Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KMB II

“GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA


GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN”

DI SUSUN

NAMA : NURMIS TUTI

NIM :18112194

LOKAL : IIB

DosenPembimbing:

Ns. Nova Fridalni,S.KEP.,M.BIOMED

PRODID-IIIKEPERAWATAN

STIKesMERCUBAKTIJAYAPADANG

TA2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
jualah penyusun dapat menyelesaikan  tugas pembuatan makalah yang berjudul “GANGGUAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN”
guna memenuhi tugas mata kuliah KMB II Penyusun sangat menyadari, bahwa dalam makalah
ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman
harap memaklumi adanya mengingat keberadaan penyusunlah yang masih banyak
kekurangannya.Dalamkesempatan ini pula penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk
memberikan saran yang bersifat perbaikan, yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan
dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.

Ucapan terimakasih sangat perlu penyusun ucapkan kepada dosen mata kuliah KMB II,
sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, semoga atas atas kebesaran hati
dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin

Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca yang budiman.

Padang, 26 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Macam-macam Gangguan Tidur
B. Mekanisme terjadinya gangguan tidur dengan gangguan istirahat dan tidur

C. Pengakajian teoritis pada penyakit luka bakar dan dermatitis


D. Nanda dan etiologi untuk gangguan kebutuhan istirahat dan tidur
E. Noc dan NIC diagnose keperawatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tidur merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi
dengan baik. Pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada orang yang meninggal kerana tidak
tidur adalah tidak benar. Beberapa gangguan tidur dapat mengancam jiwa baik secara
langsungatau secara tidak langsung.
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan pada
tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.
Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit
agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan
tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status
kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain
itu,orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.
Ketika manusia sedang tidur, manusia tekadang mengalami gangguan-gangguan yang terjadi
dalam tidur mereka. Entah itu mengalami gangguan dalam mimpi atau gangguan-gangguan
lainnya. Penyebabnya berbagai macam, ada akibat dari kelelahan, kondisi psikologi yang
rentan akibat trauma masa kecil dan sebagainya.
Gangguan tidur merupakan salah satu keluhan yang sering ditemukan. Gangguan tidur dapat
dialami oleh siapapun baik itu kaya,miskin berpendidikan tinggi dan rendan maupun yang
muda serta yang palimg sering ditemukan adalah orang lanjut usia. Pada orang normal
gangguan tidur yang berkepanjangan dapat mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus
biolosnya, menurunnya sistem kekebalan tubuh, dan dapat menurun prestasi kerjanya, mudah
tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Angka kematian, angka kanker,
angka sakit jantung lebih tinggi pada seseorang yang mengalami sulit tidur lebih dari 9 jam
atau kurang dari 6 jam per hari bila dibandingkan dengan seseorang yang lama tidurnya
antara 7-8 jam perhari.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian gangguan pada tidur?
2. Apakah etiologi gangguan pada tidur?
3. Apakah gejala gangguan pada tidur?
4. Apakah penanganan gangguan pada tidur?
5. Apakah mekanisme gangguan pada tidur?
6. Apakh pengkajian teoritis pada penyakit luka bakar dan dermatitis?
7. Mengetahui nanda dan etiologi dari gangguan kebutuhan istirahat dan tidur?
8. Mengetahui noc nic dan diagnose keperawatan dari gangguan kebutuhan tidur dan
istirahat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahu pengertian gangguan pada tidur
2. Untuk mengetahui etiologi gangguan pada tidur
3. Untuk mengetahui gejala gangguan pada tidur
4. Untuk mengetahui penanganan gangguan pada tidur
5. Untuk mengetahui mekanisme gangguan pada tidur
6. Untuk mengetahui pengkajian teoritis pada penyakit luka bakar dan dermatitis
7. Untuk Mengetahui nanda dan etiologi dari gangguan kebutuhan istirahat dan tidur
8. Untuk Mengetahui noc nic dan diagnose keperawatan dari gangguan kebutuhan tidur dan
istirahat

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam-macam gangguan tidur


Gangguan Tidur atau Sleep Disorder adalah kelainan yang membuat penderitanya
mengalami kesulitan akan mengatur pola tidurnya. Ciri-ciri penderita Gangguan Tidur
atau Sleep Disorde antara lain: bangun tidur tak segar, cepat mengantuk, sulit
berkonsentrasi, cepat lelah dan daya ingat yang terus menurun.
Sebuah survei dari 1,1 juta penduduk di Amerika yang dilakukan oleh American
Cancer Society. Mereka menemukan:
 Bahwa mereka yang dilaporkan tidur sekitar 7 jam setiap malam memiliki tingkat
kematian terendah.
 Orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam lebih tinggi
tingkat kematiannya.
 Tidur selama 8,5 jam atau lebih setiap malam dapat meningkatkan angka
kematian sebesar 15%.
 Insomnia kronis – tidur kurang dari 3,5 jam (wanita) dan 4,5 jam (laki-laki) juga
dapat menyebabkan kenaikan sebesar 15% tingkat kematian.
 Setelah mengontrol durasi tidur dan insomnia, penggunaan pil tidur juga berkaitan
dengan peningkatan angka kematian.
Berikut adalah beberapa jenis penyakit gangguan tidur atau sleep disorder yang
umum terjadi:

1. Insomnia
Insomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ketika penderita kesulitan untuk
tidur atau kesulitan untuk hidup tertidur. Atau dengan kata lain gangguan tidur yang
membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun.
Ada Tiga macam insomnia :
a) Transient Insomnia
Gangguan tidur atau Sleep Disorder hanya beberapa malam.
b) Insomnia Jangka Pendek
Gangguan tidur atau Sleep Disorder dua atau empat minggu mengalami kesulitan
tidur.
c) Insomnia Kronis
Gangguan tidur atau Sleep Disorder yang dialami hampir setiap malam selama
sebulan lebih.

6
2. Narkolepsi
Narkolepsi adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ini secara umum ditandai
munculnya keinginan tidur di siang hari secara tak terkendali. Penderita sering kali
jatuh tertidur di sembarang waktu dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam sehari.
Narkolepsi adalah kelainan neourologis (yang menyerang otak dan syaraf) kronis
yang melibatkan system saraf pusat tubuh.

3. Hypersomnia
Hipersomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder dengan rasa kantuk yang
berlebihan walaupun sudah tidur cukup. Penderita hipersomnia bisa tidur 16 sampai
20 jam sehari. Menurut World Sleep Foundation, hipersomnia terdiri dari 3 tipe. Tipe
hipersomnia adalah hipersomnia berulang, hipersomnia idiopatik dan hipersomnia
post-trauma.

4. Parasomnia
Parasomnia adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder yang membuat penderitanya
melakkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan. Parasomnia adalah suatu kelainan
yang disebabkan kejadia perilaku atau psikologis abnormal yang muncul di kala tidur.
Tahapan tertentu atau transisi fase tidur-terjaga.
Parasomnia lebih umum terjadi pada anak-anak dan tidak selalu menandakan adanya
masalah psikologis atau psikiatris yang signifikan. Ciri parasomnia adalah: Dorongan
membingungkan, Tidur jalan, Makan sambil tidur, Gigi gemetrik, Tidur bicara dan
lain sebagainya.

5. Sleep Apnea
Tidur Apnea adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder dimana terjadinya
penghetian napas disaat tidur. Tidur apnea sangat umum terjadi. Tidur apnea bisa
muncul pada segala kelompok usia dan jenis kelamin, namun lebih umum menimpa
kaum pria.
Sleep Apnea terjadi ketika sebagian salran pernapasan bagian atas tersumbat dan
menghalangi proses pernapasan sesaat. Hal itu membuat penderita sleep apnea akan
sering terjaga saat tidur dan akan sangat merasa mengantuk di siang hari.

6. Sleep Paralisis
Paralisis tidur adalah Gangguan tidur atau Sleep Disorder ditandai dengan
kelumpuhan mendadak saat tidur. Hal ini merujuk pada ketidakmampuan bergerak
ketika kita sedang tidur atau terjaga dari tidur. Sleep Paralisis biasanya akan
mengalami masalah untuk menggerakkan anggota badan, tidak bisa bersuara dan lain
sebagainya. Bila kita mengalami hal-hal seperti tersebut diatas, segeralah menemui
Psikolog atau Tenaga medis professional. Hal ini perlu kita lakukan agar terhindar

7
dari Gangguan tidur atau Sleep Disorder. Karena Gangguan tidur atau Sleep Disorder
akan membuat hidup kita jauh dari bahagia.

Penyebab Gangguan Tidur

Gangguan tidur disebabkan oleh berbagai macam hal. Beberapa penyebab dari gangguan
tidur, antara lain:
 Gangguan fisik, seperti nyeri perut.
 Kondisi medis, seperti sesak napas.
 Obat-obatan, seperti kafein, antidepresan, atau stimulan.
 Gangguan kejiwaan, seperti depresi atau cemas.
 Kondisi lingkungan, seperti pekerja shift malam hari.
 Usia lanjut.
 Pecandu alkohol.
 Faktor genetik.

Gejala Gangguan Tidur

Berikut adalah beberapa gejala yang dapat dialami seseorang yang mengidap gangguan
tidur, antara lain:

1. Tidur berjalan atau somnabulisme (sleepwalking) adalah salah satu kondisi


gangguan tidur yang ditandai dengan seseorang bangun dan berjalan saat sedang
tidur. Gangguan ini tidak selalu terjadi dengan gestur berjalan saja, mereka yang
sedang tidur, lalu terbangun dan duduk di tempat tidur
2. Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang disebabkan oleh gangguan
pernapasan dan disertai dengan periode henti napas secara berulang ketika tidur.
Gangguan tidur sleep apnea termasuk kondisi berbahaya, karena menyebabkan
otak dan bagian tubuh lain tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup.
3. Obstructive slee apnea merupakan gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur.
Pengidap OSA akan mengalami napas berhenti sesaat, baik secara total maupun
parsial, hal ini disebabkan oleh obstruksi. OSA sangat berbahaya karena pengidap
dapat kekurangan oksigen ketika tidur dan berkali-kali terjaga. Selain itu,
pengidap akan merasakan sensasi tercekik ketika tidur.
4. Insomnia, yaitu kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan tidur. Gangguan
tidur ini membuat dirinya tak memiliki waktu tidur yang dibutuhkan oleh tubuh.
Keadaan tersebut menyebabkan kondisi fisik pengidap insomnia menjadi tidak
cukup fit untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.
5. Parasomnia. Pengidap gangguan tidur parasomnia akan makan dan minum dengan
lahapnya tanpa sadar karena dalam kondisi tidur. Parasomnia berbahaya karena

8
dapat menyebabkan obsesitas dan juga penyakit lain yang berhubungan dengan
pencernaan jika tidak ditangani dengan tepat.

Pengobatan Gangguan Tidur

Pengobatan gangguan tidur harus berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Pengobatan


umumnya merupakan kombinasi antara perawatan medis dan perubahan gaya hidup.

Pencegahan Gangguan Tidur

Beberapa upaya untuk mencegah gangguan tidur, antara lain:

 Mengonsumsi banyak sayuran dan ikan.


 Mengurangi asupan gula.
 Mengurangi stres dan kecemasan dengan aktivitas fisik.
 Mengikuti jadwal tidur yang teratur dan konsisten.
 Minum air putih lebih sedikit sebelum tidur.
 Membatasi asupan kafein, terutama pada sore atau malam hari.
 Mengurangi penggunaan rokok dan alkohol.
 Mengurangi asupan karbohidrat menjelang tidur.

B. Mekanisme Terjadinya Gangguan Kebutuhan Istirahat dan Tidur pada Pasien


Luka Bakar dan Dermatitis
a. Mekanisme gangguan istirahat dan tidur pada pasien luka bakar
Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas
kepada tubuh.Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.Destruksi
jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa
saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan.Jaringan yang dalam termasuk organ
visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan
burning agent.Nekrosis dan keganasan organ dapat terjadi.Kedalaman luka bakar bergantung
pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen tersebut.Pajanan selama
15 menit dengan air panas dengan suhu sebesar 55°C mengakibatkan cidera full thickness yang
serupa.
Perubahan patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode
syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder
akibat penurunan curah jantung dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta
hipermetabolik.Kejadian sistemik awal sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan

9
hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian terjadi perpindahan cairan,
natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke dalam ruanga interstisial.
Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume darah
terlihat dengan jelas. Karena berkelanjutnya kehilangan cairan dan berkurangnya volume
vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan darah. Sebagai
respon, system saraf simpatik akan melepaskan ketokelamin yang meningkatkan vasokontriksi
dan frekuensi denyut nadi.
Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah jantung.Umumnya
jumlah kebocoran cairan yang tersebar terjadi dalam 24 hingga 36 jam pertama sesudah luka
bakar dan mencapai puncaknya dalam tempo 6-8 jam. Dengan terjadinya pemulihan integritas
kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen
vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar
yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal
menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia.Komplikasi ini dinamakan sindrom
kompartemen. Volume darah yang beredar akan menurun secara dramatis pada saat terjadi syok
luka bakar. Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka bakar ditutup.
Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium serum terhadap resusitasi cairan
bervariasi. Biasanya hipnatremia terjadi segera setelah terjadinya luka bakar, hiperkalemia akan
dijumpai sebagai akibat destruksi sel massif.
Hipokalemia dapat terjadi kemudian dengan berpindahnya cairan dan tidak memadainya
asupan cairan.Selain itu juga terjadi anemia akibat kerusakan sel darah merah mengakibatkan
nilai hematokrit meninggi karena kehilangan plasma.Abnormalitas koagulasi yang mencakup
trombositopenia dan masa pembekuan serta waktu protrombin memanjang juga ditemui pada
kasus luka bakar.Kasus luka bakar dapat dijumpai hipoksia.
Pada luka bakar berat, konsumsi oksigen oleh jaringan meningkat 2 kali lipat sebagai
akibat hipermetabolisme dan respon lokal.Fungsi renal dapat berubah sebagai akibat dari
berkurangnya volume darah. Destruksi sel-sel darah merah pada lokasi cidera akan menghasilkan
hemoglobin bebas dalam urin. Bila aliran darah lewat tubulus renal tidak memadai, hemoglobin
dan mioglobin menyumbat tubulus renal sehingga timbul nekrosis akut tubuler dan gagal ginjal.
Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-faktor inflamasi yang
abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen serum, gangguan fungsi neutrofil,

10
limfositopenia.Imunosupresi membuat pasien luka bakar bereisiko tinggi untuk mengalmai
sepsis.Hilangnya kulit menyebabkan ketidakmampuan pengaturan suhunya. Beberapa jam
pertama pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh rendah, tetapi pada jam-jam berikutnya
menyebabkan hipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme. (Arief, 2000 : 365)

b. Mekanisme gangguan istirahat dan tidur pada pasien dermatitis


Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan
oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak lapisan tanduk,
dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui
membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel.
Dengan rusaknya membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan
membebaskan asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan
menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan
system kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan
membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin.
PAF akan mengaktivasi platelets yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil
gliserida akan merangsang ekspresi gen dan sintesis protein. Pada dermatitis kontak iritan terjadi
kerusakan keratisonit dan keluarnya mediator- mediator.Sehingga perbedaan mekanismenya
dengan dermatis kontak alergik sangat tipis yaitu dermatitis kontak iritan tidak melalui fase
sensitisasi.
Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan
menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan
lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor
kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada
terjadinya kerusakan tersebut.

c. Pengkajian Teoritis pada Penyakit Luka Bakar dan Dermatitis


A. Identitas
Identitas yang diisi berupa nama, jenis kelamin, No. mr, tanggal masuk dll.
B. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien dengan luka bakat dan dermatitis mengeluh peradangan pada luka bakar
akibat kontak langsung dengan zat dan terkontaminasi.
C. Riwayat kesehatan terdahulu

11
Biasanya klien sebelum masuk rumah sakit tersiram zat berbahaya eehingga di bawa ke
rumah sakit
D. Pemeriksaan fisik
Kepala dan rambut tampak sinetris tidak berbau dan tidar terdapat kotoran
Telinga tampak simetri tidak terdapat kotoran
Mata tampak simetri, tidak terdapat kotoran, respon cahaya baik
Hygine mulut tampak bersih dan simetris
Dada tampak simetris
Kulit kaki terdapat luka bakar yang terjadi peradangan

E. Pemeriksaan diagnostik
Gangguan pola tidur akibat nyeri pada luka bakar

Data Etiologi Masalah


Ds : klien mengatakan sulit Perjalanan penyakit Gangguan pola tidur (00198)
tidur akibat nyetinpada luka
bakar
Do : klien kelihatan meringis
menahan sakit dan tampak
tidak bisa tidur

F. Diagnosa keperawatan
Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses perjalanna penyakit yg dirasakan klien.

G. Noc Nic

Diagnosa kep Noc Nic


Gangguan pola tidur Pola tidur (05045) Dukungan tidur (05174)
berhubungan dengan proses - Keluhan sulit tidur - Memfasilitasi siklus
perjalanan penyakit (00198) menurun denagn skal 1 tidur terjaga dan
- Keluhan sering terjaga teratur
menurun dengan skala - Identifikasi pola
keluhan tidak puas aktivitas dan tidur
tidur berubah menurun - Identifikasi faktor
dengan skala 1 pengganggu tidur
- Keluhan istirahat tidak - Identifikasi makanan
cukup menurun dengan dan minuman yang
skala 1 dapat mengganggu
- Kemampuan tidur
beraktivitas meningkat - Identifikasi obat tidur
dengan skala 1 yang dipakai
- Modifikasi lingkungan
- Batasi waktu tidur

12
siang
- Fasilitasi
menghilangkan stres
sebelum tidur
- Tetapkan jadwal tidur
rutin
- Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
- Sesuaikan jadwal
pemberian obat
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari
makanan dan minuman
yang dapat
mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
- Ajarkan faktor faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur
- Ajarkan relaksasibotot
autogenik atau cara
ninfarmakologi lainnya

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan oleh
semua orang. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahatdan tidur yang berbeda
dengan pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan terarur akan memberikan efek
terhadap kesehatan yaitu efek fisiologis terhadap sistem saraf yang diperkirakan dapat
memupulihkan kepekaan normal dan keseimbangann diantara susunan saraf, serta
berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2008. Tehnik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien.
Jakarta: Salemba Medika.

Kozier,B.,G.Erb. 2004. Fundamentals of Nursing: Concepts, process, and practice. Seventh


edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Mutaqin, Arif. 2000. Asuhan Keperawatan Luka Bakar. Jakarta : EGC

Corwin. 2001. Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Andra & Yessie. 2013. Kamus Asuhan Keperawatan. Bandung : Sailemba

Smeltzer, suzanna. 2002. Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Effendi. 1999. Kamus Asuhan Keperawatan Sistem Integumen. Jakarta : EGC

15

Anda mungkin juga menyukai