Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN THYPOID
Dosen Pengajar: Ns. La Saudi, M.Kep.Sp.Kep.An.
Kelompok 5
1. Ariska Dwi Febrianti
2. Fadya Firdarany
3. Friska Puspitasari
4. Hilda Ambadar
5. Nurlaely Qudsiyah
6. Tasya Salsabillah
DEFINISI THYPOID
Thypoid adalah penyakit infeksi sistemik akut
yang disebabkan infeksi Salmonella Thypi.
Organisme ini masuk melalui makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi oleh
feses dan urine dari orang yang terinfeksi
kuman salmonella ( Bruner and Sudart, 2014 ).
ETIOLOGI THYPOID
Etiologi demam thypoid adalah salmonella
thypi (S.thypi) 90% dan salmonellaparathypi (S.
Parathypi A dan B serta C). Bakteri ini
berbentuk batang, gram negatif, mempunyai
flagela, dapat hidup dalam air, sampah dan
debu. Namun bakteri ini dapat mati dengan
pemanasan suhu 600 selama 15-20 menit.
TANDA DAN GEJALA
THYPOID
-Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari
dengan rata-rata 10-14 hari.
- Demam meninggi sampai akhir minggu pertama.
- Ruam muncul pada hari ke 7-10 hari dan betahan
selama 2-3 hari.
- Nyeri perut, kembung, mual muntah, diare.
- Pusing, bradikardi, nyeri otot.
- Lidah yang berselaput.
PATOFISIOLOGI THYPOID
Bakteri Salmonella typhi bersama makanan atau minuman masuk
kedalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan
suasana asam (pH<2) banyak bakteri yang mati. Bakteri yang
masih hidup akan mencapai usus halus. Di usus halus, bakteri
melekat pada sel-sel mukosa, kemudian menginvasi mukosa dan
menembus dinding usus, tepatnya di ileum dan jejunum. Bakteri
mencapai folikel limfe usus halus, mengikuti aliran ke kelenjar
limfe mesenterika bahkan ada yang melewati sirkulasi sistemik
sampai kejaringan RES di organ hati dan limpa. (Soedarmo,
Sumarmo S Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis.
Jakarta: IDAI).
PENATALAKSANAAN THYPOID
1. Medis
a. Anti Biotik (Membunuh Kuman) : Klorampenicol, Amoxicillin,
Kotrimoxasol, Ceftriaxon, Cefixim.
b. Antipiretik (Menurunkan panas) : Paracatamol.
2. Keperawatan
a. Observasi dan pengobatan.
b. Pasien harus tirah baring, untuk mencegah
terjadinya komplikasi perforasi usus.
c. Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein. Pada
penderita yang akut dapat diberi bubur saring. (Smeltzer &
Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC).
PEMERIKSAAN
PENUNJANG THYPOID
1. Pemeriksaan darah perifer lengkap
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
3. Pemeriksaan uji widal
4. Kultur: Kultur darah, Kultur urine, Kultur
feses.
5. Anti salmonella typhi igM.
(Nurarif & Kusuma, 2015)
PENGKAJIAN
• Identitas Klien
Nama : An.Z. • Alasan Masuk
Tempat, tgl lahir : Depok, 4 Ibu pasien mengatakan pasien demam <
Januari 2011. 1 minggu yang lalu, sebelum di bawa
Jenis kelamin : Perempuan. kerumah sakit pasien mengalami
Nama ayah/Ibu : mencret 3x mencret berlendir dan sedikit
Afrizal/Afdariati. hampas, nafsu makan pasien berkurang
Alamat : Jl. Manggis village dan apa yang di makan pasien keluar
kembali, dan klien mengalami mual
dan muntah.
PENGKAJIAN (2)
• Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis 1.Kepala
GCS : 15 - Rambut
BB/TB : 20 kg /124 cm Rambut pasien tampak hitam, lurus, kulit kepala
Tanda-tanda vital pasien kering dan tidak ada lesi.
Suhu : 37,5°C - Mata
Nadi : 90 x/menit Bersih, tidak ada kotoran, mata simetris kiri dan
Pernafasan : 28 x/menit kanan, konjungtiva normal, pupil isokor, tidak
Tekanan darah : 120/80 mmHg terdapat oedem, mata pasien cekung.
- Telinga
Telinga pasien bersih tidak terdapat serumen, tidak
ada gangguan, dan telinga pasien simetris kiri dan
kanan.
PENGKAJIAN (3)
- Hidung
Hidung pasien bersih tidak 2. Abdomen.
terdapat serumen, tidak ada I : Perut pasien
nafas cuping hidung, tidak simetris, tidak terdapat 3. Ekstremitas.
terdapat polip, pernafasan 28 lesi. - Atas : Pada ekstremitas
x/menit. P : Tidak ada atas pasien tampak
- Mulut dan gigi pembesaran hati, terpasang infus RL
Bersih, tidak terdapat kotoran, turgor kulit >2 detik. ditangan sebelah kanan
mukosa bibir kering, bibir P : Timpani. bawah 18 tetes/menit.
simetris kiri dan kanan, dan A : Suara peristaltik - Bawah : Pada ekstremitas
tidak ada kelainan. terdengar, bising usus bawah kaki kanan pasien
±10 x/menit. terpasang tensimeter yang
terhubung ke monitor.
Masalah Keperawatan
1. Defisit Nutrisi b.d Faktor psikologis ditandai
dengan BB menurun dan nafsu makan menurun.
2. Termoregulasi Tidak Efektif b.d Proses penyakit
(mis. infeksi) ditandai dengan suhu tubuh fluktuatif
dan pucat.
3. Intoleransi Aktifitas b.d Kelemahan ditandai dengan
perasaan mengeluh lelah dan merasa lemah.
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Implementasi & Evaluasi Keperawatan
Implementasi & evaluasi Keperawatan
Implementasi & evaluasi Keperawatan
Implementasi & evaluasi Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan
Untuk diagnosa pertama setelah dilakukan asuhan keperawatan 3×24 jam
masalah defisit nutrisi b/d faktor psikologis (keengganan untuk makan)
adanya perubahan pasien sudah mulai menghabiskan porsi makanan yang
diberikan dan snack yang disediakan oleh rumah sakit (Hidayat, 2006).
Untuk diagnosa kedua yaitu masalah termoregulasi tidak efektif b/d proses
penyakit (mis. infeksi) dengan suhu tubuh pasien yang belum stabil dimana
pagi hari masih 38,1°C dan pada malam hari 36,5°C (Aru W. Sudoyo, 2009).
Untuk diagnosa ketiga yaitu masalah intoleransi aktifitas b/d kelemahan
teratasi, dengan hasil perubahan pasien sudah bisa melakukan aktifitas yang
lainnya sendiri seperti makan dan pakai baju, pasien juga sudah bisa bangun
dari tempat tidurnya dan pasien juga sudah mulai bermain bersama adiknya
(Nurarif & Kusuma, 2015).

Anda mungkin juga menyukai