2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan ketidaknyamanan yang berhubungan dengan peradangan dan
infeksi kandnug kemih.
b. Perubaban pola eliminasi urinarius yang berhubungan dengan proses
peradangan.
c. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya.
3. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
A. Intervensi
a) Pasien dianjurkan untuk banyak minum (air adalah pilihan terbaik)
untuk meningkatkan aliran darah ginjal dan membilas bakteri dari
traktus urinarius. Cairan yang dapat mengiritasi kandung kemih (mis.
kopi, teh, cola, alkohol) dihindari. Dianjurkan sering berkemih
(setiap 2-3 jam) untuk mengosonkan kandung kemih secara seksama,
karena ini bermanfaat dalam menurunkan jumlah bakteri urine,
mengurangi stasis urine, dap mencegah infeksi ulang.
b) Perempuan yang mengalami infeksi urinarius berulang harus
mendapat instruksi detil tentang hal-hal berikut:
Kurangi konsentrasi patogen pada liang vagina dengan
tindakan higienik.
Mandi guyur daripada mandi rendam, karena bakteri di bak
mandi banyak yang memasuki uretra.
Bersihkan sekitar perineum dap meatus uretra setelah setiap
defekasi (dengan gerakan dari depan ke belakang)
Minum cairan dengan jumlah bebas selama sehari untuk
membilas bakteri, mengeluarkan kopi, teh, cola, clan alkohol.
Berkemih setiap 2 sampai 3 jam selama sehari dap
pengosongan kandung kemih komplet. Tindakan ini
mencegah distensi kandung kemih dap menurunkan suplai
darah ke dinding kandung kemih, yang mempredisposisikan
pasien pada ISK.
Bila hubungan seksual menimbulkan kejadian bakteriuria:
Berkemih dengan segera setelah hubungan seksual.Gunakan
dosis tunggal agens antimikroba oral setelah hubungan
seksual.
Bila bakteri terus tampak dalam urine, terapi antimikroba
jangka panjang mungkin diperlukan untuk mencegah
kolonisasi area periuretral dap kambuhan infeksi. Obat harus
digunakan setelah pengosongan kandung kemih sebelum
pergi tidur untuk menjamin konsentrasi obat adekuat selama
periode malam hari.
c) Memenuhi kebutuhan nutrisi. Penting sekali melindungi ginjal
sementara ginjal tersebut memulihkan fungsinya. Diet ditentukan
oleh dokter yang secara umum tinggi kalori dan rendah protein. Diet
ini menghindari katabolisme protein dan memungkinkan ginjal
beristirahat karena ginjal berperan lebih sedikit menangani molekul
dan metabolit protein. Derajat pembatasan protein bergantung pada
jumlah protein yang diekskresikan dalam urine dan kebutuhan
pasien. Natrium juga dibatasi bergantung pada jumla edema yang
ada. Anoreksia. mual dan muntah dapat mempengaruhi masukan
adekuat, yang menuntut intervensi kreatif pada pihak perawat. Ahli
diet dapat membantu merencanakan diet klien dalam keadaan
pembatasan ini.
d) Memenuhi kebutuhan istirahat. Istirahat adalah penting-baik secara
fisik dan emosi. Terdapat hubungan antara aktivitas dan jumlah
hematuria dam proteinuria. Latihan juga meningkatkan aktivitas
katabolik. Aktivitas yang diizinkan bergantung pada basil
pemeriksaan urinalisis. Tirah baring dilakukan sesuai dengan periode
aktivitas yang sangat dibatasi, dapat dilanjutkan selama beberapa
minggu sampai bulan.Aktivitas pengalih yang tepat dapat membantu
pasien menghadapi imobilitas fisik yang lama ini.
e) Memelihara integritas kulit. Edema mempengaruhi nutrisi selular,
yang membuat klien lebih rentan terhadap kerusakan kulit. Gunakan
kewaspadaan untuk mencegah komplikasi ini. Intervensi meliputi
higiene yang baik, masase, dan perubahan posisi, serta penggunaan
tindakan profilaktik seperti alat di tempat tidur.
f) Mencegah infeksi. Glomerulus sangat menurunkan pertahanan tubuh
pasien terhadap infeksi, khususnya organisme streptokokal.
Karenanya, imunosupresif dan kortikosteroid lebih lanjut
menurunkan pertahanan pasien. Meskipun isolasi tidak perlu,
diperlukan perlindungan klien dari orang yang mengalami infeksi.
Tindakan pendukung umum membantu menguatkan mekanisme
pertahankan pasien. Penyuluhan pasien harus mencakup cara yang
tepat untuk menghindari infeksi, khususnya infeksipernapasan dan
saluran kemih.
B. Implementasi
a) Mengalami peredaan nyeri:
Melaporkan tidak ada nyeri, dorongan, disuria, atau hesitansi
pada saat berkemih.
Menggunakan analgesik dap agens antimikroba sesuai
ketentuan.
Minum 8 sampai 10 gela cairan setiap hari.
Berkemih setiap 2 sampai 3 jam.
Urine jernih dap bebar bau.
Meningkatkan pengetahuan tentang tindakan pencegahan
dan pengobatan.
b) Bebas dari komplikasi:
Melaporkan tidak ada infeksi atau gagal ginjal (mual,
muntah,keletihan, pruritus).
Mempunyai kadar kreatinin serum dap BUN normal, kultur
darahdan urine negatif.
Menunjukkan tanda vital dap suhu normal; tidak ada tanda
sepsis.
Mempertahankan haluaran urine adekuat (>30 ml/jam).
C. EVALUASI
a) Pasien mempertahankan masukan nutrisi adekuat, dibuktikan oleh
tidak adanya penurunan berat badan, tidak ada keseimbangan
nitrogen negatif, dan elektrolit normal.
b) Pasien mempertahankan masukan dan haluaran seimbang,
dibuktikan oleh tidak adanya manifestasi edema atau kelebihan
beban cairan.
c) Pasien mengalami keseimbangan istirahat dan aktivitas yang
adekuat, dibuktikan oleh tidak adanya keluhan keletihan.
d) Pasien tidak mengalami kerusakan kulit, dibuktikan oleh kulit tetap
utuh. 5. Pasien tidak mengalami infeksi, dibuktikan oleh suhu
normal.
DAFTAR PUSTAKA