DI SUSUN
NIM :18112194
LOKAL : IIB
DosenPembimbing:
PRODID-IIIKEPERAWATAN
STIKesMERCUBAKTIJAYAPADANG
TA2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
jualah penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “GANGGUAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN”
guna memenuhi tugas mata kuliah KMB II Penyusun sangat menyadari, bahwa dalam makalah
ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman
harap memaklumi adanya mengingat keberadaan penyusunlah yang masih banyak
kekurangannya.Dalamkesempatan ini pula penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk
memberikan saran yang bersifat perbaikan, yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan
dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
Ucapan terimakasih sangat perlu penyusun ucapkan kepada dosen mata kuliah KMB II,
sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, semoga atas atas kebesaran hati
dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin
Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca yang budiman.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Macam-macam Gangguan Tidur
B. Mekanisme terjadinya gangguan tidur dengan gangguan istirahat dan tidur
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidur merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi
dengan baik. Pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada orang yang meninggal kerana tidak
tidur adalah tidak benar. Beberapa gangguan tidur dapat mengancam jiwa baik secara
langsungatau secara tidak langsung.
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan pada
tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.
Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit
agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan
tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status
kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain
itu,orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
Ketika manusia sedang tidur, manusia tekadang mengalami gangguan-gangguan yang terjadi
dalam tidur mereka. Entah itu mengalami gangguan dalam mimpi atau gangguan-gangguan
lainnya. Penyebabnya berbagai macam, ada akibat dari kelelahan, kondisi psikologi yang
rentan akibat trauma masa kecil dan sebagainya.
Gangguan tidur merupakan salah satu keluhan yang sering ditemukan. Gangguan tidur dapat
dialami oleh siapapun baik itu kaya,miskin berpendidikan tinggi dan rendan maupun yang
muda serta yang palimg sering ditemukan adalah orang lanjut usia. Pada orang normal
gangguan tidur yang berkepanjangan dapat mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus
biolosnya, menurunnya sistem kekebalan tubuh, dan dapat menurun prestasi kerjanya, mudah
tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Angka kematian, angka kanker,
angka sakit jantung lebih tinggi pada seseorang yang mengalami sulit tidur lebih dari 9 jam
atau kurang dari 6 jam per hari bila dibandingkan dengan seseorang yang lama tidurnya
antara 7-8 jam perhari.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian gangguan pada tidur?
2. Apakah etiologi gangguan pada tidur?
3. Apakah gejala gangguan pada tidur?
4. Apakah penanganan gangguan pada tidur?
5. Apakah mekanisme gangguan pada tidur?
6. Apakh pengkajian teoritis pada penyakit luka bakar dan dermatitis?
7. Mengetahui nanda dan etiologi dari gangguan kebutuhan istirahat dan tidur?
8. Mengetahui noc nic dan diagnose keperawatan dari gangguan kebutuhan tidur dan
istirahat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahu pengertian gangguan pada tidur
2. Untuk mengetahui etiologi gangguan pada tidur
3. Untuk mengetahui gejala gangguan pada tidur
4. Untuk mengetahui penanganan gangguan pada tidur
5. Untuk mengetahui mekanisme gangguan pada tidur
6. Untuk mengetahui pengkajian teoritis pada penyakit luka bakar dan dermatitis
7. Untuk Mengetahui nanda dan etiologi dari gangguan kebutuhan istirahat dan tidur
8. Untuk Mengetahui noc nic dan diagnose keperawatan dari gangguan kebutuhan tidur dan
istirahat
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Insomnia
Insomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ketika penderita kesulitan untuk
tidur atau kesulitan untuk hidup tertidur. Atau dengan kata lain gangguan tidur yang
membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun.
Ada Tiga macam insomnia :
a) Transient Insomnia
Gangguan tidur atau Sleep Disorder hanya beberapa malam.
b) Insomnia Jangka Pendek
Gangguan tidur atau Sleep Disorder dua atau empat minggu mengalami kesulitan
tidur.
c) Insomnia Kronis
Gangguan tidur atau Sleep Disorder yang dialami hampir setiap malam selama
sebulan lebih.
6
2. Narkolepsi
Narkolepsi adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ini secara umum ditandai
munculnya keinginan tidur di siang hari secara tak terkendali. Penderita sering kali
jatuh tertidur di sembarang waktu dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam sehari.
Narkolepsi adalah kelainan neourologis (yang menyerang otak dan syaraf) kronis
yang melibatkan system saraf pusat tubuh.
3. Hypersomnia
Hipersomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder dengan rasa kantuk yang
berlebihan walaupun sudah tidur cukup. Penderita hipersomnia bisa tidur 16 sampai
20 jam sehari. Menurut World Sleep Foundation, hipersomnia terdiri dari 3 tipe. Tipe
hipersomnia adalah hipersomnia berulang, hipersomnia idiopatik dan hipersomnia
post-trauma.
4. Parasomnia
Parasomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder yang membuat penderitanya
melakkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan. Parasomnia adalah suatu kelainan
yang disebabkan kejadia perilaku atau psikologis abnormal yang muncul di kala tidur.
Tahapan tertentu atau transisi fase tidur-terjaga.
Parasomnia lebih umum terjadi pada anak-anak dan tidak selalu menandakan adanya
masalah psikologis atau psikiatris yang signifikan. Ciri parasomnia adalah: Dorongan
membingungkan, Tidur jalan, Makan sambil tidur, Gigi gemetrik, Tidur bicara dan
lain sebagainya.
5. Sleep Apnea
Tidur Apnea adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder dimana terjadinya
penghetian napas disaat tidur. Tidur apnea sangat umum terjadi. Tidur apnea bisa
muncul pada segala kelompok usia dan jenis kelamin, namun lebih umum menimpa
kaum pria.
Sleep Apnea terjadi ketika sebagian salran pernapasan bagian atas tersumbat dan
menghalangi proses pernapasan sesaat. Hal itu membuat penderita sleep apnea akan
sering terjaga saat tidur dan akan sangat merasa mengantuk di siang hari.
6. Sleep Paralisis
Paralisis tidur adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ditandai dengan
kelumpuhan mendadak saat tidur. Hal ini merujuk pada ketidakmampuan bergerak
ketika kita sedang tidur atau terjaga dari tidur. Sleep Paralisis biasanya akan
mengalami masalah untuk menggerakkan anggota badan, tidak bisa bersuara dan lain
sebagainya. Bila kita mengalami hal-hal seperti tersebut diatas, segeralah menemui
Psikolog atau Tenaga medis professional. Hal ini perlu kita lakukan agar terhindar
7
dari Gangguan tidur atau Sleep Disorder. Karena Gangguan tidur atau Sleep Disorder
akan membuat hidup kita jauh dari bahagia.
Gangguan tidur disebabkan oleh berbagai macam hal. Beberapa penyebab dari gangguan
tidur, antara lain:
Gangguan fisik, seperti nyeri perut.
Kondisi medis, seperti sesak napas.
Obat-obatan, seperti kafein, antidepresan, atau stimulan.
Gangguan kejiwaan, seperti depresi atau cemas.
Kondisi lingkungan, seperti pekerja shift malam hari.
Usia lanjut.
Pecandu alkohol.
Faktor genetik.
Berikut adalah beberapa gejala yang dapat dialami seseorang yang mengidap gangguan
tidur, antara lain:
8
dapat menyebabkan obsesitas dan juga penyakit lain yang berhubungan dengan
pencernaan jika tidak ditangani dengan tepat.
9
hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian terjadi perpindahan cairan,
natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke dalam ruanga interstisial.
Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume darah
terlihat dengan jelas. Karena berkelanjutnya kehilangan cairan dan berkurangnya volume
vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan darah. Sebagai
respon, system saraf simpatik akan melepaskan ketokelamin yang meningkatkan vasokontriksi
dan frekuensi denyut nadi.
Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah jantung.Umumnya
jumlah kebocoran cairan yang tersebar terjadi dalam 24 hingga 36 jam pertama sesudah luka
bakar dan mencapai puncaknya dalam tempo 6-8 jam. Dengan terjadinya pemulihan integritas
kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen
vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar
yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal
menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia.Komplikasi ini dinamakan sindrom
kompartemen. Volume darah yang beredar akan menurun secara dramatis pada saat terjadi syok
luka bakar. Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka bakar ditutup.
Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium serum terhadap resusitasi cairan
bervariasi. Biasanya hipnatremia terjadi segera setelah terjadinya luka bakar, hiperkalemia akan
dijumpai sebagai akibat destruksi sel massif.
Hipokalemia dapat terjadi kemudian dengan berpindahnya cairan dan tidak memadainya
asupan cairan.Selain itu juga terjadi anemia akibat kerusakan sel darah merah mengakibatkan
nilai hematokrit meninggi karena kehilangan plasma.Abnormalitas koagulasi yang mencakup
trombositopenia dan masa pembekuan serta waktu protrombin memanjang juga ditemui pada
kasus luka bakar.Kasus luka bakar dapat dijumpai hipoksia.
Pada luka bakar berat, konsumsi oksigen oleh jaringan meningkat 2 kali lipat sebagai
akibat hipermetabolisme dan respon lokal.Fungsi renal dapat berubah sebagai akibat dari
berkurangnya volume darah. Destruksi sel-sel darah merah pada lokasi cidera akan menghasilkan
hemoglobin bebas dalam urin. Bila aliran darah lewat tubulus renal tidak memadai, hemoglobin
dan mioglobin menyumbat tubulus renal sehingga timbul nekrosis akut tubuler dan gagal ginjal.
Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-faktor inflamasi yang
abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen serum, gangguan fungsi neutrofil,
10
limfositopenia.Imunosupresi membuat pasien luka bakar bereisiko tinggi untuk mengalmai
sepsis.Hilangnya kulit menyebabkan ketidakmampuan pengaturan suhunya. Beberapa jam
pertama pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh rendah, tetapi pada jam-jam berikutnya
menyebabkan hipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme. (Arief, 2000 : 365)
11
Biasanya klien sebelum masuk rumah sakit tersiram zat berbahaya eehingga di bawa ke
rumah sakit
D. Pemeriksaan fisik
Kepala dan rambut tampak sinetris tidak berbau dan tidar terdapat kotoran
Telinga tampak simetri tidak terdapat kotoran
Mata tampak simetri, tidak terdapat kotoran, respon cahaya baik
Hygine mulut tampak bersih dan simetris
Dada tampak simetris
Kulit kaki terdapat luka bakar yang terjadi peradangan
E. Pemeriksaan diagnostik
Gangguan pola tidur akibat nyeri pada luka bakar
F. Diagnosa keperawatan
Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses perjalanna penyakit yg dirasakan klien.
G. Noc Nic
12
siang
- Fasilitasi
menghilangkan stres
sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur
rutin
- Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
- Sesuaikan jadwal
pemberian obat
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari
makanan dan minuman
yang dapat
mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur
- Ajarkan relaksasibotot
autogenik atau cara
ninfarmakologi lainnya
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan oleh
semua orang. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahatdan tidur yang berbeda
dengan pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan terarur akan memberikan efek
terhadap kesehatan yaitu efek fisiologis terhadap sistem saraf yang diperkirakan dapat
memupulihkan kepekaan normal dan keseimbangann diantara susunan saraf, serta
berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh.
14
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi.2008. Tehnik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien.
Jakarta: Salemba Medika.
15