TAHUN 2020
OLEH :
4201.0116.A.001
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang terlibat dalam kemajuan teknologi
jaringan internet. Hal yang paling fenomenal berkaitan dengan internet saat ini
adalah media sosial. Media sosial dapat diartikan dengan sebuah media online
orang dari berbagai belahan dunia mudah untuk berinteraksi, bertukar gambar,
mengirim suara, serta dapat memberkani informasi. Pengguna media sosial kini
telah menguasai berbagai kalangan, mulai dari remaja, dewasa, orangtua bahkan
Usia remaja merupakan masa pencarian dan pengukuhan jati diri sebelum
attachment dapat berupa sikap hangat dalam berhubungan dengan orang lain,
sangat dekat dengan orang yang disayangi, lebih empati, sangat peracaya pada
orang yang disayangi, dan lebih nyaman bersama orang yang disayangi. Tidak
heran jika reamaja aktif diberbagai media sosial yang sebagian besar bertujuan
Sense Media Amerika terhadap lebih dari 1.000 remaja berusia antara 13 sampai
jejaring sosial setiap hari. Seperempat dari remaja menggunakan setidaknya dua
jenis media sosial dalam sehari. Melalui survei tersebut Common Sense Media
Amerika juga menemukan bahwa responden remaja merasa media sosial sebagai
fasilitas yang bermanfaat bagi mereka (Hanjani, 2013). Adapun studi yang
(ASSOCHAM) tahun 2012, dalam penelitian yang dilakukan pada 2000 remaja di
India dengan rentang usia 1220 tahun terbukti bahwa mayoritas responden
mengalami insomnia, depresi, dan hubungan personal yang buruk dengan rekan-
fakta, bahwa 98% dari remaja yang disurvei tahu tentang internet dan bahwa
dan konten hiburan didorong oleh kebutuhan pribadi (Gatot S., 2014)
durasi penggunaan media sosial lebih dari 7 jam sehari bisa dikategorikan
sangat lama, dan penggunaan media sosial selama 1-2 jam perhari dapat
aspek yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Salah satu aspek fisik yaitu tidur
(Woods & Scott, 2016). Tidur merupakan suatu proses fisiologi yang penting bagi
kebutuhan fisik manusia. Seseorang tidak bias bertahan hidup tanpa memiliki
kualitas dan kuantitas tidur yang cukup, karena selama proses tidur terjadi
Beberapa gangguan tidur yang sering dialami manusia antara lain adalah
insomnia (Krisna,2016)
dengan penggunaan sosial media dan fasilitias di dalamnya adalah studi yang
pada responden adalah pada durasi sedang (3-4 jam), kejadian insomnia pada
durasi penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia, bahwa semakin lama
baik dari kualitas dan kuantitas (Tarwoto & Wartonah, 2015). Remaja yang
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada siswa kelas
siswa memiliki lebih dari dua aplikasi media sosial di berbagai gadget yang
dimiliki. Dari hasil wawancara pada 15 siswa kelas X didapatkan data bahwa 13
siswa tersebut menggunakan media sosial lebih dari 6 jam dalam sehari, dan 2
insomnia karna begadang untuk mengakses media sosial, dan 6 siswa mengatakan
durasi penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia pada siswa kelas X
penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan durasi penggunaan media sosial
1.3. Tujuan
sosial dengan kejadian insomnia pada siswa kelas X di SMK RISE Kedawung.
Kedawung.
1.4. Ruang Lingkup
Kedawung Kabupaten Cirebon. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
penelitian ini durasi penggunaan media sosial dapat dikategorikan yaitu ≥ 7 Jam:
Sangat lama, 5-6 Jam : Lama, 3-4 Jam : Sedang, dan 1-2 Jam : Singkat. Dengan
jenis aplikasi media sosial antara lain Facebook, Twitter, Instagram, Youtube,
remaja.
1. Bagi responden
Responden akan mendapatkan informasi tentang durasi penggunaan
insomnia.
TINJAUAN PUSTAKA
Media sosial adalah media yang berupa situs dan aplikasi yang melibatkan
teknologi berbasis internet. Media berbasis teknologi internet ini mendorong dan
orang terdekat hingga orang asing yang tidak pernah dikenal sebelumnya. Media
sosial dianggap sebagai media yang memberikan fasilitas layanan jaringan online
sebuah media online melalui aplikasi berbasis internet, dapat digunakan untuk
berbagi, berpartisipasi dan menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring
sosial dan ruang dunia virtual yang didukung oleh teknologi multimedia yang
kolaborasi, saling bertukar informasi, dan berinteraksi melalui isi pesan yang
, 2015).
berikut :
2. Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang
penghambat.
4. Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga
Dalam R.sudiyatmoko (2015), media sosial dapat dibagi menjadi 6 jenis yaitu :
seperti Wikipedia.
youtube.
avatar sesuai keinginan dan kemudia berinteraksi dengan orang lain yang
mengambil wujud avatar juga layak di dunia nyata, seperti online game.
dengan yang lain. Virtual social world ini tidak jauh berbeda dengan
Virtual game world, namun lebih bebas terikat dengan berbagai aspek
Peran media sosial bagi remaja adalah sebagai sarana untuk berkomunikasi
dan kehidupan sosial. Media sosial menyediakan lingkungan suportif bagi remaja
dan memberi ruang bagi mereka untuk berbagi dan berdiskusi tentang segala hal
seperti kesehatan, music, film, video games, dan seterusnya (Tartari, 2015).
bagi remaja. Media sosial memiliki berapa dampak positif seperti meningkatkan
dan belajar dalam keterampilan teknik bersosialisasi dengan orang lain. Namun
media sosial juga memiliki dampak negatif sperti cyberbullying, terpapar konten
informasi yang salah, mengalami kecanduan media sosial, dan gangguan tidur
(McBride, 2011).
2.1.6. Dampak Penggunaan Media Sosial
Menurut Arfianingrum (2013), ada beberapa dampak positif dan negatif yang
yang wajib dipenuhi agar bisa bertahan hidup dan berada dalam
Teroris.
5) Gangguan tidur
2015):
Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan mengalami penurunan atau bahkan tidak ada sama sekali dan
Individu dikatakan dapat tidur apabila pada keadaan: aktivitas fisik minimal,
tubuh dan penurunan respon terhadap ransangan dari luar. Individu yang dapat
melakukan tidur dengan kualitas dan kuantitas yang baik, tenaga akan kembali
Menurut potter & Perry (2010) mengatakan bahwa tidur adalah suatu keadaan
yang berulang –ulang, perubahan status keasadaran yang terjadi selama periode
tertentu. Tidur membantu pikiran dan tubuh untuk pulih dan mengebalikan energi
yang digunakan sehari-hari. Saat tidur kita memasuki suatu keadaan istirahat
periodic dan pada saat itu kesadaran kita terhadap alam menjadi terhenti, sehingga
tubuh dapat beristirahat. Otak memiliki sejumlah fungsi, strutur, dan “pusat-pusat
tidur” yang mengatur siklus tidur dan terjaga. Pada saat yang sama, tubuh
membuat kita mengantuk. Jika proses ini diubah oleh stress, kecemasan,
gangguan, dan sakit fisik dapat mengalami insomnia (Potter & Perry, 2010)
Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
menyatkan fase kegiatan otak dan badan yang berbeda (Tarwoto & Wartonah,
2015).
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer,
pergerakan mata. Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara
dua mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat
otak untuk tidur dan bangun. Reticular activating sistem (RAS) dibatang otak
nyeri,dan sensor raba. Selain itu juga menerima stimulus dari konteks serbri
seroin dari sel-sel spesifik dipons dan batang otak tengah yaitu Bulbar
kesimbangan implus yang diterima dari pusat otak, reseptor sensorik perifer
misalnya bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbic seperti emosi (Tarwoto &
Wartonah, 2015)
Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha
dalam posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada
saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin (Tarwoto & Wartonah, 2015).
Normalnya tidur dibagi menjadi dua yaitu Non Rapid Eye Movement (NREM)
dan Rapid Eye Movement (REM). Masa NREM seseorang dibagi menjadi empat
tahap dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan REM
adalah dahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir (Tarwoto &
Wartonah, 2015).
1) NREM I
- Tingkat transisi
- Merespons cahaya
2) NREM II
3) NREM III
- Tidur nyenyak
Kebutuhan tidur, durasi dan kualitas tidur pada setiap individu dari semua
1. Neonatus
2. Bayi
Bayi membutuhkan tidur 12-14 jam sehari. Sekitar 20-30% dari waktu
tidur dihabiskan dalam siklus REM. Bayi yang minum ASI biasanya tidur
2015)
3. Toddler
tidur REM menurun menjadi 25%. Pada masa toddler, anak tidak mau
tidur pada malam hari karena kebutuhan untuk otonomi atau takut
perpisahan.
4. Prasekolah
Usia anak prasekolah membutuhkan waktu tidur 11-12 jam. Tidur REM
20%.
5. Sekolah
6. Remaja
Usia remaja membutuhkan waktu tidur kira-kira 8,5 jam pada malam hari
dan tahapan tidur REM sekitar 20% (Tarwoto & Wartonah, 2015).
7. Dewasa muda
Pada dewasa muda membutuhkan tidur rata-rata 7-9 jam perhari. Tahapan
Total waktu yang digunakan untuk tidur malam hari mulai menurun.
Jumlah tidur tahap 4 mulai menurun. Tidur 7 jam sehari, 20% tidur REM.
9. Lansia
4. Beberapa lansia hampir tidak pernah memiliki tahap 4 atau tidur yang
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur, baik dari kuantitas
1. Status kesehatan
1) Penyakit fisik
2) Stress psikologis
lain.
2. Lingkungan
kurang baik, ukuran tempat tidur, tempat tidur yang keras, posisi tempat
3. Diet
Individu dengan kebiasaan makan yang baik dan sehat tidak akan
kurma dan ikan tuna menyebabkan seseorang mudah tidur. Minuman yang
4. Obat-obatan
Obat memiliki efek terapeutik dan efek samping. Diantara beberapa efek
5. Gaya hidup
1. Insomnia
2. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kelebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9
Wartonah, 2015)
3. Parasomnia
2015)
4. Nerkolepsi
keinginan yang tidak terkendali untuk tidur (Tarwoto & Wartonah, 2015)
Wartonah, 2015)
tidur, merasa tidak segar dan mengalami kualitas tidur yang buruk. Insomnia
bukan berarti berapa lama waktu tidur tetapi lebih mengarah kualitas tidur, yaitu
seberapa jauh dapat beristirahat dengan tidur tersebut menurut Frances dkk
(Dewi, 2011)
tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Rata-rata setiap orang pernah
mengalami insomnia sekali dalam hidupnya. Insomnia tak hanya kondisi sulit
tidur, tapi juga seluruh gangguan tidur seperti sering terjaga saat tidur, sulit
memulai tidur, hingga tidak bias mencapai kualitas tidur yang normal (Widya,
2012).
yaitu:
terbangun.
insomnia yaitu :
1. Insomnia akut/ringan
2. Insomnia sedang
1. Masalah Psikologis
Ditemukan bukti penelitian bahwa insomnia bukan hanya sebagai
2. Jet Lag
ke Barat). Hal ini terjadi karena tubuh yang melakukan perjalanan tidak
menyesuaikan diri dengan zona waktu yang baru. semisal, pegawai New
York tiba di Paris tengah malam waktu Paris, sementara tubuh sang
pegawai masih terus beroperasi dengan waktu New York. Pada masa
memasukkan hal-hal baru pada otak hampir 40 persen. Hal ini disebabkan
benda elektronik yang bersinar terang dan langsung menyorot pada mata
dapat mengganggu kerja otak dan merusak sistem jam biologis tubuh.
siklus 24 jam). Layar monitor yang bersinar terang dan langsung menuju
tidurnya.
Hal ini berbeda dengan televisi yang tidak dianggap mengganggu karena
bahwa banyak saraf penerima sinyal atau reseptor di dalam mata yang
bertugas menangkap cahaya. Ketika tiba waktunya tidur, tetapi kita justru
asyik di depan laptop, iPad, atau komputer, saraf tersebut mengirim pesan
hormon tersebut pada pukul 9 atau 10 malam. Akan tetapi, ketika ada
memberlakukan kerja secara shift, yaitu pada satu orang waktu shift-nya
berubah-ubah. Semisal, pada hari Senin masuk pukul 09.00, hari Selasa
masuk pukul 12.00, hari Rabu kembali masuk pukul 09.00, dan
seterusnya. Jam kerja yang sering berubah-ubah ini juga dapat memicu
insomnia. Sebab, pola tidur jadi tak teratur sehingga tubuh mengalami
sebelum waktu tidur dapat mengganggu parp kedua periode tidur. Ketika
aktivitas otak. Alkohol bagi sebagian orang berhasil membuat tidur lebih
tubuh tak dapat kembali tidur tahap REM (Rapid Eye Movement terjadi
6. Pemakaian Oba-obatan
waktu tidur atau ketika dosisnya ditingkatkan. Salah satu contoh kecil
agonis, beta blocker), lipid dan agen penurun kolesterol, diuretik, penekan
7. Penyakit Tertentu
8. Perubahan Hormon
orangtua yang menderita insomnia. Selain itu, banyak anak kembar yang
1. Tanda Insomnia
10) Penat
11) Mengantuk
2. Gejala insomnia
6) Bila telah terbangun sulit untuk tidur kembali. Pada orang normal
pagi hari).
8) Perasaan tidak segar di pagi hari. Pada orang normal merasa segar
(Bauducco, Tillfors, Ozdemir, & Flink, 2015). Gangguan somatik misalnya status
yang tidak terjaga, kekerasan, dan bunuh diri (Shochat, Cohen-Zion, &
Tzischinsky, 2014).
Life) merupakan aspek-aspek yang terdpat pada seluruh kualitas hidup yang dapat
mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental (Odete, et al., 2017). Selain itu
dampak lainya adalah terjadinta gangguan pada fungsi kognitif dan sosial seperti
mengantuk. Dampak yang sangat besar dari insomnia akan terjadi masalah besar
termasuk bagi remaja. Media sosial memiliki berapa dampak positif seperti
lain. Namun media sosial juga memiliki dampak negatif sperti cyberbullying,
Salah satu penyebab insomnia adalah bagadang dan alat eletronik. Begadang
pada otak hampir 40 persen. Hal ini disebabkan oleh penutupan bagian-bagian
otak selama kehilangan waktu tidur. Sebagian dan kita bekerja memakai sarana
elektronik yang bersinar terang dan langsung menyorot pada mata dapat
mengganggu kerja otak dan merusak sistem jam biologis tubuh. Sebagaimana
dikatakan oleh ahli saraf dari Northwestern University, Phyllis Zee, apabila
seseorang sering menyalakan notebook atau iPad sebelum tidur, cahayanya dapat
memicu atau menstimulasi otak untuk membuat kita terbangun dan menunda
keinginan untuk tidur dimana nantinya seseorang akan mengalami gangguan tidur
(Insomnia). Hal ini akan mengganggu ritme sirkadian (semacam jam di dalam
otak yang menentukan kapan waktunya tidur dan kapan waktunya bangun dalam
siklus 24 jam). Layar monitor yang bersinar terang dan langsung menuju ke mata
pengguna dengan jarak relatif dekat akan mengganggu pola tidurnya (Widya,
2012).
Dalam penelitian Munezawa et al. (2011) dan Lange et al. (2017) menyatakan
insomnia. Pengguna mobile phone yang tinggi menyebabkan kualitas tidur yang
buruk, penurunan durasi tidur, meningkatkan rasa kantuk, dan gejala insomnia
pada remaja. Hal tersebut dapat dikarenakan pancaran cahaya dari handphone
erat kaitannya dengan penggunaan sosial media dan fasilitias di dalamnya adalah
responden adalah pada durasi sedang (3-4 jam), kejadian insomnia pada
durasi penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia, bahwa semakin lama
2014).
Remaja yang mengalami insomnia dapat mempengaruhi perkembangan
kognitif pada remaja misalnya penurunan daya ingat, gangguan konsentrasi, serta
Media Sosial
Penyebab Insomnia :
1. Masalah Psikolog
Penggunaan 2. Jet Lag
Media Sosial 3. Begadang dan Alat
Elektronik
4. Jam Kerja yang
Sering Berubah
Durasi penggunaan media sosial 5. Alkohol, Rokok,
dan Kopi
Dikategorikan sebagai berikut : ≥ 7 6. Pemakaian Obat-
Jam: Sangat lama, 5-6 Jam : Lama, 3-4 obatan
Jam : Sedang, dan 1-2 Jam : Singkat 7. Penyakit Tertenti
8. Perubahan Hormon
Insomnia
Gangguan Tidur