologi dari pennyakit urethritis.
d. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit urethritis.
e. Mengetahui patofisiologi dan Web of Caution dari penyakit
urethritis.
f. Mengetahui pemeriksaan diagnostik yang digunakan
pada penyakit urethritis.
g. Mengetahui penatalaksanaan untuk penyakit urethritis.
h. Mengetahui komplikasi dari penyakit urethritis.
i. Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan dari penyakit
urethritis.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah yang berjudul tentang “ Penyakit


Urethritis “ yaitu dapat mengetahui penatalaksanaan terbaru dan hal – hal
yang terkait dengan penyakit urethritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyakit Urethritis

Uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang


menyebar naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal.
Namun demikian kedua kondisi tersebut dapat terjadi pada satu pasien.
(Nursalam, 2008).

Uretritis yaitu inflamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan
gejala penyakit gonore, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme.
(Barbara. 2005).

Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 1997).


Urethritis juga merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular
seks(PMS) urethritis secara spesifik dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis
dan nongonococal urethritis.

Urethritis merupakan peradangan pada saluran kencing atau urethra,


yangterjadi pada lapisan kulit urethra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang
menyerangsaluran kemih seperti Chlamydia trachomatis, neisseria
gonorrhoae, tricomonal vaginalis dan lain-lain. peradangan ini biasanya
terjadi pada ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis juga
merupakan salah satu dari infeksi dari saluran kemih yaitu urethra, prostate,
vas deferens, testis atau ovarium, buli-buli, ureter sampai ginjal. dan dapat
dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran kemih superficial atau mukosa
yang tidak menandakan invasi pada jaringan.
2.1 Klasifikasi Penyakit Urethritis

 Uretritis Akut
Penyakit ini disebabkan asending infeksi atau sebaliknya oleh
karena prostate mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering
diderita kaum pria.
Tanda dan gejalanya misalnya mukosa merah udematus,
terdapat cairan eksudat yang purulent, Ada ulserasi pada uretra.
Jika dilihat secara mikroskopisterlihat infiltrasi leukosit sel –
sel plasma dan sel – sel limfosit, ada rasa gatal yang
menggelitik, gejala khas pada uretritis gonorhea yaitu morning
sickness, pada pria diakibatkan pembuluh darah kapiler,
kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok pus tetapi pada wanita
jarang diketemukan.
Diagnosa diferential seperti urethritis gonorhea, amicrobic
pyuhria, urethritis karena trichomonas dan prostatitis non
spesifik.
Pemeriksaan diagnostik biasanya dilakukan pemeriksaan
terhadap secret uretra untuk mengetahui kuman penyebab.
Tindakan pengobatan diberikan antibiotika. Bila terjadi
striktuka, lakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougil.
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah prostatitis, periuretral
abses yang dapat sembuh, kemudian meninbulkan striktura atau
urine fistula.
 Uretritis kronis
Penyebabnya adalah pengobatan yang tidak sempurna pada
masa akut, prostatitis kronis dan striktura uretra.
Tanda dan gejalanya mukosa terlihat granuler dan merah, jika
dilihat secara mikroskopis tampak infiltrasi dari leukosit, sel
plasma, sedikit sel leukosit, fibroblast bertambah, getah uretra
(+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum bak pertama, uretra
iritasi, vesikal iritasi, prostatitis, dan cystitis.
Prognosanya bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat
menjalar ke kandung kemih, ureter, ataupun ginjal.
Tindakan pengobatan berupa pemberian antibiotika sesuai
dengan bakteri penyebabnya dan berikanlah banyak minum.
Komplikasinya dapat terjadi peradangan yang dapat menjalar
ke prostate.
 Uretritis gonokokus
Penyebabnya adalah bakteri Neisseria gonorhoeoe
(gonokokus).
Tanda dan gejalalanya mukosa merah udematus, terdapat
cairan eksudat yang purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika
dilihat secara mikroskopisterlihat infiltrasi leukosit sel – sel
plasma dan sel – sel limfosit, ada rasa gatal yang menggelitik,
gejala khas pada uretritis gonorhea yaitu morning sickness.
Prognosanya infeksi ini dapat menyebar ke proksimal uretra.
Komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah infeksi yang
menyebar ke proksimal uretra menyebabkan peningkatan
frekuensi kencing. Gonokokus dapat menebus mukosa uretra
yang utuh, mengakibatkan terjadi infeksi submukosa yang
meluas ke korpus spongiosum. Infeksi yang menyebabkan
kerusakan kelenjar peri uretra akan menyebabkan terjadinya
fibrosis yang dalam beberapa tahun kemudian mengakibatkan
striktura uretra. (underwood,1999)
 Uretritis non gonokokus (non spesifik)
Uretritis non gonokokus (sinonim dengan uretritis non spesifik)
merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual
yang paling sering diketemukan. Pada pria, lender uretra yang
mukopurulen dan disuria terjadi dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu setelah melakukan hubungan kelamin dengan
wanita yang terinfeksi. Lendir mengandung sel nanah tetapi
gonokokus tidak dapat di deteksi secara mikroskopis atau
kultur (Underwood,1999).
Jumlah insidennya masih merupakan penyakit yang sering
terjadi pada banyak bagian dunia, insiden berhubungan
langsung dengan promiskuitas dari populasi
Penyebab dari infeksi ini hampir selalu didapat selama
hubungan seksual. Gonokokus membelah diri pada mukosa
yang utuh dari uretra anterior dan setelah itu menginvasi
kelenjar peri uretral, dengan akibat terjadinya bakteremia dan
keterlibatan limfatik.
Jika diamati secara makroskopik terjadi peradangan akut dari
mukosa uretra, dengan eksudat yang purulenta pada permukaan
dan dapat terjadi ulserasi dari mukosa.
Perjalanan penyakit ini dapat mengalami resolusi dalam 2 – 4
minggu, sebagai akibat pengobatan atau kadang – kadang
spontan dan jika tidak dilakukan penatalaksanaan dengan benar
akan menjadi kronik.
Faktor penyulit proses penyembuhan jika terjadi Uretritis
posterior, prostatitis, vesikulitis, epididimitis, sistitis, abses peri
uretral dan penyebaran sistemik (A.D Thomson,1997).

2.2 Etiologi Urethritis

Pada orang dewasa khususnya wanita muda dan aktif dapat ditularkan
organisme penyebab urethritis melalui hubungan seksual seperti Chlamydia
trachomatis, niesseria gonorrhoaeae, dan virus herpes simpleks merupakan
kuman-kuman penyebab utama urethritis. Pada wanita dapat juga terjadi
karena perubahan PH dan flora vulva dalam siklus menstruasi

Ada juga organisme lain seperti ureaplasmaurealyticum, mycoplasma


hominis, tricomonal vaginalis, dan neisseria meningitides yang juga
merupakan organisme penyebab peradangan urethra. Tidak hanya pada
perempuan tapi pada laki-laki dan anak bayi dan remaja bias terjangkit
olehkuman-kuman ini.Kuman gonore atau kuman lain, kadang – kadang
uretritis terjadi tanpa adanya bakteri. Penyebab klasik dari uretritis adalah
infeksi yang dikarenakan oleh Neisseria Gonorhoea. Akan tetapi saat ini
uretritis disebabkan oleh infeksi dari spesies Chlamydia, Eserchia Coli atau
Mycoplasma. Secara umum penyebab dari urethritis adalah sebagai berikut :
a. Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe).
a. Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik / Urea Plasma
Urelytikum).
b. Tindakan invasif.
b. Iritasi batu ginjal.
c. Trihomonas vaginalis.
d. Organisme bakteri gram negatif
seperti : Escherichia coli .
Entero
bakteri.
Pseudomonas.
Klebsiella.
Proteus.

Pada pria, uretritis biasanya dimulai dengan keluarnya cairan dari


uretra. Jika penyebabnya adalah gonokokus maka cairan ini akan
mengandung nanah. Jika penyebabnya adalah jasad renik yang lainnya,
maka cairan ini mengandung lendir. Gejala lainnya adalah nyeri pada saat
berkemih dan penderita sering mengalami desakan untuk berkemih.

Jika uretritis karena gonokokus tidak diobati secara adekuat, maka


pada akhirnya akan terbentuk penyempitan uretra (striktur).
Striktur ini akan meningkatkan resiko terjadinya uretritis pada uretra yang
lebih tinggi dan kadang menyebabkan terbentuknya abses di sekitar uretra.
Abses bisa membentuk kantong pada dinding uretra (divertikulum uretra),
yang juga bisa mengalami infeksi. Jika abses menyebabkan terjadinya
perforasi kulit, maka air kemih bisa mengalir melalui saluran baru (fistula
uretra).
2.3 Manifestasi Klinis Penyakit Urethritis

 Mukosa memerah dan edema.


 Terdapat cairan exudat yang purulent.
 Ada ulserasi pada uretra.
 Adanya rasa gatal yang menggelitik.
 Adanya pus pada awal miksi.
 Nyeri pada saat miksi.
 Kesulitan untuk memulai miksi.
 Nyeri pada abdomen bagian bawah.

2.4 Patofisiologi dan Web Of Caution Penyakit Urethritis

Secara umum ada 2 penyebab utama dari penyakit urethritis yaitu


invasi kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis dan
iritasi (iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak
dan permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan uretritis).

Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung


kemih melalui uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung
kemih saja atau dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme
juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah atau kelenjar getah bening,
tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran
kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut
sampai menyerang mukosa.

Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih


mengakibatkan penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter.
Hal ini dapat menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal atau
hidronefrosis. Disamping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih
sering disertai refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum
obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih,
neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih
dan uretra serta penyempitan uretra.

Web of Caution

Invasi kuman bakteri Iritasi


(Gonorrhoe, Trihomonas Vaginalis, (Iritasi Batu Ginjal, Iritasi Karena
Tindakan Invasif
Orgnisme gram Negatif)

Ketidak mampuan Respon traumatic pada uretra


pertahanan local
terhadap infeksi

Penempelan bakteri pada uretra

HIPERTERMI URETHRITIS

Ketidakmampuan dalam proses Reaksi infeksi inflamasi local


transmisi penyakit nyeri iritasi saluran kemih

Resiko tinggi penularan


penyakit NYERI AKUT Disuria

Kurang pengetahuan
GANGGUAN ELIMINASI
RESIKO TINGGI URINE
INFEKSI
ANXIETAS
2.5 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Urethritis

 Kultur urine untuk mengidentifikasi organisme penyebab penyakit


urethritis.
 Urine analisis atau urinalisa untuk memperlihatkan bakteriuria, sel
darah putih, dan endapan sel darah merah dengan keterlibatan ginjal
 Pemeriksaan darah lengkap dan urine lengkap.
 Sinar – X ginjal, ureter dan kandung kemih untuk mengidentifikasi
anomali struktur nyata.
 Pielogram intravena (IVP untuk mengidentifikasi perubahan atau
abnormalitas.

2.6 Penatalaksanaan Penyakit Urethritis

Pengobatan tergantung kepada mikroorganisme penyebabnya.


Jika penyebabnya adalah bakteri, maka diberikan antibiotik.
Jika penyebabnya adalah virus herpes simpleks, maka diberikan obat anti-
virus (misalnya asiklovir).

Dianjurkan untuk sering minum dan buang air kecil sesuai kebutuhan
untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita
harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi
lubang urethra oleh bakteri feces. Antibiotika yang direkomendasikan untuk
N. Gonnorrheae misalnya :
 Cefixime 400 mg oral.
 Ceftriaxone 250 mg IM.
 Ciprofloxacine 500 mg oral.
 Ofloxacin 400 mg oral.

Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal. Infeksi


gonorrheae sering diikuti dengan infeksi chlamydia. Oleh karena itu perlu
ditambahkan antibiotika anti-chlamydial seperti berikut :
 Azithromycin, 1 gr oral (dosis tunggal).
 Doxycycline 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari.
 Erythromycine 500 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari.
 Ofloxacin 200 mg oral 2 kali sehari slama 7 hari.

2.7 Komplikasi Penyakit Urethritis

Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,


epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat
berupa borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitis. Peritonitis dan
perihepatitis juga pernah ditemukan.

2.8 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Penyakit Urethritis

 Pengkajian
Identitas
 Usia (semua usia bisa terkena penyakit ini, biasanya
lebih sering pada umur > 45 tahun).
 Jenis kelamin (perempuan lebih rentan terkena
uretritis dibanding laki – laki).
 Alamat (tempat atau daerah yeng sering terjadi sebagai
faktor resiko peyebaran, seperti daerah lokalisasi,
daerah perairan dan lain sebagainya).
Riwayat penyakit
 Riwayat penyakit sekarang (masuk rumah sakit dengan
keluhan nyeri dan panas pada daerah kelamin
terutama pada saat berkemih, kadang juga disertai
darah dan nanah).
 Riwayat penyakit dahulu (penyebab penyakit biasanya
akibat dari penyakit diabetes melitus).
Observasi tanda – tanda vital
 Suhu meningkat (biasanya antara 37,5 0C – 38,5 0C).
 Nadi meningkat (biasanya >100 x / menit).
 Pernafasan normal (18 – 20 x / menit).
 Tekanan darah
normal. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan sistem pernafasan
Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri
daerah simpisis pubis).
 Pemeriksaan sistem kardiovaskuler
Tidak ada gangguan pada sistem kardiovaskuler.
 Pemeriksaan sistem persepsi sensori
Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori.
 Pemeriksaan sistem Muskuluskeletal
Tidak ada gangguan pada sisitem muskuluskeletal.
 Pemeriksaan sistem pencernaan
Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah
simpisis pubis atau perut bagian bawah.
 Pemeriksaan sistem perkemihan
Nyeri dan panas saat berkemih, terjadi disuria,
hematuria, mukosa memerah dan edema, terdapat
cairan eksudat yang purulent, adanya ulserasi pada
uretra, adanya rasa gatal yang menggelitik, adanya pus
pada awal miksi, kesulitan untuk memulai miksi serta
nyeri pada abdomen bagian bawah.

 Diagnosis keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.
Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi saluran
kemih.
Hipertermia berhubungan dengan penyakit.
Resiko infeksi berhubungan dengan supresi respons inflamasi.
 Intervensi keperawatan
Diagnosis Nursing Outcome Nursing Intervention
Keperawatan Classification Classification
Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Berikan posisi
berhubungan dengan tindakan keperawatan yang nyaman
agen cidera biologis selama 1 x 24 jam kepada pasien.
diharapkan kondisi 2. Alihkan perhatian
pasien sebagai pada hal yang
berikut: menyenangkan.
 Tidak ada nyeri 3. Kaji tingkat nyeri,
atau nyeri lokasi dan
berkurang saat intensitas nyeri.
berkemih. 4. Pantau pola
 Ekspresi wajah berkemih secara
tenang. berkala.
5. Kolaborasi dengan
tim medis yang
lain untuk
pemberian
analgesic.

Diagnosis Nursing Outcome Nursing Intervension


Keperawatan Classification Classification
Gangguan eliminasi Setelah dilakukan 1. Awasi pemasukan
urine berhubungan tindakan keperawatan dan pengeluaran
dengan infeksi selama 2 x 24 jam karakteristik
saluran kemih. diharapkan kondisi urine.
pasien sebagai 2. Dorong
berikut: peningkatan
 Klien dapat pemasukan
berkemih secara cairan.
lancar. 3. Kolaborasi
 Klien tidak dengan tim medis
kesulitan saat yang lain untuk
berkemih. melakukan
 Pola eliminasi pemeriksaan
urine membaik laboratorium.
dan tidak terjadi
gangguan
berkemih.

Diagnosis Nursing Outcome Nursing Intervension


Keperawatan Classification Classification
Hipertermia Setelah dilakukan 1. Kaji timbulnya
berhubungan dengan tindakan keperawatan demam.
penyakit. selama 1 x 24 jam 2. Observasi tanda –
diharapkan kondisi tanda vital
pasien sebagai terutama suhu
berikut: tubuh.
 Suhu tubuh 3. Anjurkan pasien
normal. untuk banyak
 Ekspresi wajah minum.
tenang. 4. Berikan kompres
 Mukosa uretra hangat.
tidak memerah. 5. Kolaborasi dengan
tim medis yang
lain untuk
pemberian
antipiretik.

Diagnosis Nursing Outcome Nursing Intervension


Keperawatan Classification Classification
Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Tingkatkan
berhubungan dengan tindakan keperawatan kebersihan yang
supresi respons selama 3 x 24 jam baik pada pasien,
inflamasi. diharapkan kondisi keluarga dan
pasien sebagai tenaga kesehatan.
berikut: 2. Dorong
 Tidak ada tanda – peningkatan
tanda infeksi. pemasukan cairan.
 Urine tidak 2. Berikan perawatan
bercampur darah perineal.
atau pus. 3. Kolaborasi dengan
 Urine berwarna tim medis yang
jernih dan tidak lain untuk
ada endapan. pemberian
antibiotik.
BAB III
PEMBAHASAN ILUSTRASI KASUS

3.1 Ilustrasi Kasus

Tn. X datang umur 48 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan


nyeri saat miksi dan kesulitan untuk memulai miksi sejak 3 hari yang lalu.
Saat memulai miksi harus menunggu sekitar 5 – 7 menit baru yrine akan
keluar. Pada saat keluar urine juga disertai dengan keluarnya pus disertai rasa
panas. Sebelumnya pasien belum pernah sakit seperti sekarang. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan nyeri menyebar sampai ke simpisis
pubis dan organ genitalia. Organ genitalia terasa gatal dan wajah pasien
menyeringai karena menahan nyeri dan terlihat gelisah. Volume dalam sekali
miksi hanya sekitar 50 – 75 cc. Hasil observasi tanda – tanda vital didapatkan
suhu tubuh 38,50C, RR 20 x / menit, Nadi 94 x / menit dan Tekanan Darah
130 / 80 mmHg. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan WBC 14 / cmm
Creatinin 0,7 mg / dl, Albumin 4,86 g / dl, Kalium 3,78 mol / l, kolestrol 170
mg / dl. Riwayat penyakit yang pernah diderita adalah gastritis. Setelah
dilakukan serangkaian pemeriksaan dokter menyimpulkan pasien terdiagnosa
penyakit urethritis.

3.1 Pembahasan Ilustrasi Kasus

 Pengkajian
Identitas pasien
 Nama : Tn. X
 Umur : 48 tahun
 Jenis Kelamin : Laki – laki.
 Diagnosa medis : Urethritis.
 Penanggung Jawab : BPJS.
Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri saat miksi sejak 3 hari yang
lalu. Pengkajian nyeri adalah sebagai berikut :
 Nyeri diakibatkan karena adanya invasi dari bakteri.
 Nyeri dirasakan seperti tertusuk benda tajam.
 Nyeri dirasakan di bagian genitalia sampai simpisis
pubis.
 Skala nyeri 5.
 Nyeri dirasakan terus menerus dan paling terasa
dirasakan saat akan miksi.

Riwayat penyakit sekarang


Pasien mengatakan nyeri saat miksi sejak 3 hari yang
lalu. Pada saat keluar urine juga disertai keluarnya pus. Organ
genitalia juga terasa gatal. Akhirnya pasien membawanya ke
rumah sakit dan terdiagnosa penyakit urethritis.

Riwayat penyakit dahulu


Pasien dahulunya pernah menderita penyakit gastritis.

Riwayat allergic
Pasien tidak mempunyai riwayat allergic baik dari segi
makanan, obat dan kondisi cuaca.

Riwayat merokok dan alkohol


Pasien bukan perokok aktif dan tidak seorang
alkoholic.

Observasi pemeriksaan tanda – tanda vital


Suhu tubuh 38,50C, RR 20 x / menit, Nadi 94 x / menit
dan Tekanan Darah 130 / 80 mmHg.
Pemeriksaan Fisik
 Sistem Pernafasan tidak terdapat masalah.
 Sistem Kardiovaskuler tidak terdapat masalah.
 Sistem Persepsi Sensori tidak terdapat masalah.
 Sistem perkemihan didapatkan nyeri saat miksi, saat
miksi keluar pus, organ genitalia terasa gatal, kesulitan
saat awal akan miksi da nyeri dirasakan menyebar
sampai ke genitalia dan simpisis pubis.
 Sistem pencernaan tidak terdapat masalah.
 Sistem muskuloskeletal tidak terdapat masalah.

Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan WBC 14 /
cmm Creatinin 0,7 mg / dl, Albumin 4,86 g / dl, Kalium 3,78
mol / l, kolestrol 170 mg / dl.

Analisa data

Data Etiologi Masalah


Data subjektif Invasi bakteri Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri saat
akan miksi. Ketidakmampuan
pertahanan lokal
Data objektif terhadap infeksi
 Nyeri diakibatkan karena
adanya invasi dari Penempelan bakteri
bakteri. pada uretra
 Nyeri dirasakan seperti
tertusuk benda tajam. Reaksi infeksi dan
 Nyeri dirasakan di inflamasi lokal
bagian genitalia sampai pada uretra
simpisis pubis.
 Skala nyeri 5. Penghantaran
 Nyeri dirasakan terus bradikinin,
menerus dan paling serotonin dan
terasa dirasakan saat enzim protease ke
akan miksi. korteks nyeri oleh
 Wajah pasien saraf assendence
menyeringai.
Respon Nyeri saat
berkemih

Nyeri akut

Data Etiologi Masalah


Data subjektif Invasi bakteri Gangguan
Pasien mengatakan kesulitan eliminasi urine
saat akan mulai saat Reaksi infeksi dan
urinemiksi dan mengeluh inflamasi lokal
panas saat urine mulai keluar
Iritasi saluran
Data objektif perkemihan
 Saat akan miksi harus
menunggu 5 – 7 menit Disuria
urine baru keluar.
 Volume output urine 50 Gangguan
– 75 cc dalam sekali eliminasi urine
miksi.

Data Etiologi Masalah


Data subjektif Invasi bakteri Hipertermia
Pasien mengatakan badannya
panas. Ketidakmampuan
pertahanan local
Data objektif terhadap infeksi
 Suhu tubuh 38,50C.
 Pasien tampak gelisah Penempelan bakteri
pada uretra

Adanya inflamasi

Respon ke
hipothalamus

Peningkatan suhu
tubuh

Hipertermia

Data Etiologi Masalah


Data subjektif Invasi bakteri Resiko infeksi
Pasien mengatakan saat miksi
terasa panas dan keluar pus. Adanya respon
inflamasi pada
Data objektif uretra
 WBC 14 / cmm.
 Creatinin 0,7 mg / dl. Ketidakmampuan

 Albumin 4,86 g / dl. dalam proses

 Kalium 3,78 mol / l. transmisi penyakit

 Suhu tubuh 38,50C.


Resiko tinggi
penularan penyakit

Resiko infeksi
 Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan infeksi saluran
kemih.
Hipertermia berhubungan dengan penyakit.
Resiko infeksi berhubungan dengan supresi respons inflamasi.

 Intervensi keperawatan

Diagnosis Nursing Outcome Nursing Intervention


Keperawatan Classification Classification
Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Berikan posisi
berhubungan dengan tindakan keperawatan yang nyaman
agen cidera biologis selama 1 x 24 jam kepada pasien.
diharapkan kondisi 2. Ajarkan tehnik
pasien sebagai distraksi dan
berikut: relaksasi
 Tidak ada nyeri 3. Kaji tingkat nyeri,
atau nyeri lokasi dan
berkurang saat intensitas nyeri.
berkemih. 4. Pantau pola
 Ekspresi wajah berkemih secara
tenang. berkala.
5. Kolaborasi dengan
tim medis yang
lain untuk
pemberian
analgesic.

Diagnosis Nursing Outcome Nursing Intervension


Keperawatan Classification Classification
Gangguan eliminasi Setelah dilakukan 1. Awasi pemasukan
urine berhubungan tindakan keperawatan dan pengeluaran
dengan infeksi selama 2 x 24 jam karakteristik
saluran kemih. diharapkan kondisi urine.
pasien sebagai 2. Dorong
berikut: peningkatan
 Klien dapat pemasukan cairan.
berkemih secara 2. Kolaborasi
lancar. dengan tim medis
 Klien tidak yang lain untuk
kesulitan saat melakukan
berkemih. pemeriksaan
 Pola eliminasi laboratorium.
urine membaik
dan tidak terjadi
gangguan
berkemih.

Diagnosis Nursing Outcome Nursing Intervension


Keperawatan Classification Classification
Hipertermia Setelah dilakukan 1. Kaji timbulnya
berhubungan dengan tindakan keperawatan demam.
penyakit. selama 1 x 24 jam 2. Observasi tanda –
diharapkan kondisi tanda vital
pasien sebagai terutama suhu
berikut: tubuh.
 Suhu tubuh 3. Anjurkan pasien
normal. untuk banyak
 Ekspresi wajah minum.
tenang. 4. Berikan kompres
 Mukosa uretra hangat.
tidak memerah. 5. Kolaborasi dengan
tim medis yang
lain untuk
pemberian
antipiretik.

Diagnosis Nursing Outcome Nursing Intervension


Keperawatan Classification Classification
Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Tingkatkan
berhubungan dengan tindakan keperawatan kebersihan yang
supresi respons selama 3 x 24 jam baik pada pasien,
inflamasi. diharapkan kondisi keluarga dan
pasien sebagai tenaga kesehatan.
berikut: 2. Dorong
 Tidak ada tanda – peningkatan
tanda infeksi. pemasukan cairan.
 Urine tidak 1. Berikan perawatan
bercampur darah perineal.
atau pus. 2. Kolaborasi dengan
 Urine berwarna tim medis yang
jernih dan tidak lain untuk
ada endapan. pemberian
antibiotik.
BAB IV
PEMBAHASAN JURNAL PENYAKIT URETHRITIS

Jurnal yang diambil untuk mendukung makalah yang berjudul “ Penyakit


Urethritis “ ini adalah jurnal tentang Urethritis Gonorhea. Alasan untuk
mengambil jurnal penelitian ini dikarenakan salah satun klasifikasi dari penyakit
urethritis ini adalah urethritis gonorhea. Selain itu dari sekian banyak kasus
urethritis yang ditemukan, jenis urethritis gonorhea adalah jenis penyakit urethritis
yang paling banyak ditemukan.

Uretritis gonore adalah suatu penyakit menular seksual yang disebabkan


oleh kuman neisseria gonorrhoeae. Di Amerika Serikat diperkirakan dijumpai
600.000 kasus baru setiap tahunnya. Hal ini disebabkan banyak faktor penunjang
yang dapat mempermudah dalam hal penyebarannya menyangkut kemajuan
sarana transportasi, pengaruh geografi, pengaruh lingkungan, kurangnya fasilitas
pengobatan, kesalahan diagnosis, perubahan pola hidup, dan tak kalah penting
ialah penyalahgunaan obat. Kesemuanya ini dapat terjadi terutama karena latar
belakang kurangnya pengetahuan mengenai seluk beluk dari infeksi menular
seksual.

Gejala pharyngeal gonorrheae biasanya berupa nyeri tenggorokan, anal


gonorrheae dapat dirasakan lebih nyeri disertai sekret yang bernanah. Faktor
resiko antara lain adalah lajang, remaja, kemiskinan, terbukti menyalahgunakan
obat, prostitusi, penyakit menular seksual lain dan tidak adanya perawatan
perineal. Dengan bertambah banyaknya ragam antibiotik yang berhasil disintesis
akhir-akhir ini memperkuat dugaan sebelumnya bahwa uretritis gonore akan dapat
terberantas secara tuntas. Kenyataannya hal seperti ini tidak seluruhnya benar.
Tidak jarang penderita uretritis gonore tidak kunjung sembuh meskipun telah
minum sendiri antibiotik yang mahal sekalipun. Penderita lain dengan sakit yang
sama berobat ke dokter, kemudian sembuh.
Neiserria gonorrhoeae merupakan kuman kokus gram negatif, berukuran
0,6 sampai 1,5 μm, berbentuk diplokokus seperti biji kopi dengan sisi yang datar
berhadap-hadapan. Kuman ini tidak motil dan tidak membentuk spora. Neisseria
gonorrheae dapat dibiakkan dalam media Thayer Martin dengan suhu optimal 35
–37 ºC, pH 6,5-7,5, dengan kadar C02 5 %. Kellog membedakan Neisseria
gonorrhoea berdasarkan pertumbuhan koloninya pada media agar, yaitu :
 T1 bentuk koloninya kecil, cembung dan lebih terang.
 T2 bentuk koloninya kecil, lebih gelap, tetapi lebih terang.
 T3 bentuk koloninya besar, datar dan lebih gelap.
 T4 sama dengan T3 tetapi lebih terang.

Masa tunas gonore sangat singkat, pada waktu masa tunas sulit untuk
ditentukan karena pada umumnya bersifat asimtomatis. Umumnya penyulit akan
timbul jika uretritis tidak cepat diobati atau mendapat pengobatan yang kurang
adekuat. Di samping penyulit, uretritis gonore pada umumnya bersifat lokal
sehingga penjalarannya sangat erat dengan susunan anatomi dan faal alat kelamin.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium.
Diagnosis pada laki – laki jauh lebih mudah daripada wanita, baik secara klinis
maupun laboratorium, karena pada wanita seringkali asimtomatis.

Pada dasarnya pengobatan uretritis baru diberikan setelah diagnosa


ditegakkan. Fasilitas untuk menegakkan diagnosis penyebab uretritis secara pasti
pada suatu daerah kadang-kadang belum tersedia, sehingga diagnosis dengan
mengandalkan tanda-tanda klinis atau dengan pendekatan sindrom masih
dipandang sangat efektif. Obat-obat yang digunakan sebagai terapi uretritis
tergantung beberapa faktor seperti pola resistensi menurut area geografi maupun
sub populasi, obat-obatan yang tersedia, efektivitas yang dikaitkan dengan harga
obat dan bila kemungkinan ada concomitant.

Pada dasarnya pengobatan uretritis baru diberikan setelah diagnosis


ditegakkan. Antibiotik canggih dan mahal tanpa didasari diagnosis, dosis dan cara
pemakaian yang tepat tidak akan menjamin kesembuhan dan bahkan dapat
memberi dampak berbahaya dalam penggunaannya, misalnya resistensi kuman
penyebab. Pengobatan yang benar meliputi : pemilihan obat yang tepat serta dosis
yang adekuat untuk menghindari resistensi kuman. Melakukan tindak lanjut
secara teratur sampai penyakitnya dinyatakan sembuh. Sebelum penyakitnya
benar-benar sembuh dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual.
Pasangan seksual harus diperiksa dan diobati agar tidak terjadi fenomena ping
pong.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Urehtritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang


menyebar naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan
nongonoreal. Urethritis dapat dikategorikan menjadi urethritis akut,
urethritis kronis, urethritis gonococus dan urethritis non gonococus.
Secara umum penyebab penyakit urethritis adalah kuman gonorhea,
kuman non gonorhea, tindakan invasif di saluran kemih, iritasi batu ginjal,
trihomonas vaginalis dan golongan bakteri gram negative.

Tanda dan gejala dari penyakit urethritis adalah mukosa memerah


dan edema , terdapat cairan exudat yang purulent, ada ulserasi pada uretra ,
adanya rasa gatal yang menggelitik, adanya pus pada awal miksi, nyeri
pada saat miksi, kesulitan untuk memulai miksi dan nyeri pada abdomen
bagian bawah. Pengobatan yang dianjurkan pada penderita penyakit
urethritis adalah antibiotik. Jenis antibiotik yang sering digunakan
misalnya cefixime 400 mg oral, ceftriaxone 250 mg IM, ciprofloraxacin
500 mg oral, dan ofloxacin 400 mg oral.

Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,


epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat
berupa Borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitits.

5.1 Saran

Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para


pembaca khususnya mahasiswa dapat lebih mengetahui dan memahami
tentang “ Penyakit Urethritis “ beserta hal – hal yang berkaitan dengan
penyakit tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA

1. Underwood. JCE. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta : EGC


1. Siswantoro, Agus . 2012. Sistem Perkemihan Askep Urethritis. Jakarta :
Salemba Medika.
2. Thomson. 1997. Catatan Kuliah Patologi. Jakarta : EGC.
2. Budiono. 2009. Urethritis Non Gonococus. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai