Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

DI SUSUN OLEH :
1.  AGHITA FITRI 201601068
2.  ANNISA SYAFIRA K 201601051
3.  BASILIANUS SUNDOYO 201601108
4.  FITRI RISKIYANI 201601041
5.  SILVI RIZKIA P 201601007

PRODI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN MITRA KELUARGA
BEKASI
2017

 
KATA PENGANTAR

Puji syukur ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
 penulis dapat menyelesaikan Asuham Keperawatan ini yang diberi judul “ keseimbang
 pengaturan suhu tubuh manusia”. Penyusunan Asuhan Keperawatan ini penulis susan untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada NS. Yeni Iswari s.kep,M.kep,SP. Ank,
sebagai dosen pembimbing penyusun makalah yang telah membimbing dan mengarahkan
kelompok dalam penyusunan Asuhan Keperawatan kelompok ini. Kami juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian
Asuhan Keperawatan kelompok kami ini.
Kelompok berharap dengan Asuhan Keperawatan kelompok kami ini dapat digunakan
dalam menabah wawasan pembaca tentang Konsep Dasar Keperawatan keseimbangan
 pengaturan suhu tubuh manusia, sehingga mampu meminamalisir dan mengurangi
komplikasi dari kesembingan pengaturan suhu tubuh manusia ini dengan memberikan
 penatalaksanaan medis sesuai.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dalam penulisan Asuhan Keperawatan ini
yang masih jauh dari kata sempurna. Kelompok kami menyadari adanya kekurangan dalam
 penyususnan Asuhan Keperawatan kami ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk pembuatan Asuhan Keperawatan yang lebih baik di masa yang akan
datang.

Bekasi , 19 mei 2017


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang .................................................................................... 1
B.  Tujuan ................................................................................................. 1
C.  Metode Penulisan ................................................................................ 1
D.  Sistematika Penulisan ......................................................................... 2

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


A.  Konsep Dasar dan Kebutuhan Dasar .................................................. 3
B.  Proses Keperawatan ............................................................................ 6
1.  Pengkajian ..................................................................................... 6
2.  Diagnosa Keperawatan ................................................................. 8
3.  Perencanaan .................................................................................. 10
4.  Implementasi ................................................................................. 11
5.  Evaluasi ......................................................................................... 11

BAB III : TINJAUAN KASUS


A.  Gambaran Kasus ................................................................................. 12
B.  Pengkajian ........................................................................................... 12
C.  Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 14
D.  Perencanaan ........................................................................................ 15
E.  Implamentasi ....................................................................................... 16
F.  Evaluasi ............................................................................................... 20

BAB IV : PENUTUP
A.  Kesimpulan ......................................................................................... 21
B.  Saran ................................................................................................... 21

Daftar Pustaka .................................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pada masa muda dan lingkungan dengan suhu berubah-ubah dapat
 berpengaruh terhadap kesehatan terutama dapat mengalami gangguan keseimbangan
suhu tubuh, ditambah lagi dengan banyaknya perilaku tidak sehat dari individu itu
sendiri. Hal tersebutlah yang bisa membuat seseorang mengalami gangguan
keseimbangan suhu tubuh. Gangguan keseimbangan suhu tubuh ini dapat berupa
hipotermi atau suhu tubuh seseorang berada di bawah normal, ada juga hipertermi,
dimana hipertermi ini merupakan suatu keadaan suhu tubuh seseorang berada di atas
normal. Berdasarkan hal diatas maka perawat mengangkat diagnosa keperawatan
yang berbunyi “gangguan keseimbangan suhu tubuh”. Setelah diangkat diagnosa
tersebut barulah peran perawat dibutuhkan dalam mengatasi masalah keseimbangan
suhu tubuh. Menurut kelompok apabila hal tersebut tidak cepat ditangani maka
individu yang mengalami gangguan keseimbangan suhu tubuh ini akan mengalami
hipertermi atau hipotermi dan juga bisa mengakibatkan gangguan rasa nyaman pada
individu tersebut.
B.   Tujuan Penulisan
1.   Tujuan Umum
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan

2.  Tujuan Khusus


1.   Untuk mengetahui pengertian suhu tubuh
2.   Untuk mengetahui konsep dasar suhu tubuh
3.   Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan pada pasien gangguan
keseimbangan suhu tubuh

C.   Metode Penulisan
Data yang dikemukakan dari makalah ini diperoleh dari buku  –  buku sumber
yang berhubungan dengan materi dan wawancara dengan narasumber berkompeten.
D.   Sistematika Penulisan
Asuhan keperawatan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

1.  BAB I PENDAHULUAN


Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika
 penulisan

1.   BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Meliputi konsep dasar dan kebutuhan dasar dan proses keperawatan
2.   BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi gambaran kasus,pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implamentasi dan evaluasi
3.   BAB IV PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.   Konsep dasar  
1.   Pengertian suhu tubuh 

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan
menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu,
antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali
 berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia
cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak factor yang dapat menyebabkan fluktuasi
suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperature

hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh
telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik
tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada
37°C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakuan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu
dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas
sehingga suhu kembali pada titik tetap. Keseimbangansuhu tubuh dapat di
ukurantara panas yang di hasilkan oleh tubuh dan panas yang dikeluarkan oleh tubuh

yang dapat di ukur oleh satuan unit panas yang biasa disebut “derajat”. Panas tubuh
yang dihasilkan oleh tubuh melalui exercise dan hasil metabolisme tubuh, sedang
kanpanas tubuh dapat hilang melalu kulit , paru paru dan produk sisa melalui proses
radiasai , konduksi, konveksi, efaporasi. Suhu tubuh terdapat dua macam yaitu
sebagai berikut :
a.   Suhu inti yaitu suhu yang terletak pada jaringan dalam tubuh : thorax, rongga
abdomen,rongga pelvis ( hasilnya relative konstan )
 b.  Suhu permukaan yaitu suhu pada kulit,dan jarinagn subcutan ( hasilnya dapat
naik dan turun sesuai dengan keadaan lingkungan )
2.    Nilai Suhu Tubuh Normal
Menurut Amerika Medical Assocation , suhu tubuh data berkisaran antara 97,8
0
 F atau setara dengan 36,5o C sampai 99o F atau 37,20 C
a.   Sesorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36o C
sampai 37,50 C

 b.  Sesorang dikatakan bersuhu tubuh rendah ( hypopirexia atau hypopermia ) , jika
suhu tubuhnya < 36o C (pembacaan semu rendah terjadi bila pasien bernapas
melalui mulut dan minum minuman dingin )
c.  Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas,2007)
1.  Hipotermia : jika suhu tubuh <36oC
2.   Normal : jika suhu tubuh berkisar antara 36oC-37oC
3.  Febris/ pireksia : jika bersuhu 38o C sampai 40o C
Febris dibagi menjadi 3,yaitu sebagai berikut:

   Febris intermitten :yaitu demam selang-seling



  Febris remitten : yaitu demam secara turun naik
   Febris continue : yaitu demam secara terus menerus
4.  Hipertermia : jika suhu tubuh > 400 C

3.   Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh


Termoregulasi seperti fungsi sistem tubuh lainnya mempunyai sistem umpan
 balik (feed back) negatif dan positif untuk mengatur fungsi fisiologis tubuh. Suhu
tubuh dipertahankan melalui suatu fungsi fisiologis yang melibatkan reseptor-
reseptor suhu perifer dan sentral.

Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah


hipotalamus anterior (hilangnya panas) dan hipotalamus posterior (produksi dan
menyimpan panas.
Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas,
vasodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi
meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil,
meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi
epinephrine dan norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate.
4.   Factor-factor yang mempengaruhi suhu tubuh:
1.  Usia
Pada bayi baru lahir mekanisme pengaturan suhu tubuhnya belum sempurna.
Oleh karena itu suhu tubuh bayi sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan
harus dilindungi dari perubahan-perubahan suhu yang ekstrem

2.   Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat mempengaruhi suhu tubuh,biasanya laki-laki suhu
tubuhnya lebih tinggi disbanding perempuan karena metabolism pada tubuh
laki-laki lebih banyak
3.   Emosi
Keadaan emosi dan perilaku yang berlebihan dapat mempengaruhi suhu
tubuh .
4.   Aktivitas fisik
Suhu tubuh dapat meningkat sebagai hasil dari aktivitas fisik seperti

olahraga,karena semakin banyak aktivitas yang kita lakukan maka


metabilisme tubuh kita juga akan semakin banyak karena tubuh
membutuhkan energy lebih.
5.   Lingkungan
Lingkungan juga dapat mempengaruhi suhu tubuh seseorang.
(Asmadi,2008)

5.   Mekanisme kehilangan panas


1.   Radiasi (60%) :pemindahan panas dari permukaan tubuh ke

 permukaan lain tanpa adanya kontak/penghantar (melalui gelombang


elektromagnetik)
2.   Konveksi (2%) : adalah penyebaran panas karena pergeseran antara
daerah-daerah yang kepadatannya tidak sama (melalui hantaran udara)
3.   Evaporasi (25%) : hilangnya panas melalui penguapan
4.   Konduksi (3%) : adalah pemindahan panas kepada objek lain dengan
kontak langsung tanpa gerakan yang jelas
B.   Proses Keperawatan
I.  PENGKAJIAN
1.   Identitas Pasien
Meliputi :

 Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Alamat :
Diagnosa medis :

2.   Riwayat kesehatan pasien

a.   Riwayat kesehatan sekarang


Pasien datang dengan keluhan badan terasa panas/ menggigil, tidak nafsu
makan, mual, lemah, pusing.
 b.  Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mengalami penyakit tertentu atau tidak pernah mengalami

c.  Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga klien atau klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit seperti yang diderita klien atau ada keluarga yang pernah
mengalami penyakit yang sama dengan klien.

3.   Pemeriksaan fisik
a.   Keadaan umum klien :
Kesadaran compos mentis, apatis, delirium, somnolen, sopor, coma
 b.  Tanda-tada vital :
Suhu : < 360 C / > 370C

Pengkajian dengan melakukan pengukuran suhu dapat dilakukan di empat tempat,

yaitu oral,rectal, aksila, telinga. Berikut penjelasannya :


a.  Pengukuran suhu melalui oral :
Suhu dapat diukur melalui mulut baik menggunakan termometerair raksa atau
thermometer digital caranya thermometer diletakkan dibawah lidah yaitu pada
arteri sublingual, biasanya dengan hasil pengukuran 0,8 oC dibawah suhu inti.
Kontra indikasi pengukuran suhu oral yaitu : klien yang tidak kooperatif, bayi
atau anak kecil, asien dengan pembedahan di mulut

 b.  Pengukuran suhu melalui rektal


Suhu yang diambil melalui dubur cenderung 0, 5-0, 7°C lrbih tinggi daripada
suhu yg diambil melalui mulut/oral, kontraindikasi: pasien diare, dan
 pembedahan rektal
c.  Pengukuran suhu melaluiAksila
suhu yang diambil dari aksila/ketiak bisa dinyatakan 0, 6°C lebih rendah
dibandingkan suhu oral, biasanya sering dilakukan dibagian ini karena mudah dan
nyaman. Kontraindikasi :pasien yang mengalami inflamasi lokal daerah aksila,
tidak sadar, shock, konstriksi prmbuluh darah perifer.

d.  Pengukuran suhu melalui telinga (aural)


Sebuah riset menunjukan bahwa suhu ditelinga pada membran timpani paling
mendekati suhu inti, hal ini disimpulkan berdasarkan:
1)   membran timpani hanya berjarak 3, 8 cm dari hipotalamus
2)   Arteri karotisinternadan eksterna adalah pembuluh darah yang menyuplai ke
hipotalamus dan membran timpani
Oleh karena itu terdapat termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu
di membran timpani yng mencerminkan suhu inti.

1.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.   Gangguan keseimbangan suhu tubuh : lebih dari kebutuhan tubuh
 berhubungan dengan proses infeksi
2.   Gangguan keseimbangan suhu tubuh : kurang dari kebutuhan tubuh
3.   Gangguan rasa nyaman : hipotermia/hipertermia berhubungan dengan proses
infeksi
4.   Resiko gangguan keseimbangan suhu tubuh :lebih dari kebutuhan tubuh
5.  Resiko gangguan keseimbangan suhu tubuh : kurang dari kebutuhan tubuh
6.  Resiko gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hipotermia/ hipertermia
2.   INTERVENSI KEPERAWATAN
a.  Tujuan :
-  Setelah diberikan tindakan Asuhan Keperawatan diharapkan masalah
 pengaturan suhu tubuh teratasi/ tidak terjadi dalam rentang waktu 2x24 jam
 b.  Kriteria Hasil :
o o
1)   Menunjukan suhu tubuh kembali dalam rentang normal (36,5 C-37,5 C)
2)  Akral pasien dalam keadaan normal (tidak panas/dingin)
3)  Pasien tampak tidak lemas (mampu melakukan aktifitas dengan mandiri)
4)  Mukosa bibir lembab
c.  Intervensi keperawatan :
-  Intervensi independen :
1)   Ukur suhu pasien dalam rentang waktu yang sudah ditentukan
2)  Berikan kompres hangat atau dingin
3)   Anjurkan pasien untuk minum (1500-2000 ml/ hari)

4)   Pantau inteke-output cairan dan nutrisi pasien


5)   Anjurkan menggunakan pakaian yang kering, menyerap keringat dan
selimut yang tidak tebal atau pakai pakaian yang tebal dan selimut yang
tebal
6)   Kurangi aktivitas fisik untuk membatasi produksi panas
7)   Kaji tanda-tanda resiko penyakit
8)   Beri penyuluhan tentang penyakit yang diderita kepada pasien/keluarga
-  Intervensi interdependen :
1)   Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat dan infus sesuai

dengan kebutuhan
2)   Kolaborasi dengan ahli gizi terkait dengan diet yang harus diberikan
kepada pasien
3)   Kolaborasi dengan laboran terkait dengan pemeriksaan diagnostik sesuai
dengan penyakit pasien
3.   IMPLEMENTASI

a.  Implementasi dari intervensi independen :

1.   Mengukur suhu pasien dalam rentang waktu yang sudah ditentukan

2.  Memberikan kompres hangat atau dingin

3.   Menganjurkan pasien untuk minum (1500-2000 ml/ hari)

4.   Memantau inteke-output cairan dan nutrisi pasien

5.   Menganjurkan menggunakan pakaian yang kering, menyerap keringat dan


selimut yang tidak tebal atau pakai pakaian yang tebal dan selimut yang tebal

6.   Mengurangi aktivitas fisik untuk membatasi produksi panas

7.  Mengkaji tanda-tanda resiko penyakit

 b.  Implementasi dari intervensi interdependen :

1.   Mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian terapi obat dan infus

sesuai dengan kebutuhan.


2.   Mengkolaborasikan dengan ahli gizi terkait dengan diet yang harus diberikan
kepada pasien.

3.   Mengkolaborasikan dengan laboran terkait dengan pemeriksaan diagnostik


sesuai dengan penyakit pasien.

4.   EVALUASI

a.  Subjectif :

-  klien mengatakan badannya sudah tidak terasa panas/menggigil , tidak mual


tidak pusing dan mampu melakukan aktivitas dengan mandiri

-  Klien mengatakan badannya masih terasa panas,menggigil ,sedikit mual


dengan muntah 1x/hari,sedikit pusing dan masih memerlukan bantuan dalam
melakukan aktivitas

 b.  Objektif :

-  Suhu tubuh pasien dalam rentang normal (36 0C-37,50C), akral hangat, pasien
tampak tidak pucat atau kemerahan, berdasarkan hasil auskultasi RR dalam
rentang normal (16-20x/menit) ,intake-output cairan dan nutrisi balance dan
 pasien tidak tampak lemas.
-  Suhu tubuh pasien masih dalam rentang < 360C atau >37,5oC, akral panas/
dingin, tampak pucat / kemerahan, RR < 16x/menit atau > 20x/menit intake-
output cairan tidak balance dan pasien tampak lemas

c.  Analisa :

-  Tujuan tercapai masalah teratasi


-  Tujuan tidak tercapai masalah teratasi sebagian
-  Tujuan tercapai masalah tidak terjadi

d.  Planning :

-  Hentikan semua intervensi


-  Lanjutkan intervensi independen sebagian dan interpenden semua.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A.   GAMBARAN KASUS
An.A usia 8 tahun masuk Rumah Sakit pada tangal 15 mei 2017. Pasien dirawar di

Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat di ruang anggrek 121 dengan diagnosa medis
DHF pasien dari dokter endang yang mengeluh badannya terasa panas dan menggigil,
dadanya terasa sedikit sesak, merasa selalu haus, mual, pasien mengalami demam sejak 3
hari sebelum masuk ke RS.

B.   PENGKAJIAN
ANALISA DATA
 Nama Klien / Umur : An.A/8 th

 No. Kamar / Ruang : No:121/anggrek

Diagnosa Medis : DHF 

No. Data Masalah Etiologi

DS : Ketidakefektifan Berhubungan dengan


Suhu termoregulasi  proses penyakit
Pasien mengatakan:
-badannya terasa panas
-menggigil
Oksigenasi
Pasien mengatakan:
-dadanya sedikit sesak
 Nutrisi dan cairan
Pasien mengatakan:
-pasien makan hanya habis ½
 porsi
-pasien merasa haus
DO :
-suhu pasien 39oC
-berdasarkan hasil inspeksi
wajah pasien tampak merah
dan pucat
-mukosabibirkeringdan
 pecah-pecah
-nadi: 120x/menit
-RR: 22x/menit

-turgor sedang
-pasien muntah 1x
C.   DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Nama Klien / Umur : An. A/8 th

 No. Kamar / Ruang :121/ Anggrek

Diagnosa Medis : DHF

Tanggal Tanggal Paraf dan


No. Diagnosa Keperawatan Ditemukan Teratasi Nama
jelas

1. Ketidakefektifan termoregulasi 15-5-2017 17-5-2017


 berhubungan dengan proses penyakit
D.   RENCANA KEPERAWATAN

 Nama Klien / Umur : An.A / 8 th

 No. Kamar / Ruang :121 / Anggrek

Diagnosa Paraf dan


Tujuan dan
Tanggal No. Keperawatan Rencana nama
Tindakan
(PES) Kriteria Hasil  jelas
15-5- 1. Ketidakefektifan Keefektifan Independen (mandiri) :
2017 termoregulasi termoregulasi 1.   Monitor suhu pasien
 berhubungan setelah dilakukan tiap 1 jam sekali

dengan proses tindakan 2.   Lakukan kompres

 penyakit keperawatan menggunakan hot pack

ditandai dengan selama 2x24 jam gel

suhu 39 0 c, kulit dengan suhu 3.   Anjurkan pasien

kemerahan, kembali normal minum air putih

mukosa bibir dalam rentang 36- 4.   Anjurkan pasien

kering dan 37,5 0 c memakai baju yang tipis

 pecah-pecah agar bisa meneyerap


kesingat
5.   Monitor intake dan
output cairan pasien
Interdependen
(kolaboratif) :
1.   Kolaborasi dengan
dokter memberikan
antipiuretik untuk
menurunkan suhu
tubuh
2.   Kolobarosi dengan
dokter dalam
 pemberian infus
(terapi obat parenteral)
E.   PELAKSANAAN (CATATAN KEPERAWATAN)

 Nama Klien / Umur : An. A /8 th

 No. Kamar / Ruang : 121 / Anggrek

Diagnosa Medis : DHF

Hari,
No. Paraf dan
Tanggal Tindakan Keperawatan dan Hasil
DX. Nama jelas
Waktu
15-05- Tindakan
2017 1.   Pada pukul 14.00 Kolaborasi dengan dokter
memberikan antipiuretik untuk menurunkan suhu tubuh
dan kolobarosi dengan dokter dalam pemberian infus
(terapi obat parenteral)
Hasil :
Dokter memberikan advice: pemberian obat
 parasetamol 3x1 gr dalam 1 tablet dan infus Ringer
Laktat 3 X 500 cc dalam 24 jam
2.   Pada pukul 14.30 perawat memberikan terapi infus
Ringer Laktat 3X500 cc
Hasil :
Telah dilakukan pemasangan infus Ringer Laktat
3.   Pada pukul 14.30 Menganjurkan pasien untuk minum
air putih 8 gelas per hari
Hasil :
Pada pukul 17.00 pasien telah menghabiskan 750 ml air
 putih
4.   Pada pukul 14.30 menganjurkan pasien memakai baju
yang tipis agar bisa meneyerap keringat
Hasil :
Pasien merasa lebih nyaman karna telah menggunakan
 pakaian tipis dan keringatnya bisa diserap
5.   Pada pukul 14.45 perawat melakukan pemberian terapi
obat parasetamol 3x1 gr pertablet melalui oral
Hasil :
Telah diberikan terapi obat kepada pasien
6.   Memonitor suhu tubuh pasien tiap 1 jam sekali
Hasil :
Pada pukul 15.30 melakukan pengecekan suhu tubuh
 pasien mengalami penurunan menjadi 38,50C

7.   Pada pukul 16.00 melakukan kompres menggunakan


hot pack gel
Hasil :
Pada pukul 16.30 melakukan pengecekan suhu tubuh
 pasien mengalami penurunan yaitu pada suhu awal
38,40 C dan suhu sekarang menjadi 38,30C
8.   Pada pukul 17.00 memonitor intake dan output cairan
 pasien
Hasil :

Intake dan Output cairan balance


9.   Pada pukul 17.30 melakukan pengecekan suhu tubuh
 pasien
16/05/ Hasil :
2017 Suhu tubuh pasien masih belum mengalami perubahan

10. Pada pukul 18.30 dilakukan pengecekan suhu tubuh


 pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih belum mengalami perubahan

11. Pada pukul 19.30 dilakukan pengecekan suhu tubuh


 pasien
Hasil :
Suhu tubuh mengalami perubahan menjadi 38,1 0C

12. Pada pukul 20.30 dilakukan pengecekan suhu tubuh


 pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih belum mengalami perubahan
13. Pada pukul 21.30 dilakukan pengecekan suhu tubuh

 pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih belum mengalami perubahan

14. Pada pukul 22.00 dilakukan pengantian cairan infus


Ringer Laktat kepada pasien
Hasil :

Telah dilakukan pengantian cairan infus Ringer Laktat


15. Pada pukul 22.15 dilakukan pemberian terapi obat
 parasetamol kepada pasien
Hasil :
Telah dilakukan pemberian terapi obat kepada pasien

16. Pada pukul 05.30 dilakukan pengantian cairan infus


Ringer Laktat kepada pasien
Hasil :
Telah dilakukan pengantian cairan infus

17. Pada pukul 05.45 dilakukan pemberian terapi obat


 parasetamol kepada pasien
Hasil :
Telah diberikan terapi pemberian obat kepada pasien

18. Pada pukul 07.00 telah dilakukan tindakan TTV


Hasil :
RR : 20
 Nadi : 60
Dan suhu tubuh mengalami penurunan menjadi 37,9 0C

19. Pada pukul 08.00 dilakukan pemeriksaan suhu tubuh


 pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih belom mengalami perubahan

20. Pada pukul 09.00 dilakukan pemeriksaan suhu tubuh


 pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih belom mengalami perubahan

21. Pada pukul 10.00 dilakukan pemeriksaan suhu tubuh

 pasien
Hasil :
Suhu tubuh pasien masih belom mengalami perubahan 22.  Pada pukul 11.00 dilakukan pemeriksaan suhu tubuh
 pasien Hasil :
Suhu tubuh pasien masih belom mengalami perubahan 23.  Pada pukul 12.00 dilakukan pemeriksaan suhu tubuh
 pasien Hasil :
Suhu tubuh pasien masih belom mengalami perubahan 24.  Pada pukul 13.00 dilakukan pemeriksaan suhu tubuh
 pasien Hasil :
Suhu tubuh pasien masih belom mengalami perubahan

25. Pada pukul 14.00 dilakukan pemeriksaan suhu tubuh


 pasien Hasil :
Suhu tubuh pasien masih belom mengalami perubahan
F.   EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)
 Nama Klien / Umur : An. A / 8 th
 No. Kamar / Ruang : 121/ Anggrek
Diagnosa Medis : DHF

No. Hari/Tanggal/ Evaluasi Hasil Paraf dan


(SOAP)

Dx. Jam (Mengacu pada tujuan) Nama jelas


Selasa /16-05- S:
2017/pukul Suhu
14.00 Pasien mengatakan:
-badannya terasa panasnya sudah berkurang
-Sudah tidak menggigil
Oksigenasi:
-sudah tidak merasa sesak dibagian dada
 Nutrisi dan cairan

Pasien mengatakan:
-pasien makan habis ¾ porsi
O:
-suhu pasien 37,9oC
-berdasarkan hasil inspeksi wajah pasien sudahtampak
tidak merah
-mukosa bibir tidak kering
-nadi: 110x/menit
-RR: 20x/menit

-turgor sedang

A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Melanjutkan intervensi sebagian
BAB IV
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,
hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tau
sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap
saat. Banyak factor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk
mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu
tubuh. Sesorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36 o C
sampai 37,50 C, Sesorang dikatakan bersuhu tubuh rendah ( hypopirexia atau hypopermia
) , jika suhu tubuhnya < 36o  C (pembacaan semu rendah terjadi bila pasien bernapas
melalui mulut dan minum minuman dingin ),Sesorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi
atau panas jika Demam : jika bersuhu 37,50 C sampai 38o C , Febris: jika bersuhu 38o C
sampai 39o C, Hipertermia: jika bersuhu > 400 C.

B.   SARAN

Dengan dibuatnya malakah keseimbangan suhu tubuh ini, diharapkan nantinya


akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan
dengan bagaimana melakukan sebuat proses asuhan keperawatan terutama pada pasien
yang mengalami keseimbangan suhu tubuh.
 Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh lebih sempurna, oleh
karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan semi
kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa
 bermanfaat bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkan.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai