Anda di halaman 1dari 16

KEJANG DEMAM

PADA ANAK
 Dian  Ariska
 Afina  Fadya
 Gabby  Hilda
 Nada  Nurlaely
 Sahadat  Tasbil
 Winengsih  Friska
DEFINISI

Kejang demam ialah bangkitan kejang yang


terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rectal di
atas 38ºC) yang di sebabkan oleh suatu proses
eksrakranium (pusponegoro dkk, 2006 dalam
Badrul, 2015).
ETIOLOGI

Demam sering disebabkan


infeksi saluran pernapasan
atas, otitis media, pneumonia,
dan infeksi saluran kemih
(Lestari, 2016).
TANDA & GEJALA

Dewanto (2009), mengatakan gambaran klinis


yang dapat dijumpai pada pasien dengan kejang
demam diantaranya :
a. Suhu tubuh mencapai >38⁰C.
b. Anak sering hilang kesadaran saat kejang.
c. mata mendelik, bagian tubuh anak
berguncang (gejala kejang bergantung pada jenis
kejang).
d. Kulit pucat dan membiru.
e. Akral dingin.
FATOFISIOLOGI
Pada keadaan demam kenaikkan suhu 1⁰C akan
mengakibatkan kenaikkan metabolisme basal 10-15 % dan
kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada anak 3 tahun
sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibandingkan
dengan orang dewasa hanya 15%. Oleh karena itu kenaikkan
suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel
neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion
kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan
listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga
dapat meluas keseluruh sel maupun ke membran sel
disekitarnya dengan bantuan “neurotransmitter” dan terjadi
kejang demam.
PENATALAKSANAAN Pada tata laksana kejang demam ada 3 hal yang perlu di kerjakan
(Badrul, 2015).
1) Pertahankan jalan nafas (saluran pernafasan lancar tidak ada
sumbatan).
2) Lindungi anak dari trauma/ cidera.
3) Posisikan anak tidur setengah duduk (45º).
4) Longgarkan pakaian atau lepas pakaian yang tidak perlu.
b.Berikan oksigen bila tersedia.
5) Gunakan suction untuk secret hidung dan mulut bila diperlukan.
6) Atasi demam dengan kompres dan antipiretik, Dosis parasetamol
yang di gunakan adalah 10-15 mg/kg/kali di berikan 4 kali sehari
dan tidak lebih dari 5 kali.
7) Monitor tanda vital (setiap 2 jam sekali).
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium ini harus


ditujukan untuk mencari sumber
demam, bukan sekedar pemeriksaan
rutin. Pemeriksaannya meliputi
pemeriksaaan darah rutin, kadar
elektrolit, kalsium, fosfor, magnesium.
Pengkajian
1) Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin,
tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa,
agama, nama orang tua,
pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua.

2) Penampilan Umum
Kesadaran klien apatis dengan GCS E4V2M6, klien tampak lemah,
tidak ada sianosis, turgor kulit klien baik, badan klien kurus, klien
memiliki riwayat penyakit cerebral palsy dan epilepsi sejak usia An.
C berumur satu tahun, dan tidak ada edema pada tubuh klien.
3) Pengkajian Tanda Vital
Saat dilakukan pengkajian tanda-tanda vital pada
An. C, di dapat nadi An.C 142 x/menit, irama
teratur, denyut teraba lemah. Pernafasan
54x/menit, jalan nafasnya bersih. Suhu tubuh An.
C adalah 40°C dan kulit teraba hangat.

4) Pengkajian Respirasi
Klien tampak dispnea, klien mampu batuk,
tidak ada otot bantu pernapasan, napas
klien takipnea, suara napas klien vesikuler,
klien terpasang oksigen 3 liter dangan nasal
kanul.
Menurut Dewi (2011) :
a) EEG(Electroencephalogram)
Pemeriksaan EEG dibuat 10-14 hari setelah bebas
panas tidak menunjukan kelainan likuor. Gelombang
EEG lambat didaerah belakang dan unilateral
menunjukan kejang demam kompleks.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

b) Neuroimaging
Yang termasuk pemeriksaan neuroimaging
antara lain adalah CT Scan, dan MRI kepala.
Pemeriksaan ini tidak dianjurkan pada kejang
demam yang baru terjadi untuk pertama kalinya.
Pemeriksaan tersebut dianjurkan bila anak
menujukkan kelainan saraf yang jelas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai