Anda di halaman 1dari 9

BAB l

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu gizi merupakan salah satu disiplin ilmu yang sudah diakui, meskipun masih dianggap sebagai
bagian dari rumpun ilmu kesehatan masyarakat. Ilmu gizi mula-mula hanya mencakup ruang lingkup yang
sangat sempit, tetapi dalam perkembanganya melebar meliputi suatu kawasan yang luas.

Karna ruang lingkupnya yang luas, bila dikaji pengertian ilmu gizi secara lebih mendalam, ilmu gizi erat kaitan
dengan ilmu-ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, biologi, molecular dan
kedokteran.

Ilmu gizi mempunyai konsep dasar yang berbeda dengan disiplin ilmu yang lain. Pengertian dari konsep dasar
itu sendiri adalah merupakan suatu dasar, ide atau bentuk dasar dari sesuatu. Konsep dasar ilmu gizi meliputi
tentang gizi, dan ilmu gizi, zat-zat gizi apa yang biasa terkandung dalam makanan, berbagai cara pengolahan
pangan muali dari penyediaanya, distribusi, konsumsi makanan dan penggunaanya, bahan-bahan makanan yang
biasa kita konsumsi, dan keterkaitan konsumsi makanan dengan status gizi yang dimiliki oleh setiap orang yang
berbeda-beda

Didalam ilmu gizi terdapat dua komponen penting yang menjadi pusat perhatian, ialah makanan dan
kesehatan tubuh. Makanan mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsi
optimalnya, zat gizi itu bias berupa zat gizi makro dan zat gizi mikro. Sedangkan kesehatan tubuh bias dilihat
dari status gizi yang dibedakan menjadi gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ilmu gizi dan zat gizi ?

2. Bagaimana sejarah ilmu gizi ?

3. Apa kebutuhan gizi yang berkaitan dengan proses tubuh ?

4. Apa saja ruang lingkup ilmu gizi ?

5. Apa saja akibat gizi kurang dan gizi lebih pada proses tubuh ?

6. Apa saja pengelompokan ilmu gizi ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian ilmu gizi dan zat gizi

2. Untuk mengetahui sejarah ilmu gizi

3. Untuk mengetahui kebutuhan gizi yang berkaitan dengan proses tubuh

4. Untuk mengetahui ruang lingkup ilmu gizi

5. Untuk mengetahui akibat kurang gizi dan gizi lebih pada proses tubuh

6. Untuk mengetahui pengelompokan dalm ilmu gizi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu Gizi

Ilmu gizi (nutrition science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam
hubunganya dengan kesehatan optimal. Kata “Gizi” berasal dari bahasa arab yaitu “Ghidzah” yang berarti
“makanan”. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan sisi lain dengan tubuh manusia.

Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme
melalui proses digesti, absorbs, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zatyang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi. Sedangkan ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari zat-zat
pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap
sampai dimanfaatkan tubuh serta dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup
manusia serta faktor yang mempengaruhinya.

Pengertian ilmu gizi menurut para ahli :

1. ilmu gizi merupakan ilmu terapan yang mempengaruhi berbagai disiplin ilmu dasar, seperti biokimia,
biologi, ilmu hayati (fisiologi), ilmu penyakit (pathologi) dan beberapa lagi.(Achmad 2010).

2. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari makanan dalam hubunganya dengan kesejahtraan tubuh
meliputi kebutuhan makanan, nilai makanan, pemeliharaan makanan untuk golongan usia dan aktivitas
tertentu. (Vrause)

3. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang pemberian makanan kepada tubuh setepat-tepatnya
untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan (Yean Bogert).

4. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang tubuh yang terdiri dari jenis, jumlah dan materi yang
harus dicukupi dalam makanan sehari-hari, guna pemeliharaan sel-sel tubuh. (Eva D. Wilson)

5. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubunganya denagn
kesehatan optimal. ( Sunita Almastier)

Adapun zat gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
menghasilkan enegi membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.

3
B. Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi

Pada waktu zaman purba manusia sudah mulai mengenal akan pentingnya kehidupan. Ini dibuktikan
dengan anggapan mereka akan pentingnya makanan. Pada saat itu anggapan tersebut bersifat tabu karena di
sertai dengan unsur-unsur magis dan mereka percaya bahwa makana yang dimakan dapat menyembuhkan
penyakitnya. Kemudian perkembangan gizi sebagai salah satu cabang ilmu dikemukakan oleh Todhunter
dengan bertitik tolak dari fungsi makanan bagi kehidupan. Secara formal, gizi sebagai bagian ilmu mungkin
berkembangnya dimulai dari tulisan Hipocrates (460-360 sm) yang menyatakan bahwa pada intinya makanan
yang sebenarnya telah kita makan adalah penyedia unsur pabnas yang sangat dibutuhkan manusia atau dengan
kata lain makanan sebagai panan yang dibutuhkan manusia.

Aristoteles (384-322 sm), bapak ilmu gizi dunia yang menuliskan tentang proses fisiologis zat gizi dan
mengenai penggunaan energy makanan oleh tubuh manusia, serta dampak negative dari konsumsi zat gizi yang
berlebihan. Kemudian pada 129-199 M, Galen menyatakan tentang nutrisi dan proses integrasi dalam system
pencernaan yang meliputi proses absorbsi, distribusi, metabolisme asimilasi dan eksresi..

Diawal abad 20 disebutkan setidaknya ada empat tokoh di bidang gizi dari berbagai disiplin ilmu yang
membuka jalan penyusunan konsep gizi. Tokoh-Tokoh itu adalah Hopkin, FG. (1861-1947) dengan penelitian
kuantitatif pada tikus, Eijkman, C. (1858-1930) perintis penemuan vitamin, Mendel (1872-1935), dan Osborn
(1889-1929) yang keduanya meletakkan dasar analisis kuantitatif protein dan vitamin.

Di Indonesia, istilah gizi yang merupakan terjemahan “Nutrition” untuk pertama kalinya digunakan
sebagai istilah ilmiah oleh Soedjono D. Poesponegoro pada tahun 1952 dalam pidato pengukuhanya sebagai
guru besar di fakultas kedokteran UI. Istilah ilmu gizi sebagai terjemahan “Nutrition Scince” secara resmi
dipakai pada tahun 1995 bersamaan dengan masuknya ilmu gizi dalam kurikulum fakultas kedokteran UI. Pada
tahun 1958, poerwosoedarno dikukuhkan sebagai guru besar ilmu gizi, dan merupakan guru besar ilmu gizi
pertama di Indonesia beliau saat ini dikenal sebagai bapak gizi Indonesia.

C. Kebutuhan Gizi Berkaitan dengan Proses Tubuh

Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat
gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari makanan. Ada tiga fungsi zat
gizi dalam tubuh.

4
1. Memberi Energi

Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini
menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk ikatan
organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak
dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat
pembakar.

2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh

Protein, mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel
baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat tersebut dinamakan zat
pembangun.

3. Mengatur Proses Tubuh

Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air didalam
sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai
penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral
dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta
banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan suhu
tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ekskresi dan lain-lain proses tubuh. Dalam fungsi mengatur
proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur.

D. Ruang Lingkup Gizi

Perhatian ilmu gizi dimulai dari cara produksi pangan (agronomi dan peternakan) perubahan-perubahan
yang terjadi pada tahap pascapanen dari mulai penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi
makanan, dan cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan sehat dan sakit. Oleh karena itu, ilmu
gizi sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal,
biologi molecular dan kedokteran. Karena konsumsi makanan dipengaruhi oleh kebiasaan makan, perilaku
makan, dan keadaan ekonomi maka ilmu gizi juga berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial seperti antropologi,
sosiologi, psikologi, dan ekonomi.

5
E. Pengelompokkan Zat Gizi

Zat gizi digolongkan ke dalam 6 kelompok utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral,
dan air. Penggolongan lain mengelompokkan menjadi zat gizi makro dan mikro. Zat gizi juga dapat
digolongkan menjadi esensial dan tidak esensial. Fungsi umum zat gizi di dalam tubuh adalah :

1) Sumber energi.

2) Pertumbuhan dan mempertahankan jaringan-jaringan tubuh.

3) Mengatur proses metabolisme di dalam tubuh.

F. Akibat Gizi Kurang pada proses tubuh

Akibat Gizi Kurang pada proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi yang kurang.Kekurangan gizi secara umum
(makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas ) menyebabkan ganguaan pada proses-proses :

a) Terhambatnya Pertumbuhan

protein digunakan sebagai zat pembakar,sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok.Anak-
anak yang berasal dari tingkat social ekonomi yang menengah keatas rata-rata lebih tinggi daripada anak-anak
yang berasal dari tingkat social ekonomi rendah.

b) Kekurangan Produksi Tenaga

Kekurangan energi berasal dari makanan,menyebabkan seseorang kekurangan tenaga untuk bergerak
,bekerja dan melakukan aktivitas.Orang menjadi malas,merasa lemah,dan produktivitas kerja menurun.

c) Pertahanan Tubuh menurun

Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun.Sistem imunisasi dan antibodi berkurang,sehingga
orang mudah terserang infeksi seperti pilek,batuk dan diare.Pada anak-anak hal ini dapat menyebabkan
kematiaan.

d) Terganggunya Sturktur dan Fungsi Otak

Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh pada perkembangan mental,dengan demikiaan kemampuaan
berfikir.Otak mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun.Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya
fungsi otak secara permanen.

6
e) Prilaku yang tidak tenang

Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan prilaku yang tidak tenang.Mudah
tersinggung,cengeng dan apatis.Dari keterangan tersebut tampak,bahwa gizi yang baik merupakan modal bagi
pengembangan sumber daya manusia.

G. Akibat Gizi Lebih pada Proses Tubuh

Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas.Kelebihan energy yang dikonsumsi disimpan di
dalam jaringan dalam bentuk lemak.Kegemukkan merupakan salah satu faktor risiko dalam terjadinya berbagai
penyakit degenerative,seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi,penyakit-penyakit diabetes,jantung
koroner,hati,dan kantung empedu.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep dasar ilmu gizi mempelajari tentang zat gizi, makanan, pangan, bahan makanan, dan status gizi.

Sejarah dan perkembangan konsep ilmu gizi dari zaman ke zaman semakin berkembang dan mengalami
kemajuan.

Fungsi gizi adalah untuk memberi energy serta pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh juga
mengatur proses tubuh.

B. SARAN

Untuk mencegah terjadinya penyakit kekurangan gizi , maka kita harus menjaga kesehatan dengan cara
meningkatkan status gizi lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai