Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Pengertian

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan diri, makan,
berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri (toileting)
(Keliat B. A, dkk, 2011).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri
diantaranya mandi, makan dan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, dan
toileting.

1.2 Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan tidak melakukan


diri seimbang diri tidak perawatan diri
seimbang

Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri

Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresor.

1.2 Faktor Predisposisi


o Perkembangan :
Keluarga yang terlalu melindungi dan memanjakan klien dapat menimbulkan
perkembangan inisiatif dan keterampilan.
o Biologis:
Beberapa penyakit kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri secara mandiri.
o Kemampuan realitas yang menurun:
Klien dengan gangguan jiwa mempunyai kemampuan realitas yang kurang,
sehingga menyebabkan ketidak pedulian dirinya terhadap lingkungan termasuk
perawatan diri.
o Faktor Sosial:
Kurang dukungan serta latihan kemampuan dari lingkungannya, menyebabkan
klien merasa tidak diperhatikan dan mempengaruhi kemampuan dalam perawatan
diri.
1.3 Faktor Presipitasi
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya atau
penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual, cemas, lelah / lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri. Sedangkan menurut Depkes tahun 2000 faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah body Image, praktik social, status sosial ekonomi, pengetahuan, budaya, kebiasaan
dan kondisi fisik.
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak perduli dengan dirinya. Pada anak
anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka,kemungkinan akan terjadi perubahan
pola personal hygiene.Personal hygiene memerlukan alat dan bahan, seperti sabun, sikat
gigi, shampoo dan alat mandi lainnya yang membutuhkan uang untuk menyediakannya.
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM yang harus menjaga
kebersihan kakinya. Pada factor Budaya, terdapat budaya di sebagian masyarakat tertentu
jika individu sakit tidak boleh dimandikan. Ada pula kebiasaan seseorang yang enggan
menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, missal sabun, shampoo, dll.
Sedangkan, untuk factor kondisi fisik, pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukan nya.

1.4 Macam-macam Deefisit Perawatan Diri


Menurut Nanda (2012),jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara
mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.
1.5 Data Fokus Yang Perlu Dikaji
o Fisik: Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, gigi kotor disertai mulut
bau, penampilan tidak rapi.
o Psikologis: Malas, tidak inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tidak berdaya,
rendah diri, dan merasa hina
o Sosial: Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berprilaku sesuai norma,
cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.

1.6 Pohon Masalah

Effect Gangguan pemeliharaan


Kesehatan (BAB/BAK,
mandi, makan, minum)

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Menurunnya motivasi dalam


Perawatan diri

Isolasi sosial : menarik diri


1.7 Rencana Keperawatan
1. Pengkajian
 Identitas klien: meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat lengkap, No. MR,
penanggung jawab
2. Alasan masuk
 Biasanya masalah yang dialami pasien yaitu senang menyendiri, tidak mau
banyak berbicara dengan orang lain, terlihat murung, tidak mau
memperhatikan kebersihan diri.
3. Faktor Predisposisi
 Perkembangan: Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
 Biologis: Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
 Kemampuan realitas menurun: klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.
 Sosial: Kurang dukungan dan latihan perawatan diri dari lingkungannya
sehingga mempengaruhi latihan dalam keperawatan diri.
4. Pemeriksaan Fisik
 Rambut: Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudah rontok,
keadaan rambut yang kusan, keadaan tekstur.
 Kepala: Adanya botak atau alopesia, ketombe, berkutu, dan kebersihan kepala.
 Mata: Periksa kebersihan mata, mata gatal, atau mata merah.
 Hidung: Lihat kebersihan hidung, membran mukosa.
 Mulut: Lihat keadaan mukosa mulut, kelembabannya, kebersihan.
 Gigi: Lihat adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan gigi
 Telinga: Lihat adakah kotoran, adakah lesi, adakah infeksi.
 Kulit: Lihat kebersihan, adakah lesi, warna kulit, teksturnya, pertumbuhan
bulu.
 Genetalia: Lihat kebersihan, keadaan kulit, keadaan lubang uretra, keadaan
skrotum, testis pada pria, cairan yang dikeluarkan
1.8 Analisa Data

N Data Masalah
O
1. Ds: Defisit perawatan diri
-Pasien mengatakan merasa lemah
-Pasien mengatakan malas untuk
beraktivitas
-Pasien merasa tidak berdaya

Do:
-Rambut kotor, acak-acakan
-Badan dan pakaian kotor dan bau
-Mulut dan gigi bau
-Kulit kusam dan kotor
-Kuku panjang dan tidak terawat

2. Ds: Penurunan kemampuan dan motivasi


-Pasien mengatakan saya tidak merawat diri
mampu mandi, tidak bias melakukan
apa-apa

Do:
-Pasien terlihat lebih kurang
memperhatikan kebersihan, halitosis,
badan bau, kulit kotor

3. Ds: Isolasi Sosial


-Pasien mengatakan saya tidak
mampu, tidak bias, tidak tahu apa-
apa,mengkritik diri sendiri,
mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri

Do:
-Pasien terlihat lebih suka sendiri,
bingung bila disuruh memilih
alternative tindakan,apatis,menolak
berhubungan,kurang memperhatikan
kebersihan

1.9 Masalah Keperawatan

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri


2. Isolasi social
3. Defisit perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

2.0 Rencana Tindakan Keperawatan

No Dx. Keperawatan Rencana Keperawatan

Tujuan Intervensi

1. Defisit perawatan Tujuan umum: Bina hubungan saling percaya


diri: kebersihan diri, dengan menggunakan prinsip
berdandan, makan, -Pasien tidak kemunikasi terapeutik:
BAB/BAK mengalami defisit
perawatan diri -Sapa pasien dengan ramah,baik
verbal maupun non verbal
Tujuan Khusus: -Perkenalkan diri dengan sopan
kepada pasien
-Pasien bisa membina -Tanyakan nama lengkap dan
hubungan saling nama panggilan yang disukai
percaya dengan pasien
perawat -Jelaskan tujuan pertemuan
-Jujur dan menepati janji
-Tunjukkan sikap empati dan
menerima pasien apa adanya
-Beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan dasar pasien

-Pasien mampu Melatih pasien cara-cara


melakukan kebersihan perawatan kebersihan diri:
diri secara mandiri -Menjelaskan pentingnya
menjaga kebersihan diri
-Menjelaskan alat-alat untuk
melakukan kebersihan diri
-Melatih pasien cara menjaga
kebersihan diri

-Pasien mampu Melatih pasien


melakukan berdandan/berhias:
berhias/berdandan -Berpakaian
secara baik -Menyisir rambut
-Bercukur, berhias
-Pasien mampu
melakukan makan Melatih pasien makan secara
dengan baik mandiri:
-Menjelaskan cara
mempersiapkan makan
-Menjelaskan cara makan yang
tertib
-Menjelaskan cara merapihkan
peralatan makan setelah makan
-Praktek makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik
-Pasien mampu
melakukan BAB/BAK Mengajarkan pasien melakukan
secara mandiri BAB/BAK secara mandiri:
-Menjelaskan BAB/BAK yang
sesuai
-Menjelaskan cara
membersihkan diri setelah BAB
dan BAK
-Menjelaskan cara
membersihkan tempat BAB dan
BAK

2.1 EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl Dx.Keperawatan Evaluasi

Defisit Perawatan S:
Diri: Mandi - Pasien mau menjawab salam dan mengatakan selamat
pagi, dan nama lengkap,  dan nama panggilan

- Pasien mengatakan lebih segar setelah mandi

O:
-Pasien mau berjabat tangan dengan perawat

-Pasien terlihat segar dan kulit bersih

A:
-Defisit perawatan diri mandi tercapai

P:
-Lanjutkan intervensi defisit perawatan diri
berhias/berdandan

S:
Defisit Perawatan
Diri: Berhias dan -Pasien mengatakan dapat melakukan berhias dan
berdandan berdandan secara mandiri

O:
-Pasien terlihat dapat memakai pakaiannya secara mandiri
dengan baik

-Pasien terlihat dapat berdandan seperti memakai bedak

A:
-Defisit perawatan diri berhias dan berdandan tercapai

P:
-Lanjutkan intervensi defisit perawatan diri makan

S:
Defisit Perawatan
Diri: Makan dan -Pasien mau menyebutkan manfaat makan dan minum dan
minum mengatakan dapat makan dan minum secara mandiri

O:
- Pasien mau bertatap mata dengan perawat
-Pasien terlihat makan dengan piring di meja makan dan
minum dengan gelas.

A:
-Defisit perawatan diri makan dan minum tercapai

P:
-Lanjutkan intervensi defisit perawatan diri toileting
BAB/BAK

S:
Defisit Perawatan
-Pasien dapat menyebutkan manfaat BAB dan BAK di
Diri: Toileting (BAB
dan BAK) toilet
-Pasien menyebutkan dan melakukan tata cara BAB dan
BAK yang baik dan benar.

O:
-Pasien terlihat melakukan BAB dan BAK di toilet
-Pasien dapat membersihkan diri setelah BAK / BAB

A:
-Defisit perawatan diri toileting BAB/BAK teratasi

P:
-Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.

Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.

Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN


(Basic Course).Yogyakarta: EGC.

Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2.


Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai