Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISIS JURNAL

ANALISIS JURNAL EBCR

Dibuat oleh
Aldi Seprianata Z 2014901110006
Ella Cendrika 2014901110021
Khairatun Ni’Mah 2014901110038

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
Laporan Analisis Jurnal EBCR
1. Pendahuluan
Di Indonesia, perawatan bayi BBLR masih memprioritaskan pada penggunaan inkubator
tetapi keberadaanya masih sangat terbatas. Hal ini menyebabkan morbiditas dan
mortalitas BBLR menjadi sangat tinggi, bukan hanya akibat kondisi prematuritasnya,
tetapi juga diperberat oleh hipotermia dan infeksi nosocomial (Depkes RI, 2008).
Bayi BBLR yang telah mengalami hipotermi dapat mempunyai efek klinis yaitu
penurunan tekanan oksigen, terjadi hipoglisemia, peningkatan konsumsi oksigen,
peningkatan cadangan kalori, kenaikan berat badan lambat, penurunan berat badan,
terdapat sklerema, peningkatan kematian bayi, dapat terjadi faktor pembekuan darah
(Maryunani dkk, 2009).
Untuk mengatasi hipotermi diperlukan suatu metode praktis yang secara ekonomis cukup
efisien dan efektif. Ditemukannya perawatan metode kanguru (PMK) telah terjadi
revolusi pada perawatan BBLR (Depkes RI, 2008).
Manfaat dari cara perawatan metode kanguru diantaranya detak jantung bayi stabil,
pernafasannya lebih teratur, sehingga penyebaran oksigen ke seluruh tubuh pun lebih
baik. Bayi dapat tidur dengan nyenyak dan lama, lebih tenang, lebih jarang menangis dan
kenaikan berat badannya menjadi lebih cepat, mempermudah pemberian ASI,
mempererat ikatan bathin antara ibu dan anak, serta mempersingkat masa perawatan
antara ibu dan anak (Muslihatun, 2010).
Bagi rumah sakit/klinik, metode kanguru memberikan efisiensi tenaga karena ibu dapat
merawat bayinya sendiri, mempersingkat lama perawatan bayi di rumah sakit dan
efisiensi anggaran karena penggunaan fasilitas, misalnya inkubator berkurang
(Maryunani dkk, 2009).
2. Kasus
By. Ny.M, lahir 12 April 2021 Dirawat di ruang bayi dengan BBLR. Ibu bayi
mengatakan bayi kurang mampu mencari puting susu ibu, bayi mulai menyusu jika
diberi rangsangan, refleks isapan bayi lemah. Keadaan umum bayi lemah.
Pemeriksaan Antropometri : Berat badan : 2409 gram, Panjang badan : 47 cm, Lingkar
lengan atas : 10 cm, Lingkar dada : 29 cm, Ukuran kepala : 32 cm
TTV: RR : 50 x/mnt, HR : 150 x/mnt, S : 35,5 °C
APGAR SCORE: 1 menit : 7, 5 menit : 8, 10 menit : 9

3. Rumusan Masalah
Pertanyaan Klinik :
a. Mana yang lebih efektif antara Perawatan Metode Kangguru dengan Perawatan
Inkubator dalam peningkatan suhu tubuh bayi BBLR?
b. Yang mana yang bisa diterapkan disemua kalangan antara Perawatan Metode
Kangguru dengan Perawatan Inkubator dalam peningkatan suhu tubuh bayi BBLR?

Patient, Population
Bayi Berat Badan Lahir Rendah
or Problem

Intervention Metode Kangguru


Comparasion Perawatan Inkubator

Outcome Peningkatan suhu tubuh bayi

4. Metode/strategi penelusuran bukti


Jurnal Pertama
Judul : Efektifitas Peningkatan Suhu Tubuh pada Perawatan Metode
Kangguru Dengan Perawatan Inkubator di BLUD RS H.
Boejasin Pelaihari Tanah Laut Tahun 2013
Alamat Jurnal : Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
Jurnal Kedua
Judul : Pengaruh Perawatan Metode Kangguru (PMK) Terhadap
Kenaikan Suhu Tubuh Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
di RS MitraMedika Medan Tahun 2019
Alamat : Al Ulum Seri Sainstek, Volume VIII Nomor 2, Tahun 2020
5. Hasil Penelusuran

No Judul Jurnal Validity Important Applicable


1 Efektifitas Jenis penelitian yang ada pengaruh penerapan 1. Membantu
Peningkatan Suhu digunakan adalah quasi perawatan metode peningkatan suhu
Tubuh pada experiment dengan kanguru terhadap tubuh
Perawatan Metode pendekatan pretest–posttest peningkatan suhu tubuh 2. Resiko yang akan
Kangguru dengan design. penelitian terdiri pada bayi (p=0,000; p<α), terjadi dalam
Perawatan Inkubator dari 2 kelompok perlakuan, tidak ada pengaruh penerapan rendah
di BLUD RS H. perlakuan 1 menggunakan penerapan perawatan
Boejasin Pelaihari perawatan metode inkubator terhadap
Tanah Laut Tahun kangguru (pmk), kelompok peningkatan suhu tubuh
2013 perlakuan 2 menggunakan pada bayi (p=0,883; p<α),
metode perawatan ada perbedaan
inkubator. Instrumen peningkatan suhu pada
yang digunakan adalah penerapan PMK dan
thermometer, perawatan inkubator pada
status bayi, lembar bayi BBLR dan penerapan
observasi, PMK lebih efektif
gendongan kanguru, dan dibandingkan pewawatan
inkubator. inkubator dalam
Populasi dalam penelitian meningkatkan suhu tubuh
ini bayi BBLR di RSUD
adalah semua bayi BBLR Hadji Boejasin Pelaihari
di BLUD tahun 2013 (p=0,000,
Hadji Boejasin Pelaihari p<α).
yang
memenuhi kriteria
diberikan perlakuan
Perawatan PMK dan
Inkubator pada
tahun 2013. Pengambilan
sampel pada
penelitian ini menggunakan
teknik
consecutive sampling yaitu
semua
subjek yang datang dan
memenuhi
kriteria penelitian
dimasukkan sampai
jumlah subjek yang
dibutuhkan
terpenuhi, dengan besar
sampel 50
orang.
Sebelum dilakukan
Jenis Penelitian yang
perawatan metode
digunakan dalam penelitian
kangguru (PMK) suhu
ini adalah Pre Eksperimen.
tubuh bayi BBLR pada
Pre Eksperimen
hari I, II dan III mayoritas
Desain penelitian yang
hipotermi sedang (32ºC-
digunakan dalam penelitian
36,4ºC).
ini adalah teknik One
Setelah dilakukan
Group Pretest-Posttest
perawatan metode 1. Membantu
Pengaruh Perawatan Desain
kangguru (PMK) suhu Meningkatkan suhu
Metode Kangguru Populasi dalam penelitian
tubuh bayi BBLR pada tubuh
(PMK) Terhadap ini adalah seluruh bayi
hari I, II dan III mayoritas 2. Mudah dalam
Kenaikan Suhu dengan berat badan bayi
suhu tubuh normal mengaplikasikan
2 Tubuh Pada Bayi rendah (BBLR) diruang
(36,5oC-37,5oC). dan bisa dilakukan
Berat Lahir Rendah perinatologi yang
Dengan menggunakan uji dirumah
(BBLR) di RS melakukan perawatan
statistik T berpasangan 3. Resiko yang akan
MitraMedika Medan metode kangguru (PMK) di
(Paired T-test). Hal ini terjadi dalam
Tahun 2019 RS Mitra Medika Medan
menunjukkan bahwa, ada penerapan rendah
berjumlah 122 orang di
pengaruh perawatan
tahun 2017.
metode kangguru (PMK)
Sampel dalam penelitian
terhadap kenaikan suhu
ini diambil dengan
tubuh pada bayi berat
menggunakan teknik
badan lahir rendah
accidental sampling.sampel
(BBLR) di RS Mitra
yang diambil berjumlah 20
Medika Medan tahun
responden.
2019.

6. Diskusi
a. Perawatan Metode Kangguru dalam membantu peningkatan suhu tubuh
1. Pada metode kangguru tidak terjadi proses kehilangan panas, baik melalui radiasi,
konveksi, evaporasi, maupun konduksi pada bayi.
2. Pada metode kangguru melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit
ibu atau skin to skin contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk
menghangatkan bayinya
3. Suhu tubuh sebelum dilakukan PMK sebesar 36,260 dan hasil rata-rata setelah
dilakukan PMK sebesar 36,915
b. Perawatan Inkubator dalam membantu peningkatan suhu tubuh
1. Pada metode inkubator, masih dapat terjadi proses kehilangan panas melalui
radiasi yang dapat mencapai >50%.
2. Seringkali dijumpai satu inkubator digunakan untuk lebih dari satu bayi karena
jumlah yang terbatas, hal ini meningkatkan risiko terjadinya infeksi nosokomial
7. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas sebelumnya dapat disimpulkan Pada metode kanguru tidak terjadi
proses kehilangan panas baik melalui radiasi, konveksi, evaporasi, maupun konduksi;
sedangkan dengan inkubator masih dapat terjadi proses kehilangan panas melalui radiasi
yang dapat mencapai >50%7.
Pada dasarnya prinsip metode kanguru ini adalah ibu diidentikkan sebagai kanguru yang
dapat mendekap bayinya secara seksama, dengan tujuan mempertahankan suhu tubuh
bayi secara optimal (36,5 – 37,5oC). Suhu yang optimal ini diperoleh dengan adanya
kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibunya secara kontinu.

8. Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI, (2008): Perawatan BBLR Dengan Metode Kanguru.
Available from: http://www.Depkes.go.id
Maryunani, Anik dan Nurhayati (2009): Asuhan Kegawatdaruratan Dan Penyulit Pada
Neonatus, Penerbit Buku Kesehatan, Jakarta.
Muslihatun, Nur Wati (2010): Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita, Penerbit Fitramaya,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai