HEMOFILIA A
Disusun Oleh :
ADI IYAHAHIYAH ( 4201.0116.A.001 )
ABSTRAK
Hemofilia adalah kelainan perdarahan kongenital yang disebabkan oleh
kekurangan faktor VIII (faktor antihemofilik) yang terkait dengan Hemofilia A,
atau faktor IX (faktor Christmas) yang terkait dengan Hemofilia B. Secara umum,
insiden hemofilia pada populasi cukup rendah yaitu sekitar 0,091% dan 85 %
nya adalah hemofilia A. Disebutkan pada sumber lain insiden pada hemofilia
A 4-8 kali lebih sering dari hemofilia B. Hemophilia A merupakan suatu
kondisi yang sangat jarang ditemukan yang mana salah satu faktor koagulasi.
PENDAHULUAN
Hemofilia adalah kelompok kelainan pembekuan darah dengan
karakteristik sexlinked resesif dan autosomal resesif. Gejala yang paling sering
terjadi ialah perdarahan, baik di dalam tubuh (internal bleeding) maupun di luar
tubuh (external bleeding). Masalah perdarahan dan kelainan pembekuan disini
harus ditangani secara pendekatan tim. Prevalensi hemofilia di Indonesia untuk
pada tahun 2006 ialah 4,1 per 1 juta kasus. Kasus hemofilia A lebih sering
ditemukan dibandingkan dengan hemofilia B yaitu tercatat sebanyak 1 per 10 ribu
kasus sedangkan kasus hemofilia B 1 per 20-30 ribu kasus. Untuk kasus hemofilia
C di Indonesia belum terdapat data resmi karena kasus ini jarang ditemukan,
diperkirakan 1 per 100 ribu kasus hemofilia.
METODE
Pemeriksaan darah lengkap (FBE) itu ditentukan dengan menggunakan
Beckman Coulter AC. Waktu tromboplastin parsial teraktivasi (APTT)
menggunakan APTT diagnostik umum reagen.
KESIMPULAN
Hemofilia adalah kelompok kelainan pembekuan darah dengan
karakteristik sexlinked resesif dan autosomal resesif. Kelainan pembekuan darah
disebabkan oleh kurangnya faktor pembekuan darah VIII atau IX. Hemofilia
dibagi atas tiga jenis yaitu hemofilia A, B, dan C. Hemofilia A dan B diturunkan
secara seksual, sedangkan hemofilia C secara autosomal. Pada kasus hemofilia A
terdapat defisiensi faktor VIII; kasus hemofilia B dengan defisiensi faktor IX; dan
hemofilia C dengan defisiensi faktor XI. Hemophilia A merupakan suatu kondisi
yang sangat jarang ditemukan yang mana salah satu faktor koagulasi, yakni faktor
VIII menjadi tidak aktif karena suatu pembentukan autoantibodi.Diagnosis pasti
hemofilia A yaitu didapatkan jumlah faktor VIII yang rendah dengan adanya
inhibitor faktor VIII. Pembentukan inhibitor terhadap faktor VIII dikaitkan
dengan berbagai kondisi seperti kehamilan, keganasan dan penyakit autoimun
dengan kelainan kulit seperti pemfigoid bulosa yang didapati pada kasus ini.
Terapi bertujuan antara lain untuk mengontrol perdarahan akut dengan bypassing
agent dan imunosupresi yang bertujuan untuk eradikasi antibodi. Strategi terapi
yang dipakai pada pasien ini yaitu dengan mengatasi kekurangan faktor VIII
menggunakan konsentrat faktor VIII dan steroid untuk mengeradikasi inhibitor.
DAFTAR PUSTAKA.
Yoshua, Angliadi, 2013. Rehabilitasi Medik pada Hemofilia. Jurnal
Biomedik (JBM) Volume 5, Nomor 2, hlm. 67-73.
Sihombing, Rasco Sandy, et.all. 2016. Diagnosis dan Tata Laksana
Acquired Hemophilia A(AHA) dengan Pemfigoid Bulosa. Sihombing,
Rasco Sandy, et.all. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia,Vol. 3, No. 4.
Suega, Ketut, et.all. 2006. orang Penderita Hemofilia Ringan Dengan
Perdarahan Masif. Suega, Ketut, et.all.. J Peny Dalam,Volume Nomor 2.
Purwanto,Diana S. 2012. Haemophilia. Purwanto,Diana S. Jurnal Biomedik
(JBM), Volume 4 ,Nomor 3.
Sona P.S, C Muthu Lingam. 2010. HEMOPHILIA - AN OVERVIEW. Sona
P.S, C Muthu Lingam. International Journal of Pharmaceutical
Sciences Review and Research Volume 5, Issue 1; Article-004.