Anda di halaman 1dari 3

Resume

MTE CI
 Nyeri akut simptom
 Nyeri kronik Disease
 Nyeri= alasan utama pasien berobat
 Nyeri= tanda vital kelima
 Menurut sifat/modalitasnya, dikenal:
 Nyeri tajam= SHARP PAIN: menusuk, meringis
 Nyeri tumpul=SHOOTING PAIN:
 Nyeri terbakar= BURNING PAIN
 Nyeri Proyeksi: REFREED PAIN
 Menurut IASP (International Association for the Study of Pain)
Nyeri: suatu pengalaman senssorik & emosional yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan atau situasi yang potensial menimbulkan kerusakan jarinngan
 Rangkaian proses perjalanan nyeri
1. Transduksi
2. Transmisi: proses penyuluhan implus listrik yang dihasilkan oleh produksi transduksi
sepanjang jalur nyeri, dimana molekul-molekul celah sinaptik mentrasmisi informasi
dari satu neuron ke neuron berikutnya
3. Modulasi: proses medifikasi terhadap rangsangan
 Klasifikasi nyeri
1. Nyeri akut respon biologis normal terhadap cedera jaringan
 Sinyal terhadap adanya kerusakan jaringan. Contohnya: nyeri paska operasi dan
paska trauma muskular
 Mekanisme proteksi tubuh yang akan berlanjut pada proses penyembuhan
 Gejala yang harus diatasi atau penyebabnya harus dieliminasi
2. Nyeri sub akut
 Nyeri berlangsung 1-6 bulan
 Fase transisi
 Nyeri yang ditimbulkan karena kerusakan jaringan diperberat oleh konsekuensi
problem psikologis dan sosial
3. Nyeri kronik
 Nyeri berlangsung >6 bulan
 Sering tdak menunjukkan abnormalitas baik secara fisik maupun indikator klinis
lain, seperti lambung dan pencitraan
 Keseimbangan kontribusi fisik & psikologi sosial yang berbeda-beda setiap
individu
 Dibagi menjadi 2
 Nyeri tipe maligna (kanker)
 Tipe non maligna (nyeri punggung kronik, artritis kronik, nyeri neuropatik)
 Pada praktek klinik sehari-hari dikenal 4 jenis nyeri:
1. Nyeri nosiseptif: nyeri denngan stimulasi singkat dan tidak menimbulkan kerusakan
jaringan (spt. Tertusuk jarum)
2. Nyeri inflamatorik: nyeri rematoid
3. Nyeri neuropatik (kerusakan/gangguan pada syaraf: lesi sistem syaraf, perifer
4. Nyeri fungsional: ditandai dengan dengan tidak ditemukannya abnormalitas perifer &
defisit neurologis
 Evaluasi klinis Nyeri
1. Intensitas nyeri
2. Lokasi nyeri
3. Kualitas nyeri, penyebaran & karakter nyeri
4. Faktor yang meningkatkan & mengurangi nyeri
5. Efek nyeri pada kehidupan sehari-hari
6. Regimen pengobatan yang sedang & sudah diterima
7. Riwayat manajemen nyeri termasuk farmakologi, intervensi, respon terapi
8. Adanya hambatan umum dalam pelaporan nyeri dan penggunaan
analgesikmenentukan derajat yeri (pain assesment); numerik
 Penatalaksanaan nyeri
 Nyeri akut:diperlukan obat yg dapat menghilangkan nyeri dengan cepat
 Prinsip pengobatan nyeri akut berat (nilai VAS 7-10): pemberian obat yang efek
analgenetiknya kuat & cepat dengan dosis optimal
 Nyeri kronik: mulai dengan dosis efektif yg serendah ungkin untuk kemudian
ditinggikan sampai nyeri terkendali
Apakah intervensi keperawatan bisa ikut menghilangkan nyeri?
Seperti menangani gejala dengan intervensi non farmakologi seperti metode massage atau
relaksasi

MTE CT ibu Uni Afrianti


 Penyakit kronis diabetes, komorbiditas ke dua setelah hipertens. Angka kematian 3x lipat
dibanding penderita umum lainnya
 Gula darah yang tinggi merupakan predisposisi diabetes mengalami infeksi parah karena
fungsi fagositosis se (PMN) menurun
 Penatalaksanaan DM (Perkeni, 2015)
- Edukasi
- Terapi gizi
- Latihan jasmmani
- Intervensi farmakologi
 Diet DM 3 J: jadwa, jumlah, jenis
 Karbohidrat yang kompleks:
- batasi : nasi, lontong, roti, ketan, jagung, kentang
- hindari penggunaa karbo sederhana: gula pasir, gula jawa, syrup, selai, manisan,
kental manis, dodol, es krim, kue manis.
 Indeks glikemik (IG): perbaikan kenaikan glokusa darah setelah makan makanan tertentu
dibandingkan setelah makan glukosa
 Keberhasilan pengaturan makanan akan sangat di tentukan oleh Edukasi tenaga
kesehatan
- Latihan jasmasin yang teratur: menstimulasi glokos transporter (GLUT 4)
- Olahraga
 Prinsip latihan jasmani bagi penderita diabetes
- Frekuensi:3-5 x/mgg
- Durasi 30-60 mnt
- Intensitas: ringan dan sedang (60-70% max Heart rate) (max Hr: 220-umur)
- Jenis: aerobik, jogging, renang, bersepeda.
 Terapi farmakologi
- Obat hiperglikemik oral
- Insulin untuk DM tipe 2
 Pementauan glukosa mandiri (2-3 x/hari)
 Rekomendasi untuk diabetes dalam mencegah covid-19 (perkeni, 2020)
- Sering cuci tangan
- Memakai masker
- Mengurangi paparan,, menjaga jarak, tinggal dirumah
- Terus konsumsi obat oral maupun injeksi
- Tetap jaga pola makan yang sehat sehat dan seimbang, olahraga yg cukup
- Cek gula darah teratur
- Cari pertolongan medis secepatnya jika ada gejala pernapasan mirip infeksi covid 19/
keadaan memburu
 Mempersiapkan daya tahan tubuh
- Berhenti merokok
- Berhenti mengkonsumsi alkohol
- Tidur cukup: bangun tidur badan segar

Anda mungkin juga menyukai