Anda di halaman 1dari 15

ASKEP MOLAHIDATIDOSA

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Kembang W P (33411901048)
Robbiyanti Isnaini (33411901062)
Ferina Riza Masdari (33411901082)
Pengertian
• Hamil anggur (Mola Hidatidosa) adalah kehamilan
abnormal berupa tumor jinak dari sel-sel
trofoblas.Trofoblas adalah bagian dari tepi sel-sel
telur yang kelak terbentuk menjadi ari-ari janin atau
merupakan suatu hasil yang gagal. Jadi, dalam
proses kehamilannya mengalami hal yang berbeda
dengan kehamilan normal, dimana hasil pembuahan
sel sperma dan sel telur gagal terbentuk dan
berubah menjadi gelembung-gelembung yang
bergerombol membentuk buah anggur.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Jika kehamilan ditemukan perdarahan maka :
Saat dalam pengkajian kasus Mola Hidatidosa
terdapat pengkajian tentang perdarahan . Data
yang muncul pada ibu hamil dengan Mola
Hidatidosa yaitu, pasien mengalami keluhan
perdarahan pervaginam dengan jumlah yang
sedikit atau banyak, mengeluh nyeri abdomen
bawah, lemas,dan mual muntah.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan gejala yang muncul pada pasien
dengan Mola hidatidosa, maka sesuai dengan
SDKI dan NANDA, data-data tersebut dapat
menjadi dasar dalam penegakkan diagnosa
keperawatan seperti pada:
Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
pada Pasien Mola Hidatidosa :
1.Risiko perdarahan
2. Nyeri akut
3. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Risiko infeksi
5. Defisiensi pengetahuan
6. Ansietas
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan yang dapat disusun sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang telah teridentifikasi, adalah sebagai
berikut:
1. Risiko perdarahan
• Rencana Tujuan:
Kehilangan Darah :
1) Tidak ada kehilangan darah yang terlihat
2) Tidak terdapat perdarahan pervaginam
3) Tidak terdapat penurunan Hb
4) Tekanan darah normal
• Rencana Intervensi:
pencegahan Perdarahan : 1. Monitor hematokrit,
hemoglobin, sebelum dan setelah kehilangan
darah 2. Monitor tanda vital 3. Pertahankan
bedrest selama perdarahan 4. Anjurkan
meningkatkan makanan dan vitamin K
Manajemen Perdarahan : 1. Monitor intake output
cairan 2. Pertahankan akses IV 3. Anjurkan
membatasi aktivitas
2. Nyeri akut
• Rencana tujuan:
Tingkat Nyeri : 1. Nyeri yang dilaporkan
berkurang 2. Ekspresi nyeri wajah tidak ada 3.
Tidak mengeluarkan keringat 4. Panjangnya
episode nyeri berkurang 5. Frekuensi nafas
normal 6. Tekanan darah normal
• Rencana intervensi
Manajemen Nyeri : 1. Lakukan pengkajian nyeri yang
meliputi lokasi,durasi, frekuensi, intensitas/beratnya
nyeri 2. Berikan informasi mengenai nyeri, dan
berapa lama nyeri yang akan dirasakan. 3. Ajarkan
metode non farmakologi untuk menurangi nyeri
dengan teknik nafas dalam 4. Monitor kepuasan
klien terhadap manajemen nyeri dengan teknik
nafas dalam 5. Anjurkan istirahat untuk mengurangi
nyer
3. Risikodefisit nutrisi
• Tujuan:
Status Nutrisi 1. Asupan makanan tidak menyimpang 2. Asupan
cairan tidak menyimpang 3. Rasio berat badan / tinggi badan tidak
menyimpang
• Rencana Intervensi:
Manajemen Nutrisi 1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
(pasien) untuk memenuhi kebutuhan gizi 2. Tentukan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
gizi 3. Monitor kalori asupan makanan 4. Timbang BB secara
teratur 5. Lakikan atau bantu pasien terkait dengan perawatan
mulut
4. Defisit pengetahuan
• Tujuan:
Pengetahuan : kehamilan 1. Klien mengetahui tanda tanda peringatan
komplikasi kehamilan 2. Klien mengetahui perkembangan janin
• Rencana Intervensi:
Pengajaran: proses penyakit 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
dengan proses penyakit yang spesifik 2. Jelaskan patofisiologi penyakit
dan bagaimana hubungannya dengan anatomi fisiologi sesuai
kebutuhan 3. Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya 4.
Kenali pengetahuan klien mengenai konsidinya 5. Jelaskan tanda dan
gejala umum dari penyakit, sesuai kebutuhan 6. Beri informasi kepada
keluarga/ orang yang penting bagi pasien mengenai perkembangan
pasien, sesuai kebutuhan
5. Risiko
• Tujuan:
infeksi Keparahan infeksi 1. Tidak ada nyeri 2. Tidak
menggigil 3. Tidak ada kemerahan 4. Tidak demam
5. Tidak ada peningkatan jumlah sel darah putih
• Rencana Intervensi:
Perawatan perineum 1. Inspeksi perineum 2. Fasilitasi
dalam membersihkan perineum 3. Berikan posisi
nyaman 4. Bersihkan area perineum secara teratur
6. Ansietas
• Tujuan
Tingkat kecemasan 1. Dapat istirahat 2. Tidak gelisah 3.
Tidak ada wajah tegang 4. Tidak pusing
• Rencana Tindakan:
Peningkatan kopping 1. Memberikan pemahaman
tentang proses penyakit 2. Membangun pendekatan
yang tenang 3. Memberikan suasana penerimaan 4.
Mengajarkan pasien relaksasi (nafas dalam dan terapi
musik)
• 5. Implementasi
• Implemetasi adalah tindakan yang sesuai dengan
yang telah direncanakan mencakup tindakan
mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri
merupakan tindakan keperawatan berdasarkan
analisis dan kesimpulan perawat, serta bukan atas
prtunjuk tenaga kesehatan lain. Disisi lain, tindakan
kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang
didasarkan oleh hasil keputusan bersama dokter
atau petugas kesehatan lainnya.
• 6. Evaluasi
• Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses
keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang
diharapkan terhadap perubahan dari ibu dan menilai
sejauh mana masalah ibu dapat diatasi (Ratnawati, 2018).
• Menurut (Debora, 2013) evaluasi adalah tahap kelima dari
proses keperawatan. Pada tahap ini perawat
membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan
dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta menilai
apakah masalah yang teratasi sudah teratasi seluruhnya,
hanya , atau bahkan belum teratasi semuanya.

Anda mungkin juga menyukai