Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTERMI

1. DEFINISI

Ketidakseimbangan suhu tubuh merupakan kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam


parameter normal yang dapat mengganggu kesehatan. Ketidakseimbangan suhu tubuh dibagi
menjadi dua yaitu Hipertermia dan Hipotermia. Hipertermia adalah suhu inti tubuh di atas kisaran
normal diurnal karena kegagalan regulasi, Hipertermi merupakan suatu keadaan dimana seseorang
mengalami atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh secara terus menerus lebih tinggi
dari 37°C (peroral) atau 38.8°C (perrektal) karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor
eksternal. Sedangkan Hipotermia adalah suhu inti tubuh di bawah kisaran normal diurnal karena
kegagalan termoregulasi. Terdapat juga ketidakfektifan termolegulasi yaitu fluktuasi suhu di
antara hipotermia dan hipertermia.

Hipertermia adalah suhu inti tubuh diatas kisaran normal diurnal karena kegagalan regulasi.
Hipertermi dapat disebabkan karena berbagai hal seperti karena inflamasi. suatu penyakit. Trauma,
Dehidrasi dan lain sebagianya. Pada hipertemi masalah yang muncul adalah ketidakseimbangan
suhu tubuh, yaitu tubuh melebihi dari rentang normal > 37,5 °C. Suhu tubuh dapat diukur melalui
rektal oral ataupun aksila dengan perbedaan kurang lebih 0.5-0,60 C.

2. ETIOLOGI

Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi
pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat
pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat
berupa protein, pecahan protein, dan zat lain. Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh
bakteri toksi pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam
selama keadaan sakit .
Faktor penyebabnya:
1. Dehidrasi Penyakit atau trauma.
2. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat
3. Pakaian yang tidak layak
4. Kecepatan metabolisme meningkat.
5. Pengobatan anesthesia Terpajan pada lingkungan yang panas.
(jangka panjang)
6. Aktivitas yang berlebihan

3. KLASIFIKASIHipertermia dibagi menjadi 2 yaitu:1. Hipertermia yang disebabkan oleh


peningkatan produksi panas.a. Hipertemia MalignaHipertermia maligna biasanya dipicu olch
obat-obatan anesthesia. Hipertermia ini merupakan miopati akibat mutasi gen yang diturunkan
secara autosomal dominan. Pada episode akut terjadi peningkatan kalsium intraselular dalam otot
rangka sehingga terjadi kekakuan otot dan hipertermia. Pusat pengatur suhu di hipotalamus
normal sehingga pemberian antipiretik tidak bemanfaatb. Exercise-Induced hyperthermia (EIH)
Hipertermin jenis ini dapat terjadi pada anak besar remaja yang melakukan aktivitas fisik intensif
dan lama pada suhu cuaca yang panas. Pencegahan dilakukan dengan pembatasan lama latihan
fisik terutama bila dilakukan pada suhu 30°C atau lebih dengan kelembaban lebih dari 90%,
pemberian minuman lebih sering (150 ml air dingin tiap 30 menit), dan pemakaian pakaian yang
berwarna terang, satu lapis, dan berbahan menyerap keringat.e. Endocrine Hyperthermia (EH)
Kondisi metabolic/endokrin yang menyebabkan hipertermia lebih jarang dijumpai pada anak
dibandingkan dengan pada dewasa. Kelainan endokrin yang sering dihubungkan dengan
hipertermia lain antara hipertiroidisme, diabetes mellitus, phacochromocytoma, insufisiensi
adrenal dan Ethiocolanolone suatu steroid yang diketahui sering berhubungan dengan demam
(merangsang pembentukan pirogen leukosit)

2. Hipertermia yang disebabkan oleh penurunan pelepasan panas


a. Hipertermia neonatal.
Peningkatan suhu tubuh secara cepat pada hari kedua dan ketiga kehidupan bisa disebabkan oleh:
1) Dehidrasi
Dehidrasi pada masa ini sering disebabkan oleh kehilangan cairan atau paparan oleh suhu kamar
yang tinggi. Hipertermia jenis ini merupakan penyebab kenaikan suhu ketiga setelah infeksi dan
trauma lahir. Sebaiknya dibedakan antara kenaikan suhu karena hipertermia dengan infeksi. Pada
demam karena infeksi biasanya didapatkan tanda lain dari infeksi seperti leukositosis/leucopenia,
CRP yang tinggi, tidak berespon baik dengan pemberian cairan, dan riwayat persalinan
prematur/resiko infeksi.

2) Overheating
Pemakaian alat-alat penghangat yang terlalu panas, atau bayi terpapar sinar matahari langsung
dalam waktu yang lama.

3) Trauma Lahir
Hipertermia yang berhubungan dengan trauma lahir timbul pada 24% dari bayi yang lahir dengan
trauma. Suhu akan menurun pada1-3 hari tapi bisa juga menetap dan menimbulkan komplikasi
berupa kejang. Tatalaksana dasar hipertermia pada neonatus termasuk menurunkan suhu bayi
secara cepat dengan melepas semua baju bayi dan memindahkan bayi ke tempat dengan suhu
ruangan. Jika suhu tubuh bayi lebih dari 39°C dilakukan tepid sponged 35°C sampai dengan suhu
tubuh mencapai 37°C.

4) Heart stroke
Tanda umum heat stroke adalah suhu tubuh> 40.5°C atau sedikit lebih rendah, kulit teraba kering
dan panas, kelainan susunan saraf pusat, takikardia, aritmia, kadang terjadi perdarahan miokard,
dan pada saluran cerna terjadi mual, muntah, dan kram. Komplikasi yang bisa terjadi antara lain
DIC, lisis eritrosit, trombositopenia, hiperkalemia, gagal ginjal, dan perubahan gambaran EKG.
Anak dengan serangan heat stroke harus mendapatkan perawatan intensif di ICU, suhu tubuh
segera diturunkan (melepas baju dan sponging dengan air es sampai dengan suhu tubuh 38.5°C
kemudian anak segera dipindahkan ke atas tempat tidur lalu dibungkus dengan selimut), membuka
akses sirkulasi, dan memperbaiki gangguan metabolic yang ada.
5) Haemorrhargic Shock and Encephalopathy (HSE) Gambaran klinis mirip dengan heat stroke
tetapi tidak ada riwayat penyelimutan berlebihan, kekurangan cairan, dan suhu udara luar yang
tinggi. HSE diduga berhubungan dengan cacat genetic dalam produksi atau pelepasan serum
inhibitor alpha-I-trypsin. Kejadian HSE pada anak adalah antara umur 17 hari sampai dengan 15
tahun (sebagian besar usia < 1 tahun dengan median usia 5 bulan).

6) Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) Definisi SIDS adalah kematian bayi (usia 1-12 bulan)
yang mendadak, tidak diduga, dan tidak dapat dijelaskan. Kejadian yang mendahului sering
berupa infeksi saluran nafas akut dengan febris ringan yang tidak fatal. Hipertermia diduga kuat
berhubungan dengan SIDS.

4. MANIFESTASI KLINIK
1. Apnea
Apnea atau henti napas merupakan suatu kondisi berhentinya proses pernafasan dalam waktu
singkat (beberapa detik hingga satu atau dua menit) tetapi dapat juga terjadi dalam jangka panjang
2. Gelisah3. Hipotensi adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah
dibandingkan normal dan biasa disebut dengan tekanan darah rendah.4. Kulit kemerahan5. Kulit
terasa hangat6. Postur Abnormal7. Takikardia. Takikardia adalah kondisi di mana detak jantung
seseorang di atas normal dalam kondisi beristirahat. Detak jantung orang dewasa schat adalah 60
sampai 100 kali per menit saat istirahat.8. TakipneaTakipnea (tachypnea) adalah pernapasan
abnormal cepat dan dangkal,biasanya didefinisikan lebih dari 60 hembusan per menit.9.
Vasodilatasi 5. PATOFISIOLOGISubstansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan
berasal baik dari oksigenmaupun endogen, Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme
atau toksik, pirogenendogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama
monosit, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkandemam pada tingkat
termoregulasi di hipotalamus. Peningkatan kecepatan dan pireksi atau demam akan mengarah
pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal seseorang kehilangan cairan dan
elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit elektrolit yang ada pada pembuluh darah berkurang padahal
dalam proses metabolisme di hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga
kekurangan cairan dan elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus anterior dalam
mempertahankan keseimbangan termoregulasi dan akhirnya menyebabkan peningkatan suhu
tubuh (Siswantara, 2013).

Suhu tubuh hampir seluruhnya diatur oleh mekanisme persarafan umpan balik. Agar mekanisme
umpan balik dapat berlangsung harus tersedia pendetektor suhu. Area utama dalam otak yang
berperan dalam pengaturan suhu tubuh terdiri dari nukleus preoptik dan nukleus hipotalamik
anterior hipotalamus. Apabila area preoptik dipanaskan, kulit diseluruh tubuh dengan segera
mengeluarkan banyak keringat dan dalam waktu yang sama pembuluh darah kulit sangat
berdilatasi. Hal ini merupakan reaksi cepat yang menyebabkan tubuh kehilangan panas. dengan
demikian membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal. Di samping itu, pembentukan
panas tubuh yang berlebihan dihambat. Oleh karena itu area preoptik dari hipotalamus berfungsi
sebagai termostatik pusat kontrol suhu tubuh. Menggigil merupakan mekanisme untuk
meningkatkan suhu tubuh malalui beberapa cara:
1. Meningkatkan kecepatan pembentukan panas
2. Menhambat proses berkeringat
3. Meningkatkan vasokonstriksi kulit

Reseptor suhu tubuh bagian dalam terutama di medulla spinalis, di organ dalam abdomen, dan
sekitar vena-vena besar. Reseptor kulit maupun reseptor tubuh bagian dalam berperan mencegah
hipotermia.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan urine3. Uji widal: suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasien
thypoid. Suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody. Aglutinin yang spesifik terhadap
salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah
divaksinasi. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum
klien yang disangka menderita typhoid.4. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, C15)5. Uji tourniquet (7.
KOMPLIKASI1. StuporStupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada
respon terhadap nyeri.2. LetargiLetargi adalah suatu keadaan di mana terjadi penurunan kesadaran
dan pemusatan perhatian serta kesiagaan. Kondisi ini juga seringkali dipakai untuk
menggambarkan saat seseorang tertidur lelap, dapat dibangunkan sebentar namun kesadaran yang
ada tidak penuh, dan berakhir dengan tertidur kembali.3. KejangKejang adalah kondisi di mana
otot-otot tubuh berkontraksi secara tidak terkendali. Seluruh gerakan kita dikendalikan oleh otak
yang mengirim sinyal-sinyal listrik melalui saraf ke otot. Jika sinyal dari otak mengalami
gangguan atau terjadi keabnormalan, otot-otot tubuh akan berkontraksi dan bergerak tanpa
terkendali.4. KomaKoma adalah situasi darurat medis ketika seseorang mengalami keadaan tidak
sadar dalam jangka waktu tertentu. Ketidaksadaran ini disebabkan oleh menurunnya aktivitas di
dalam otak yang dipicu oleh beberapa kondisi seperti cedera otak parah, keracunan alkohol, atau
infeksi otak.8. PENATALAKSANAAN1. Penatalaksanaan MedisBerikan Obat penurun panas
seperti Paracetamol
2. Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitua. Observasi keadaan umum pasienRasional:
mengetahui perkembangan keadaan umum dari pasionb. Observasi tanda-tanda vital
pasienRasional: mengetahui perubahan tanda-tanda vital dari pasien
c. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
Rasional: membantu mempermudah penguapan panasd. Anjurkan pasien banyak minumRasional:
mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas
e. Anjurkan pasien banyak istirahatRasional: meminimalisir produksi panas yang diproduksi oleh
tubuhf. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak.lipatan paha, leher bagian
belakangRasional :mempercepat dalam penurunan produksi panas

Anda mungkin juga menyukai