Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ANALISIS JURNAL EBCR

STASE KEBUTUHAN DASAR PROFESI


“Faringitis”

Dosen Pembimbing :
Mira, Ns, M.Kep

OLEH :
NAZRUL FUADI 2014901110059
DIAH PUSPITA SARI 2014901110019
EDI KUSMIRANSYAH 2014901110020

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN 2020/2021
1.1 Pendahuluan
Faringitis adalah peradangan pada selaput lendir yang melapisi bagian belakang
tenggorokan atau faring. Peradangan ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan,
kekeringan, dan kesulitan menelan. Faringitis dapat disebabkan akibat infeksi maupun
non-infeksi. Faringitis adalah kondisi umum yang jarang berkembang menjadi
penyakit serius. Peradangan ini biasanya bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu
kurang lebih seminggu.

Bakteri dan virus merupakan penyebab terjadinya faringitis. Kebanyakan disebabkan


oleh virus. Faringitis karena virus dan bakteri sangat sering terjadi. Bakteri yang
menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup, korinebakterium, arkanobakterium,
neisseria gonorrhoeae, atau chlamydia pneumonia. Perbedaaan faringitis akut dan
faringitis biasa terletak pada kecepatan perkembangan gejala penyakit. Pada faringitis
akut, radang tenggorokan bisa terjadi tiba-tiba dan dengan cepat kondisinya semakin
memburuk.

Sampai saat ini penggunaan terapi fisioterapi dada sangat efisien untuk menurunkan
radang dari faringitis, dikarenakan hasil dari dilakukannya fisioterapi dada dapat
mengeluarkan penumpukan sekret di faring. (Tanaka. S & Takebayashi. T, 2009).
Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa Daun sirih (Piper betle L.) merupakan salah
satu jenis tumbuhan obat yang sering digunakan sejak dulu untuk menjaga kesehatan,
pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Daun sirih mengandung berbagai
macam senyawa kimia yang berkhasiat obat yaitu minyak atsiri yang terdiri dari fenol
dan senyawa turunannya seperti kavikol. Kandungan minyak atsiri dari daun sirih
memiliki kegunaan untuk menyembuhkan radang tenggorok (faringitis) yang
disebabkan oleh bakteri. Kandungan fenol dan kavikol dari daun sirih dapat
menyembuhkan radang tenggorok (faringitis)4, nyeri tenggorok yang disertai demam
dan batuk merupakan gejala faringitis. Faringitis adalah infeksi pada tenggorokan
yang disebabkan oleh virus atau bakteri.

1.2 Kasus
Seorang klien bernama Tn. A mengeluhkan nyeri saat menelan dan terasa kurang
nafsu makan akibat nyeri tenggorokannya. Klien mengatakan pada malam hari
sebelumnya pasien merasa tidak bisa tidur karena tiba tiba mulut terasa sangat kering
dan panas serta nyeri saat menelan. Pasien juga mengeluh mual, tidak nafsu makan,
serasa ingin muntah tetapi tidak muntah, dan perut terasa sesak. Akhirnya pasien
dibawa ke PUSBAN pada keesokan harinya pada sore hari. Saat dilakukan
pengkajian dan pemeriksaan, Klien tampak gelisah saat nyeri
GCS = 15 (4-5-6) Compos Mentis, Leher dan tenggorokan : posisi simetris, dan tidak
terpasang alat, tidak ada nyeri tekan, namun nyeri waktu menelan. Abdomen : Bentuk
simetris, tidak ada luka, Bising usus hipoaktif, tidak ada nyeri tekan pada lokasi 4
kwadran, namun terasa sedikit kaku seperti kram pada kuadran kiri atas, Bibir klien
tampak kering, kesulitan dalam menelan karena terdapat nyeri dan terasa panas, tidak
ada gigi yang patah, tidak ada nyeri pada bagian abdomen (Hanya Kram)
TD : 110/80 mmHg Antropometri :
Nadi : 85x/menit TB : 163 cm
RR : 16x/menit BB : 60kg  59Kg
Suhu : 36,2°C LILA : 26cm (Underweight)
SpO2 : 96 IMT : 25cm (Normal)
Klien sebelumnya menderita sariawan sekitar organ mulut 5 hari yang lalu, Sebelum
sakit klien mengatakan mampu bersosialisasi dengan tetangga tetapi saat ini lebih
banyak dirumah untuk beristirahat. Tidak ada keluarga pasien yang menderita
penyakit genetik atau alergi. Dan klien disaran untuk makan makanan yang sedikit
cair seperti bubur untuk di makan sedikit tapi sering.

1.3 Rumusan Masalah


Mana yang lebih efektif antara fisiotrapi dada dengan pemberian ekstrak daun sirih
untuk meredakan gejala peradangan pada faringitis ?
P Klien bernama Tn. A mengeluhkan nyeri saat menelan dan terasa kurang
nafsu makan akibat nyeri tenggorokannya. Klien mengatakan pada
malam hari sebelumnya pasien merasa tidak bisa tidur karena tiba tiba
mulut terasa sangat kering dan panas serta nyeri saat menelan.
I Intervensi :
Fisioterapi dada terdiri dari 3 tindakan :
a) Postural drainase : memposisikan tubuh responden sehingga secret
yang menumpuk dapat dikeluarkan. Postural drainase diposisikan selama
10 – 15 menit sembari melakukan perkusi dan vibrasi pada dinding dada,
b) Perkusi : memberikan pukulan halus diarea dinding dada responden
untuk merontokkan sekret yang melekat, perkusi dapat dilakukan sekitar
15-20 menit bergantian dengan vibrasi,
c) Vibrasi : memberikan getaran di dinding dada responden agar sekret
dapat luruh kearah luar sehingga dapat dibuang dengan bantuan dari
batuk efektif.
C Comparasi :
Jurnal “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun sirih Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus Aureusisolat dari Penderita Faringitis”
Dilakukan swab tenggorok diperoleh dari penderita faringitis.
Selanjutnya swab tenggorok tersebut langsung dimasukkan ke
dalam media transpor stuart, Apabila terdapat koloni kuman yang
berbentuk coccusbergerombol dilanjutkan dengan uji katalase dan
koagulase. Selanjutnya membuat ekstraksi daun sirih. Daun sirih yang
sudah kering ditimbang 30 gram dan dimaserasi dengan 150
ml etanol 70% mendidih. Kemudian disaring dan diperas dengan
menggunakan corong, Selanjutnya media diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24 jam dan amati pertumbuhan bakteri dari penderita faringitis.
O Outcome :
Dari tanda gejala yang ditimbulkan dari faringitis dapat berkurang bahkan
bisa tidak menimbulkan gejala lagi.

1.4 Metode/ strategi penelusuran bukti


a. Jurnal : Efektifitas Fisioterapi Dada Terhadap Penurunan Gejala Faringitis Pada
Penambang Belerang di Kawah Ijen Banyuwangi waktu penelitian : 2017
b. Jurnal : Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun sirih Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus Aureusisolat dari Penderita Faringitis, SEL Vol. 2 No. 2 : 57-65,
waktu penelitian : 2015

1.5 Hasil penelusuran


Jurnal Validity Important Applicable
Efektifitas Metode Penelitian Hasil : 1. Tehnik
Fisioterapi metode quasi Setelah dilakukan fisiotarpi dapat
Dada Terhadap experiment intervensi bahwa dilakukan
Penurunan design dengan terjadi perubahan dirumah
Gejala metode penelitian gejala faringitis 2. Alat mudah di
Faringitis Pada yang digunakan setelah diberikan dapatkan seperti
Penambang adalah non perlakuan bantal dan kain
Belerang di equivalent control fisioterapi dada. tebal
Kawah Ijen group design didapatkan 91,6 % 3. Dapat dibantu
Banyuwangi, dari responden oleh keluarga
2017 Sampel : kelompok atau saudara
Sampel dalam intervensi atau dirumah.
penelitian ini hampir seluruh
merupakan pekerja responden
penambang mengalami
belerang di Kawah penurunan gejala
Ijen Banyuwangi, faringitis.

Besar Sampel: Nilai p-value :


Sebanyak diperoleh nilai p
24 pekerja. Sampelvalue 0.001 < 0,05
diambil dari totalberarti H0 ditolak
populasi sebanyak dan H1 diterima
280 pekerja artinya terdapat
perbedaan
Pengukuran: efektivitas setelah
Sebelum diberikan pemberian
perlakuan perlakuan
fisioterapi dada, fisioterapi dada
didapatkan data terhadap
dari 24 responden penurunan gejala
dibagi menjadi 2 faringitis pada
kelompok : pekerja
intervensi dan penambang
kontrol (Kelompok belerang.
intervensi akan
dilakukan fisiotrapi
dada)

Metode
Pengaruh Penelitian : Hasil : 1. Tindakan
Pemberian Rancangan Acak Berdasarkan hasil memerlukan
Ekstrak Daun penelitian dapat keahlian
sirih Terhadap Sampel : disimpulkan 2. Persedian
Pertumbuhan Tidak ada, karena bahwa : bahan yang
Staphylococcus mengunakan uji 1. Pemberian sedikit sulit
Aureusisolat swab yaitu dengan ekstrak daun 3. Tindakan ini
dari Penderita mengambil bakteri sirih (Piper hanya melihat
Faringitis akibat dari farigitis betle L.) dapat perkembangan
tersebut. menghambat bakteri dari
pertumbuhan S. klien faringitis
Besar sampel : aureus isolat apakah terjadi
Ada 2 klien yang dari penderita hambatan
diduga terdapat faringitis. ketika
Staphylococcus 2. Semakin besar diberikan
konsentrasi ekstrak daun
Pengukuran : ekstrak yang sirih
1. Sampel berupa diberikan, maka 4. Tidak bisa
swab tenggorok semakin tinggi dilakukan
diperoleh dari pula sendiri
penderita kemampuannya
faringitis dalam
dengan cara menghambat
mulut pasien pertumbuhan S.
dibuka dan lidah aureus.
ditekan dengan
spatel lidah.
2. Kemudian Nilai p-Value :
dimasukkan Data dianalisis
swab tenggorok menggunakan
hingga analisis varian
menyentuh (ANAVA),
dinding dilanjutkan dengan
belakang faring. uji Beda Nyata
3. Selanjutnya Terkecil (BNT)
swab tenggorok karena terdapat
tersebut pengaruh
langsung perlakuan.
dimasukkan ke Penelitian ini
dalam media menunjukkan
transpor stuart. bahwa semakin
4. Apabila terdapat tinggi konsentrasi
koloni kuman ekstrak etanol
yang berbentuk daun sirih yang
coccus diberikan maka
bergerombol zona hambat
dilanjutkan pertumbuhan S.
dengan uji aureus semakin
katalase dan besar.
koagulase. Bila
terbentuk
gelembung
udara hasil uji
katalase positif
menunjukkan
Staphylococcus
sedangkan bila
tidak terjadi
gelembung
hasil uji
katalase negatif.
5. Selanjutnya
membuat
ekstraksi daun
sirih. Daun sirih
yang sudah
kering
ditimbang 30
gram dan
dimaseras
dengan 150 ml
etanol 70%
mendidih.
Kemudian
disaring dan
diperas dengan
menggunakan
corong
6. Selanjutnya
media
diinkubasi pada
suhu 37oC
selama 24 jam
dan diamati
pertumbuhan
bakteri dengan
zona hambat
pada setiap
daerah. Apabila
zona hambat
belum terbentuk
atau belum
tampak media
diinkubasi dan
diamati
kembali.

1.6 Diskusi
Kedua intervensi ini yaitu fisiotrapi dada dan pemberian ekstrak daun sirih ini
memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. Kedua tindakan ini bisa
diaplikasikan untuk meredakan peradangan tanda gejala dari penyakit faringitis, akan
tetapi tindakan pemberian ekstrak daun sirih ini akan sedikit sulit untuk dilakukan
sendiri dirumah karena harus dilakukan oleh pihak yang bersangkutan seperti bagian
pelayanan kesehatan yang sudah terlatih, begitupun dengan tindakan fisiotrapi dada
yang memerlukan kesiapan untuk melakukan tindakan tersebut agar tidak terjadi
kesalahpahaman terhadap tindakannya, dan tidak menimbulkan cidera tambahan
akibat kesalahan melakukan tindakan.

1.7 Kesimpulan
Melakukan tindakan fisiotrapi dada lebih mudah dilakukan untuk meredakan tanda
gejala dari faringitis. Tidak saja mudah, tetapi alat yang digunakan juga tidak begitu
sulit ditemukan berbeda dengan pemberian ekstrak daun sirih yang memerlukan
pengetahuan khusus untuk melakukan tidakan ini karena perlu adanya pengelolaan
dari daun sirih itu sendiri untuk bisa diaplikasikan langsung ke klien.

DAFTAR PUSTAKA
Sudewo, B (2004). Tanaman obat penggempur aneka penyakit. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Redaksi Halodoc. (2019). Faringitis (https://www.halodoc.com/kesehatan/faringitis)
Jakarta: Rasuna said. Diakses pada jum’at, 16 oktober 2020
Effa. N (2017). Efektifitas Fisioterapi Dada Terhadap Penurunan Gejala Faringitis
Pada Penambang Belerang di Kawah Ijen Banyuwangi waktu penelitian Banda
Aceh: Pengembangan Biomedis.
Effa. N (2017). Efektifitas Fisioterapi Dada Terhadap Penurunan Gejala Faringitis
Pada Penambang Belerang di Kawah Ijen Banyuwangi Prosiding: Peningkatan
Keilmuan Solusi Tantangan Profesi Kesehatan
Medical News Today. Diakses pada 2019. Pharyngitis: Causes, symptoms, and
treatment.
Healthline. Diakses pada 2019. Pharyngitis: Causes, Symptoms, and Diagnosis.
LAMPIRAN JURNAL

Anda mungkin juga menyukai