PERILAKU KEKERASAN
Dosen Pengampu :
Anang N, M.Kep, Sp.Kep.J
Disusun oleh :
3C KEPERAWATAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberi banyak
kenikmatan, rahmat serta karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Resiko Perilaku
Kekerasan”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan selalu dinantikan.
Penyusun mengharapkan semoga dengan segala kesederhanaannya dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk gangguan jiwa adalah perilaku amuk. Amuk merupakan
respon kemarahan yang palin maladaftif yang ditandai dengan perasaan marah dan
bermusuhan yang kuat disertai hilangnya kontrol, dimana individu dapat merusak diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan (Keliat, 2010)
Tingkah laku amuk dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain model teori
importation yang mencerminkan kedudukan klien dalam membawa atau mengadopsi
nilai-nilai tertentu. Model teori yang kedua yaitu model situasionisme, amuk adalah
respon terhadap keunikan, kekuatan dan lingkungan rumah sakit yang terbatas yang
membuat klien merasa tidak berharga dan tidak diperlakukan secara manusiawi.
Model selanjutnya yaitu model interaksi, model ini menguraikan bagaimana proses
interaksi yang terjadi antara klien dan perawat dapat memicu atau menyebabkan
terjadinya tingkah laku amuk. Amuk merupakan respon marah terhadap adanya
stress, cemas, harga diri rendah, rasa bersalah, putus asa dan ketidakberdayaan.
Respon ini dapat diekspresikan secara internal maupun eksternal.Secara internal
dapat berperilaku yang tidak asertif dan merusak diri, sedangkan secara eksternal
dapat berupa perilaku destruktifagresif. Adapun respon marah diungkapkan melalui
3 cara yaitu secara verbal, menekan dan menantang. (Keliat, 2010)
Menurut Yosep, Keliat, dan Hamid, perilaku kekerasan adalah suatu keadaan
dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri, orang lain, ataupun terhadap lingkungan sekitar.
Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat mengambil tujuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan Apa yang dimaksud dengan kekerasan?
2. Menjelaskan Apa saja tanda dan gejala dari pasien penderitakekerasan?
3. Menjelaskan Apa etiologi penderitakekerasan?
4. Menjelaskan Bagaimana rentang responkekerasan?
5. menjelaskan pohon masalahkekerasan?
6. MenjelaskanApa saja diagnose keperawatan yang muncul pada klien dengan
kekerasan?
7. Menjelaskan apa saja penatalaksanaankekerasan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka
perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat
sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993). Berdasarkan
defenisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan
scara verbal dan fisik (Keltner et al, 1995).
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi
mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu
tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan
lingkungan.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam,
baik berupa injury secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa
faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
1. Klien : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan
yang penuh agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
2. Interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti, konflik,
merasa terancam, baik internal dari perusahaan diri klien sendiri maupun
eksternal dari lingkungan.
3. Lingkungan : panas, padat, dan bising.
B. Verbal
1. Mengancam
2. Mengumpat dengan kata-kata kotor
3. Suara keras dan ketus
C. Perilaku
1. Menyerang orang
2. Melukai diri sendiri/orang lain
3. Merusak lingkungan
4. Amuk/agresif
dimana amuk dan agresif pada rentang maladaptif, seperti gambar berikut :
Adaptif Maldaptif
2. pembatasan gerak
3. pengekangan/pengikat fisik
Pengekangan dilakukan jika perilaku klien berbahaya, melukai diri sendiri
atau orang lain (Rawhins, dkk, 1993) atau strategi tindakan yang lain tidak
bermanfaat. Pengekangan adalah pembatasan gerak klien dengan mengikat
tungkai klien (Struatdan Laraia, 1998). tindakan pengekangan masih umum
digunakan perawat disertai dengan penggunaan obat psikotropik (Duxbury,
1999).
Ibu Px : ibu Cuma pengen pengen kamu bertemu dokter sama perawat
sebentar
Sesampainya di UGD seorang perawat yang melihat kedatangan mereka
langsung mempersilahkan mereka duduk.
Tahap Pre-Interaksi
TahapOrientasi
Perawat pun mulai memegangi pasien, agar pasien tidak kabur. Sesegera
mungkin perawat lain beserta satpam datang untuk memberikan bantuan.
Ibu Px : Iya saya setuju saja yang penting anak saya sembuh
TahapKerja
1. Memulai dengan cara yang baik
2. Memilih alat restrain yang tepat
3. Memasang alat restrain pada klien dengan cepat dan tepat
4. Mengamankan restrain dari jangkauan pasien
5. Menyediakan keamanan kenyamanan sesuai kebutuhan
Pasien melakukan pukul kasur dan bantal sesuai anjuran perawat. Setelah
melakukan kegiatan tersebut, tiba-tiba pasien mengamuk dan membuang
bantal kewajah perawat. Sedangkan perawat 1 mencoba mengatasi
kemarahan pasien dan memanggil perawat lainnya. Kemudian perawat
melakukan pengikatan fisik pada pasien dengan disertai memberikan obat
psikotropika, agar pasien tenang. Tetap lakukan observasi pada pasien
setiap 60 menit sekali untuk mengecek Tanda-tanda vital, bantu
pemenuhan kebutuhan nutrisi, eliminasi, hidrasi dan kebersihan diri
2.9 Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengukur tujuan dan kriteria yang sudah tercapai
dan yang belum sehingga dapat menentukan intervensi lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukaiseseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka
perilakukekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang
lain, danlingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat
sedangberlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993). Berdasarkan
defenisi ini maka perilaku kekerasan dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan
scara verbal dan fisik (Keltner et al, 1995).
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi
mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu
tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, S.Kp.,2009, Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa,
Farida Kusumawat., 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : Salemba Medika.
Kesehatan RI., 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan, Jakarta :
Depkes RI.
Laraia, M.T., 2001, Principle and Practice of Pshychiatric Nursing, Edisi 7, Mosby,
Philadelpia. Departemen
Nita Fitria., 2009, Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Stuart, G. W., Sundeen, JS., 1998, Keperawatan jiwa (Terjemahan), alih bahasa: