DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan I yang diampu
oleh Ibu Ns. Dewi Eka Putri. Makalah ini memuat tentang “Konsep Paradigma dan Teori
Keperawatan Nursing Process Theory (Ida Jean Orlando) ”. Makalah ini tidak akan selesai
tepat pada waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam proses
penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada kurang dan salahnya,
sehingga penulis memiliki harapan besar kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran
yang membangun. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca
Kata pengantar....................................................................................................................... ii
I. Kesimpulan..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Salah satu teori keperawatan yang memberikan pengaruh di dalam pelayanan
keperawatan adalah Nursing Process Theory yang diperkenalkan oleh Ida Jean
Orlando. Seorang perawat bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan pasien
baik melalui usahanya sendiri maupun menggunakan bantuan tenaga lain. Kebutuhan
merupakan “keadaan dimana seorang pasien membutuhkan nutrisi, menyembuhkan
atau mengurangi rasa sakit, dan menumbuhkan perasaan yang adekuat untuk sembuh.
Tingkah laku yang timbul dari pasien ini berupa tingkah laku verbal maupun
nonverbal yang dapat dilihat oleh seorang perawat. Reaksi langsung termasuk
didalamnya persepsi dari keduanya yaitu perawat dan pasien.
III. Manfaat
1. Dapat mengetahui yang menjadi latar belakang teori Ida Jean Orlando
2. Dapat mengetahui sumber teori untuk pengembangan teori Ida Jean Orlando
3. Dapat memahami konsep umum dan defenisi keperawatan Ida Jean Orlando
KERANGKA TEORI
I. Latar Belakang
Teori Ida Jean Orlando Ida Jean Orlando atau dikenal dengan perawat Jean Orlando lahir
pada 12 Agustus 1926. Ia lulusan Diploma pada Medical College New York tahun 1947,
memperoleh Gelar B.S pada Perawatan Kesehatan Publik, di Universitas St. John’s Brooklyn
tahun 1951, dan kemudian memperoleh gelar M.A bidang konseling kesehatan mental pada
Universitas Columbia New York tahun 1954. Setelah menyelesaikan pendidikan terakhirnya,
Orlando kemudian bekerja di Sekolah Keperawatan New Haven Conneticut, selama 8 tahun,
pada tahun 1958, ia menjadi asosiasi peneliti dan investigator untuk proyek negara mengenai
Konsep kesehatan Mental pada Kurikulum Dasar.
Proyek ini memfokuskan pada mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi integritas prinsip
kesehatan mental untuk kurikulum dasar pendidikan keperawatan. Setelah 3 tahun, ia
melakukan pencatatan hasil penelitian dan ia menghabiskan waktu selama 4 tahun untuk
menganalisa data yang diperolehnya pada penelitian tersebut, kemudian ia melaporkan
penemuannya tersebut pada buku pertamanya yang diluncurkan pada tahun 1958 berjudul
“The Dynamic nurse-patient relationship: Function, process and principle of Professional
Nursing Practice”. Namun buku ini baru dipublikasikan pada tahun 1961. buku inilah yang
memformulasikan Teori Dasar Keperawatan Orlando dan dicetak kedalam lima bahasa,
yaitu : Bahasa Jepang, Hebrew, Prancis, Portugis dan Belanda.
Pada tahun 1962 sampai dengan tahun 1972 Orlando bekerja sebagai Konsultan bidang
Keprawatan Klinik di Rumah sakit Mc Lean Belmont. Dan ia memberikan laporan hasil
kerjanya selama 10 tahun dirumah sakit tersebut melalui buku keduanya yang berjudul : “The
Discipline anda Teaching of Nursing Process : An Evaluative Study”. Orlando memberikan
beberapa kontribusi penting dalam teori dan praktek keperawatan. Oleh karena itu, dalam
teorinya Orlando menekankan adanya hubungan timbal balik antara pasien dan perawat.
Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat
profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan, disiplin proses
keperawatan serta kemajuan.
II. Sumber Teori Untuk Pengembangan Teori Ida Jean Orlando
1. Perilaku Pasien
Disiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perilaku pasien. seluruh
perilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap sebagai
ekpresi yang membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti pada pasien tertentu
dalam kondisi gawat harus dipahami. Orlando menekankan hal ini pada prinsip
pertamanya ”Dengan diketahuinya perilaku pasien , atau tidak diketahuinya yang
seharusnya ada hal tersebut menunjukkan pasien membutuhkan suatu bantuan”.
Perilaku pasien dapat verbal dan non verbal. Inkonsistensi antara dua perilaku ini
dapat dijadikan faktor kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien.
Perilaku verbal yang menunjukkan perlunya pertolongan seperti keluhan,
permintaan, pertanyaan, kebutuhan dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku
nonverbal misalnya heart rate, edema, aktivitas motorik: senyum, berjalan,
menghindar kontak mata dan lain sebagainya. Walaupun seluruh perilaku pasien
dapat menjadi indikasi perlunya bantuan tetapi jika hal itu tidak dikomunikasikan
dapat menimbulkan masalah dalam interaksi perawat-pasien. Tidak efektifnya
perilaku pasien merupakan indikasi dalam memelihara hubungan perawat-pasien,
ketidakakuratan dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien yang diperlukan
perawat, atau reaksi negatif pasien terhadap tindakan perawat. Penyelesaian
masalah tidak efektifnya perilaku pasien layak diprioritaskan. Reaksi dan tindakan
perawat harus dirancang untuk menyelesaikan perilaku seperti halnya memenuhi
kebutuhan yang emergency.
2. Reaksi Perawat
Perilaku pasien menjadi stimulus bagi perawat , reaksi ini terdiri dari 3 bagian
yaitu pertama perawat merasakan melalui indranya, kedua yaitu perawat berfikir
secara otomatis, dan ketiga adanya hasil pemikiran sebagai suatu yang dirasakan.
Contoh perawat melihat pasien merintih, perawat berfikir bahwa pasien mengalami
nyeri kemudian memberikan perhatian Persepsi, berfikir, dan merasakan terjadi secara
otomatis dan hampir simultan. Oleh karena itu perawat harus belajar mengidentifikasi
setiap bagian dari reaksinya. Hal ini akan membantu dalam menganalisis reaksi yang
menentukan mengapa ia berespon demikian. Perawat harus dapat menggunakan
reaksinya untuk tujuan membantu pasien
Displin proses keperawatan menentukan bagaimana perawat membagi reaksinya
dengan pasien. Orlando menawarkan prinsip untuk menjelaskan penggunaan dalam
hal berbagi “ beberapa observasi dilakukan dan dieksplorasi dengan pasien adalah
penting untuk memastikan dan memenuhi kebutuhannya atau mengenal yang tidak
dapat dipenuhi oleh pasien pada waktu itu. Orlando (1972) menyampaikan 3 kriteria
untuk memastikan keberhasilan perawat dalam mengeksplor dan bereaksi dengan
pasien, yaitu :
a) Perawat harus menemuinya dan konsisten terhadap apa yang dikatakannya dan
mengatakan perilaku nonverbalnya kepada pasien
b) Perawat harus dapat mengkomunikasikannya dengan jelas terhadap apa yang akan
diekspresikannya
c) Perawat harus menanyakan kembali kepada pasien langsung untuk perbaikan atau
klarifikasi.
3. Tindakan Perawat
Setelah memvalidasi dan memperbaiki reaksi perawat terhadap perilaku pasien,
perawat dapat melengkapi proses disiplin dengan tindakan keperawatan, Orlando
menyatakan bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan oleh perawat dengan atau untuk
kebaikan pasien adalah merupakan suatu tidakan profesional perawatan. Perawat
harus menentukan tindakan yang sesuai untuk membantu memenuhi kebutuhan
pasien. Prinsip yang menjadi petunjuk tindakan menurut Orlando yaitu perawat harus
mengawali dengan mengekplorasi untuk memastikan bagaimana mempengaruhi
pasien melalui tindakan atau kata-katanya. Perawat dapat bertindak dengan dua cara
yaitu : tindakan otomatis dan tindakan terencana. Hanya tindakan terencana yang
memenuhi fungsi profesional perawat. Sedangkan tindakan otomatis dilakukan bila
kebutuhan pasien yang mendesak, misalnya tindakan pemberian obat atas intruksi
medis. Dibawah ini merupakan kriteria tindakan keperawatan yang direncanakan:
1) Tindakan merupakan hasil dari indentifikasi kebutuhan pasien dengan
memvalidasi reaksi perawat terhadap perilaku pasien.
2) Perawat menjelaskan maksud tindakan kepada pasien dan sesuai untuk memenuhi
kebituhan pasien.
3) Perawat memvalidasi efektifitas tindakan, segera setelah dilakukan secara lengkap
4) Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan dengan kebutuhan pasien
ketika melakukan tindakan
4. Fungsi Profesional
Tindakan yang tidak profesional dapat menghambat perawat dalam menyelesaikan
fungsi profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak adekuatnya perawatan pasien.
Perawat harus tetap menyadari bahwa aktivitas termasuk profesional jika aktivitas
tersebut direncanakan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan pasien.
Disiplin proses keperawatan adalah serangkaian tindakan dengan suatu perilaku
pasien yang membutuhkan bantuan. Perawat harus bereaksi terhadap perilaku pasien
dengan mempersepsikan, berfikir dan merasakan. Perawat membagi aspek reaksinya
dengan pasien, meyakinkan bahwa tindakan verbal dan nonverbalnya adalah
konsisten dengan reaksinya, dan mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri, dan
perawat mengunjungi pasien untuk memvalidasi reaksinya.
Membagi reaksinya oleh perawat membantu pasien untuk menggunakan proses yang
sama agar lebih efektif perlu komunikasinya. Selajutnya tindakan yang sesuai untuk
menyelesaikan kebutuhan adalah saling menguntungkan antar pasien dan perawat.
Setelah perawat bertindak, perawat segera katakan kepada pasien jika tindakannya
berhasil interaksi. Secara keseluruhan interaksi , perawat meyakinkan bahwa perawat
bebas terhadap stimulasi tambahan yang bertentangan dengan reaksinya terhadap
pasien.
Orlando mengidentifikasi dan mendefiniskan beberapa elemen dari reaksi langsung
seorang perawat sebagai berikut:
a. Persepsi, simulasi fisik dari tiap orang berdasarkan hasil dari panca inderanya.
b.Pemikiran spontan mengenai persepsi yang berasal dari pemikiran seorang individu
c. Stimulasi perasaan dari hasil pemikiran dimana dapat mengerakkan seseorang dari
hasil persepsi, pemikiran dan perasaanya
D. Asumsi Pokok
Teori Orlando Hampir keseluruhan dari teori Orlando digambarkan secara implicit.
Schieding (1993) memberikan beberapa asumsi dari tulisan Orlando mengenai empat
bidang dan elebotasi mengenai pandangan Orlando:
1. Asumsi Mengenai Keperawatan Keperawatan merupakan profesi yang berbeda
dengan disiplin ilmu lain. Keperawatan professional mempunyai fungsi dan dan
menghasilkan produk yang 9 berbeda (hasil). Terdapat perbedaan antara sekadar
membaringkan dengan tindakan keperawatan yang professional.
2. Asumsi Mengenai Pasien
Kebutuhan pasien akan pertolongan merupakan suatu hal yang unik. Pasien memiliki
kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhannya akan pertolongan.
a. Ketika pasien tidak memperoleh kebutuhannya maka ia akan mengalami
kemunduran.
b. Tingkah laku dari seorang pasien merupakan suatu hal yang memberikan mana.
c. Pasien mampu dan bersedia berkomunikasi secara verbal atau tidak verbal.
3. Asumsi Mengenai Perawat
Reaksi seorang perawat terhadap pasienya merupakan suatu hal yang unik. Perawat
seharusnya tidak menambah tekanan pada seorang pasien.
a. Pemikiran dari seorang perawat merupakan alat utama dalam menolong seorang
pasien.
b. Perawat menggunakan respon yang spontan dalam menjalankan tanggung jawab
keperawatanya.
c. Praktek keperawtan seorang perawat dikemabnagkan berdasarkan gambaran dari
diri mereka masing-masing.
4. Asumsi Mengenai Situasi
Yang Terjadi Antara Pasien dan Perawat Situasi hubungan antara perawta dan pasien
merupakan suatu hal yang dinamis. Hal-hal yang terjadi dalam interaksi antar pasien
dan perawat merupakan bahan utama dalam menggembangkan pengetahuan seorang
perawat
Teori Orlando juga diterapkan di praktek keperawatan milik pribadi Dunia Pendidikan
Teori proses keperawatan Orlando merupakan kerangka konseptual yang dapat
dikembangkan 10 dan dipraktekkan secara langsung. Pelatihan dari penerapan teori
Orlando sangat berguna bagi perawat untuk mengontrol proses keperawatanya dan
meningkatkan perkembangan dari reaksi seorang pasien.
Penelitian Teori Orlando secara terus menerus menjadi dasar dari beberapa penelitian
dibidang keperawatan dan diaplikasikan pada beberapa pengaturan prtoses penelitian.
Beberapa peneliti yang mengembang teori Orlando diantaranya : Dracup dan Breu
(1978), Pienschke (1973), Thibau dabn Reidy (1977) Schmiedhing (1988), Sheafor
(1991), Ronte Reid (1992) dan banyak lagi peneliti lain. G. Pengembang Teori
Orlando Disiplin Ilmu Proses keperawatan membutuhkan bagian yang integral pada
murid dari sekolah keperawatan sehingga dapat diimplementasikan pada beberapa
keadaan kondisi pada saat praktek keperawatan.
Banyak dari pengguna Teori Keperawatan Orlando mengembangkannya dengan
beberapa riset diantaranya Beuer dan McBride’s (2002) yang mengembangkanya
pada proses perawatan dalam aspek penyakit bipolar.
D. Implementasi
Evaluasi, pada fase tindakan proses disiplin merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan. Tindakan-tindakan yang terencana, setelah tidakan lengkap
dilaksanakan, perawat harus mengevaluasi keberhasilannya. Evaluasi asuhan
keperawatan pada tuan X difokuskan terhadap perubahan perilaku terhadap
kemampuan menolong dirinya untuk mengatasi ketidakmampuannya. Evaluasi
dilakukan setelah tindakan keperawatan dilaksankan. Adapun hasil yang
diharapkan adalah:
a. Perfusi jaringan pada otot jantung meningkat atau adekuat, ditandai dengan
tandatanda vital : tekanan darah, nadi, dan pernafasan dalam batas normal, hasil
pemeriksaan EKG normal. Nyeri dada tidak ada.
b. Rasa nyaman terpenuhi: nyeri berkurang atau tidak ada, ditandai dengan :
pasien mengatkan nyeri berkurang atau tidak ada, pasien relak. Tanda tanda vital
dalam batas normal,
c. Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari: tidak ada keluhan nyeri dada,
sesak nafas atau palpitasi saat melakukan aktivitas, tekanan darah, nadi, respirasi
dalam batas normal sebelum, selama dan setelah melakukan. Aktivitas. Pasien
ammpu melakukan aktivitas sendiri dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari :
makan, personal higiene dan eliminasi.
Dengan melihat aplikasi disiplin proses keperawatan pada kasus Tn X yang
mengalami gangguan sistem kardiovaskular berhubungan dengan sindroma akut
koroner non ST elevasi, penulis mencoba untuk membahas pelaksanaan aplikasi
teori tersebut dengan membandingkan dengan proses keperawatan.
Pada kedua proses tersebut, pada bagian tertentu secara keseluruhan sama.
Misalnya keduanya merupakan hubungan interpersonal dan membutuhkan
interaksi antara pasien dan perawat. Pasien sebagai input dalam keseluruhan
proses. Kedua proses menggambarkan pasien sebagai total person. Tidak selalu
tentang penyakit atau bagian tubuh.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Menurut Orlando,keperawatan bersifat unik dan independent karena berhubungan
langsung dengan kebutuhan pasien yang harus dibantu, nyata atau potensial serta
pada situasi langsung. Orlando mendefinisikan kebutuhan sebagai
permitaan/kebutuhan pasien dimana bila disuplai, dikurangi, atau menurunkan
distress secara langsung atau bahkan meningkatkan perasaan tercukupi/wellbeing.
Dalam teorinya Orlando mengemukakan tentang konsep utama diantaranya adalah
konsep disiplin. Disiplin proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada
pasiennya, mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan, menanyakan
untuk validasi atau perbaikan.
II. Saran
Melalui teori Ida Jean Orlando ini menegaskan pada pemberian bantuan pada
pasien ddengan segera dan melakukan hubungan antara pasien dan perawat
melalui hubungan yang baik. Evaluasi, pada fase tindakan proses disiplin
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Tindakan-tindakan yang terencana,
setelah tindakan lengkap dilaksanakan, perawat harus mengevaluasi
keberhasilannya. Evaluasi pada teori Orlando sudah cukup baik, yang mana
evaluasi selalu dilakukan setelah setiap tindakan keperawatan dilakukan secara
lengkap
DAFTAR PUSTAKA