Anda di halaman 1dari 7

DISCOVERY LEARNING

KEGAWATAN LUKA BAKAR

1. Definisi
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau
terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal),
atau radiasi (radiation) .
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan
petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Guyton & Hall, 1997).
2. Etiologi
Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi :
a. Luka Bakar Termal
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api,
cairan panas atau objek-objek panas lainnya.
b. Luka Bakar Kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam
atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang
terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat
terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan
untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang
industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat
menyebabkan luka bakar kimia
c. Luka Bakar Elektrik
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik
yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya
kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
d. Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini
seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari
sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh
sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka
bakar radiasi.

3. Fase Luka Bakar


1) Fase akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum pada fase ini, seorang
penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat relatif life thretening. Dalam
fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas),
brething (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway
tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun
masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-
72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita
pada fase akut.
Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat
cedera termal yang berdampak sistemik. Problema sirkulasi yang berawal
dengan kondisi syok (terjadinya ketidakseimbangan antara paskan O2dan tingkat
kebutuhan respirasi sel dan jaringan) yang bersifat hipodinamik dapat berlanjut
dengan keadaan hiperdinamik yang masih ditingkahi dengan problema
instabilitas sirkulasi.
2) Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan:
Proses inflamasi dan infeksi.
Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau
tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organorgan
fungsional.
Keadaan hipermetabolisme.
3) Fase lanjut
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini
adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur

4. Klasifikasi
1) Dalamnya Luka Bakar
Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang rusak dan
disebut sebagai luka bakar superfisial partial thickness, deep partial
thicknessdan full thickness. Istilah deskriptif yang sesuai adalah luka bakar
derajat-satu, -dua, -tiga.

Kedalaman dan Bagian Gejala Penampilan Perjalanan


penyebab luka kulit yang luka kesembuhan
bakar terkena
Derajat satu Epidermis Kesemutan, Memerah, Kesembuhan
(superfisial): hiperestesia menjadi lengkap dalam
tersengat matahari, (supersensivitas),
putih ketika waktu satu
terkena api dengan rasa nyeri
ditekan minggu,
intensitas rendah mereda jika
minimal terjadi
didinginkan atau tanpa pengelupasan
edema kulit
Derajat-dua Epidermis Nyeri, Melepuh, Kesembuhan
(partial- dan bagian hiperestesia, dasar luka dalam waktu
thickness):tersiram dermis sensitif terhadap berbintik- 2-3 minggu,
air mendidih, udara yang bintik pembentukan
terbakar oleh nyala dingin merah, parut dan
api epidermis depigmentasi,
retak, infeksi dapat
permukaan mengubahnya
luka basah, menjadi
terdapat derajat-tiga
edema
Derajat-tiga (full- Epidermis, Tidak terasa Kering, luka Pembentukan
thickness):terbakar keseluruhan nyeri, syok, bakar eskar,
nyala api, terkena dermis dan hematuria berwarna diperlukan
cairan mendidih kadang- (adanya darah putih seperti pencangkokan,
dalam waktu yang kadang dalam urin) dan bahan kulit pembentukan
lama, tersengat jaringan kemungkinan atau gosong, parut dan
arus listrik subkutan pula hemolisis kulit retak hilangnya
(destruksi sel dengan kontur serta
darah merah), bagian fungsi kulit,
kemungkinan lemak yang hilangnya jari
terdapat luka tampak, tangan atau
masuk dan terdapat ekstrenitas
keluar (pada luka edema dapat terjadi
bakar listrik)

Dalam menetukan dalamnya luka bakar kita harus memperhatikan faktor-faktor


berikut :
a. Riwayat terjadinya luka bakar
b. Penyebab luka bakar
c. Suhu agen yang menyebabkan luka bakar
d. Lamanya kontak dengan agen
e. Tebalnya kulit

2) Berat ringannya luka bakar


Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor
antara lain :
a. Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
b. Kedalaman luka bakar
c. Anatomi lokasi luka bakar.
d. Umur klien.
e. Riwayat pengobatan yang lalu.
f. Trauma yang menyertai atau bersamaan.

3) Berdasarkan tingkat keseriusan luka


American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori,
yaitu:
a. Luka bakar mayor
Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih
dari 20% pada anak-anak.
Luka bakar fullthickness lebih dari 20%
Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan
derajat dan luasnya luka.
Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat
Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada
anak-anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
c. Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan
Griglak (1992) adalah :
Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan
kurang dari 10 % pada anak-anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.

5. Luas Luka Bakar


Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa metode
yaitu :

a. Rule of nine
Kepala dan leher : 9%
Dada depan dan belakang : 18%
Abdomen depan dan belakang : 18%
Tangan kanan dan kiri : 18%
Paha kanan dan kiri : 18%
Kaki kanan dan kiri : 18%
Genital : 1%
b. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan diagram Lund
dan Browder sebagai berikut:
LOKASI USIA (Tahun)
0-1 1-4 5-9 10-15 DEWASA
KEPALA 19 17 13 10 7
LEHER 2 2 2 2 2
DADA & PERUT 13 13 13 13 13
PUNGGUNG 13 13 13 13 13
PANTAT KIRI 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
PANTAT KANAN 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
KELAMIN 1 1 1 1 1
LENGAN ATAS KANAN 4 4 4 4 4
LENGAN ATAS KIRI 4 4 4 4 4
LENGAN BAWAH 3 3 3 3 3
KANAN
LENGAN BAWAH KIRI 3 3 3 3 3
TANGAN KANAN 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
TANGAN KIRI 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
PAHA KANAN 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
PAHA KIRI 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
TUNGKAI BAWAH 5 5 5,5 6 7
KANAN
TUNGKAI BAWAH KIRI 5 5 5,5 6 7
KAKI KANAN 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
KAKI KIRI 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

6. Patofisiologi
Luka bakar disebabkan karena tranfer energi panas dari sebuah sumber energi ke
tubuh, panas menyebabkan kerusakan jaringan. Reaksi setempat, panans
menyebabkan kerusakan protein dan pembuluh darah. Terdapat tiga zona kerusakan
jaringan:
a. zona koagulasi
b. zona stasis
c. zona hypearemia
Kerusakan pada kulit berhubungan dengan:
1) suhu penyebab luka bakar
2) penyebab
3) lama terbakar
4) jaringan ikat yang terkena
5) lapisan dari struktur kulit yang terkena

Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh
kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas tinggi. Sel darah yang ada
didalamnya ikut rusak sehingga dapat menjadi anemia. Mengingat permeabilitas
menyebabkan udem dan menimbulkan bula dengan serta elektrolit. Hal itu
menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka
bakar menyebakan kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang berlebihan,
cairan masuk kebula yang terbentuk pada luka bakar derajat III dan pengeluaran
cairan dari keropeng luka bakar derajat III. Akibat luka bakar, fungsi kulit yang hilang
berakibat terjadi perubahan fisiologi, Diantaranya adalah
Hilang daya lindung terhadap infeksi
Cairan tubuh terbuang
Hilang kemampuan mengendalikan suhu
Kelenjar keringat dan uap
Banyak kehilangan reseptor sensori
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
sehingga air, natrium, klorida dan protein akan keluar dari sel dan menyebabkan
terjadinya edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan hemo
konsentrasi. Donna (1991) menyatakan bahwa kehilangan cairan tubuh pada pasien
luka bakar dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
Peningkatan mineralo kortikoid
Retensi air, natrium dan klorida
Ekskresi kalium
Peningkatan permeabilitas pembuluh darah ; keluarnya elektrolit dan protein
dari pembuluh darah.
Perbedaan tekan osmotik intra dan ekstrasel.
Kehilangan volume cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan
elektolit tubuh yang selanjutnya akan terlihat dari hasil laboratorium.
Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit tetapi juga
mempengaruhi sistem tubuh pasien. Seluruh sistem tubuh menunjukkan perubahan
reaksi fisiologis sebagai respon kompensasi terhadap luka bakar, yang luas (mayor)
tubuh tidak mampu lagi untuk mengkompensasi sehingga timbul berbagai macam
komplikasi
Burn shock (syok hipovolemik) atau shock luka bakar merupakan komplikasi
yang sering dialami pasien dengan luka bakar luas karena hipovolemik yang tidak
segera diatasi.

7. Komplikasi
a. kelainan pada pernafasan akibat hisapan
b. infeksi, insiden infeksi meingkat sejalan dengan peningkatan luas luka bakar.
c. neurovaskular, terjadi karena luka bakar luas
d. pembentukan jaringan parut yang menyebabkan penurunan aliran darah

8. Indikasi Rawat Inap Luka Bakar


a. Luka bakar grade II:
Dewasa > 20%
Anak/orang tua > 15%
b. Luka bakar grade III.
c. Luka bakar dengan komplikasi: jantung, otak dll
9. Penanganan Kegawatan Pada Luka Bakar
Penanganan kegawatan pada korban dengan luka bakar diantaranya :
a. Nilai keamanan tempat kejadian dan keselamatan diri penolong. Jika memang
dirasa tempat kejadian belum aman, maka hendaknya penolong tidak memaksakan
diri untuk memberikan pertolongan.
b. Buka pakaian dan perhiasan korban. Perhiasan yang mengandung logam akan
menjadi konduktor panas. Untuk mencegah perluasan area yang terbakar, maka
perhiasan korban hendaknya dilepas.
c. Hentikan proses luka bakarnya. Alirkan air dingin pada bagian yang terbakar. Bila
bahan kimia alirkan selama 20 menit. Jika luka bakar akibat bahan kimia yang
sifatnya serbuk, maka bersihkan dulu serbuk yang ada di tubuh pasien sebelum
dilakukan penyiraman.
d. Lakukan penilaian Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure pada
korban. Pada korban luka bakar pada area wajah, maupun korban dengan inhalasi
uap panas, maka perlu kita waspadai adanya oedema laring yang ditandai dengan
suara stridor saat klien bernapas. Selain itu tanda bulu hidung yang terbakar, ludah
yang mengandung karbon merupakan salah satu tanda bahwa korban mengalami
inhalasi uap panas.
e. Berikan oksigen jika ada. Berikan resusitasi napas jika perlu. Pada luka bakar
akibat listrik, biasanya pasien akan mengalami henti napas atau bahkan henti
jantung. Cara yang bisa kita lakukan untuk memberikan pertolongan adalah
dengan memberikan bantuan napas, atau kalau pasien sampai henti jantung maka
dapat dilakukan RJP (Resusitasi jantung paru).
f. Jangan menusuk atau memecah lepuh pada area yang mengalami luka bakar
karena hal itu dapat menyebabkan infeksi.
g. Segera rujuk ke pelayanan kesehatan terdekat.

Anda mungkin juga menyukai