SISTEM INTEGUMEN
”URTIKARIA”
Dosen Pengampu:
Julianto, Ns.,M.Kep
Linda,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh:
Narita Trimar
1614201110096
1.2 Definisi :
Urtikaria merupakan reaksi vaskular dari kulit berwarna merah atau keputihan
akibat edema interseluler lokal yang terbatas pada kulit atau mukosa (price,1995).
1.3 Etiologi :
Pada penyelidikan ternyata hamper 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga
penyebab urtikaria bermacam-macam, di antaranya : obat, makanan,
gigitan/sengatan serangga, bahkan fotosensitizer, inhalan.
a. Obat
Bermacam-macam obat dapat menimbulkan urtika,baik secara imunologik
maupun nonimunologik. Hampir semua obat sistemik menimbulkan urtikaria
secara imunologik tipe 1 atau 2 contohnya ialah obat-obat glongan penisilin,
hormone, dan diuretik.
b. Makanan
Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria yang akut, umumnya
akibat reaksi imunologik. Makanan berupa protein atau bahan lain yang
dicampurkan ke dalamnya seperti zat warna, penyedap rasa, atau bahan pengawet,
serin menimbulkan urtikaria alergika. Contoh makanan yang sering menimbulkan
urtikaria ialah telur,ikan, kacang, udang, coklat, tomat, keju, bawang, dan
semangka.
c. Gigitan/sengatan serangga
Dapat menimbulkan urtika setempat, agaknya hal ini lebih banyak diperantarai
oleh igE(tipe 1) dan tipe seluler (tipe IV). Tetapi venom dan toksin bakteri,
biasanya dapat pula mengaktifkan koplemen. nyamuk,kepinding, dan serangga
lainnya, menimbulkan urtika bentuk popular di sekitar tempat gigitan, biasanya
sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari,minggu, atau bulan.
d. Bahan fotosensitizer
Bahan semacam ini, misalnya griseofulvin,fenoyiazin, sulfonamide, bahan
kosmetik, dan sabun germisid sering menimbulkan urtikaria.
e. Inhalan
Inhalan berupa serbuk sari bunga (polen), spora jamur, debu, bulu binatang, dan
aerosol, umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe1). Reaksi ini
sering dijumpai pada penderita atopi dan disertai gangguan nafas.
1.5 Patofisiologi :
Urtikaria timbul akibat masuknya antigen ke area kulit yang spesifik dan
menimbulkan reaksi setempat yang mirip reaksi anafilaksis. Histamin yang
dilepaskan setempat akan menimbulkan (1) vasodilatasi yang menyebabkan
timbulnya red flare (kemerahan) dan (2) peningkatan permeabilitas kapiler
setempat sehingga dalam beberapa menit kemudian akan terjadi pembengkakan
setempat yang berbatas jelas (Guyton,2008).
Sel mast merupakan sel yang berperan dalam pelepasan mediator vasoaktif seperti
histamine yaitu agen utama dalam urtikaria. Mediator lain eperti leukotrin dan
prostaglandin juga mempunyai kontribusi baik dalam respon cepat maupun lambat
dengan adanya kebocoran cairan dalam jaringan (Hodijah,2009)..
1.7 Komplikasi :
a. Urtikaria dan angiodema dapat menyebabkan rasa gatal yang menimbulkan
ketidaknyamanan. Urtikaria kronik juga menyebabkan stress psikologis dan
sebaliknya sehingga mempengaruhi kualitas hidup penderita seperti pada
penderita jantung.
b. Lesi-lesi urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun pasien dengan gatal
yang hebat bisa menyebabkan purpura dan excoriasi yang bisa menjadi infeksi
sekunder.Penggunaan antihistamin bisa menyebabkan somnolens dan bibir
kering. Pasien dengan keadaan penyakit yang berat bisa mempengaruhi kualitas
hidup.
1.8 Penatalaksanaan :
Pengobatan yang paling ideal tentu saja mengobati penyebab atau bila
mungkin menghindari penyebab yang dicurigai. Bila tidak mungkin paling tidak
mencoba mengurangi penyebab tersebut, sedikit-sedikit tidak menggunakan dan
tidak berkontak dengan penyebabnya.
Pengobatan dengan anthihistamin pada urtikaria sangat bermnfaat. Cara kerja
anthihitamin telah diketahui dengan jelas, yaitu menghambat histamine pada
resepto-reseptornya. Berdasarkan reseptor yang dihambat, anthihstamin dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu antagonis reseptor H1(anthihistamin 1, AH1)
dan reseptor H2 (AH2).
Pada umumnya efek anthihistamin telah terlihat dalam waktu15-30 menit setelah
pemakaian oral, dan mencapai puncaknya pada 1-2jam, sedangkan lama kerjanya
bervariasi dari 3-6jam. Tetapi ada juga anthihistamin yang waktu kerjanya lebih
lama yaitu meklizindan klemastin.
Bila pengobatan dengan satu jenis anthihistamin gagal hendaknya diprgunakan
anthihistamin grup yang lain. Hidroksizin ternyata lebih efektif daripada
anthihistamin lain untuk mencegah urtikaria, dermografisme dan urtikaria
kolinergik. Pada urtikaria karena dingin ternyata siproheptadin lebih efekt.
Kadang-kadang golongan beta adrenergic seperti epinefrin atau efedrin,
kortikosteroid, serta tranquilizer, baik pula untuk mengatasi urtikaria. Penyelidik
lain mengemukakan pengobatan dengan obat beta adrenergik ternyata efektif
untuk urtikaria yang kronik.Pemberian kortikosteroid sistemik diperlukan pada
urtikaria yang akut dan berat, tetapi tidak banyak manfaatnya pada urtikaria
kronik.
Allah swt juga berfirman, ‘Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka
adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri , dan Allah memaafkan
sebagian dari kesalahan-kesalahanmu. Dan kamu tidak dapat melepaskan diri
(dari azab ALLAH) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh perlindungan dan
tidak pula enolong selain Allah. (Q.S Asy-syura 42:30-31).
2.1 Pengkajian
- Palpasi
a) Kaji adanya edema.
b) Kaji perubahan warna saat ditekan.
c) Nyeri tekan.
d) Kaji akral angat atau dingin.
Data fokus :
DS :
- Klien mengeluh bentol kemerahan dan gatal pada pada bagian tertentu
DO :
- Kemerah-merahan,tampak gelisah
2.1.3. Pemeriksaan penunjang :
- Pemeriksaan darah,urin, dan feses rutin untuk menilai ada tidaknya
infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada alat dalam . Cryoglobulin
dan cold hemolysin perlu diperiksa pada dugaa urtikari dingin.
- Pemeriksaan gigi, telnga, hidung , tenggorok, serta usapan vagina
perlu untuk menyngkirkan adanya infeksi fokal.
- Pemeriksaan kadar IgE, eosinofil, dan komplemen.
- Tes kulit, meskipun terbatas kegunaan nya dapat dipergunakan untuk
membantu diagnosis. Uji gores dan uji tusuk, serta tes intradermal
dapat dipergunakan untuk mencari alergen inhalan,
makanandermatofit dan kandida.
- Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan
yang dicuigai untuk beberapa waktu, lalu mencoba nya kembali satu
demi satu.
- Pada urtikaria fisik akba sinar dapat dilakukan tes foto tempel.
- Tes dengan es.
- Tes dengan air hangat.
Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan edema ditandai dengan klien mengatakan
merasa nyeri pada kulit yang bengkak dan berwarna kemerahan.
2.2.1. Definisi :
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam
hal kerusakan sedemikian rupa (international association for the study of pain ):
awitan yang tba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
2.2.2. Batasan karakteristik :
- Mengekspresikan perilaku gelisah
- Sikap melindungi area nyeri
- Indikasi nyeri yang dapat diamati
- Dilatasi pupil
2.2.3. Faktor yang berhubungan :
- Agen cedera biologis
2.2.4. Definisi :
Kerusakan jaringan membrane mukosa, kornea,integumen, atau subkutan
2.2.5. Batasan karakteristik :
- Kerusakan jaringan integumen
Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan edema ditandai dengan klien mengatakan
merasa nyeri pada kulit yang bengkak dan berwarna kemerahan.
Kriteria hasil :
Kriteria Hasil :
- Perfusi jaringan
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Ketebalan dan tekstur jaringan normal
- Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya cidera berulang
- Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
Amin Huda Nurarif DKK.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC-NOC Jilid 1.Yogyakarta.Mediaction