Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

I. PENGANTAR
Masalah : Sistem Pendengaran atau Sistem Sensorineural
Pokok Bahasan : OTITIS MEDIA AKUT (OMA)
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / tanggal : Selasa, 09 September 2014
Waktu : 10 menit
Tempat : Poliklinik THT

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 10 menit diharapkan pasien dan
keluarga pasien dapat memahami tentang penyakit Otitis Media Akut.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
a. Pasien dan Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, komplikasi,
penatalaksanaan serta cara pencegahan penyakit Otitis Media Akut.
b. Pasian dan Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang menderita Otitis Media Akut.

IV. MATERI PENGAJARAN
a. Pengertian Otitis Media Akut.
b. Penyebab terjadinya Otitis Media Akut.
c. Tanda dan gejala Otitis Media Akut.
d. Komplikasi Otitis Media Akut.
e. Penatalaksanaan Otitis Media Akut.
f. Cara pencegahan Otitis Media Akut.

V. METODE
Ceramah dan tanya jawab.
Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga. Pasien dan Keluarga dapat
mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai.


VI. MATERI
Terlampir

VII. MEDIA
Leaflet

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
NO KEGIATAN WAKTU EVALUASI
1. Memberi salam,
menyakan keadaan pasien
1,5menit Pasien menjawab salam,
mempersilahkan masuk dan
menyetujui kontrak waktu
2. Menjelaskan maksud
kedatangan dan membuat
kontrak waktu
1,5menit Pasien mendengarkan dengan
seksama dan menyetujui kontrak
waktu yang ditetapkan bersama
3. Melakukan pendidikan
kesehatan tentang Otitis
Media Akut.
5menit Pasien dan keluarga
memperhatikan dengan seksama.
4. Menanyakan kepada klien
tentang kejelasan materi
yang disampaikan.
Mempersilahkan pasien/
keluarga pasien
mengajukan pertanyaan
1menit Menanggapi dengan melakukan
pertanyaan

Menjawab pertanyaan dari
pasien atau keluarga.
5. Mengakhiri kontrak waktu
dan berpamitan kepada
pasien dan keluarganya
1menit Pasien dan keluarga
mempersilahkan dengan baik


IX. EVALUASI

Jelaskan pengertian Otitis Media Akut.
Sebutkan 2 saja penyebab Otitis Media Akut.
Sebutkan 2 saja tanda dan gejala Otitis Media Akut.





X. LAMPIRAN MATERI

OTITIS MEDIA AKUT (OMA)
A. Pengertian OMA
Otitis Media Akut adalah infeksi pada telinga bagian tengah. Otitis media akut sering
dijumpai pada anak-anak. Biasanya anak mengeluhkan nyeri disertai penurunan pendegaran.
Telinga sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yakni telinga luar, tengah, dan dalam.
Telinga luar meliputi area dari daun telinga hingga gendang telinga. Telinga tengah meliputi
area dari gendang telinga dan tulang-tulang telinga. Telinga dalam terletak paling dalam yang
meliputi ujung-ujung saraf pendengaran dan organ rumah siput.
B. Etiologi
Penyebab dari otitis media akut adalah bakteri dan virus. Virus ditemukan sebagai
penyebab sekitar 25% kasus. Sedangkan bakteri merupakan penyebab utama otitis media
akut. Bakteri penyebab tersering adalah bakteri Streptococcus yang juga merupakan bakteri
utama penyebab batuk dan infeksi saluran napas.
Hampir semua kasus otitis media akut terjadi didahului oleh infeksi tenggorokan
(batuk, pilek, sakit menelan). Bakteri atau virus penyebab infeksi tenggorokan tersebut
selanjutnya masuk ke telinga tengah melalui saluran eustachius. Selanjutnya bakteri atau
virus tersebut menyebabkan peradangan di saluran eustachius dan menyebabkan saluran
membengkak dan tersumbat.
Selanjutnya, bakteri dan virus dapat menghasilkan nanah di dalam telinga tengah.
Nanah tersebut tidak dapat keluar karena saluran eustachius yang tersumbat. Semakin banyak
nanah dan lendir yang terperangkap di telinga tengah menyebabkan penekanan ke gendang
telinga. Akibatnya, penderita akan merasakan nyeri, demam, dan penurunan fungsi
pendegaran. Jika dibiarkan, gendang telinga dapat robek.
C. PATOFISIOLOGI
Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah,
kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan
membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada
mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi
limfoid pada submukosa.
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan
transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap
infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh
pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit
D. Tanda dan Gejala
Gejala klinis OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien :
1. Biasanya gejala awal berupa sakit telinga tengah yang berat dan menetap
2. Biasa tergantung gangguan pendengaran yang bersifat sementara.
3. Pada anak kecil dan bayi dapat mual, muntah, diare, dan demam sampai 39,50oC,
gelisah, susah tidur diare, kejang, memegang telinga yang sakit.
4. Gendang telinga mengalami peradangan yang menonjol.
5. Keluar cairan yang awalnya mengandung darah lalu berubah menjadi cairan jernih
dan akhirnya berupa nanah (jika gendang telinga robek)
6. Membran timpani merah, sering menonjol tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat,
7. Keluhan nyeri telinga (otalgia), atau rewel dan menarik-narik telinga pada anak yang
belum dapat bicara
8. Anoreksia (umum)
9. Limfadenopati servikal anterior

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar
2. Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani
3. Kultur dan uji sensitifitas; dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (Aspirasi jarum
dari telinga tengah melalui membrane timpani).

F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi pada OMA adalah :
1. Infeksi pada tulang sekitar telinga tengah (mastoiditis atau petrositis)
2. Labirinitis (infeksi pada kanalis semisirkuler).
3. Tuli
4. Peradangan pada selaput otak (meningitis).
5. Abses otak.
6. Ruptur membrane timpani
7. Tuli jangka pendek
Tanda-tanda terjadi komplikasi :
1. Sakit kepala
2. Tuli yang terjadi secara mendadak
3. Vertigo (perasaan berputar)
4. Demam dan menggigil

G. PENATALAKSANAAN
Penderita otitis media akut diobati dengan pemberian antibiotik untuk membunuh
bakteri penyebab. Selain itu, penderita juga diberikan obat antidemam dan obat untuk
mengurangi rasa nyeri. Jika penderita juga mengalami infeksi tenggorokan, termasuk pilek,
batuk, maka harus diobati juga. Penderita juga dianjurkan untuk tidak berenang dan
berpergian dengan pesawat dahulu.
Pada otitis media akut yang kronik di mana pada pemeriksaan diduga telah terjadi
penimbunan nanah di telinga tengah, dapat dilakukan tindakan timpanosentesis dan
miringotomi. Kedua tindakan tersebut prinsipnya adalah membuat lubang kecil di gendang
telinga agar nanah yang terjebak di telinga tengah dapat keluar. Hal ini akan membantu
mengurangi rasa nyeri, memperbaiki fungsi pendengaran. Lubang pada gendang telinga
tersebut nantinya akan menutup kembali dengan sendirinya.
H. PENCEGAHAN
Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah :
1. Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak
2. Pemberian ASI minimal selama 6 bulan
3. Penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring
4. Penghindaran pajanan terhadap asap rokok

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddarth.2002. keperawatan medical bedah. Vol.3. Ed 8 : Jakarta : EGC
Ludman, Harold, MB, FRCS, Petunjuk Penting pada Penyakit THT, Jakarta, Hipokrates,
1996
Doengoes, Marilyn E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien.ed 3. Jakarta : EGC
Mansjoer,Arief,dkk.1999.Kapita Selekta Kedokteran,Edisi 3: Jakarta, Mediaacs culapius



















KONSEP ASKEP
1.DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. gangguan rasa aman nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses peradangan pada telinga
2. resiko injuri berhubungan dengan penurunan sensori auditorium
3. resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pengobatan
4. ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan klien tg pembedahan

2.INTERVENSI (RENCANA TINDAKAN)
Dx.1 gangguan rasa aman nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses peradangan pada telinga
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam pasien tidak merasakan nyeri
bahakan hilang
Criteria hasil : pasien tampak Rileks dan nyeri berkurang
1. Kaji ulang keluhan nyeri perhatikan tempat dan karakteristik.
2. Berikan posisi yang nyaman pada pasien
3. Kompres hangat dan dingin
4. Kolaborasi pemberian obat analgetik (sesuai indikasi)

Dx.2 resiko injuri berhubungan dengan penurunan sensori auditorius
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien tidak terjadi injuri
Kriteria hasil : Tidak terjadi injury atau perlukaan
1. Pegangi atau dudukkan pd saat makan
2. Pasang restraint pada sisi tempat tidur
3. Jaga saat beraktivitas jika jatuh.
4. Tempatkan perabot teratur

Dx. 3 resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pengobatan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak terjadi tanda-tanda infeksi
Kriteria hasil : tidak terjadi tanda-tanda infeksi
1. Kaji tanda-tanda perluasan infeksi, mastoiditis, vertigo
2. Jaga kebersihan pada daerah liang telinga
3. Hindari mengeluarkan ingus dengan paksa/terlalu keras (sisi)
4. Kolaborasi pemberian antibiotik.

Dx.4 ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan klien tentang pembedahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam pasien tidak terjadi ansietas
Kriteria hasil : tidak terjadi ansietas
1. Kaji tingkat kecemasan klien dan sharing tentang pembedahan
2. Informasi mengenai pembedahan dan lingkungan ruang operasi
3. Mendiskusikan harapan pasca operatif dapat membantu mengurangi ansietas mengenai hal hal
yang tidak diketahui klien .

Anda mungkin juga menyukai