Anda di halaman 1dari 18

2

BAB 3
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. S
DENGAN CURIGA KRETINISME AKIBAT DARI HIPOTIROIDIME
KONGENITAL
DI RUANG PBRT RSDK SURABAYA

Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 November 1994 jam 08.00 WIB. Bayi
diperkirakan mengalami kretinisme karena kadar yodium yang selalu rendah
dalam tubuh yang menyebabkan hipotiroid.

I. IDENTITAS
Nama : By. A
TTL : Surabaya, 02 Mei 1994
Umur : 6 bulan
Jenis kelamin : Wanita
No. Register : 5091382
Tanggal masuk PBRT : 17 November 1994 jam 17. 45 WIB
Nama Ayah : Tn. S ( 37 tahun )
Nama Ibu : Ny. M ( 32 tahun )
Pekerjaan Ayah : Satpam pabrik
Pekerjaan Ibu : Buruh pabrik
Alamat : Tenggumung Wetan 35, RT/I RW/3 Surabaya
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan Ayah : SLTP
Pendidikan Ibu : SD

II. KELUHAN UTAMA
By. A mengalami sulit bernafas akibat pembesaran diarea leher.

III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
3

1. Prenatal
Ibu memeriksakan kehamilannya di RSDK 1 kali pada 3 bulan kehamilan
pertama dan 2 kali setiap bulan pada trimester kedua dan ketiga. Ibu mengatakan
dalam kehamilannya, ibu memeriksakan kehamilannya > dari 6X. Saat kehamilan
ibu A sering mengkonsumsi vitamin, obat tambah darah dan obat penurun tekanan
darah. Ibu A mempunyai riwayat hipertensi dan mengkonsumsi rendah garam
selama hamil dan mengatakan efek terhadap kehamilannya terdapat
pembengkakan di kaki dan kepala terasa kaku.
Di dalam keluarga ibu ada riwayat mempunyai penyakit darah tinggi. selama
kehamilan ibu tidak mempunyai riwayat perdarahan.
2. Intranatal
Bayi A lahir tanggal 02 Mei 1994 jam 17.30 WIB di RSDK ruang VK,
ditolong oleh dokter Suhartono dalam usia kehamilan 9 bulan lebih 2 minggu
dengan tindakan vacum ekstraksi atas indikasi partus macet dan untuk
memperingan kala II. Kulit ketuban pecah kurang dari 6 jam, warna jernih, jumlah
cukup, dan berbau khas. Berat badan lahir bayi S 3500 gram, dengan panjang
badan ibu lupa, dan Apgar skore 9-9-9. Plasenta lahir secara spontan dengan
kotiledon lengkap, tidak ada infark, tidak ada polihidramnion serta tidak ada
perdarahan.
Dan ibu A mempunyai riwayat persalinan pertama lahir secara spontan aterm,
jenis kelamin perempuan, dengan tindakan vacum ekstraksi atas indikasi partus
macet di RSDK dengan BBL 3100 gram dan sekarang berusia 4 tahun.
3. Postnatal
Bayi lahir di ruang VK tidak keluar mekonium kemudian di bawa ke PBRT
jam 19.00 WIB bayi muntah, keluar cairan warna hijau dan dilakukan tindakan
untuk merangsang pengeluaran mekoneum dengan cara diukur suhu per rectal dan
tindakan scorsteen baru mekoneum keluar. Saat ini bayi A terpasang selang sonde
dan saat diruangan waktu dipasang selang sonde kesulitan untuk dimasukkan.
Diet diberikan sebanyak 12X20 cc ASI saja lewat sonde. Saat diberikan ASI jam
10.00 WIB 10 menit kemudian bayi S muntah dan batuk keluar susu.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
4

1. Penyakit sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya.
2. Pernah dirawat di Rumah Sakit
Tidak pernah dirawat di rumah sakit
3. Obat obatan yang digunakan
By. A belum pernah mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya.
4. Tindakan Operasi
Tidak pernah mengalami tindakan operasi
5. Kecelakaan
Tidak pernah mengalami kecelakaan
6. Imunisasi
By. A belum pernah mendapatkan imunisasi

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA













Keterangan :

: Laki-laki
: Perempuan
A : Tn. S
B
By. A (6 bulan)
A
5

B : Ny. S
: Klien An. A
: Tinggal Serumah

1. Riwayat ekonomi keluarga
Ayah A bekerja sebagai satpam di sebuah pabrik. Ibu bekerja sebagai
buruh pabrik menanggung dua orang anak yang belum mandiri dengan
penghasilan rata-rata sebulan Rp 1.200.000,-
2. Riwayat sosial keluarga
Yang mengasuh bayi A adalah Tn dan Ny. S tetapi saat ini bayi A dirawat
di ruang PBRT.
Hubungan dalam keluarga baik terlihat keluarga lain selalu menjenguk ibu
dan bayi A untuk mengetahui kondisinya meskipun hanya melihat dari jendela
kaca ruang PBRT. Respon bayi S dengan orang lain baik terbukti ketika bayi
dipanggil menatap dan ketika digendong oleh ibunya bayi lebih tenang.
Psikomotor bayi aktif.
3. Riwayat reproduksi bersalin
G2 P2 A0 yaitu kehamilan kedua, melahirkan sebanyak 2X lahir hidup dan
tidak pernah keguguran. Ibu mengatakan bahwa yang diinginkan oleh keluarga
adalah mempunyai dua orang anak cukup.
Ibu dulu pernah memakai KB suntik dan dilepas 1 tahun yang lalu
kemudian ibu hamil.
4. Sistem dukungan keluarga
Keluarga sangat mendukung dalam mempercepat kesembuhan bayi A.
Terlihat setiap saat ibu mendampingi bayinya dan memberikan susu ASI. Ibu
mengatakan harus sabar dalam menghadapi kenyataan ini dan ibu mengatakan
sebenarnya belum boleh pulang karena membutuhkan perawatan intensif di
Rumah Sakit dulu.
5. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Dalam keluarga pengambilan keputusan ada pada ayah A.
6. Anggota keluarga ada yang menderita penyakit keturunan seperti hipertensi
yaitu ibu dari Ny. M.
6


VI. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Anak A lahir aterm dengan berat badan lahir 3500 gram, PB lahir tidak tahu,
Lingkar kepala lahir tidak tahu. Lingkar perut lahir tidak tahu.
Saat dikaji BB: 4300 gram, LK: 35 cm, PB: 55 cm, LP: 36 cm, LD: 35 cm,
LL: 16 cm. Perkembangan anak menurut kurva lubchenku sesuai masa kehamilan.
Perkembanagan menurut skor Ballard sesuai umur kehamilan 37-40 mgg.
Personal Sosial: refleks menghisap ada, refleks moro (ekstensi lateral dari
ekstremitas atas dengan membuka tangan). Motorik Halus: menoleh, menatap.
Bahasa: menangis pelan. Motorik Kasar: fleksi anterior

VII. KEBUTUHAN DASAR
1. Makan
Pemberian makanan selama di RS By. A diberikan diet 12X20 cc ASI saja.
a. Status nutrisi: LK: 35 cm, PB: 55 cm, LP: 36 cm, LD: 35 cm, LL: 16 cm
Panjang badan 55 cm, lingkar kepala 35 cm, berat badan sekarang
4300 gram.
Kategori status gizi berdasar berat badan dengan umur / WAZ:
Z-Score 5,5 3,3
0,40
= -2.75
Kesan berat badan normal (gizi normal)
Kategori status gizi berdasar tinggi badan dengan umur / HAZ:
Z-Score 55 50,5
0,40
= -71,25
Kesan Normal
Kategori status gizi berdasarkan BB dengan TB / WHZ
Z-Score 4,3 5,5
0,40
= -9,45
Kesan Normal
7

Tanda fisik kecukupan nutrisi / malnutrisi : An. A kurang gizi
2. Pola istirahat / tidur
An. A lebih banyak tidur dan terbangun saat haus, ngompol dan BAB.
3. Pola kebersihan
Di rumah sakit An .A dimandikan 1x pagi hari dengan menggunakan air
hangat dan setiap 5 jam popok, baju dan selimut diganti sebelum bayi mulai
diberikan minum ASI.
4. Pola aktifitas bermain :
Gerakan ekstremitas aktif menendang, diajak bicara menatap kepada yang
diajak bicara dan ada gerakan mencari sumber suara.
5. Pola eliminasi
By. S sering ngompol setiap 4 jam sekali, jumlah kurang lebih 15 cc warna
kuning jernih, BAB sehari 2X, konsentrasi cair ada sedikit ampas dengan jumlah
1 sendok makan.

VIII. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 19 November 1994
Hb : 12 gr % normal : 12-15
Ht : 38,6 % normal: 40-54
MCH : 26,2 normal : 27-32
MCV : 74,8 normal : 76-96
Leucosit : 3.600 I/U normal : 4-11 ribu
Trombosit : 143.000 I/U normal : 150-400 ribu
TSH : 0,35mIU/ml normal : 0,50-4,00 mIU/ml
T4 (tiroksin) : 3,9mg/dl, normal : 4,3-13,4mg/dl
HGH : 35 mgc/liter, normal : 40 mc/liter
Glukosa sewaktu : 200 mg/dl
Natrium : 135 mmol/I normal : 136-145
Kalium : 3,2 mmol/I normal : 3,5-5,1
Chlorida : 96 mmol/I normal : 98-107
Kalsium : 1,42 normal : 2,12-2,52
8

b. Terapi
1) O2 nasal 2 liter/menit
2) Infus D 5 % 120 / 5 / 5 tts/ menit mikro + Nacl 0,5% 26 cc + Kcl 22 cc
dalam 500 cc
3) Asupan yodium Dosis 50g/hari dan inj. Lipidol (minyak beryodium)
IX. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum
By. A kurang sedikit aktif dibanding bayi sepantarannya.
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) Antropometri : BB: 4300 gram, LK: 35 cm, PB: 55 cm, LP: 36 cm, LD:
35 cm, LL: 16 cm
4) Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak icterik, refleks cahaya ada, tidak
ada odema pelpebra, mata tidak cekung, mata bersih tidak ada secret.
5) Kepala
Bentuk mesosepal, ubun-ubun besar cembung dan belum menutup, tidak
ada caput suksedantum, ada mollage.
6) Hidung
Tidak terdapat sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, terpasang O2
nasal 2 liter/menit, terdapat sedikit perdarahan di hidung sebelah kiri yang
terpasang selang O2.
7) Mulut
Terdapat mukosa bibir yang mau mengelupas , mukosa bibir tidak pucat,
mukosa lembab, tidak ada stomatitis, gigi belum keluar, lidah bersih.
8) Telinga
Bersih, tidak ada sekret/serumen, bentuk simetris, tulang rawan terbentuk
sempurna, sedikit mengalami gangguan pendengaran.
9) Dada
Bentuk normal, pengembangan simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
fremitus dada kanan dan kiri sama, tidak ada suara wheezing.
10) Jantung
9

Tidak teraba pembesaran jantung, konfigurasi jantung dalam batas normal,
tidak ada bising/gallop, frekuensi jantung:126 X/menit..
11) Abdomen
Bentuk cembung adanya distensi abdomen , teraba keras, LP : 36cm,
bising usus lambat 4-6x/menit, tidak teraba pembesaran hati dan limpa,
perkusi bunyi terdapat adanya meteorismus, terpasang infus di tali pusat.
12) Punggung
Bentuk normal, tidak ada kelainan bentuk
13) Genetalia
Bersih, normal, jenis kelamin perempuan, desensus clitoris sudah ada,
labiyum sempurna, anus ada.
14) Ekstremitas superior dan inferior
Tidak tampak sianosis, akral hangat, tidak ada kelemahan otot, refleks
kapiler refill <2 detik, tidak ada edema, tonus normotoni.
15) Reflek
Reflek moro ada, sucking ada, rooting ada, grasping palmar ada, garsping
plantar ada.
16) Tanda-tanda vital
Suhu : 37
2

o
C/rectal. Nadi : 126 x/mnt, kuat, teratur. RR : 62 x/mnt,
teratur.

X. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat persalinan spontan dengan BBL 3500 gram
b. Bayi lahir di ruang VK tidak keluar mekonium kemudian di bawa ke
PBRT jam 19.00 WIB bayi muntah, keluar cairan warna hijau dan
dilakukan tindakan untuk merangsang pengeluaran mekoneum dengan
cara diukur suhu per rectal dan tindakan scorsteen baru mekoneum keluar
c. Saat anak lapar diberi makan kemudian muntah melalui hidung dan
mulut..
d. Pada tanggal 17 November 1994 konsul endokrinologi, hasil sementara
belum mengarah ke suatu kelainan genetika.
e. Tanggal 18 November 1994 rencana pemeriksaan colon in loop.
10

f. Saat diruangan waktu dipasang selang sonde kesulitan untuk dimasukkan
Saat ini bayi terpasang sonde karena ada curiga hipotiroid dan ASI boleh
diberikan melalui sonde.
g. Ny. M memproduksi ASI dengan lancar dan Ny. M rajin menemani
bayinya.
h. Ny. M hari ini libur kerja dan rencana besok kerja tapi pabrik
menginginkan di RS dulu biar dekat dengan bayinya.





XI ANALISAN DATA
NO D A T A ETIOLOGI MASALAH PARAF
1 O :
1. RR (aktifitas) = 62x/m
2. RR (tidur) = 33x/m
3. Menggunakan otot bantu
nafas
S :
1. Ibu pasien mengatakan
bayinya sering rewel
dikarenakan sulit bernafas,
mungkin karena ada
benjolan dileher depan



Pola nafas
tidak efektif

O :
1. Penurunan hasil lab. T4,
elektrolit dll :
TSH : 0,35mIU/ml
T4 (tiroksin) : 3,9mg/dl
HGH : 35 mgc/liter
Glukosa sewaktu : 200



Intoleransi
aktivitas

11

mg/dl
Natrium : 135 mmol/I
Kalium : 3,2 mmol/I
Chlorida : 96 mmol/I
Kalsium : 1,42
S :
1. Ibu An.A mengatakan
anaknya kurang begitu aktif
dibanding anak
sepantarannya
2. Ibu An.A mengatakan
sedikit tidak seimbang pola
aktivitasdan tidurnya
3. Ibu An.A mengatakan
bahwa anaknya tingkat daya
tahan kurang adekuat
O :
1. An. A terlihat mengejan
ketika BAB
2. Motilitas usus lambat 4-
6x/menit
3. Adanya distensi abdomen
S :
1. Ibu An.A mengatakan
jika anaknya sulit BAB
2. Ibu pasien mengatakan
anaknya mengalami rewel
dan nangis ketika perutnya
terasa hangat




Konstipasi
O :
1. Pasien menunjukkan
kurangnya pertumbuhan



Gangguan
tumbuh
kembang

12

dari hasil Antropometri :
BB : 4300 gram, LK : 35
cm, PB: 55 cm, LP : 36 cm,
LD : 35 cm, LL : 16 cm
2. Rendahnya hormon
pemicu pertumbuhan :
TSH = 0,35mIU/ml
T4 (tiroksin) = 3,9mg/dl
HGH = 35 mgc/liter
S :
1. Ibu An.A mengatakan
bahwa bayinya cebol
dibanding bayi lainnya




XII DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d penekanan trachea akibat pembesaran kelenjar
tiroid di leher
2. Intoleransi aktivitas b.d penurunan ATP akibat penurunan metabolisme
tubuh
3. Konstipasi b.d penurunan fungsi gastrointestinal akibat penurunan
metabolisme tubuh
4. Gangguan tumbuh kembang b.d hipotiroid

XIII PERENCANAAN KEPERAWATAN
N
O
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN PERENCANAAN
INTERVENSI
RASIONAL
1. Pola nafas tidak
efektif b.d
penekanan trachea
akibat pembesaran
kelenjar tiroid di
leher
Tujuan :
Menunjukkan pola
nafas yang efektif

Kriteria Hasil :
Dalam 3x 24 jam,
pasien
menunjukkan:
1. RR= 16-20
x/menit
1. Pantau frekwensi
pernafasan,
kedalaman, dan kerja
pernafasan
2. Waspadakan klien
agar leher tidak
tertekuk/posisikan
semi ekstensi atau
ekstensi pada saat
beristirahat
1. Untuk mengetahui adanya
gangguan pernafasan pada pasien
2. untuk meminimalkan
penyempitan jalan nafas dan
menghindari penekanan pada
jalan nafas
3. Untuk menstabilkan pola nafas
4. untuk memperbaiki kondisi
pasien
13


2. Kedalaman
inspirasi dan
kedalaman bernafas.
3. Tidak ada
penggunaan otot
bantu nafas.
3. Ajari klien latihan
nafas dalam
4. Persiapkan operasi
bila diperlukan.
5. Operasi diperlukan
2. Intoleransi aktivitas
b.d penurunan ATP
akibat penurunan
metabolisme tubuh
Tujuan :
Menunjukkan
tingkat energy yang
adekuat untuk
beraktivitas

Kriteria Hasil :
1. Dalam 3x24 jam,
pasien
menunjukkan:
2. Mentoleransi
aktivitas yang biasa
dilakukan
3. Menyeimbangkan
aktivitas dan
istirahat
4. Tingkat daya
tahan adekuat untuk
beraktivitas
1. Kaji pola aktivitas
yang lalu
2. Kaji pola aktivitas
yang lalu
3. Rencanakan
perawatan bersama
pasien
4. Arahkan klien dan
keluarga untuk
mengikuti proses
perawatan, perawat
dengan klien
5. Seimbangkan
antara waktu aktivitas
dengan waktu
istirahat
6. Simpan benda-
benda dan barang
lainnya dalam
jangkauan yang
mudah bagi pasien
1. Untuk membandingkan
aktivitas sebelum sakit dan yang
akan diharapkan setelah
perawatan
2. Untuk membandingkan
aktivitas sebelum sakit dan yang
akan diharapkan setelah
perawatan
3. Untuk menentukan aktivitas
yang ingin pasien selesaikan:
Jadwalkan bantuan dengan orang
lain
4. Dapat mempermudah suatu
keberhasilan karena datangnya
kemauan dari klien dan keluarga
5. Untuk mengatasi kelelahan
akibat latihan
6. Untuk menghemat penggunaan
energi klien
3. Konstipasi b.d
penurunan fungsi
gastrointestinal
akibat penurunan
metabolisme tubuh

Tujuan :
Menunjukkan
kemampuan saluran
gastrointestinal
untuk mengeluarkan
feses secara efektif
1. Kaji output pasien.
2. Timbang berat
badan setiap sehari
sekali.
3. Identifikasi
1. Untuk mengetahui kebutuhan
nutrisi pasien yang terproses.
2. Mengetahui perkembangan
berat badan pasien (berat badan
merupakan salah satu indikasi
14


Kriteria Hasil :
Dalam 3x 24 jam,
pasien
menunjukkan:

1. Motilitas usus 5-
35 x/menit
2. Tidak ada distensi
abdomen
3. Klien tidak
mengejan saat
defekasi
4. Struktur feses
lunak
perubahan pola
makan.
4. Pemberian makan
lewat parenteral
(infus) menjadi
alternative lain untuk
mengatasi berat
badan menurun.
5. Dorong
peningkatan asupan
cairan dan makanan
yang kaya akan serat
6. Dorong klien untuk
meningkatkan
mobilisasi dalam
batas-batas toleransi
latihan
7. Tekankan
penghindaran
mengejan selama
defekasi
8. Auskultasi
peristaltic usus
9. Kolaborasi : untuk
pemberian obat
pencahar dan enema
bila diperlukan
untuk menentukan seberapa
perkembangan klien).
3. Mengetahui apakah pasien
dapat menyerap semua makanan
baik enteral maupun parenteral.
4. Mengetahui berat badan pasien
bertambah atau tidak setelah
dilakukan infus.
5. Untuk melunakkan feses dan
meningkatkan massa feses
6. Untuk meningkatkan evakuasi
feses
7. Untuk mencegah perubahan
TTV
8. Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan intervensi
9. Untuk mengencerkan feses
akibat konstipasi
4. Gangguan tumbuh
kembang b.d
hipotiroid
Tujuan :
1. Mengatasi
hipotiroid
2. meningkatkan
hormon dan asupan
1. Pemberian ASI dan
pemberian terapi
nutrisi yang
mengandung yodium
tinggi
1. Untuk memulihkan kadar
hormone tiroid T3 & T4 untuk
memicu proses pertumbuhan
2. Untuk mengumpilkan dan
menganalisis data pasien untuk
15

nutrisi pemicu
tumbuh kembang.
Kriteria hasil :
1. Pembesaran
kelenjar tiroid tidak
ada
2. Tumbuh kembang
pasien seperti bayi
normal.
3. hasil laboratorium
menunjukkan hasil
normal
TSH normal : 0,50-
4,00 mIU/ml
T4 (tiroksin) normal
: 4,3-13,4mg/dl
HGH normal : 40
mc/liter
2. Memantau nutrisi
yang dapat membantu
proses pertumbuhan
3. Memberikan
edukasi terhadap
keluarga (orang tua)
untuk mempercepat
proses pertumbuhan
anaknya
4. Dilakukannya tes
skrining kesehatan
5. Kolaborasi
pemberian obat
khusus hormon tiroid
(tiroid desikatus)
mencegah dan meminimalkan
malnutrisi bagi pertumbuhan
3. Untuk membantu orang tua
memahami dan meningkatkan
tumbuh-kembang fisik,
psikologisdan social anaknya
4. Untuk mendeteksi resiko atau
masalah kesehatan (keperawatan)
5. Untuk mengatasi memperbaiki
keterbelakangan mental yang
ditimbulkan

XIV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

DIAGNOSA TANGGAL J A M
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
EVALUASI (SOAP)
TANDA
TANGAN
1. Pola nafas
tidak efektif b.d
penekanan
trachea akibat
pembesaran
kelenjar tiroid di
leher
19 November
1994
07.00
07.10
07.20
07.30
07.40
1. Kaji pernafasan bayi
setiap setelah mendapat
makanan
2. Kaji status pernapasan
(ventilasi)
3. Laporkan segala
perubahan yang
menyebabkan gangguan
pernafasan akibat dari
S :
Ibu pasien mengatakan
bahwa bayinya sudah
sedikit berkurang
dispneu, tapi dapat
muncul hanya muncul
beberapa saat saja
O :
1. RR = 50 x/menit

16

pembesaran kelenjar tiroid
4. Pemasangan oksigen
nasal 2 liter sesuai anjuran
dokter jika mengalami
sesak
5. Persiapkan operasi bila
pembesaran kelenjar tiroid
membesar
6. Beritahu keluarga
dengan penyakit
pembesaran kelenjar tiroid
yang mengakibatkan
gangguan saluran
pernafasan pada anaknya
untuk dilakukan tindakan
bedah
(irregular)
2. N = 145 x/menit
3. TD = 80/45 mmHg
Pernafasan sudah tampak
normal
A : Tujuan berhasil
sebagian
P : Intervensi tetap
dilanjutkan
2. Intoleransi
aktivitas b.d
penurunan ATP
akibat penurunan
metabolisme
tubuh
19 November
1994
07.00
07.10
07.20
07.30
07.40
07.50
07.00
1. Kaji pola aktivitas yang
setiap kunjungan ke bayi
2. Lakukan perawatan,
perawat dengan klien dan
keluarga
3. Seimbangkan antara
waktu aktivitas bayi
dengan waktu istirahat
dan intake nutrisi
4. Menyimpan benda-
benda dan barang lainnya
dalam jangkauan yang
mudah bagi pasien
5. Kaji status nutrisi dan
kebiasaan minum ASI
pada bayi sebagai
S :
Ibu pasien mengatakan
anaknya sudah bisa
beraktifitas sedikit di
bed klien
O :
1. Pasien terlihat aktif
walaupun tampak sakit
3. Lab. HB normal = 14.0
g/dl
A : Tujuan berhasil
P : Intervensi dilanjutkan
karena ditakutkan
berubahnya metabolism
tubuh

17

pengganti energy (ATP)
6. Timbang berat badan
setiap sehari sekali karena
80% dikhawatirkan BB
turun karena banyak
aktifitas dan penurunan
ATP
7. Identifikasi perubahan
dan bantu pola aktifitas
(menyusu, tidur, BAB,
BAK dll) selama waktu 24
jam.
8. Ajari dan bantu Ibu
untuk lebih sering
memberikan air susu pada
anaknya
9. Memantau intake dan
outputt bayi setiap 6 jam.
10. Kolaborasi dengan tim
medis lain dalam
pemberian gizi, obat-
obatan dan vitamin pada
bayi
3. Konstipasi b.d
penurunan fungsi
gastrointestinal
akibat penurunan
metabolisme
tubuh
19 November
1994
07.00
07.10
07.20
07.30
07.40
1. Kaji status nutrisi dan
kebiasaan makan bayi.
2. Timbang berat badan
setiap sehari sekali.
3. Identifikasi perubahan
dan pembentukan pola
makan (menyusu) selama
waktu 24 jam.
4. Pantau status gizi
S :
Keluarga pasien
mengungkapkan
bayinya belum bisa
BAB dengan baikdan
lancar, akan tetapi pola
makannya sudah
membaik
O :

18

(asupan makanan dan
cairan) yang dikonsumsi
pasien selama waktu 24
jam.
5. Memantau intake dan
output bayi setiap 6 jam.
6. Pemberian makanan
dengan sonde (NGT)
ataupun parenteral (infus)
jika pasien masih sakit
diarea saluran nafas atas
(kelenjar tiroid).
7. Dorong peningkatan
asupan cairan dan
makanan yang kaya akan
serat
8. Dorong klien untuk
meningkatkan mobilisasi
dalam batas-batas
toleransi latihan
9. Tekankan penghindaran
mengejan selama defekasi
10. Auskultasi peristaltic
usus
11. Kolaborasi : untuk
pemberian obat pencahar
dan enema bila diperlukan
1. Pasien tampak nafsuu
ketika mendapat makan
2. Berat badan pasien
bertambah sedikit
3. BAB bayi sangat
sedikit dan terkadang
masih berbentuk cair
A : Tujuan belum berhasil
P : Intervensi dilanjutkan
4. Gangguan
tumbuh kembang
b/d hipotiroid
19 November
1994
07.00
07.10
07.20
07.30
07.40
1. Pemberian asupan
nutrisi yang cukup untuk
pembentukan dan
perkembangan tulang
2. Pemberian ASI dan
S :
Ibu pasien mengatakan
bahwa anaknya
mengalami perbedaan
tumbuh kembang

19

pemberian terapi nutrisi
yang mengandung yodium
tinggi
3. Memantau nutrisi yang
dapat membantu proses
pertumbuhan
4. Memberikan edukasi
terhadap keluarga (orang
tua) untuk mempercepat
proses pertumbuhan
anaknya
5. Dilakukannya tes
skrining kesehatan
6. Kolaborasi pemberian
obat khusus hormon tiroid
(tiroid desikatus)
dengan bayi lainnya
O :
1. Pasien mengalami
pertumbuhan yang
kurang signifikan
dibanding bayi pada
umumnya
2. Kadar hormone
pertumbuhan belum
normal :
TSH : 0,38mIU/ml
T4 (tiroksin) : 4,1mg/dl
HGH : 36 mgc/liter
A : Tujuan belum berhasil
P : Intervensi terus
dilakukan sampai kadar
hormone tiroid dan
pertumbuhan naik dan
menjadi normal

Anda mungkin juga menyukai