RENCANA PELAKSANAAN
NO Terapis Waktu Respon
1 Persiapan 5’ Mahasiswa mempersiapkan peralatan
untuk bermain pada anak.
2 Proses 30’ Anak merespon/mulai mewarnai
gambar yang sudah disiapkan.
3 Penutup 5’ Kegiatan mewarnai ditutup dengan
menyanyi.
1
Media : Lembar gambar, pensil warna dan alat gambar
Materi : Terlampir
EVALUASI
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
1. Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan
2. Membedakan warna dan bentuk gambar
3. Menulis dan mengambar
4. Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi
2
PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan
lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental
dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan
juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini
mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk upaya
dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain, perawatan dan proses
keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi
takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya
dan hal ini yang membuat anak semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh
pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit
membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal, antara
lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga anak tidak mampu beraktivitas, kondisi
ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru disekeliling anak
sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya. Hal di atas di temukan juga pada Ruang
Rawat Inap B RS Wava Husada Kepanjen, di mana anak terlihat bosan, takut dan lebih
banyak diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku
tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi.
Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu tindakan
keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan anak sehingga
anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainnya.
PRESCHOOL
1. Pengertian Preschool
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak
yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk
mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia pra sekolah adalah anak
yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik
tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, Secara
fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6
kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.
3
2. Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang dari 900
kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada tahun kelima
sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau
lebih,dapat menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan bagiannya,mengetahui
waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus
sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk upaya dalam
proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain, perawatan dan proses
keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi
takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya
dan hal inlhah yang membuat anak semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat
berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di
rumah sakit. Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah
sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal,
antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga nak tidak mampu beraktivitas,
kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru disekeliling
anak sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya.
3. Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan sendiri,rentang
perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam permainan sering mengikuti
aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung
mandiri dan keras kepala atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat
kebanggan dalam pencapaian, masih mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia
prasekolah anak sudah jarang memberontak, lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih
bertanggungjawab, mencoba untuk hidup berdasarkan outran,bersikap lebih baik,dalam
permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.
Personal social :
1) Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan supaya di
anggap di
2) masyarakat
3) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan lingkungan
4) Menyadari hak dan kepentingan orang lain
5) Mulai dapat bermain dengan teman sebaya
6) Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunya kemampuan dan
4
7) penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.
8) Masuk TK akan sangat membantu anak untuk “jembatan bergaul” dan sosialisasi
dengan teman sebaya
4. Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir
dan berperilaku ,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep tentang ruang, dan
mulai dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak berada
pada fase inisiatif, memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut
dimensinya,penilaian muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran
social lebih tinggi, mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena
memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah mampu
memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak
sangat ingin tahu tentang faktual dunia.
1) Motorik halus : Bisa menggunakan gunting
2) Menggambar lingkaran, kotak, X
3) Motorik kasar : Melempar bola melewati atas kepala
4) Memanjat
5) Menaiki sepeda roda tiga
6) Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi
4. MACAM BERMAIN
a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : Bermain
mengamati/menyelidiki (Exploratory Play). Perhatian pertama anak pada alat
bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok
5
apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ;
Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi
dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.
6
Menyusun balok
Menyanyi
Alat olahr raga, masak, menghitung
Mobil – mobilan dll.
7
MATERI BERMAIN MENGGAMBAR
2. 1. Pengertian
Menggambar adalah sebuah ekspresi yang di keluarkan oleh seseorang yang
didalamnya menunjukkan sebuah seni dan mengandung arti atau makna tertentu.
Menggambar bisa dijadikan sebuah metode terapi pada seseorang anak yang
menderita sakit untuk menghibur dan mengeksplorasi dirinya baik intelegensi dan
emosional.
8
2.4. Hal – hal yang perlu diperhatikan saat menggambar
1) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2) Menggambar disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3) Ulangi suatu cara menggambar sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4) Jangan memaksa anak menggambar, bila anak sedang tidak ingin menggambar
1.5. Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
1. Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan
2. Membedakan warna dan bentuk gambar
3. Menulis dan mengambar
4. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi
DAFTAR PUSTAKA :
Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.
Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta
http://zaebetterhealth.blogspot.com/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usia-prasekolah.html
http://jauharieffendy.blogspot.com/2008/08/pembelajaran-menggambar-untuk-anak.html