: Disusun oleh
RINDU YULIAN PUTRA
P 17420113027
A. DEFINISI
Ethmoiditis adalah infeksi dari sinus-sinus ethmoid yang berbentuk
seperti sarang lebah terdiri dari sel-sel udara yang berkumpul antara kavum
nasal dan orbita. Ethmoiditis akut biasanya timbul dari penyebaran infeksi dari
sinus-sinus lain. Ethmoiditis merupakan kasus yang jarang dan dapat terjadi
pada semua umur.
Dari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling penting karena
dapat merupakan fokus infeksi bagi sinus-sinus lainnya. Pada orang dewasa
bentuk sinus etmoid seperti piramid dengan dasarnya di bagian posterior.
Ukurannya dari anterior ke posterior 4-5 cm, tinggi 2.4 cm dan lebarnya 0.5
cm di bagian anterior dan 1.5 cm di bagian posterior
Sinus etmoid berongga-rongga, terdiri dari sel-sel yang menyerupai
sarang lebah, yang terdapat di dalam massa bagian lateral os etmoid, yang
terletak di antara konka media dan dinding medial orbita. Sel-sel ini
jumlahnya bervariasi. Berdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi menjadi
sinus etmoid anterior yang bermuara ke meatus media dan sinus etmoid
posterior bermuara ke di meatus superior. Sel-sel etmoid anterior biasanya
kecil-kecil dan banyak, letaknya di depan lempeng yang menghubungkan
bagian posterior konka media dengan dinding lateral (lamina basalis),
sedangkan sel-sel sinus etmoid posterior biasanya lebih besar dan sedikit
jumlahnya dan terletak di posterior dari lamina basalis
B. PATOFISIOLOGI
Inflamasi mukosa sinus saat influenza, yaitu edema mukosa dapat
menutup ostium sehingga terjadi gangguan drainage oleh mukosiliar.
Akumulasi secret dalam sinus merupakan media yang baik untuk
berkembangnya kuman sehingga timbul infeksi. Kompleks osteomeatal sangat
penting untuk drainase sinus-sinus ethmoid.
C. ETIOLOGI
Ethmoiditis sering merupakan komplikasi dari infeks saluran nafas atas
seperti influenza. Gangguan drainase karena sumbatan ostium dapat juga
terjadi menjadi penyebab seperti polip, benda asing, abnormalitas anatomi
Iritasi
Eksudat purulen
Nyeri
Produksi sekret meningkat
Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
Ingus bau
E. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan pasien yang lengkap yang menunjukkan
kemungkinan tanda dan gejala sakit kepala, sakit tenggorok, dan nyeri sekitar
mata dan kedua sisi hidung, kesulitan menelan, batuk, suara serak, demam,
hidung tersumbat, dan rasa tidak nyaman umum dan keletihan. Menetapkan
kapan gejala timbul, apa yang menjadi pencetusnya, apa jika ada yang dapat
menghilangkan dan meringankan gejala tersebut, dan apa yang memperburuk
gejala tersebut adalah bagian terpenting dari pengkajian. Juga
mengidentifikasi setiap riwayat alergi atau adanya penyakit yang tembul
bersamaan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan eksudat purulen
b. Nyeri berhubungan tekanan sinus meningkat
c. Ansietas berhubungan dengan tekanan sinus meningkat
3. Perencanaan Asuhan Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan eksudat
purulen
RASIONAL
TINDAKAN/INTERVENSI
sekret akan mudah dikeluarkan Encerkan sekresi yang
kental dan jaga sekresi agar
tetap basah
membantu mengencerkan lendir
Tingkatkan input cairan
memudahkan cairan yang dikeluarkan
Berikan posisi yang
nyaman saat irigasi sinus
F. REFERENSI
1. Diagnosa NANDA (NIC & NOC). 2013
2. Soetjipto D, Mangunkusumo E. Sinus Paranasal. Dalam: Soepardi EA,
Iskandar N (editor). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan
Kepala Leher. Edisi ke-5. Jakarta. Balai Penerbit FK UI, 2002; 120-4.
3. Efiaty, Nurbaiti, Jenny, Ratna. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorokkan Kepala dan Leher edisi ke-6. FKUI
4. Metson dan Mardon, 2006. Sinusitis dan Kualitas Hidup. Dalam Buku
Panduan The Harvard Medical School. Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia. Jakarta. hal: 1-11.
G. LAMPIRAN
1. Gambar
2. SOP
,SOP Menghisap Lendir
Pengertian Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut
TUJUAN
Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir,
mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas
: Prosedur persiapan alat
: Perangkat penghisap lendir meliputi
Mesin penghisap lendir .1
Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan .2
Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom) .3
Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang .4
Pinset anatomi untuk memegang slang .5
Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa .6
Sarung tangan .7
Bak instrumen .8
Kasa .9
Bengkok .10
:Persiapan pasien
Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk .1
; Bila pasien tidak sadar .2
a. Posisi miring
b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar
:Pelaksanaan
jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern .1
Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan .2
Perawat memakai sarung tangan .3
Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi .3
Slang dipasang pada mesin penghisap lendir .4
Mesin penghisap lendir dihidupkan .5
Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk .6
air bersih yang tersedia
tekan lidah dengan spatel .7
Hisap lendir pasien sampai selesai.Mesin/pesawat dimatikan .8
Bersihkan mulut pasien kasa .9
membersihakan slang dengan air dalam kom .10
Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia .11
Perawat cuci tangan .12