I. DEFINISI
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh inti akibat kehilangan mekanisme
termorgulasi.(ensiklopedia keperawatan).Jadi hipertermi adalah keadaan suhu tubuh
seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya karena faktor eksternal atau
akibat kehilanganmekanisme termorgulasi.
II. ETIOLOGI
Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek
perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut
pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein,pecahan protein dan zat lain. Terutama
toksin polisakarida yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang dihasilkan dari
degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Faktor penyebabnya :
a). Dehidrasi.
b). Kecepatan metabolisme meningkat.
c). Terpajan pada lingkungan yang panas(jangka panjang).
d). Aktivitas yang berlebihan.
e). Pengobatan/anesthesia.
f). Suhu lebih tinggi dari 37,80C per oral atau 38,80C per rektal.
g). Kulit hangat.
h). Takikardia
i). Kulit kemerahan.
j). Menggigil atau merinding
Sistem yang mengatur suhu tubuh memiliki tiga bagian penting: sensor di
bagian permukaan dan inti tubuh, integrator di hipotalamus, dan sistem efektor yang
dapat menyesuaikan produksi serta pengeluaran panas. (Kozier, et al., 2011)
Bila sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set point,
implusakan dikirim untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisme pengeluaran panas
termasuk berkeringat, vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan hambatan
produksi panas. Darah didistribusi kembali ke pembuluh darah permukaan untuk
meningkatkan pengeluaran panas. Jika hipotalamus posterior merasakan suhu tubuh
lebih rendah dari set point, mekanisme konservasi panas bekerja. Vasokonstriksi
(penyempitan) pembuluh darah mengurangi aliran aliran darah ke kulit dan
ekstremitas. Kompensasi produksi panas distimulasi melalui kontraksi otot volunter
dan getaran (menggigil) pada otot. Bila vasokonstriksi tidak efektif dalam
pencegahan tambahan pengeluaran panas, tubuh mulai mengigi. Lesi atau trauma
pada hipotalamus atau korda spinalis, yang membawa pesan hipotalamus, dapat
menyebabkan perubahan yang serius pada kontrol suhu. (Potter dan Perry, 2005
V. PATOFISIOLOGI
Suhu tubuh kita dalam keadaan normal dipertahankan di kisaran 370oleh pusat
pengatur suhu di dalam otak yaitu hipotalamus. Pusat pengatur suhu tersebut selalu
menjaga keseimbangan antara jumlah panasyang diproduksi tubuh dari metabolisme
dengan panas yang dilepas melalui kulit dan paru,sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan dalam kisaran normal. Walaupun demikian, suhu tubuh kita memiliki
fluktuasi harian yaitu sedikit lebih tinggi, pada sore hari jika dibandingkan pagi
harinya.Selain itu terdapat pula kondisi “demam” lainnya namun yang tidak
disebabkan oleh kenaikan set point di pusat pengatur suhu di otak, yaitu dikenal
sebagai hipertermia. Pada hipertermia, terdapat kenaikan suhu tubuh yang tinggi
yang disebabkan oleh peningkatan suhu inti tubuh secara berlebihan sehingga
terjadi kegagalan mekanisme pelepasan panas. Hipertermia antara lain dijumpai
pada heat stroke (tersengat panasnya udara lingkungan), aktivitas fisik yang
berlebihan pada cuaca panas serta dikarenakan efek dari beberapa jenis obat-obatan
seperti ekstasi.
Pathway
1. Keluhan utama
Biasanya klien Hipertermi sering mengalami dehidrasi.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian meliputi tindakan pertama yang pernah diberikan pada keluhan
utama.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian mengenai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan
penyakit yang dialami saat ini.
4. Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah sebelumnya pernah dirawat di RS
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada yang mempunyai penyakit yang sama
3. PEMERIKSAAN FISIK
2. Keadaan umum
a. Menggigil.
b. Kulit pecah.
c. Pengeluaran keringat berebihan.
d. Tampak lemah.
e. Bibir kering.
f. Tingkat kesadaran compos mentis sampai terjadi shock.
GCS: mata = 4
Verbal =5
Motorik =6
3. Tanda-tanda vital
a. Tensi : 105/65 mmHg–125 /80 mmHg dibawah / diatas normal.
b. Nadi : 70-110 x/menit dibawah/ diatas normal.
c. Respirasi : 19-23 x/menit.
d. Suhu : > 370C
e. Perlu dikaji untuk menilai apakah reaksi fisiologis terhadap penyakit
klien menglami kehilangan penurunan berat badan,asupan nutrisi yang
tidak adekuat ataupun reaksi psikologis.
4. Pemeriksaan sistem chepalocaudal
a. Pemeriksaan Kepala
Bibir : mukosa bibir kering,tidak ada cyanosis.
Lidah: tampak kotor dan berwarna putih.
b. Pemeriksaan Ekstrimitas
Telapak tangan dan kaki berwarna kekuningan / tampak pucat
Terjadi kelemahan dan nyeri pada otot.
c. Pemeriksaan Intugmen
Kulit tampak kemerahan
Akral hangat – panas
Turgor baik
Terjadi kelembapan kulit
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
2.Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
6. INTERVENSI KEPERAWATAN
Elsevier.
Nurjannah, I (ed). 2015. Nursing Outcome Clasification (NOC) edisi bahasa Indonsia.
Elsevier.
ULFIA ANGGRAINI
14401.16.17041
PROBOLINGGO
2019