OLEH :
FENNY NOORHAYATI WAHYUNI
NPM. 1914901110025
I.2 Etiologi
Etiologi gagal ginjal kronik bermacam- macam dan kompleks, seperti:
1.2.1 Penyakit infeksi ginjal (glomerulonefritis, pyelonefritis)
1.2.2 Penyakit ginjal polikistik
1.2.3 Obstruksi ginjal (neoplasma), dan prostate
1.2.4 Nefrotoksik (analgetik, kanamisin)
1.2.5 Penyakit sistemik seperti (DM, Hipertensi, SLE, Gout).
1.3 Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi
volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam
keadaan penurunan GFR/daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan
ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi
berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus.
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium
yaitu:
1.3.1 Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen
(BUN) normal dan penderita asimtomatik. Faal ginjal <100-75%.
1.3.2 Stadium 2 (insufisiensi ginjal).
Faal ginjal 75-25 % jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo
filtration Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood
Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin
serum mulai meningkat melebihi kadar normal, azotemia ringan,
timbul nokturia dan poliuri.
1.3.3 Stadium 3 (gagal ginjal stadium akhir/uremia).
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo
filtration rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit
atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum
nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri (Price, 1992:
813-814).
1.4 Pemeriksaan Penunjang
1.4.1 Laboratorium :
Ureum / Creatinine, Hemoglobin, analisa gas darah (AGD), CCT,
(Na, K, Ca, P ), albumin, gula darah dan trigliserida.
Diagostik seperti biopsi ginjal
1.4.2 Radiologi
1.4.3 BNO/ foto polos abdomen, IVP( intra vena pielografi), USG,
renogram, EKG/ foto jantung, foto paru dan foto tulang.
1.4.4 ECG
1.5 Komplikasi
1.5.1 Hiperkalemia
Akibat penurunan eksresi asidosis metabolik, katabolisme dan
masukan diit berlebih.
1.5.2 Perikarditis, efusi perincardial dan temponade jantung.
1.5.3 Hipertensi
Akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi sistem rennin
angioaldosteron.
1.5.4 Anemia
Akibat penurunan eritroprotein, rentang usia sel darah merah,
pendarahan gasstrointestina akibat iritasi.
1.5.5 Penyakit tulang
Akibat retensi fosfat kadar kalium serum yang rendah metabolisme
vitamin D, abnormal dan peningkatan kadar aluminium.
1.6 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik adalah untuk
mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin. Semua
factor yang berperan dalam terjadinya gagal ginjal kronik dicari dan
diatasi.
1.6.1 Penatalaksanaan konservatif meliputi :
Pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit
1.6.1.1 Penahanan kalium dan fosfor dapat terjadi padi GGK ( oral
dengan CaCo3)
1.6.1.2 Kontrol dapat dilakukan dengan mengurangi intake kalium
dalam diit.
1.6.1.3 Pemberian alumunium hidroksida → mengikat fosfar
1.6.1.4 Pemberian laksatif
1.6.1.5 Pemberian vitamin D
1.6.1.6 Keseimbangan transfor oksigen
1.6.1.7 Anemia selalu mengiringi GGK → klien cepat letih dan
sesak napas
Memberikan rasa nyaman, istirahat dan tidur
I.6.1.1 Umumnya tidak nyaman pada GGK meliputi pruritus, kram
otot, rasa haus, sakit kepala, kulit kering, stress, emosional,
insomnia.
I.6.1.2 Mengurangi tingkat fosfat serum dengan alhydrokside →
mengurangi gatal-gatal
I.6.1.3 Menjaga kulit lembab
I.6.1.4 Memberikan obat anti gatal
I.6.2 Dialysis : cuci darah/hemodialysis
I.6.3 Obat obatan
Anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat posfat, suplemen
kalsium, furosemid (membantu berkemih).
I.6.4 Diet rendah protein dan tinggi karbohidrat.
I.6.5 Transfusi darah.
I.6.6 Transflantasi ginjal
1.7 Pathway
Oliguria
Uremia ↑
Gagal ginjal Retensi Na +
Penumpukan kristal
urea dikulit
↓ eritopoetin di Kelebihan
ginjal volume cairan
Proritus
SDM ↓ Intoleransi
aktivitas
Gangguan
integritas kulit
Pucat, fatique,
malaise, anemia