Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KENYAMANAN

A. Kebutuhan Kenyamanan

Kebutuhan rasa nyaman dapat dipersepsikan berbeda setiap orang. Ada


sebagian yang mempersepsikan hidup terasa nyaman apabila mempunyai banyak
uang, ada pula yang indikatornya bila tidak ada gangguan dalam hidupnya mereka
merasa nyaman. Perawat harus bisa memberikan intervensi keperawatan yang tepat
untuk gangguan rasa nyaman yang dialami oleh klien. Kondisi yang menyebabkan
ketidaknyamanan klien adalah nyeri. Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan
yang bersifat individual. Klien merespons nyeri yang dialami dengan cara, misalnya
meringis, berteriak dan lain-lain (Asmadi, 2008). Konsep kenyamanan memiliki
subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu mempunyai karakteristik
fisiologis, psikologis, sosial, spiritual, dan kebudayaan yang mempengaruhi cara
mereka berbeda untuk menginterpretasikan dan merasakan nyeri. Sehingga penting
bagi perawat untuk memahami makna nyeri bagi setiap orang karena nyeri bersifat
subjektif dan sangat individual. Nyeri merupakan penyebab rasa tidak nyaman pasien
yang merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan mekanisme koping
individu dan healing proses untuk pulih dari suatu penyakit. kenyamanan yaitu suatu
keadaan yang harus terpenuhi untuk kebutuhan dasar manusia. Sehingga diharapkan
perawat dapat memberi asuhan keperawatan kepada klien diberbagai keadaan dan
situasi untuk menghilangkan nyeri dan dapat kenyamanan.

1. Pengertian

Kenyamanan adalah suatu keadaan dimana kebutuhan dasar klien dapat


terpenuhi. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman, transenden dan
kelegaan .
Nyeri merupakan kondisi perasaan yang tidak menyenangkan karena perasaan
nyeri setiap orang berbeda dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang
tersebut yang dapat merasakan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.

Nyeri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi seseorang dan ekstensi yang
diketahui apabila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Perasaan yang
tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau
menggambarkan adanya kerusakan. Serangan yang terjadi secara pelan atau tiba-tiba
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir dapat
diprediksi dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional):
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat yang dapat
diantisipasi atau di prediksi (NANDA, 2015). Nyeri kronis yaitu serangan yang
lambat dari intesitas ringan hingga berat yang dapat diantisipasi atau diprediksi yang
berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012).

2.Anatomi

Berfungsi untuk membawa informasi sensorik baik propioseptif dan extroseptif


dari reseptor ke pusat sensorik sadar diotak.
Informasi Ekstroseptif meliputi:

a. Sakit

b. Temperatur

c. Tekanan

d. Sentuhan

Informasi propioseptif meliputi :

a. Keadaan otot sadar/lurik

b. Keadaan ligamentum

c. Keadaan sendi

Untuk dapat mencapai pusat sadar maka semua informasi sensorik harus
melewati 3 neuron :

1. Neuron orde pertama : terletak pada ganglion radix posterior s.ganglion


spinale dimana dendrite dari selsaraf tersebut datang dari reseptor, sedangkan axon-
nya pergi memasuki medulla spinalisuntuk bersinapsis pada neuron orde kedua.

2. Neuron orde kedua : pada cornu posterius medulla spinalis, axon-nya


dapatmenyilang garis tengah atau langsung dalam columna lateralis pada sisi yang
sama,selanjutnya dari medulla spinalis naik ke atas untuk bersinapsis pada neuron
ordeketiga

3. Neuron orde ketiga : pada thalamus, axon-nya akan menuju pusat sensorik
sadar pada gyrus postcentralis

3. Fisiologi
Saat sel saraf rusak yang diakibatkan oleh trauma jaringan, maka terbentuk
zat kimia seperti serotonin, proteotik, dan bradikinin. Kemudian zat tersebut
merangsang dan dapat merusak ujung saraf reseptor nyeri kemudian rangsangan
tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di
bagian korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain
dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat juga menurunkan stimulasi terhadap
reseptor mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat menyebabkan atau
mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2017).

4. Etiologi

Di dalam etiologi ada beberapa faktor yaitu :

a. Faktor Resiko

1) Nyeri Akut

- Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal

- Menunjukkan yang terjadi kerusakan

- Posisi untuk mengurangi nyeri

- Muka dengan ekspresi nyeri

- Gangguan pola tidur

- Penurunan tekanan darah, suhu, dan nadi

- Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih)

2) Nyeri Kronis
- Terdapat perubahan berat badan

- Melaporkan secara verbal dan non verbal nyeri

- Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, fokus pada diri sendiri

- Perubahan pola tidur

- Takut cidera

- Membatasi interaksi dengan orang lain

b. Faktor Predisposisi

- Trauma psikologis

- Peradangan

- Trauma

c. Faktor Presipitasi

- Lingkungan

- Suhu yang ekstrim

- Kegiatan

5. Faktor Yang Mempengaruhi

Nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, antara lain yaitu

a. Nyeri diartikan bagi seseorang sebuah sesuatu yang negatif, seperti


membahayakan, merusak, dan lain-lain. Kondisi ini di pengaruhi oleh lingkungan dan
pengalaman.

b. Persepsi Nyeri yaitu suatu penilaian yang sangat subjektif dari seseorang yang
saat merasakan nyeri.
c. Toleransi Nyeri yaitu erat dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang pada saat menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi
peningkatan toleransi nyeri yaitu obat-obatan, alkohol dan lain sebagainya.
Kemudian faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan,
cemas, nyeri yang kunjung tidak hilang.

d. Reaksi nyeri yaitu bentuk respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan,
gelisah, cemas, menangis, dan menjerit.

6. Batasan Karakterisik
Dalam batasan karakteristik terdapat beberapa yaitu antara lain :
a) Komunikasi mengenai nyeri (missal ketika merasa tidak aman nyaman dan
mual)
b) Rentang perhatian terbatas
c) Menarik diri
d) Terlihat pucat

7. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut
Batasan karakteristik :
a. Mengkomunikasikan tingkat nyeri (misalnya rasa tidak aman nyaman, mual,
keram otot)
b. Pucat
c. Rentang perhatian terbatas
d. Menarik diri
Faktor yang berhubungan :
a. Psikologis
b. Fisika
c. Kimia
d. Biologis
2. Nyeri Kronis
Batasan karakteristik :
1) Subyektif
a. Depresi
b. Takut kembali cidera
c. Keletihan
2) Obyektif
a. Anoreksia
b. Gelisah
c. Perubahan pola tidur
d. Perilaku melindungi
e. Perubahan kemampuan untuk melakukan aktivitas seperti biasa
3) Faktor yang berhubungan
a. Cidera Kanker metastasis
b. Neurologi
c. Kanker metastasis
d. Arthritis
8. Intervensi (Tujuan, Kriteria Hasil, NOC, NIC)
1. Nyeri Akut
NOC :
- Tingkat kenyamanan : tingkat persepsi positif terhadap kemudahan
fisik dan psikologis.
- Pengendalian nyeri : tindakan individu untuk mengendalikan nyeri.
- Tingkat nyeri : keparahan nyeri yang dapat diamati atau dilaporkan.
NIC :
- Pemberian analgesik :menggunakan agens-agens farmakologi untuk
mengurangi nyeri.
- Manajemen medikasi : memfasilitasi penggunaan obat atau resep
atau obat bebas secara aman dan efektif.
- Manajemen nyeri : meringankan atau mengurangi rasa nyeri

2. Nyeri kronis
NOC :
a. Tingkat kenyamanan : tingkat persepsi positif terhadap kemudahan ,
fisik dan psikologis
b. Tingkat depresi :keparahan alam perasaan melankolis dan .
kehilangan minat dengan peristiwa hidup
c. Pengendalian diri terhadap depresi : tindakan individu untuk . .
meminimalkan melankolia dan mempertahankan .
minat dengan peristiwa hidup
d. Nyeri : respon seimbang psikologis, keparahan respon seimbang . .
kognitif dan emosi yang dapat diamati atau dilaporkan terhadap nyeri fisik
e. Pengendalian nyeri : tindakan pribadi untuk mengendalikan nyeri
f. Tingkat nyeri : keparahan nyeri yang tampak atau dilaporkan
NIC :
a. Pemberian analgesic : penggunan agen farmakologis untuk meredakan atau
menghilangkan nyeri
b. Mobilitas perilaku : meningkatkan perubahan perilaku
c. Restrukturisasi kognitif : mendorong pasien untuk mengubah distrorsi pola
pikir dan memandang diri sendiri serta dunia secara lebih realistis
d. Peningkatan koping : membantu pasien untuk beradaptasi dengan presepsi
stressor, perubahan, atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan peran
hidup.
e. Manajemen medikasi : memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat bebas
secara aman dan efektif
f. Manajemen alam perasaan : memberikan keamanan, stabilisasi, pemulihan, dan
pemeliharaan pada pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi
maupun peningkatan alam perasaan
g. Manajemen nyeri : menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ketingkat yang
lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien.
h. Kontrak pasien : menegoisasi persetujuan dengan individu yang menekankan
perubahan perilaku bersama
i. Bantuan analgesia yang dikendalikan oleh pasien : memfasilitasi pengendalian
pemberian dan pengaturan analgesic oleh pasien
j. Fasilitasi tanggung jawab diri : mendorong pasien untuk lebih bertanggung jawab
terhadap perilakunya sendiri
9. Dafatar Pustaka

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar


Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Herlman, T. Heather.2012.  NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi
dan  Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Herlman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan :
Definisi dan  Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: . . . Mosby
An Affiliate Of Elsefer.
Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: 
Salemba Medika.
Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai