Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA BERMAIN

MENGGAMBAR PADA ANAK USIA 3-5


TAHUN (PRESCHOOL)

SATUAN ACARA BERMAIN


Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit
Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah
Tujuan : Mengoptimalkan perkembangan motorik halus
Tempat : Ruang Rawat Inap B di RS Wava Husada Kepanjen
Waktu : Jumat, 15 Maret 2019 selama 30 menit (jam 09.00 s.d 09.30).
Sasaran : 1. Klien”An. ”
2. Klien “An. ”
Jenis Permainan : Skill play

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit, anak diharapkan bisa merasa
tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga anak
bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
5. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
6. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
7. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap suatu permainan
8. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat
9. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
10. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah sebagai alat
komunikasi antara perawat – klien

RENCANA PELAKSANAAN
NO Terapis Waktu Respon
1 Persiapan 5’ Mahasiswa mempersiapkan peralatan
untuk bermain pada anak.
2 Proses 30’ Anak merespon/mulai mewarnai
gambar yang sudah disiapkan.
3 Penutup 5’ Kegiatan mewarnai ditutup dengan
menyanyi.

Metode : Bermain bersama

1
Media : Lembar gambar, pensil warna dan alat gambar
Materi : Terlampir

EVALUASI
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
1. Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan
2. Membedakan warna dan bentuk gambar
3. Menulis dan mengambar
4. Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi

MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

2
PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan
lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental
dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan
juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini
mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk upaya
dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain, perawatan dan proses
keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi
takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya
dan hal ini yang membuat anak semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh
pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit
membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal, antara
lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga anak tidak mampu beraktivitas, kondisi
ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru disekeliling anak
sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya. Hal di atas di temukan juga pada Ruang
Rawat Inap B RS Wava Husada Kepanjen, di mana anak terlihat bosan, takut dan lebih
banyak diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku
tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi.
Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu tindakan
keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan anak sehingga
anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainnya.

PRESCHOOL
1. Pengertian Preschool
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak
yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk
mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia pra sekolah adalah anak
yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik
tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, Secara
fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6
kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.

3
2. Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang dari 900
kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada tahun kelima
sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau
lebih,dapat menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan bagiannya,mengetahui
waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus
sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk upaya dalam
proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain, perawatan dan proses
keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi
takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya
dan hal inlhah yang membuat anak semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat
berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di
rumah sakit. Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah
sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal,
antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga nak tidak mampu beraktivitas,
kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru disekeliling
anak sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya.

3. Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan sendiri,rentang
perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam permainan sering mengikuti
aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung
mandiri dan keras kepala atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat
kebanggan dalam pencapaian, masih mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia
prasekolah anak sudah jarang memberontak, lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih
bertanggungjawab, mencoba untuk hidup berdasarkan outran,bersikap lebih baik,dalam
permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.
Personal social :
1) Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan supaya di
anggap di
2) masyarakat
3) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan lingkungan
4) Menyadari hak dan kepentingan orang lain
5) Mulai dapat bermain dengan teman sebaya

6) Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunya kemampuan dan

4
7) penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.
8) Masuk TK akan sangat membantu anak untuk “jembatan bergaul” dan sosialisasi
dengan teman sebaya

4. Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir
dan berperilaku ,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep tentang ruang, dan
mulai dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak berada
pada fase inisiatif, memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut
dimensinya,penilaian muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran
social lebih tinggi, mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena
memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah mampu
memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak
sangat ingin tahu tentang faktual dunia.
1) Motorik halus : Bisa menggunakan gunting
2) Menggambar lingkaran, kotak, X
3) Motorik kasar : Melempar bola melewati atas kepala
4) Memanjat
5) Menaiki sepeda roda tiga
6) Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


1. Faktor Herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai tumbuh kembang
anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku
bangsa.
2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai dan
tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :
1) Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai yang meliputi
gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain.
2) Lingkungan post natal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak
dalam orang tua dan status kesehatan.

4. MACAM BERMAIN
a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi : Bermain
mengamati/menyelidiki (Exploratory Play). Perhatian pertama anak pada alat
bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok

5
apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ;
Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi
dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.

APE ( ALAT PERMAINAN EDUKATIF )


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta
berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong,
tali, dll.
2. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
3. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
4. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka,
pensil warna, radio, dll.
5. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan
anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak
pasir, bola, tali, dll.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
6. Permainan yang dianjurkan :
 Menggambar
 Bermain kertas lipat

6
 Menyusun balok
 Menyanyi
 Alat olahr raga, masak, menghitung
 Mobil – mobilan dll.

7
MATERI BERMAIN MENGGAMBAR

2. 1. Pengertian
Menggambar adalah sebuah ekspresi yang di keluarkan oleh seseorang yang
didalamnya menunjukkan sebuah seni dan mengandung arti atau makna tertentu.
Menggambar bisa dijadikan sebuah metode terapi pada seseorang anak yang
menderita sakit untuk menghibur dan mengeksplorasi dirinya baik intelegensi dan
emosional.

2.2. Keuntungan Menggambar


Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain dengan menggambar, antara lain:
1) Membuang ekstra energi.
2) Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-
organ.
3) Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4) Anak belajar mengontrol diri.
5) Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6) Meningkatnya daya kreativitas.
7) Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
8) Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9) Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10) Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

2.3. Metode menggambar


Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreativitas dan
imajinasi anak, yaitu :
1. Menggambar dengan cara mengamati (observasi).
Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak atau
dengan contoh pola. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara
menciptakan, bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.
2. Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan.
Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambarkan
sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak
menggunakan pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari
pengalaman mereka.
3. Menggambar berdasarkan imajinasi.
Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar,
lukisan, dan model. Menggambar dengan imajinasi menjadi lebih efektif dengan
latihan yang rutin.

8
2.4. Hal – hal yang perlu diperhatikan saat menggambar
1) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2) Menggambar disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3) Ulangi suatu cara menggambar sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4) Jangan memaksa anak menggambar, bila anak sedang tidak ingin menggambar

1.5. Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
1. Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan
2. Membedakan warna dan bentuk gambar
3. Menulis dan mengambar
4. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi

DAFTAR PUSTAKA :
Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.
Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta
http://zaebetterhealth.blogspot.com/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usia-prasekolah.html
http://jauharieffendy.blogspot.com/2008/08/pembelajaran-menggambar-untuk-anak.html

Anda mungkin juga menyukai