Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

CKD (Cronic Kidney Disease)/GGK

OLEH :
FENNY NOORHAYATI WAHYUNI
NPM. 1914901110025

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Penyakit CKD (Cronic Kidney Disease)/GGK


1.1 Definisi
CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi
dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif,
irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit,
sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009).

Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk


mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi
penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah
(Muttaqin,2011)..

I.2 Etiologi
Etiologi gagal ginjal kronik bermacam- macam dan kompleks, seperti:
1.2.1 Penyakit infeksi ginjal (glomerulonefritis, pyelonefritis)
1.2.2 Penyakit ginjal polikistik
1.2.3 Obstruksi ginjal (neoplasma), dan prostate
1.2.4 Nefrotoksik (analgetik, kanamisin)
1.2.5 Penyakit sistemik seperti (DM, Hipertensi, SLE, Gout).

1.3 Tanda Dan Gejala


1.3.1 Menurut Long, 1996 : 369 anda dan gejala GGK antara lain ;
1.3.1.1 Gejala dini :
Lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat
badan berkurang, mudah tersinggung, depresi
1.3.1.2 Gejala yang lebih lanjut :
Anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak
nafas baik ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai
lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga
sangat parah.
1.3.2 Menurut Smalzer, 2001; 1449
Hipertensi : akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sistem
renin angiotensin- aldosterone
Gagal jantung kongestif dan udem polmonar : akibat cairan
berlebihan
Perikarditis : akibat iritasi pada lapisan perikardial oleh toksik,
pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot,
kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi.
1.3.3 Tanda dan gejala menurut Suyono tahun 2001 adalah sebagai
berikut :
1.3.3.1 Kardiovaskuler
Seperti Hipertensi, pitting edema, edema periorbital dan
pembesaran vena.
1.3.3.2 Sistem polmonar
Krekel, nafas dangkal, kusmaull dan sputum kental.
1.3.3.3 Sistem gastrointestinal
Anoreksia, mual, muntah, perdarahan saluran GI, ulserasi
dan pardarahan mulut serta nafas berbau ammonia.
1.3.3.4 Sistem muskuloeskeletal
Kram otot, kehilangan kekutan otot, fraktur tulang.
1.3.3.5 Sistem integument
Warna kulit kekuningan atau keabu-abuan mengkilat,
pruritas, kulit kering dan bersisik, ekimosis / memar, kuku
tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
1.3.3.6 Sistem reproduksi
Aminore, atropi testis.

1.3 Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk
glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi
volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam
keadaan penurunan GFR/daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan
ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi
berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus.

Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri


timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala
pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan
ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80 – 90%. Pada tingkat ini
fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15
ml/menit atau lebih rendah itu (C Long, 1996).

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang


normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak
timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala
uremia membaik setelah dialisis (Brunner & Suddarth, 2001: 1448).

Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium
yaitu:
1.3.1 Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen
(BUN) normal dan penderita asimtomatik. Faal ginjal <100-75%.
1.3.2 Stadium 2 (insufisiensi ginjal).
Faal ginjal 75-25 % jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo
filtration Rate besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood
Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin
serum mulai meningkat melebihi kadar normal, azotemia ringan,
timbul nokturia dan poliuri.
1.3.3 Stadium 3 (gagal ginjal stadium akhir/uremia).
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo
filtration rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit
atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar blood ureum
nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri (Price, 1992:
813-814).
1.4 Pemeriksaan Penunjang
1.4.1 Laboratorium :
Ureum / Creatinine, Hemoglobin, analisa gas darah (AGD), CCT,
(Na, K, Ca, P ), albumin, gula darah dan trigliserida.
Diagostik seperti biopsi ginjal
1.4.2 Radiologi
1.4.3 BNO/ foto polos abdomen, IVP( intra vena pielografi), USG,
renogram, EKG/ foto jantung, foto paru dan foto tulang.
1.4.4 ECG

1.5 Komplikasi
1.5.1 Hiperkalemia
Akibat penurunan eksresi asidosis metabolik, katabolisme dan
masukan diit berlebih.
1.5.2 Perikarditis, efusi perincardial dan temponade jantung.
1.5.3 Hipertensi
Akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi sistem rennin
angioaldosteron.
1.5.4 Anemia
Akibat penurunan eritroprotein, rentang usia sel darah merah,
pendarahan gasstrointestina akibat iritasi.
1.5.5 Penyakit tulang
Akibat retensi fosfat kadar kalium serum yang rendah metabolisme
vitamin D, abnormal dan peningkatan kadar aluminium.

1.6 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik adalah untuk
mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin. Semua
factor yang berperan dalam terjadinya gagal ginjal kronik dicari dan
diatasi.
1.6.1 Penatalaksanaan konservatif meliputi :
Pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit
1.6.1.1 Penahanan kalium dan fosfor dapat terjadi padi GGK ( oral
dengan CaCo3)
1.6.1.2 Kontrol dapat dilakukan dengan mengurangi intake kalium
dalam diit.
1.6.1.3 Pemberian alumunium hidroksida → mengikat fosfar
1.6.1.4 Pemberian laksatif
1.6.1.5 Pemberian vitamin D
1.6.1.6 Keseimbangan transfor oksigen
1.6.1.7 Anemia selalu mengiringi GGK → klien cepat letih dan
sesak napas
Memberikan rasa nyaman, istirahat dan tidur
I.6.1.1 Umumnya tidak nyaman pada GGK meliputi pruritus, kram
otot, rasa haus, sakit kepala, kulit kering, stress, emosional,
insomnia.
I.6.1.2 Mengurangi tingkat fosfat serum dengan alhydrokside →
mengurangi gatal-gatal
I.6.1.3 Menjaga kulit lembab
I.6.1.4 Memberikan obat anti gatal
I.6.2 Dialysis : cuci darah/hemodialysis
I.6.3 Obat obatan
Anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat posfat, suplemen
kalsium, furosemid (membantu berkemih).
I.6.4 Diet rendah protein dan tinggi karbohidrat.
I.6.5 Transfusi darah.
I.6.6 Transflantasi ginjal

1.7 Pathway

↓ jumlah nefron fungsional

Nefron yang masih utuh


Nefron yang hancur

90 % nefron hancur 75% nefron hancur adaptasi

Tidak dapat mengkompensasi GFR ↓ Nefron hipertropi


(ketidakseimbangan cairan BUN dan kreatinine ↑
elektrolit )
↑kecepatan filtrasi ,
↑beban solute, ↑reabsorbsi
Adaptasi
GFR ↓10 % dari normal
(BUN dan creatinine ↑
↑) Keseimbangan cairan dan
Kecepatan filtrasi dan elektrolit dipertahankan
beban solute ↑
Urine isoosmosis

Fungsi ginjal rendah


Ketidakseimbangan dalam
Kegagalan proses glomerulus dan tubulus
filtrasi
↓ cadangan ginjal

Poliuri nokturi azotemia

Oliguria

Infusiensi ginjal Argiotensin ↑

Uremia ↑
Gagal ginjal Retensi Na +

Penumpukan kristal
urea dikulit
↓ eritopoetin di Kelebihan
ginjal volume cairan

Proritus

SDM ↓ Intoleransi
aktivitas
Gangguan
integritas kulit
Pucat, fatique,
malaise, anemia

Gangguan nutrisi kurang


dari kebutuhan

II. Rencana asuhan klien dengan gangguan CKD / GGK


1.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
2.1.1.1 Keluhan utama
2.1.1.2 Riwayat penyakit sekarang
2.1.1.3 Riwayat penyakit sebelumnya
2.1.1.4 Riwayat penyakit keluarga (genogram jika ada)
2.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus
2.1.2.1 Aktifitas dan Istirahat
Kelelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur, kelemahan
otot dan tonus, penurunan ROM
2.1.2.2 Sirkulasi
Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada,
peningkatan JVP, tachycardia, hipotensi orthostatic, friction
rub
2.1.2.3 Integritas Ego
Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan,
menolak, cemas, takut, marah, irritable.
2.1.2.4 Eliminasi
Penurunan frekuensi urin, oliguri, anuri, perubahan warna
urin, urin pekat warna merah/coklat, berawan, diare,
konstipasi, abdomen kembung.
2.1.2.5 Makanan/cairan
Peningkatan BB karena edema, penurunan BB karena
malnutrisi, anoreksia, mual, muntah, rasa logam pada mulut,
asites, penurunan otot, penurunan lemak subkutan.
2.1.2.6 Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas,
kesemutan, gangguan status mental,penurunan lapang
perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan
memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, koma
2.1.2.7 Nyeri/kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, distraksi,
gelisah
2.1.2.8 Pernafasan
Pernafasan kusmaul (cepat dan dangkal), paroksismal
nokturnal dispnea (+), batuk produkrif dengan frotty sputum
bila terjadi edema pulmonal
2.1.2.9 Keamanan
Kulit gatal, infeksi berulang, pruritus, demam (sepsis dan
dehidrasi), petekie, ekimosis, fraktur tulang, deposit fosfat
kalsieum pada kulit, ROM terbatas
2.1.2.10 Seksualitas
Penurunan libido, amenore, infertilitas
2.1.2.11 Interaksi Sosial
Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran
seperti biasanya
2.1.3 Pemeriksaan penunjang
Ureum dan kreatinin biasanya mengalami peningkatan

2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


Diagnosa 1 : Intoleransi aktivitas (00092)
1. Tujuan dan kriteria hasil
Setelah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
klien mampu berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi
dengan kriteria hasil:
Data Subjektif: Klien mengatakan / melaporkan bahwa klien mampu
melakukan aktivitas
Data Objektif: Klien ikut berpartisipasi dalam aktivitas sesuai
kemampuan, melaporkan peningkatan rasa segar dan bugar,
melakukan istirahat dan aktivitas secara bergantian, berpartisipasi
dalam aktivitas perawatan mandiri yang dipilih.

2. Intervensi keperawatan dan rasional


- Kaji faktor yang menyebabkan keletihan, anemia,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, retensi produk sampah,
dan depresi : Menyediakan informasi tentang indikasi tingkat
keletihan.
- Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat
ditoleransi, bantu jika keletihan terjadi: Meningkatkan aktivitas
ringan / sedang dan memperbaiki harga diri.
- Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat : Mendorong latihan
dan aktivitas dalam batas-batas yang dapat ditoleransi dan istirahat
yang adekuat.
- Anjurkan untuk beristirahat setelah dialysis : Dianjurkan setelah
dialisis, yang bagi banyak pasien sangat melelahkan.

Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


(000022)
1. Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan
kebutuhan nutrisi teratasi dengan kriteria hasil :
- Intake makanan dan cairan
- Energy
- Berat badan
Data subjekti : klien mengatakan nafsu makan meingkat
Data objektif : tidak terjadi mual dan muntah, turgor kulit baik
2. Intervensi keperawatan dan rasional
- Kaji kebutuhan nutrisi pasien : sebagai informasi dasar untuk
perencanaan awal dan palidasi data
- Atur posisi semi fowler selama pemberian nutrisi : menghindari
terjadinya muntah
- Tingkatkan intake pemberian nutrisi dan sajikan dalam kondisi
hangat : untuk meningkatkan intake dan menghindari mual
- Tingkatkan intake nutrisi, sedikit tapi sering : meningkatkan intake
makanan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antiemetic :
menurunkan mual/muntah yang dapat meningkatkan tekanan / nyeri
intra abdomen
- Kalaborasi dengan ahli gizi dalam diet : agar dapat memberikan
nutrisi yang tepat pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
Gloria, Howard Dkk . (2018) Terjemahan Nursing Interventions
Classification (NIC), Edisi 7. Elsevier Inc.
Herdman, T.Heather.(2018-2020). Nanda International Inc Keperawatan:
Definisi & Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11. EGC: Jakarta
Muttaqin, A. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Sistem Perkemihan. Jakarta:
Salemba Medika.
Sue, Moorhead Dkk. (2018) Terjemahan Nursing Outcomes Classification
(NOC), Edisi 6. Elsevier Inc.

Banjarmasin, 23 Desember 2019

Preseptor Klinik, Ners Muda,

Siti Rusmiladiyah, S.Kep.Ners Fenny Noorhayati Wahyuni, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai