Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah Swt berkat limpahan karunia, rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang “Konsep
dan Perspektif keperawatan Medical Bedah” dengan baik dan lancar. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi membuat kebutuhan akan Keperawatan Medical Bedah semakin
meningkat. Penulis mengharapkan kritik dan saran para pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca dalam pengembangan diri.

Pekanbaru, 02 Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan Medical Bedah ....................................................... 3


B. Pelayanan Profesional Keperawatan Medical Bedah..................................... 4
C. Berdasarkan Ilmu Pengetahuan ...................................................................... 5
D. Menggunakan Scientific metode .................................................................... 6
E. Berlandaskan Etika Keperawatan....................................................................6
F. Peran dan Fungsi Perawat .............................................................................. 6
G. Lingkup Praktek Keperawatan Medical Bedah ............................................ 7
H. Komponen Keperawatan Medical Bedah ...................................................... 8
I. Tren dan Issu Keperawatan Medical Bedah .................................................. 8
BAB III PENUTUP

A. Simpulan ....................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang “Keperawatan medical bedah”.
Yang diberikan dalam bentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif
ditujukan pada orang dewasa dengan atau yang cenderung mengalami gangguan
fisiologi dengan atau tanpa gangguan struktur akibat trauma. Kita semua tahu kesehatan
sangat bermanfaat bagi semua orang dan merupakan modal dasar setiap manusia untuk
melaksanakan segala kegiatan secara baik dan optimal.
Menurut Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)
kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan social kesejahteraan dan
bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”.Kesehatan merupakan keadaan
sejahtera pada diri manusia yang meliputi aspek badan (raga) jiwa dan keadaan social.
Sehingga manusia dapat hidup dengan produktif secara ekonomi dan sosial
(Menkes,2002).

Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya.


Sebagai wujud kepedulian dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia, baik dalam
tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuan maka
keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya setiap saat. Keperawatan medical bedah sebagai cabang ilmu keperawatan
juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat
kesehatan. Variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan (Aulawi,2014).

Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan
isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. Kebanyakan dari para
perawat belum mengetahui dan mengaplikasikan hal-hal yang harus di lakukan dalam
keperawatan medical bedah, selain itu penyusunan makalah ini sebagai wujud tugas mata
kuliah Etika Keperawatan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan perspektif keperawatan medical bedah?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Diketahuinya informasi mendalam tentang keperawatan medical bedah sebagai
pembelajaran.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan medical bedah
2. Untuk mengertahui asuhan keperawatan medical bedah
3. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat
4. Untuk mengetahui lingkup praktek keperawatan medical bedah
5. Untuk mengetahui komponen keperawatan medical bedah
6. Untuk mengetahui trend an issu keperawatan medical bedah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan Medical Bedah


Keperawatan medical bedah adalah pelayanan profesional yang didasarkan ilmu
dan teknik Keperawatan Medikal Bedah berbentuk pelayanan bio-psiko-sosios-
spiritual, peran utama perawat adalah memberikan asuhan keperawatan kepada
manusia sebagai objek utama pengkajian filsafat ilmu keperawatan yang
komprehensif ditujukan pada orang dewasa yang cenderung mengalami gangguan
fisiologi atau tanpa gangguan struktur akibat trauma (Djuantoro,2011).

Keperawatan medical bedah merupakan bagian dari keperawatan, dimana


keperawatan itu sendiri adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang
komrihensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Sjamsuhidajat,2010).

Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan dengan alasan


kelemahan fisik, mental, masalah psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan
ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat
gangguan patofisiologis (Wilkinson,2007).

Pengertian keperawatan medical bedah menurut Nanda(2012) mengandung 3


hal ialah :

1. Mengembangkan diri secara terus-menerus untuk meningkatkan


kemampuan profesional dalam medical bedah dengan cara:
a. Menerapkan konsep-konsep keperawatan dalam
melaksanakan kegiatan keperawatan.

3
b. Melaksanakan kegiatan keperawatan dalam menggunakan
pendekatan ilmiah.
c. Berperan sebagai pembaru dalam setiap kegiatan keperawatan
pada berbagai tatanan pelayanan keperawatan.
d. Mengikuti perkembangan IPTEK secara terus-menerus
melalui kegiatan yang menunjang.
e. Mengembangkan IPTEK keperawatan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu.
f. Berperan aktif dalam setiap kegiatan ilmiah yang relevan
dengan keperawatan.
2. Melaksanakan kegiatan penelitian rangka pengembangan ilmu
keperawatan medical bedah dengan cara:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dengan menganalisis,
menyintesis informasi yang relevan dari berbagai sumber dan
memerhatikan perspektif lintas budaya.
b. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam bidang
keperawatan medical bedah.
c. Menerapkan prinsip dan teknik penalaran yang tepat dalam
berpikir secara logis, kritis, dan mandiri.
3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif,
terbuka untuk menerima perubahan, dan berorientasi pada masa
depan dengan cara:
a. Menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya
untuk membantu menyelesaikan masalah masyarakat yang
terkait dengan keperawatan medical bedah.
b. Membantu menigkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
memanfaatkan dan mengelola sumber yang tersedia.

B. Keperawatan medical bedah


Menurut Brunner(2002) keperawatan medical bedah dilakukan dengan :

4
1.Pelayanan Profesional

Seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien,


selalu memandang pasien secara holistic atau menyeluruh baik Bio-Psiko-Sosial-
Kultural-Spritual.Dalam setiap tindakan, perawat dituntut untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional sesuai dengan standarisasi profesi
keperawatan.

Pelayanan ini diberikan oleh seorang perawat yang berkompetensi dan telah
menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan pada jenjang yang lebih tinggi.
Dalam hal ini perawat harus bersikap Acceptance, Sensitif, Empati, dan trust
kepada klien. Selain itu perawat harus memahami dan mengaplikasikan prinsip-
prinsip moral dalam praktek keperawatan antara lain :

a. Autonomy
b. Beneficience
c. Justice
d. Fidelity (setia)
e. Veracity (kejujuran)
f. Avoiding killing

2.Berdasarkan Ilmu Pengetahuan

Perawat dalam melaksanakan tugasnya sudah melalui jenjang pendidikan


formal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.Ilmu pengetahuan terus berubah
dari waktu kewaktu (dinamis), sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan terbaru.

Dasar pengetahuan yang harus dimiliki perawat professional antara lain :

a. Konsep sehat-sakit.
b. Konsep manusia dan kebutuhan dasar manusia.
c. Patofisiologi penyakit.
d. Konsep stress-adaptasi.

5
e. Tugas perkembangan usia dewasa.
f. Proses keperawatan dan penerapannya.
g. Komunikasi terapeutik.
h. Konsep kolaborasi dan menajemen keperawatan.

3. Menggunakan Scientific Metode

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui tahap-tahap dalam


proses keperawatan berdasarkan pendekatan ilmiah. Dengan menggunakan
standarisasi asuhan keperawatan yang ada.

4. Berlandaskan Etika Keperawatan

Perawat dalam melaksanakan tugasnya, dituntut untuk dapat menerapkan


asas etika keperawatan yang ada, meliputi asas Autonomy (menghargai hak
pasien atau kebebasan pasien), Beneficience (menguntungkan bagi pasien),
Veracity (kejujuran), Justice (keadilan).

Fungsi kode etik keperawatan antara lain :

a. Memberi dasar dalam mengatur hubungan perawat, klien, tenaga kesehatan lain,
masyarakat dan professi keperawatan.
b. Memberi dasar dalam menilai tindakan keperawatan.
c. Memberi dasar dalam membuat kurikulum pendidikan keperawatan.

Kode etik keperawatan di indoesia :

a. Tanggung jawab perawat terhadap klien (individu, keluarga dan masyarakat).


b. Tanggung jawab perawat terhadap tugas.
c. Tanggung jawab perawat terhadap sesama.
d. Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan.
e. Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air.

C. Peran dan Fungsi Perawat

6
Peran dan fungsi perawat khususnya dirumah sakit adalah memberikan
pelayanan atau asuhan keperawatan melalui berbagai proses atau tahapan yang
harus dilakukan baik secara langsung maupun secara tidak langsung kepada
pasien. Tahapan yang dilakukan tentunya berdasarkan standar yang diakui oleh
pemerintah maupun profesi perawat. Salah satu bagian yang berperan penting
dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan dirumah sakit merupakan komponen terbesar dari sistem
pelayanan kesehatan yang terintegrasi.
Pelayanan keperawatan merupakan proses kegiatan natural an berurutan
yang dilakukan oleh perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Pelayanan diberikan karna adanya keterbatasan atau kelemahan fisik dan mental.
Keteratasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Kegiatan keperawatan
dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan kesehatan dengan penekanan upaya
pelayanan kesehatan sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi
keperawatan sehingga memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan
hidup sehat. Tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan sering berinteraksi dengan klien adalah
perawat (Aulawi,2014).

D. Lingkup Praktek Keperawatan Medical Bedah


Lingkup praktek keperawatan medical bedah merupakan bentuk asuhan
keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah
nyata atau terprediksi mengalami gangguan baik karena adanya penyakit, trauma atau
kecacatan. Lingkup keperawatan menurut Brunner(2002) adalah :
1. Lingkup masalah penelitian pengembangan konsep dan teori keperawatan
masalah penelitian difokuskan pada kajian teori-teori yang sudah ada dalam
upaya meyakinkan masyarakat bahwa keperawatan adalah suatu ilmu yang
berbeda dari ilmu profesi kesehatan lain serta kesesuaian penerapan ilmu
tersebut dalam bidang keperawatan.

7
2. Lingkup masalah penelitian kebutuhan dasar manusia meliputi identifikasi
sebab dan upaya untuk memenuhi kebutuhan.
3. Lingkup masalah penelitian pendidikan keperawatan.
4. Lingkup masalah penelitian manajemen keperawatan.
a. Model asuhan keperawatan medical bedah
b. Peran kinerja perawat
c. Model sistem pencatatan dan pelaporan.
5. Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan medical bedah difokuskan pada
asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. Topic masalah
didasarkan pada gangguan sistem tubuh yang umum terjadi pada klien
dewasa. Ilmu keperawatan medical bedah menurut Brunner(2002) :
a. Sistem kekebalan tubuh
b. Sistem respirasi dan oksigensi
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem persyarafan.
E. Komponen Keperawatan Medical Bedah
ada 5 objek utama dalam ilmu keperawatan menurut Brunner(2002) antara lain :
1. Manusia
2. Keperawatan
3. Konsep sehat sakit
4. Konsep lingkungan
5. Aplikasi pada asuhan keperawatan antara lain
a. Pengkajian
b. Perumusan diagnosis keperawatan
c. Intervensi keperawatan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi

F. Tren dan Issu Keperawatan Medical Bedah


Menurut Djuantoro (2011) trend an issu keperawatan medical bedah yaitu :

8
1. Tren KMB
a. Peluang riset keperawatan di masa depan.
Tentang riset keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat, khususnya dosen
keperawatan menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hampir 90%
perawat didaerah jawa tidak melaksanakan riset dalam perannya. Mereka
menyadari dan menerima bahwa riset adalah bagian dari perannya tetapi juga
ada pertanyaan “whether researche is a nurse primary responsibility pr not,
all nurses should also involve in nursing research?”.
b. Lokasi tempat kerja
Menariknya dari 4 hambatan yang penulis tanyakan (biaya, waktu, keahlian,
dan kebijaksanaan), jawaban responden sangat bervariasi dan adanya suatu
korelasi yang kuat antarvariabel. Misalnya mereka yang bekerja di Jakarta
mengatakan bahwa anggaran untuk riset dapat diperoleh dengan mudah,
sebaliknya yang bekerja di luar Jakarta mengalami kesulitan. Hal ini tidak
terlepas dari kemampuan (keahlian) perawat yang bekerja di Jakarta lebih baik
karena mereka rata-rata memiliki pendidikan D3 dan S1 kesehatan
masyarakat, sehingga proposal yang ditulis lebih bisa diterima oleh pemberi
dana. Di samping itu juga karena factor kesempatan dan informasi yang cepat
bagi perawat Jakarta.
c. Keahlian perawat dalam riset
Perawat yang bekerja di luar Jakarta sebagian besar mereka berbasis
pendidikan D3 keperawatan hamper 95% mengalami masalah tentang
keterampilan atau keahlian penulisan proposal atau pelaksanaan penelitian.
Keadaan ini diperparah dengan tidak adanya suatu lembaga yang menangani
riset keperawatan dalam organisasi pelayanan kesehatan.
d. Waktu pelaksanaan terbatas
Perawat pendidik mempunyai tugas yang sangat besar dalam pembelajaran di
kelas dan di klinik serta kegiatan-kegiatan non pembelajaran, misalnya
administrasi, oleh karna itu perawat habis untuk kegiatan tersebut.
e. Topic riset keperawatan yang tidak sesuai

9
Berdasarkan hasil kajian penulis, banyak perawat yang belum memahami
tentang lingkup riset keperawatan. Topic-topik yang dipilih lebih bersifat
kesehatan secara umum, sehingga hasil yang didapatkan kurang memberikan
kontribusi yang bermakna untuk diaplikasikan dalam praktik keperawatan.

2. Issu keperawatan medical bedah


Issu keperawatan medical bedah menurut Djuantoro (2011)
a. Antithetical terhadap perkembangan ilmu keperawatan
Karena rendahnya dasar pendidikan profesi dan belum dilaksanakannya
pendidikan keperawatan secara profesional, maka perawat lebih cenderung
untuk melaksanakan perannya secara rutin dan menunggu perintah dari
dokter. Mereka cenderung untuk menolak terhadap perubahan ataupun sesuatu
yang baru dalam melaksanakan perannya secara profesional.
b. Rendahnya rasa percaya diri/harga diri (low self-confidenceself)
Banyak perawat yang tidak melihat dirinya sebagai sumber informasi dari
klien. Perasaan rendah diri/kurang percaya diri tersebut timbul karena
rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kurang memadai
serta sistem pelayanan kesehatan Indonesia yang menempatkan perawat
sebagai warga Negara kelas dua. Sigma inilah yang membuat perawat
dipandang tidak cukup memiliki kemampuan yang memadai dan kewenangan
dalam pengambilan keputusan di bidang pelayanan kesehatan.
c. Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset keperawatan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, lebih dari 90%
perawat tidak melaksanakan perannya dalam melaksanakan riset. Hal ini lebih
disebabkan oleh pengetahuan/keterampilan riset yang sangat kurang,
keterbatasan waktu, tidak adanya anggaran karena kebijakan yang kurang
mendukung pelaksanaan riset. Baru pada tahun 2000-an, pusdiknakes
memberikan kesempatan kepada para perawat untuk melaksanakan riset,
itupun hasilnya memberi masih dipertanyakan karena banyak hasil yang ada
lebih mengarah pada riset kesehatan secara umum. Riset tentang keperawatan
hamper belum tersentuh. Factor lain yang sebenarnya sangat memprihatinkan

10
adalah tugas akhir yang diberikan kepada mahasiswa keperawatan bukan
langkah-langkah riset secara ilmiah, tetapi lebih menekankan pada laporan
kasus per kasus.
d. Pendidikan keperawatan hanya difokuskan pada pelayanan kesehatan yang
sempit
Pembinaan keperawatan dirasakan kurang memenuhi sasaran dalam
memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan keperawatan dianggap
suatu objek untuk kepentingan tertentu dan tidak dikelola secara professional.
e. Rendahnya standar gaji bagi perawat
Gaji perawat khususnya yang bekerja di instansi pemerintah dirasakan sangat
rendah bila dibandingkan dengan Negara lain, baik asia ataupun amerika.
Keadaan ini berdampak terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang profesional.
f. Sangat minimnya perawat yang menduduki pimpinan di instansi kesehatan
Masalah ini sangat krusial bagi pengembangan profesi keperawatan, karna
sistem sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang baik. Hal ini
tentunya akan mempengaruhi perkembangan keperawatan di Indonesia,
karena dampaknya semua kebijakan yang ada biasanya kurang berpihak
terhadap kebutuhan keperawatan.

11
BAB III

PENUTUPAN

A. Simpulan
Keperawatan medical bedah adalah pelayanan profesional yang didasarkan ilmu
dan teknik keperawatan medical bedah berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual
yang komprehensif ditujukan pada orang dewasa atau yang cenderung mengalami
gangguan fisiologi dengan atau tanpa gangguan struktur akibat trauma.Dimana
keperawatan medical bedah dilakukan dengan pelayanan profesional, berdasarkan
ilmu pengetahuan, menggunakan scientific metode, dan berlandaskan etika
keperawatan.
Peran dan fungsi perawat khususnya dirumah sakit adalah memberikan pelayanan
atau asuhan keperawatan melalui berbagai proses atau tahapan yang harus dilakukan
baik secara langsung maupun secara tidak langsung kepada pasien. Tahapan yang
dilakukan tentunya berdasarkan standar yang diakui oleh pemerintah maupun profesi
perawat. Salah satu bagian yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan.
Lingkup praktek keperawatan medical bedah merupakan bentuk asuhan
keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah
nyata atau terprediksi mengalami gangguan baik karena adanya penyakit, trauma atau
kecacatan
.Ada 5 objek utama dalam ilmu keperawatan menurut Brunner(2002) antara lain
Manusia, Keperawatan, Konsep sehat sakit, Konsep lingkungan, Aplikasi pada
asuhan keperawatan.
Banyak perawat yang tidak melihat dirinya sebagai sumber informasi dari klien.
Perasaan rendah diri/kurang percaya diri tersebut timbul karena rendahnya
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kurang memadai serta sistem

12
pelayanan kesehatan Indonesia yang menempatkan perawat sebagai warga Negara
kelas dua.

B. Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap keperawatan
medical bedah di Indonesia sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan
keperawatan.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karna itu penulis meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Menkes. (2002). Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan&Undang-undang


No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran”, Visi Media
Aulawi, K. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Yokyakarta: Rapha Publishing.
Djuantoro, Dwi. (2011). Case files: ilmu badah (Terjemahan). Edisi 3.Tangerang Selatan:
Karisma Publishing Group.
Sjamsuhidajat, R. dkk.(2010). Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 3. Jakarta: EGC
Wilkinson, J.M., (2007), Buku Saku Diagnosa Keperawatan NIC-NOC, Jakarta : EGC.
Nanda.(2012). Panduan Diagnosa Keperawatan (Terjemahan). Jakarta: EGC.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah, Edisi8., Jakarta: EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai