Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal
abad ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur
adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine
them”. Adapun makna secara etimologis wirausaha/wiraswasta berasal dari bahasa
Sansekerta, terdiri dari tiga suku kata : “wira“, “swa“, dan “sta“. Wira berarti
manusia unggul, teladan, tangguh, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan,
pionir, pendekar/pejuang kemajuan, memiliki keagungan watak. Swa berarti sendiri,
dan Sta berarti berdiri.
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan
dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Definisi secara lebih luas
dikemukakan oleh Hisrich dalam Suryana, yang mengatakan bahwa kewirausahaan
adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan
mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian
menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (usaha).
Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang
melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk
memanfaatkan peluang tersebut. Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi
semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang
dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah wirausaha dan wiraswasta sering
digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki substansi yang agak berbeda.
Selain itu, definisi Kewirausahaan menurut Instruksi Presiden Republik
Indonesia (INPRES) No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Me-masyarakat-
kan dan Membudaya - kan Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan/atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru
dengan meningkatkan efesiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

1
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah
orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk
menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian
entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan
pola tindak seseorang terhadap tugastugas yang menjadi tanggungjawabnya dan
selalu berorientasi kepada pelanggan. Dapat juga diartikan sebagai semua tindakan
dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu
aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya
meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu, kewirausahan
adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju sukses.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang
baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak
inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada
hakekatnya, kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada, setidaknya terdapat 6 hakekat penting
kewirausahaan, diantaranya :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto
Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi
nilai lebih.

2
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat


didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and
different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk
menghadapi risiko. Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah
mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan
perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja
bagi orang lain dengan berswadaya.
Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai
kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan
untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang
dan, (2) kemampuan menanggapi peluang. Berdasarkan hal tersebut, maka definisi
kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam
seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang
melembaga, produktif dan inovatif.” ( Pekerti, 1997).
Kata entrepreneur atau wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan
gabungan dari wira (gagah, berani, perkasa) dan usaha (bisnis) sehingga istilah
entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa dalam
usaha/bisnis. Menurut Josep Schumpeter wirausaha adalah orang yang mendobrak
sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
Secara sederhana arti wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa
berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa
diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

3
Dalam Wikipedia, entrepreneur adalah an owner or manager of a business
enterprise who makes money through risk and initiative. Artinya, pemilik atau
manager sebuah perusahaan bisnis yang menghasilkan keuntungan melalui
pengambilan risiko dan tindakan inisiatif. Secara konseptual, seorang wirausahawan
dapat didefinisikan dari beberapa sudut pandang dan konteks sebagai berikut:
1. Bagi ahli ekonomi seorang entrepreneur adalah orang yang
mengkombinasikan resources, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya
untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan juga orang
yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi
lainnya.
2. Bagi seorang psychologist seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki
dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka
mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar
kekuasaan orang lain.
3. Bagi seorang businessman, wirausaha adalah sebuah ancaman, pesaing baru
atau juga bisa seorang partner, pemasok, konsumen atau seorang yang bisa
diajak bekerjasama.
4. Bagi seorang pemodal melihat wirausaha adalah seorang yang menciptakan
kesejahteraan buat orang lain, yang menemukan cara – cara baru untuk
menggunakan resources, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan
kerja yang disenangi oleh masyarakat.

B. Hubungan Antara Kewirausahaan Dengan Berbagai Disiplin Ilmu


1. Ilmu Kesehatan
Ilmu kesehatan sebagai ilmu pengetahuan terapan (applied science) yang
mempelajari tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha manusia untuk
selalu dalam keadaan sehat. Ilmu kesehatan berbeda dengan ilmu kedokteran.
Ilmu kedokteran lebih berorientasi pada penyembuhan penyakit, sementara ilmu –
ilmu kesehatan lebih luas, mecakup pengobatan, pencegahan, dan pemulihan.
Hakekat belajar ilmu kesehatan, menurut UNESCO (Delors, 1997), mecakup
empat tingkatan atau tujuan, yaitu : pilar utama yang harus dilakukan dalam
semua proses pendidikan adalah :
a. Belajar untuk mengetahui (learning to know)
b. Belajar untuk berbuat (learning to do)

4
c. Belajar untuk menjadi (learning to be)
d. Belajar untuk hidup bersama (learning to live together)

Bidang ilmu yang memiliki kontribusi penting bagi ilmu kesehatan


diantaranya :
a. Ilmu Keperawatan
1) Pengertian Keperawatan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa
pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang bersifat komprehensif
atau pelayanan yang meyeluruh yang mencakup bio-psiko-sosial-
spiritual-kultural, yang sehat maupun sakit yang mengalami
gangguan fisik, psikis, dan social agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat
berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu,
mecegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu
keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu. (Nursalam, 2008)
Perawat atau Nurse adalah seseorang yang telah
menyelesaikan program pendidikan keperawatan yang berperan
dan bertanggung jawab dalam merawat, memelihara, membantu
dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan.
(Harley, 1997)

2) Pengertian Nurse Entrepreneur


Perawat yang memperkerjakan dirinya sendiri (self-
employed), bertanggunggugat/akuntabel langsung kepada klien
penerima pelayanan jasa. Pelayanan klinis yang diberikan bisa
bersifat langsung, maupun melalui subkontrak yang dijalankan
secara resmi atau oleh organisasi sektor swasta. Sedangkan nurse
intrapreneur adalah perawat yang digaji karena mengembangkan,
mempromosikan dan memberikan program kesehatan/keperawatan
yang inovatif atau kegiatan pengembangan di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan tertentu.
Entrepreneurship keperawatan lazimnya melibatkan empat
pemangku kepentingan utama, yaitu perawat, konsumer, organisasi
profesi dan masyarakat. Tiap pemangku kepentingan ini

5
mempengaruhi evolusi entrepreneurship dalam keperawatan pada
kisaran hak, tanggung jawab dan harapan. Konsumer menuntut
asuhan yang lebih individual dan efektif. Perawat menuntut
peluang mempraktikkan keterampilan dan menerapkan
pengetahuan yang akan meningkatkan kepakarannya dalam asuhan
keperawatan dan memberikan kepuasan kerja. Masyarakat
menuntut pelayanan kesehatan yang aman dan lebih cost-effective,
serta organisasi profesi melobi untuk kepentingan praktisi di dalam
lingkungan yang akan memfasilitasi pemberian asuhan yang
berkualitas, mengakui dan menghargai perawat atas kontribusi
penting bagi kesejahteraan masyarakat.
Perawat atau ners professional dalam entrepreneurship
memberikan bantuan bagi mereka yang mengalami kelemahan
karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan untuk
hidup secara mandiri dan melakukan kegiatan hidup sehari hari.
Bantuan diarahkan pada pemberian pelayanan kesehatan utama
dalam upaya menghasilkan suatu perubahan dalam sistem
pelayanan kesehatan untuk memampukan semua orang mencapai
kehidupan yang produktif. Sebagai Ners entrepreneur, kemandirian
dalam praktik menjadi sangat mutlak, karena akuntabilitas
keputusan dan tindakan yang dilakukan menjadi tanggung jawab
perawat itu sendiri. Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata
kata yaitu “nurse’ dan “Entrepreneur”.

3) Model Entrepreneurship dan Keterkaitannya dengan Kewirausahaa


Model Entrepreneurship secara sederhana dimulai dengan
diketahui adanya peluang, mampu menggunakannya, kemudian
jika terdapat hambatan, mampu mengatasi hambatan yang ada.
Diperlukan juga kemampuan cara melakukan entrepreneurship itu
sendiri sehingga tercipta usaha baru (peluang menjadi usaha baru).

6
Peluang perawat menjadi entrepreneur dibagi menjadi:
a. Trend demografi : Jumlah lansia yang semakin banyak tentunya
memerlukan perawatan dalam menjalani hidupnya. Dalam
menjalani pengobatan mungkin beberapa klien memerlukan
penjagaan atas privacynya sehingga memerlukan pelayanan secara
khusus.
b. Kesempatan di falitas kesehatan : Terlibat dalam produksi atau
pendistribusian suplemen yang baik untuk pasien di rumah sakit.
Mungkin kedepannya tidak menutup kemungkinan rumah sakit
akan melakukan outsourcing tenaga perawat untuk memotong
besarnya biaya rumah sakit, hal ini tentunya rumah sakit tidak akan
memaksakan tenaga perawat yang sedikit untuk merawat pasien
yang sangat banyak dan sebaliknya jika pasien sedikit rumah sakit
bisa menyesuaikan kebutuhan tenaga perawat.
c. Trend sosial : Gaya hidup yang sibuk berdampak buruk terhadap
kesehatan seseorang sehingga untuk tetap sehat membutuhkan
perawatan untuk mempertahankan kesehatanny, dalam hal ini
focus kepada kelompok – kelompok tertentu seperti klub jantung
sehat.

Jumlah lulusan perawat setiap waktu terus meningkat. Namun,


seringkali tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
meningkat. Oleh karena itu, penting bagi seorang lulusan perawat
untuk dibekali mengenai enterpreneurship. Hal tersebut bertujuan
untuk mengubah perspektif seorang lulusan perawat mengenai
prospek perawat yang selama ini terfokus pada pelayanan dan
pendidikan kesehatan saja.

4) Contoh Usaha Dalam Bidang Keperawatan


(1) Mendirikan praktik mandiri
Praktik mandiri oleh perawat biasanya disebut dengan home care.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atau

7
Kemenkes RI, home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan
untuk meningkatkan, mempertahankan, atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit.
(2) Mendirikan praktik bersama
Selain praktik mandiri, perawat juga bisa mendirikan praktik
bersama. Maksudnya adalah, perawat bisa bekerjasama dengan
beberapa dokter, bidan, atau apoteker dalam menjalankan praktik
ini. Sehingga praktik yang didirikan lebih lengkap dari segi tenaga
medis dibandingkan dengan praktik mandiri.
(3) Membuka jasa konseling
Konseling bisa disamakan dengan konsultasi. Perawat bisa
membuka jasa konseling di rumah. Tidak semua manusia
memiliki pengetahuan luas yang berkaitan tentang kesehatan atau
medis. Sehingga warga sekitar, paling tidak tetangga, bisa
berkonsultasi dengan perawat jika ada hal-hal yang ingin
diketahui tentang medis.
(4) Membuka jasa terapi
Jasa terapi yang bisa dibuka adalah jenis terapi komplementer.
Terapi komplementer adalah salah satu jenis terapi yang
dijalankan untuk pengobatan suatu penyakit dan berguna untuk
memperbaiki sistem kekebalan tubuh (sistem imun), supaya
sistem imun dalam tubuh manusia mampu merangsang untuk
penyembuhan penyakit yang ada dalam tubuh. Terapi
komplementer berguna juga sebagai penunjang pengobatan medis
konvensional, seperti terapi dengan bahan herbal, terapi
chiropractic, terapi medan magnet, terapi energi, terapi akupuntur,
terapi hiperbarik, dan berbagai terapi lainnya.

8
(5) Membuka jasa fisioterapi
Fisioterapi merupakan suatu cara atau bentuk pelayanan kesehatan
untuk mengembalikan fungsi organ tubuh dengan memakai tenaga
alam, yaitu tenaga listrik, air, panas, dingin, dan sinar matahari.
Penggunaan berbagai tenaga alam untuk mengembalikan fungsi
organ tubuh tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan supaya
mendapatkan efek dari pengobatan tersebut.
(6) Menjadi seorang penulis
Perawat bisa menuangkan berbagai gagasan, pengetahuan, serta
pengalaman yang pernah dilalui ke dalam sebuah buku, khususnya
tulisan yang berkaitan tentang medis atau kesehatan.
(7) Membuka jasa penyewaan alat medis
Perawat bisa membuka jasa penyewaan alat-alat medis seperti alat
glucometri, tabung oksigen, kursi roda, atau alat-alat medis
lainnya. Biasanya jasa penyewaan alat medis ini diperlukan bagi
pasien yang terbaring lemah di rumah, atau sedang dalam proses
rawat jalan. Jasa penyewaan alat medis merupakan salah satu
peluang usaha yang belum banyak pesaing.

b. Ilmu Kebidanan
1) Pengertian Kebidanan
Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari
keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong
persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan
kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita,
fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan dan
dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan
lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang telah berlaku, dicatat
(registrasi), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek dalam

9
melaksanakan pelayanan kesehatan dan kebidanan di masyarakat,
bidan diberi wewenang oleh pemerintah sesuai dengan wilayah
pelayanan yang diberikan. Wewenang tersebut berdasarkan peraturan
Menkes RI.Nomor 900/Menkes ISK/VII/2002 tentang registrasi dan
praktek bidan.

2) Peran Kewirausahaan dan Keterkaitannya dalam Bidang Ilmu


Kebidanan.
Seiring dengan perkembangan zaman , masalah kesehatan
yang dihadapi semakin kompleks, maka semakin banyak pula
cakupan pelayanan yang dapat dilakukan bidan dalam peranannya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bidan sebagai ujung
tombak dalam pemberian pelayanan pada perempuan, bayi, balita
dan orang tua serta perannya dalam pemberdayaan masyarakat
diharapkan dapat menjadi agent of change dari perubahan perilaku
masyarakat menuju masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat.
Namun mengubah perilaku masyarakat tentunya tidak semudah
membalikkan telapak tangan, banyak tantangan global saat ini baik
tantangan internal maupun eksternal yang menjadi hambatan dalam
mewujudkan cita-cita pemerintahan tersebut. Profesi bidan dituntut
untuk selalu berinovasi dan peka dengan perkembangan jaman, tidak
hanya menyangkut mengenai pemberian asuhan kebidanan saja yang
memang menjadi kompetensi dasar profesi bidan namun lebih dari
itu, bidan harus memaksimalkan peranannya sebagai promotor dan
advokator bagi masyarakat.
Salah satunya dengan menggerakkan masyarakat dalam
upaya pemenuhan pelayanana kesehatan yang memadai guna
meningkatkan derajat kesehatannya. Kita tahu bahwa semua orang
pasti selalu berusaha bagaimana bertahan hidup dan mencukupi
perekonomian keluarganya, beranjak dari pemikiran ini dimana
pemberdayaan masyarakat bidang perkonomian menjadi cara

10
pendekatan yang dirasa ampuh. Berbicara mengenai perekonomian
dan kesehatan ada benang merah yang menjadi simpul penghubung
yaitu fungsi profesi bidan itu sendiri selain penyedia layanan
kesehatan juga sebagai social entrepereneur, bukan berarti kesehatan
digunakan sebagai bisnis yang berorientasi pada benefit tapi lebih
menekankan bagaimana seseorang itu mempunyai kemampuan
berpikir yang kreatif dengan daya kreasi dan membuat sesuatu yang
baru dengan cakap melihat suatu peluang serta berani mengambil
risiko atas tindakannya. Ketika seorang bidan mengambil suatu
langkah di tengah orang-orang lain saling berlomba memperebutkan
kesempatan kerja yang sangat sempit, ia justru berpikir melakukan
suatu usaha yang dapat menghasilkan secara ekonomi dan memberi
peluang kerja bagi sesamanya, ia dapat dikatakan sebagai seorang
Entrepreneur. Dapat digambarkan bahwa social entrepreneur lebih
mengedepankan sektor ekonomi masyarakat, seperti petani, nelayan,
buruh dan pedagang kecil. Konsepsi kewirausahaan sosial secara
teknis dan prosedurnya sama dengan kewirausahaan biasa namun
dalam segi kebermanfaatan, kewirausahaan sosial memiliki manfaat
yang sangat luas dalam segi pemecahan masalah sosial yang ada di
masyarakat dalam rangka mempermudah dan memperlancar proses
pemberdayaan ekonomi masyarakat.

3) Contoh Usaha dalam Bidang Ilmu Kebidanan


(1) Membuka praktek bidan swasta
Jasa praktek bidan swasta biasanya merupakan usaha yang
dijalankan oleh seorang yang memiliki keahlian atau berprofesi
sebagai seorang bidan. Kadangkala usaha praktek bidan yang
mereka jalankan bisa menghasilkan pendapatan yang lebih
dibandingkan dengan gaji bulanan mereka. Beberapa jasa usaha
ini adalah persalinan, imunisasi balita, kesehatan ibu dan anak
(KIA) yang meliputi pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan

11
balita tahap awal. Besarnya tarif biasanya disesuaikan dengan
kondisi wilayah mereka tinggal dan kesenioritasan yang
mencangkup keahlian bidan tersebut.
(2) Membuka jasa persalinan
Pengguna layanan jasa praktek bidan swasta ini adalah ibu hamil,
anak balita, wanita usia subur, pasangan usia subur dan wanita-
wanita yang mengalami masa menopause. Layanan yang paling
sering dibutuhkan adalah partus atau persalinan.
(3) Membuka jasa konseling (dalam ranah maternitas)
Konseling bisa disamakan dengan konsultasi. Bidan bisa
membuka jasa konseling di rumah. Tidak semua manusia
memiliki pengetahuan luas yang berkaitan tentang kesehatan atau
medis. Bidan dapat membuka konseling ASI, KB, kehamilan dan
lainnya.
(4) Membuka jasa Baby Spa dan pijat bayi
Jasa baby spa dan pijat bayi sebagai salah satu peluang usaha
dalam jasa praktek kebidanan.

c. Peran Kewirausahaan Terhadap Profesi Analis Kesehatan

1) Pengertian Profesi Analis Kesehatan

Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah suatu

standar bagi profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan. Teknik

Laboratorium Medik adalah sebuah program studi yang mempelajari

tentang bagaimana cara menjadi seorang tenaga kesehatan dan ilmuan

berketerampilan tinggi yang akan berkecimpung di sarana kesehatan yang

melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan

pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan

berasal dari manusia untuk penentuan jenis peyakit, penyebab penyakit,

12
kondisi kesehatan, atau faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada

kesehatan perorangan dan masyrakat.

2) Peran Kewirausahaan Dan keterkaitannya Dengan Profesi Analis

Kesehatan

Ditengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan,

layanan pemeriksaan kesehatan, layanan pemeriksaan kesehatan secara

menyeluruh atau general check up kini semakin dibutuhkan. Tentu saja hal

itu membawa dampak positif bagi bisnis laboratorium kesehatan yang

mnyediakan layanan general check up.

Atas dasar itu , PT Hi-Lab internasional terdorong untuk

menawarkan waralaba usaha laboratorium kesehatan miliknya yang

dinamakan Hi-Lab Diagnostic Center.

3) Contoh Usaha Seorang Profesi Analis Kesehatan

(1) Laboratorium Klinik

Laboratorium Klinik adalah Laboratorium laboratorium kesehatan

yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk

mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk

menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan peyakit, dan

pemulihan kesehatan.

13
d. Peran Kewirausahaan Terhadap Profesi Farmasi/Apoteker

1) Pengertian Profesi Farmasi/Apoteker

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai

apotekerdan telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucap sumpah

apoteker (PP51,2009; Permenkes RI, 2014). Apoteker sangat erat

kaitannya dengan apotek, dimana apotek merupakan salah satu tempat

dilakukannya pekerjaan kefarmasia, disamping penyaluran sediaan

farmasi, dan pembekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sesuai

dengan peraturan pemerintah, apotek harus dibawah tanggung jawab

seorang apoteker.

2) Peran Kewirausahaan Dan keterkaitannya Dengan Profesi

Farmasi/Apoteker

Kebutuhan masyarakat akan obat-obatan sangat tinggi. Hal ini

seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Sehingga

memberikan keuntungan yang besar bagi usaha apotek mini dan toko obat-

obatan baik didesa maupun kota. Apalagi setiap orang membutuhkan obat

dan vitamin untuk menyembuhkan dan menjaga kesehatan tubuh. Sebagai

peluang usaha yang menjanjikan, omset apotek per bulan diperkirakan

mancapai ratusan juta rupiah. Tentu ini menjadikan bisnis apotek menjadi

pilihan usaha yang tepat dijalankan.

14
Untuk memulai apotek di era BPJS sekarang ini tidaklah mudah.

Diperlukan syarat-syarat dalam medirikan apotek rakyat, persiapan modal

usaha dan perencanaan yang matang.

3) Contoh Usaha Seorang Apoteker

(1) Membuka usaha Apotik Mini

Sebagai peluang usaha yang menjanjikan, omset apotek per bulan

diperkirakan mancapai ratusan juta rupiah. Tentu ini menjadikan bisnis

apotek menjadi pilihan usaha yang tepat dijalankan.

C. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Ekonomi


Wirausaha (entrepreneur) diartikan sebagai seorang inovator dan
penggerak pembangunan. Bahkan, seorang wirausaha merupakan katalis
yang agresif untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pertama kali
gagasan tentang kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi memiliki
hubungan yang sangat erat dan positif disampaikan oleh Schumpeter pada
tahun 1911. Peningkatan jumlah wirausaha menyebabkan peningkatan
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Ada lima alasan yang melatarbelakangi gagasan Schumpeter ini, yakni:
1. Wirausaha yang mengenalkan produk baru dan kualitas baru dari suatu
produk
2. Wirausaha yang mengenalkan metode baru berproduksi yang lebih
komersial, baik berdasarkan pengalaman maupun hasil kajian ilmiah
dari suatu penelitian
3. Wirausaha yang membuka pasar baru, baik dalam negeri ataupun di
negara yang sebelumnya belum ada pasar
4. Wirausaha yang menggali sumber pasokan bahan baku baru bagi
industri setengah jadi atau industri akhir
5. Wirausaha yang menjalankan organisasi baru dari industri apapun.

15
D. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah


pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti
menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah
tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil,
baik yang memimpin beberapa atau beratus-ratus karyawan. Seorang
pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara yang lebih baik. Seorang bisa
dikatakan pemimpin yang berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang
berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang
berkesinambungan dari perusahaan.

E. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Organisasi

Tujuan organisasi memberi wirausahawan dan anggota organisasi garis


pedoman bagi tindakan-tindakan pada bidang seperti (Wiratmo, 1994).

1. Pembuatan keputusan
2. Efisiensi organisasi
3. Konsistensi organisasi
4. Evaluasi kinerja

F. Hubungan Kewirausahaan dengan Ilmu Manajemen


Belum banyak pendapat yang mengatakan bahwa ada hubungan erat antara
kapasitas manajemen yang dimiliki oleh seseorang dengan kewirausahaannya.
Dua hal tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda dalam menjalankan
suatu perusahaan. Hoselits mengatakan bahwa ada perbedaan besar antara
kegiatan manajerial dan kewirausahaan. Kedua kegiatan tersebut tidak
memiliki peranan yang berbeda akan tetapi memiliki motivasi yang berbeda
bahkan mereka mungkin mempunyai jenis kepribadian yang berbeda.
Kapasitas manajemen berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam
menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pembuatan
anggaran, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan perusahaaan.

16
Kegiatan manajemen lebih bersifat formal, ilmiah dan karenanya bersifat lebih
umum. Manajemen lebih berupa alat dan tehnik berdasarkan pertimbangan
dan uji coba rasional yang ditujukan untuk cara-cara penyelesaian masalah
yang benar-benar serupa pada berbagai situasi bisnis.
Sementara itu kewirausahaan merupakan kegiatan seseorang yang lebih
fleksibel, lebih bersifat informal, lebih menekankan intuisi daripada kajian
ilmiah dalam mengambil keputusan. Wirausaha yang berhasil biasanya
bersifat mandiri, cerdik dan kompetitif. Dalam membuat agenda bisnis sering
kali tidak mempertimbangkan pelaku-pelaku lain sehingga ketika perusahaan
menjadi besar dan kompleks, seorang wirausaha sulit mengendalikan kegiatan
bisnisnya tanpa bersentuhan dengan aspek manajemen.

G. Hubungan Kewirausahaan dengan Psikologi


Psikologi termasuk ilmu yang berkontribusi paling besar dalam riset-
riset kewirausahaan, selain ekonomi, bisnis, dan sosiologi (Frese & Gielnik,
2014). Psikologi kewirausahaan (psychology of entrepreneurship) dengan
individu wirausahawan sebagai objek kajiannya memunculkan topik-topik
riset yang khas. Ia berkenaan dengan penerapan konsep-konsep psikologi
untuk memahami kepribadian dan peran seorang usahawan dan pemanfaatan
konsep-konsep tersebut untuk mendukung aktivitas-aktivitas wirausaha setiap
fase perkembangannya yaitu sebelum peluncuran bisnis pada fase identifikasi
kesempatan, saat peluncuran pada fase pengumpulan sumber daya untuk
memulai usaha, dan pasca peluncuran pada fase manajemen agar bisnis
berkembang dan bertahan (Frese & Gielnik, 2014).
Shane (2003) mengelompokkan karakter psikologis yang mempengaruhi
mengapa seseorang lebih memanfaatkan peluang dibandingkan yang lain
dalam 4 aspek yaitu:
1. Kepribadian; tindakan seseorang dalam mengambil keputusan yang
berkaitan dengan tindakan memanfaatkan peluang.
2. Motivasi: entrepreneur dimotivasi oleh keinginan untuk menentukan
nasibnya sendiri

17
3. Evaluasi diri
4. Sifat-sifat kognitif; berpikir dan membuat keputusan

18

Anda mungkin juga menyukai