PENGKAJIAN
1.Pengkajian Menurut Dermawan & Rahayuningsih (2010), hal yang perlu di
kaji pada penderita hernia inguinalis adalah memiliki riwayat pekerjaan mengangkat beban berat, duduk
yang terlalu lama, terdapat benjolan pada bagian yang
sakit, nyeri tekan, klien merasa tidak nyaman karena nyeri pada perut.
a. Identitas pasien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan,
nama penanggung jawab, pekerjaan dll. Biasanya hernia Ditemukan 80 % pada pria dan prosentase yang
lebih besar pada pekerja berat.
b.Keluhan utama
Keluhan yang menonjol pada pasien hernia untuk datang ke rumah sakit adalahbiasanya pasien
datang dengan benjolan di tempat hernia, adanya rasa nyeri pada daerah benjolan
c.Riwayat penyakit sekarang
Diawali timbulnya/munculnya benjolan yang mula mula kecil dan hilang dengan istirahat,berlanjut
pada fase benjolan semakin membesar dan menetap,benjolan tidak hilang meskipun dengan
istirahat.Benjolan yang menetap semakin membesar oleh karena tekanan intra abdominal yang meningkat
mengakibatkan benjolan semakin membesar yang berakibat terjadinya jepitan oleh cincin hernia.
Biasanya klien yang mengalami nyeri.
Pada pengkajian nyeri (PQRST)
P: klien mengatakan ke rumah sakit dengan keluhan ada
benjolan pada bagian perut bawah yang di sebab kankarna ada bagian dinding abdomen yang
lemah.
Q: benjolan tersebut menimbulkan rasa nyeri di daerah bagian
bawah perut/ sesuai tempat terjadinya hernia, klien mengatakan rasa nyeri seperti di
tusuk – tusuk jarum.
R: nyeri tersebut sangat terasa di bagian perut bagian bawah.
S: skala nyeri 4-8.
T: nyeri terasa hebat saat di bawa beraktivitas dan nyeri berlangsung selama ± 3 menit ada gejala
mual-muntah bila telah ada komplikasi
d.Riwayat kesehatan keluarga
Secara patologi Hernia tidak diturunkan, tetapi perawat perlu menanyakan apakah penyakit ini
pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya sebagai faktor predisposisi di dalam rumah.
e.Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah sebelumnya klien pernah menderita
Hernia, keluhan pada masa kecil, hernia dari organ lain, dan penyakit lain yang memperberat
Hernia seperti diabetes mellitus. Biasanya Ditemukan adanya riwayat penyakit menahun seperti:
Penyakit Paru Obstruksi Kronik, dan Benigna Prostat Hiperplasia.
f.Riwayat pisikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi masalah dan bagaimana
motivasi kesembuhan dan cara klien menerima keadaannya. Biasanya pasien mengalami cemas,
dan penurunan rasa percaya diri.
g.Pola kebiasaan
1)Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol dan kebiasaan olahraga (lama
frekuensinya). Biasanya pada hernia reponibilis dan irreponibilis belum dijumpai adanya gangguan
dalam pemenuhan kebutuhan makan dan minum. Peristaltic usus biasanya lebih dari batas normal
(>10x/menit). Pada hernia inkarcerata dan strangulata dijumasi adanya gejala mual dan muntah
yang mengakibatkan terjadinya gangguan pemenuhan kebutuhan makan dan minum.
2)Pola Tidur dan Istirahat
Biasanya Pada hernia reponibilis dan irreponibilis tidak dijumpai gangguan pemenuhan kebutuhan
tidur. Namun pada hernia inkarcerata dan strangulata ditemukan adanya gejala berupa nyeri hebat
yang mengakibatkan gangguan pemenuhan istirahat tidur
3)Pola aktifitas
Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri akibat penonjolan hernia.
4)Pola hubungan dan peran
Dengan keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak bisa melakukan peran baik dalam
keluarganya dan dalam masyarakat. penderita mengalami emosi yang tidak stabil.
5)Pola kognitif
Penglihatan, perabaan serta pendengaran, kemampuan berfikir, mengingat masa lalu, orientasi
terhadap orang tua, waktu dan tempat.
6)Pola penanggulangan stress
Kebiasaan klien yang digunakan dalam mengatasi masalah.
h.Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik focus hernia yaitu pemeriksaan abdomen meliputi :
a)Inspeksi
Mengkaji tingkat kesadaran, perhatikan ada tidaknya benjolan, awasi tanda infeksi( merah,
bengkak,panas,nyeri, berubah bentuk)
b)Auskultasi
Bising usus jumlahnya melebihi batas normal >12 karena ada mual dan pasien tidak nafsu
makan, bunyi nafas vesikuler, bunyi jantung sonor.
c)Perkusi Kembung pada daerah perut, terjadi distensi abdomen
d)Palpasi Turgor kulit elastis, palpasi daerah benjolan biasanya terdapat nyeri
ANALISA DATA
Terjadinya
penyumbatan
Terbentuknya
benjolan lunak
\
dilipatan paha
dibawah ligamentum
inguinal. Di vena
femoralis dan lateral
tuberkulum pubikum
Hernia femoralis
Berupa massa di
lipatan paha
Dipalpasi untuk
pemeriksaan,
melakukan kegiatan
yang meningkatkan
tekanan
intraabdomen seperti
saat mengangkat
barang atau batuk
Nyeri akut
2. DS:
Abdomen terasa tegang Riwayat pembedahan Disfungsi motilitas
Nyeri abdomen abdomen, obesitas,proses gastrointestinal
perkembangan yang lama
DO:
Terjadi perubahan bising
usus
Distensi abdomen
Ansietas Otot dinding abdomen
tipis atau mengalami
kelemahan
obstipasi
Disfungsi motilitas
gastrointestinal
DO:
-Tidak mampu
mengidentifikasi kebutuhan Otot dinding abdomen
nutrisi tipis atau mengalami
-Asupan nutrisi tidak
adekuat
kelemahan
-Berat badan menurun
Kembung
Anoreksia
Intake menurun
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi (distensi abdomen) ditandai dengan nyeri
pada bagian perut, nyeri yang dirasa seperti tusuk, skala nyeri 4-6, klien tampak melindungi
daerah abdomen yang terasa sakit,klien tampak menyeringai menahan sakit, distensi abdomen,
nyeri tekan, denyut nadi meningkat, pernafasan menurun, tekanan darah meningkat, suhu
meningkat.
Intervensi
5.Agar
membantu
memenuhi
kebutuhan nutrisi
px perharinya
6.Untuk
mengetahui
keadaan umum
px
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1.Jelaskan kepada px 1. Agar px dan
nutrisi kurang dari asuhan keperawatan dan keluarga tentang keluarga
kebutuhan tubuh selama 2x24jam ketidakseimbangan mengerti dan
berhubungan dengan diharapkan nutrisi kurang dari mendapat
ketidakmampuan ketidakseimbangan kebutuhan tubuh pelayanan sesuai
mengabsorbsi nutrisi kurang dari dengan etik
nutrien yang kebutuhan tubuh dapar 2. Kaji status nutrisi keperawatan
ditandai dengan teratasi dengan kriteria
pasien
tidak nafsu makan, hasil:
badan lemas, mual 1. Nutrisi dapat 2. Pengkajian
dan muntah, tidak terabsorbsi 3.Jaga kebersihan
mulut, anjurkan untuk penting
mampu dengan baik
mengidentifikasi 2. Nafsu makan selalu melalukan oral dilakukan untuk
kebutuhan nutrisi, meningkat hygiene. mengetahui
asupan nutrisi tidak 3. Badan tidak status nutrisi
adekuat, berat badan lemas 4. Kolaborasi dengan pasien sehingga
menurun 4. Mampu ahli gizi untuk
mengidentifikasi dapat
pemberian nutrisi yang
nutrisi denfan sesuai dengan menentukan
baik kebutuhan pasien intervensi yang
5. Tidak mual dan diberikan.
muntah 5.Kaji frekuensi
6. Asupan nutrisi mual,durasi,tingkat 3.Mulut yang
adekuat keparahan, faktor
7. Berat badan bersih dapat
frekuensi,presiptasi
tidak menurun yang menyebabkan meningkatkan
mual. nafsu makan
5.Membantu
memilih
alternatif
pemenuhan
nutrisi yang
adekuat.
6.Antimietik
dapat digunakan
sebagai terapi
farmakologis
dalam
manajemen mual
dengan
menghambat
sekres asam
lambung.
7.Agar
mengetahui
keadaan umum
px.
Post Operasi
1. Pengkajian
B1 (Breath) : Pernapasan perlahan spontan, terjadi penyumbatan jalan nafas dengan secret
atau lendir.
B2(Blood) : Peningkatan tekanan darah dan denyut nadi bias terjadi karena proses
pembedahan(nyeri). Observasi vital sign setiap 15 menit diruang pemulihan
B3(Brain) : Pada saat pasca oprasi pasien perlahan disadarkan oleh petugas anestesi hingga
sadar penuh. Pada mulanya timbul demam ringan, yang semakin lama cenderung
meninggi.
B4(Bladder) : Buang air kecil tidak ada masalah
B5(Bowel) : Biasanya terjadi mual, dan muntah.
B6(Bone) : Kekuatan otot perlahan akan kembali normal.
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
DO:
Klien tampak melindungi Dilakukan
daerah bekas pembedahan yang tindakan
terasa sakit pembedahan
Klien tampak menyeringai
menahan sakit
Nyeri tekan
Denyut nadi meningkat
Pernafasan menurun
Tekanan darah meningkat
Suhu meningkat
Terputusnya
kontinuitas jaringan
Merangsang reseptor
jbad
Mengeluarkan zat
bradikinin, dsb
Merangsang talamus
Korteks sebri
Nyeri dipresepsikan
Nyeri akut
Nekrosis
Abses
Resiko Infeksi
Korteks serebri
DS :
3.
- Nyeri pada bekas operasi
- panas pada area post op
DO:
- Terganggu dengan luka post
op
DS :
4. DO :
- Adanya Perdarahan