DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah “APLIKASI TRANSCULTURAL NURSING DALAM BERBAGAI MASALAH
KESEHATAN” dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun : Kelompok 5
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................................5
C. Manfaat..................................................................................................................................5
BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................................................6
A. Pengertian Transcultural Nursing..........................................................................................6
B. Tujuan Transcultural Nursig..................................................................................................6
C. Konsep Dalam Transcultural Nursing...................................................................................7
D Paradigma Transcultural Nursing...........................................................................................8
E. Proses Keperawatan Transcultural Nursing...........................................................................9
BAB III. PENUTUP...............................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. Tujuan
Mengetahui hubungan budaya dimasyarakat dan dunia keperawatan dalam melakukan
asuhan keperawatan.serta bagaimana budaya itu mempengaruhi dalam pelaksanaan tugas
perawat.
C. Manfaat
Untuk mngetahui nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial,dan
merupakan suatu area kajian ilmiah yang brkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-
nilai budaya(nilai budaya yang berbeda,ras,yang mempengaruhi pada seorang perawat saat
melakukan asuhan keperawatan kepada klien/pasien).
BAB II
PENDAHULUAN
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut
Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada
setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya,
terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan
dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan
seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat
mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang
sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk
lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau
diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim
seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari
sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan
dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di
dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang
menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup,
bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan
yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan
ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam
asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi atau
negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
a. Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan
yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat
dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar,
1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan
keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan
ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini.
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masingmasing melalui
proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya
yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila perawat tidak
memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan
terapeutik antara perawat dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya klien
amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien
yang bersifat terapeutik.
4. Implementasi
Bila budaya klien dengan perawat berbeda maka perawat dan klien mencoba memahami
budaya masing-masing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan budaya yang pada akhirnya akan memperkaya budaya mereka,
sehingga akan terjadi tenggang rasa terhadap budaya masing-masing.
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak tidak percaya
pada klien yang akan mengakibatkan hubungan perawat-klien yang bersifat terapeutik
terganggu.
5. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang
tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin
sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
B. Analisis Kasus.
Pasien mengidap diabetes mellitus tipe II dimana diabetes mellitus tipe ini
kebanyakan diderita pada klien dengan usia di atas 40 tahun. Penderita diabetes
mellitua tipe II biasanya dapat terkendali dengan mennurunkan obesitas. Namun
dalam menangani kasus ini, terdapat beberapa kendala berupa kebiasaan budaya Jawa
yang menyukai makanan manis serta pola hidup yang kurang aktivitas fisik.
Seharusnya, seseorang yang menderita diabetes mellitus tipe II, perilaku mengurangi
makanan manis dan dianjurkan melakukan banyak latihan fisik agar dapat
menurunkan obesitas.
A. Kesimpulan
Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitusaja
dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budayaklien sehingga
tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.Evaluasi asuhan keperawatan
transkultural melekat erat dengan perencanaan dan pelaksanaan proses asuhan keperawatan
transkultural
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karna kami
sebagai mahasiswa dan sebagai manusia biasa tidak akan pernah luput dari kesalahan. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://nurdin-perawat.blogspot.co.id/2014/10/transkultural.html
https://lukasluji.wordpress.com/2012/12/14/aplikasi-transkultural-pada-penyakit-
diabetes-mellitus-dalam-konteks-keperawatan/
https://zikribewey.wordpress.com/2015/04/23/aplikasi-pendekatan-transculural-
nursing-pada-masalah-gizi-di-komunitas-masyarakat/