Anda di halaman 1dari 5

Nama: Diah Nur Aida Saputri

NIM: 191001

MACAM-MACAM KELAINAN POSTUR TUBUH

1. Kifosis

Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat
trauma, gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Kifosis adalah salah satu bentuk
kelainan tulang punggung, di mana punggung yang seharusnya berbentuk kurva dan simetris
antara kiri dan kanan ternyata melengkung ke depan melebihi batas normal, kelainan ini di
masyarakat awam sering disebut sebagai Bungkuk . Biasanya pembungkukan ini terjadi secara
berlebihan, yaitu lebih dari 50 derajat sehingga punggung akan terlihat memiliki punuk daging
yang menonjol pada tengkuk.

Penyebab:

a. Osteoporosis.

b. Degenerasi disk.

c. Penyakit Scheuermann.

d. Cacat lahir.

e. Sindrom.

f. Kanker dan pengobatan kanker.

Penanganan:

- fisioterapi.

- pada kifosis akibat kelainan tulang belakang, maka metode pengobatan tergantung pada
beberapa faktor, seperti usia dan jenis kelamin pasien, serta tingkat keparahan dan fleksibilitas
lengkungan tulang punggung.

- pemberian obat-obatan pereda nyeri

- rutin melakukan peregangan supaya memperbaiki fleksibilitas dan meredakan nyeri tulang
belakang.

- Pada anak-anak dengan Scheuermann’s kyphosis, dianjurkan menggunakan penyangga


punggung, agar tulang belakang tidak makin melengkung selama masa pertumbuhan.

- Pada kifosis yang parah, terutama yang menjepit saraf tulang belakang, disarankan tindakan
spinal fusion. Dalam prosedur ini, dokter akan memasukkan potongan tulang di antara ruas
tulang belakang, kemudian menyangganya dengan pen logam hingga posisi yang normal.

- Untuk membantu menjaga kepadatan tulang disarankan mengonsumsi makanan kaya


kalsium dan vitamin D, membatasi konsumsi alkohol, dan menghindari rokok.
2. Lordosis

Lordosis sendiri adalah penyakit kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan
punggung penderita terlalu melengkung masuk pada daerah pinggang seseorang.
Seringkali,lordosis muncul di masa kecil tanpa diketahui penyebabnya. Hal ini disebut benign
lordosis remaja. Namun,lordosis dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia.

Penyebab:

a. Postur tubuh yang buruk

b. Kegemukan

c. Osteoporosis (melemahnya tulang dengan usia)

e. Ganguan tulang belakang f.Alas kaki Alas kaki dengan hak tinggi yang biasa dipakai oleh
wanita saat ini akan meningkatkan resiko lordosis. Hak tinggi menyebabkan pusat gravitasi
tubuh berpindah ke depan dan peningkatan kelengkungan tulang belakang.

g. Spondylolisthesis (suatu kondisi dimana satu vetebra tergelincir ke depan atau kebelakang
relatif terhadap vetebra berikutnya)

h. Discitis (gangguan disk antara tulang-tulang belakang)

i. Achondroplasia (bentuk dwarfisme )

Penanganan:

Pengobatan lordosis biasanya akan disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Sebelum


memberikan pengobatan, akan dilakukan serangkaian pemeriksaan berikut untuk menentukan
kondisi lordosis yang dialami pasien.

- Tanya jawab.

- Pemeriksaan fisik.

- Pemeriksaan pendukung, seperti Rontgen atau MRI tulang belakang area lumbal dan sakrum,
serta pemeriksaan laboratorium.

Setelah mengetahui diagnosis dan tingkat keparahan lordosis maka diberikan beberapa pilihan
pengobatan, antara lain:

- Obat-obatan, untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.

- Fisioterapi, untuk meningkatkan kekuatan otot dan melatih kemampuan gerak tubuh.

- Program diet, untuk menurunkan berat badan.

- Operasi, untuk kasus lordosis yang parah dan disertai gangguan pada saraf.

3. Scoliosis
Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang
dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Sekitar
4% dari seluruh anak-anak yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60%
diantaranya ditemukan pada anak perempuan Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang
berubah bentuk dari lurus menjadi melengkung yang cenderung akan berbentuk seperti huruf
S.

Terdapat 4 penyebab umum dari skoliosis:

a. Kongenital (bawaan), disebabkan oleh tulang belakang yang tidak tumbuh dengan normal
saat bayi dalam kandungan di dalam rahim.

b. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan
akibat penyakit berikut :Cerebral palsy, Distrofi otot, Polio, Osteoporosis juvenile.

c. Idiopatik,Kasus skoliosis yang tidak diketahui penyebab pastinya disebut idiopatik.


Penyebabnya karena faktor genetika.

d. Skoliosos degenerative. Penyebabkan adalah osteoporosis, penyakit Parkinson, motor


neurone disease, sklerosis multipel, dan kerusakan tulang belakang yang terjadi akibat dari
operasi.

Penanganan:

- Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat, dan lokasi kelengkungan
serta stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20 derajat, biasanya tidak
perlu pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6
bulan.

- Pada anak- anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30,
karena itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk
memperlambat progresivitas kelengkungan vertebra. Brace dari Milwaukee & Boston efektif
dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai
masa pertumbuhan anak berhenti. Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital
maupun neuromuskular.

- Jika kelengkungan mencapai 40 atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan.Pada


pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. Tulang
dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang
pulih (kurang dari 20 tahun).

4. Clubfoot / talipes equinovarus (TEV) atau congenital talipes equinovarus (CTEV)

Clubfoot adalah kelainan pada bentuk kaki bayi, di mana kaki bengkok ke dalam seperti
terkilir. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah talipes equinovarus (TEV) atau congenital talipes
equinovarus (CTEV). TEV sudah terjadi sejak lahir dan tidak membuat bayi merasa kesakitan.
Namun jika tidak tidak ditangani, penderita akan kesulitan untuk berjalan.

Penyebab:
- Penyebab clubfoot adalah tendon yang berukuran lebih pendek dari normal. Tendon yang
lebih pendek tersebut akan menarik kaki dan membuatnya bengkok.

Beberapa hal yang dapat menyebabkan tendon menjadi lebih pendek meliputi:

- Faktor genetik

Bayi dengan orangtua atau saudara kandung yang memiliki clubfoot lebih berisiko untuk
mengalami kondisi yang sama.

- Jenis kelamin

Bayi laki-laki memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami clubfoot dibandingkan bayi
perempuan.

- Gaya hidup ketika ibu mengandung

Ibu hamil yang merokok atau menggunakan obat-obatan terlarang lebih berisiko untuk
memiliki bayi dengan clubfoot.

- Jumlah cairan ketuban yang sedikit

Cairan ketuban mengelilingi janin dan berfungsi sebagai wadah bayi untuk berkembang
sekaligus penahan benturan. Jika jumlah cairan ini sedikit, proses tumbuh kembang bayi pun
bisa terganggu.

Penanganan:

Penanganan clubfoot dapat dimulai pada satu atau dua minggu setelah bayi lahir. Beberapa
pilihan penanganannya meliputi:

- Metode Ponseti

Dokter akan meregangkan kaki yang mengalami kelainan, mengembalikannya ke posisi yang
seharusnya, dan memasang gips. Peregangan dan pengembalian posisi kaki ini akan dilakukan
perahan-lahan dan bertahap agar tidak terasa sakit. Gips kemudian akan terpasang dari jari-
jari kaki hingga ke paha, dan diganti sekali seminggu. Ponseti bisa berlangsung selama
beberapa minggu hingga beberapa bulan. Durasi ini tergantung pada tingkat keparahan
clubfoot.

Jika metode Ponseti telah selesai, penderita akan diberi sepatu khusus yang harus digunakan
selama beberapa tahun. Pemakaian sepatu khusus ini bisa berlangsung hingga anak berusia
empat tahun.

- Metode French

Metode French dilakukan dengan memijat, meregangkan, dan mengikat kaki yang mengalami
clubfoot dengan pita tidak elastis. Prosedur ini dilakukan setiap hari sampai penderita berusia
dua tahun.

- Operasi

Operasi menjadi pilihan ketika metode-metode lain tidak efektif dalam menangani clubfoot.
Langkah ini bertujuan memperbaiki ligamen, tendon, dan sendi pada kaki maupun
pergelangan kaki. Bila diperlukan, operasi untuk memperbaiki struktur jaringan lunak pada
clubfoot juga dapat dilakukan. Dokter kemudian akan memasang pin maupun gips guna
mempertahankan kestabilan kaki penderita.

5. Tortikolis

Tortikolis adalah suatu gangguan pada otot leher yang mengakibatkan kepala terlihat
memutar ke samping.

Penyebab:

Penyebab tortikolis bermacam-macam, bisa saja disebabkan oleh kerusakan pada otot
leher, tulang belakang bagian atas, atau bahkan kerusakan pada sistem saraf. Selain trauma,
kerusakan tersebut mungkin timbul oleh adanya infeksi, radang bantalan tulang belakang,
jaringan parut, kelemahan ligamen, dan tumor. Selain itu, tortikolis juga bisa diturunkan dari
orangtua ke anak karena adanya kelainan pada gen.

Penanganan:

- memijat atau mengompres leher dengan air hangat

- menggunakan obat pereda rasa nyeri

- latihan peregangan pada bagian otot-otot terkait, terutama pada kasus kronis.

- Pemberian antibiotik bagi yang disebabkan oleh infeksi.

- Operasi perbaikan otot leher.

- Operasi tulang belakang pada kasus cedera yang mengakibatkan tulang terkilir.

- Prosedur stimulasi otak.

- Terapi posisi dan peregangan pasif untuk bayi dan anak-anak.

Referensi:

Andita, N., dkk. 2016. MAKALAH SISTEM MUSKULOSKELETAL

ASUHAN KEPERAWATAN SPINAL KOLUM DISORDER

KIFOSIS, LORDOSIS SCOLIOSIS. STIK MUHAMMADIYAH:PONTIANAK.

Halodoc.com

Anda mungkin juga menyukai