Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS


ETHMOIDITIS
DI RUANG BETA RUMAH SAKIT PANTIWILASA DR. CIPTO SEMARANG

: Disusun oleh
RINDU YULIAN PUTRA
P 17420113027

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMARANG
2013/2014

A. DEFINISI
Ethmoiditis adalah infeksi dari sinus-sinus ethmoid yang berbentuk
seperti sarang lebah terdiri dari sel-sel udara yang berkumpul antara kavum
nasal dan orbita. Ethmoiditis akut biasanya timbul dari penyebaran infeksi dari
sinus-sinus lain. Ethmoiditis merupakan kasus yang jarang dan dapat terjadi
pada semua umur.
Dari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling penting karena
dapat merupakan fokus infeksi bagi sinus-sinus lainnya. Pada orang dewasa
bentuk sinus etmoid seperti piramid dengan dasarnya di bagian posterior.
Ukurannya dari anterior ke posterior 4-5 cm, tinggi 2.4 cm dan lebarnya 0.5
cm di bagian anterior dan 1.5 cm di bagian posterior
Sinus etmoid berongga-rongga, terdiri dari sel-sel yang menyerupai
sarang lebah, yang terdapat di dalam massa bagian lateral os etmoid, yang
terletak di antara konka media dan dinding medial orbita. Sel-sel ini
jumlahnya bervariasi. Berdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi menjadi
sinus etmoid anterior yang bermuara ke meatus media dan sinus etmoid
posterior bermuara ke di meatus superior. Sel-sel etmoid anterior biasanya
kecil-kecil dan banyak, letaknya di depan lempeng yang menghubungkan
bagian posterior konka media dengan dinding lateral (lamina basalis),
sedangkan sel-sel sinus etmoid posterior biasanya lebih besar dan sedikit
jumlahnya dan terletak di posterior dari lamina basalis
B. PATOFISIOLOGI
Inflamasi mukosa sinus saat influenza, yaitu edema mukosa dapat
menutup ostium sehingga terjadi gangguan drainage oleh mukosiliar.
Akumulasi secret dalam sinus merupakan media yang baik untuk
berkembangnya kuman sehingga timbul infeksi. Kompleks osteomeatal sangat
penting untuk drainase sinus-sinus ethmoid.
C. ETIOLOGI
Ethmoiditis sering merupakan komplikasi dari infeks saluran nafas atas
seperti influenza. Gangguan drainase karena sumbatan ostium dapat juga
terjadi menjadi penyebab seperti polip, benda asing, abnormalitas anatomi

(seperti septum deviasi), tumor, imunokopromise, trauma, gangguan letak


saluran GIT, dan abnormalitas dari motilitas silia mukosa. Hal-hal tersebut
merupakan faktor resiko untuk terjadinya ethmoiditis. Infeksi pada gigi juga
dapat merupakan fokal infeksi dan menyebar terutama melalui pembuluh
darah.
Ethmoiditis akut sering terjadi karen bakteri. Yang banyak dilaporkan
adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus Staphylococcus lebih dari
50% penyebab sinusitis akut. Kuman lainnya termasuk Staphylococcus aures
dan Streptococcus pyogenes. Tapi setelah vaksin Streptococcus berubah. Pada
sinusitis kronis, kuman anaerob dapat ditemukan dan pada pasien dengan
imunokompromise infeksi pathogen jamur dan basil gram negatif sering
merupakan penyebabnya.
Ethmoiditis akut biasanya tidak terjadi tiba-tiba, kecuali yang
disebabkan oleh penyelaman atau berenang dimana air yang mengandung
bakteri atau virus pathogen langsung masuk ke struktur paranasal.
D. PATHWAY
Infeksi kuman

Kuman berkembang sampai


ke saluran pernafasan

Iritasi

Eksudat purulen

Tekanan pada sinus meningkat

Nyeri
Produksi sekret meningkat

Ketidakefektifan bersihan
jalan napas

Ingus bau

E. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan pasien yang lengkap yang menunjukkan
kemungkinan tanda dan gejala sakit kepala, sakit tenggorok, dan nyeri sekitar
mata dan kedua sisi hidung, kesulitan menelan, batuk, suara serak, demam,
hidung tersumbat, dan rasa tidak nyaman umum dan keletihan. Menetapkan
kapan gejala timbul, apa yang menjadi pencetusnya, apa jika ada yang dapat
menghilangkan dan meringankan gejala tersebut, dan apa yang memperburuk
gejala tersebut adalah bagian terpenting dari pengkajian. Juga
mengidentifikasi setiap riwayat alergi atau adanya penyakit yang tembul
bersamaan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan eksudat purulen
b. Nyeri berhubungan tekanan sinus meningkat
c. Ansietas berhubungan dengan tekanan sinus meningkat
3. Perencanaan Asuhan Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan eksudat
purulen
RASIONAL
TINDAKAN/INTERVENSI
sekret akan mudah dikeluarkan Encerkan sekresi yang
kental dan jaga sekresi agar
tetap basah
membantu mengencerkan lendir
Tingkatkan input cairan
memudahkan cairan yang dikeluarkan
Berikan posisi yang
nyaman saat irigasi sinus

b. Nyeri berhubungan dengan tekanan sinus meningkat


RASIONAL
TINDAKAN/INTERVENSI
mengetahui tingkat nyeri Kaji skala nyeri
mengetahui tindakan saat nyeri dating
Kaji koping terhadap
nyeri
menurunkan tingkat nyeri
Berikan posisi yang
nyaman
menurunkan tingkat nyeri
Kolaborasi pemberian
obat analgetik

c. Ansietas berhubungan dengan teknanan sinus meningkat


RASIONAL
TINDAKAN/INTERVENSI
mengetahui tingkat kecemasan Kaji tingkat cemas
pasien dapat mengetahui penyakitnya
Beri pengetahuan dan
penjelasan pasien tentang
penyakitnya
membantu pasien memberikan semangat
Berikan motivasi pasien
untuk kesembuhannya
agar cepat sembuh
4. Evaluasi
a. Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan eksudat purulen
Kriteria evaluasi:
Mampu mengeluarkan lendir dari jalan napas
Menunjukkan ventilasi adekuat
b. Nyeri berhubungan dengan tekanan sinus meningkat
Kriteria evaluasi:
Skala nyeri berkurang
Gejala nyeri terkontrol
c. Ansietas berhubungan dengan tekanan sinus meningkat
Kriteria evaluasi:
Merasa rileks
Terlihat tidak tegang

F. REFERENSI
1. Diagnosa NANDA (NIC & NOC). 2013
2. Soetjipto D, Mangunkusumo E. Sinus Paranasal. Dalam: Soepardi EA,
Iskandar N (editor). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan
Kepala Leher. Edisi ke-5. Jakarta. Balai Penerbit FK UI, 2002; 120-4.
3. Efiaty, Nurbaiti, Jenny, Ratna. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorokkan Kepala dan Leher edisi ke-6. FKUI
4. Metson dan Mardon, 2006. Sinusitis dan Kualitas Hidup. Dalam Buku
Panduan The Harvard Medical School. Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia. Jakarta. hal: 1-11.

G. LAMPIRAN
1. Gambar

2. SOP
,SOP Menghisap Lendir
Pengertian Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut
TUJUAN
Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir,
mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas
: Prosedur persiapan alat
: Perangkat penghisap lendir meliputi
Mesin penghisap lendir .1
Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan .2
Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom) .3
Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang .4
Pinset anatomi untuk memegang slang .5
Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa .6

Sarung tangan .7
Bak instrumen .8
Kasa .9
Bengkok .10
:Persiapan pasien
Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk .1
; Bila pasien tidak sadar .2
a. Posisi miring
b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar
:Pelaksanaan
jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern .1
Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan .2
Perawat memakai sarung tangan .3
Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi .3
Slang dipasang pada mesin penghisap lendir .4
Mesin penghisap lendir dihidupkan .5
Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk .6
air bersih yang tersedia
tekan lidah dengan spatel .7
Hisap lendir pasien sampai selesai.Mesin/pesawat dimatikan .8
Bersihkan mulut pasien kasa .9
membersihakan slang dengan air dalam kom .10
Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia .11
Perawat cuci tangan .12

Anda mungkin juga menyukai