Anda di halaman 1dari 25

MANAGEMEN

ASUHAN MASA NIFAS


Manajemen kebidanan suatu
adalah pendekatan
proses pemecahan
yang digunakan metodemasalah
untuk
sebagai
mengorganisasikan pikiran tindakan
dan berdasarkan teori
ilmiah, temuan, keterampilan
rangkaian/tahapan yang logis dalam
mengambil suatu keputusan yang untuk
terfokus pada klien (Varney,
1997). Menurut Helen Varney, proses
manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah
yang berurutan, dimulai dari: 1.Pengkajian
2.Interpretasi data
3.Diagnosa/masalah potensial
4.Kebutuhan tindakan segera
5.Rencana asuhan kebidanan
6.Implementasi/pelaksanaan
7.Evaluasi
Contoh:

Seorang P1A0 pospartum normal hari pertama


Data Dasar :
DS : Ibu mengatakan baru saja melahirkan anak pertamanya.
DO : Partus tanggal 21 Oktober 2020, pukul 11.00 WIB. KU baik, kesadaran
composmentis. TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit, S 37 ?C, R 24 x/menit. TFU 1
jari di bawah pusat, keras. PPV: lochea rubra, warna merah, jumlah
Masalah

Masalah dirumuskan bila bidan menemukan


kesenjangan yang terjadi pada respon ibu terhadap masa
nifas. Masalah ini terjadi belum termasuk dalam rumusan
diagnosis yang ada, tetapi masalah tersebut
membutuhan penanganan bidan, maka masalah
dirumuskan setelah diagnosa. Permasalahan yang
muncul merupakan pernyataan dari pasien, ditunjang
dengan data dasar baik subjektif maupun objektif.

Contoh:
Masalah : nyeri jahitan
Dasar :
DS : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitannya
DO : luka jahitan perenium derajat dua, keadaan
masih basah, jenis heating jelujur subcutis
Diagnosa/ Masalah Potensial

Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan


asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan
yang akan timbul dari kondisi yang ada.

Contoh :
Seorang ibu postpartum P1A0 hari ke 3 dengan bendungan ASI
Diagnosa potensial: mastitis

Kebutuhan Tindakan Segera

Setelah merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk


mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkahsebelumnya,
bidan juga harus merumuskan tindakan emergensi yang harus
dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi, secara mandiri,
kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi klien.

Contoh:
Diagnosa potensial: mastitis
Tindakan segera: kompres air hangat, pemberian analgetik antibiotik,
Rencana asuhan kebidanan

langkah ini ditentukan dari hasil kajian pada langkah


sebelumnya. Jika ada informasi/data yang tidak lengkap bisa
dilengkapi. Merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi yang sifatnya segera atau rutin. Rencana asuhan
dibuat berdasarkan pertimbangan yang tepat, baik dari
pengetahuan, teori yang up to date, dan divalidasikan dengan
kebutuhan pasien. Penyusunan rencana asuhan
sebaiknya pasien. Sebelum pelaksanaan
melibatkandilakukan
sebaiknya rencana asuhan,
kesepakatan antara bidan dan pasien ke
dalam informed consent.

Contoh:
• Anjurkan ibu untuk mengeluarkan asi
• Lakukan kompres air hangatdan dingin
• Lakukan masase pada payudara secara bergantian
• Berikan terapi antipiretik dan analgetik
• Anjurkan ibu untuk tetap konsumsi makanan yang bergizi
Implementasi

Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan


atau bersama–sama dengan klien atau anggota tim
kesehatan. Bila tindakan dilakukan oleh dokter atau
tim kesehatan lain, bidan tetap memegang tanggung
jawab untuk mengarahkan kesinambungan asuhan
berikutnya. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan
telah dilaksanakan.

Contoh:
Sesuai dengan pelaksanaan tetapi ada rasionalisasi
tindakan
Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari


asuhan yang telah diberikan. Evaluasi didasarkan pada
harapaan pasien yang diidentifikasi saat merencanakan
asuhan kebidanan. Untuk mengetahui keberhasilan
asuhan, bidan mempunyai pertimbangan tertentu antara
lain: tujuan asuhan kebidanan; efektifitas tindakan untuk
mengatasi masalah; dan hasil asuhan kebidanan.

Contoh:
• Asi telah dikeluarkan, jumlah asi cukup
•Kompres air hangat dan dingin telah dilakukan, ibu
merasa lebih nyaman
• Telah dilakukan masase, ibu merasa lebih rileks
•Terapi yang diberikan adalah parasetamol 500 mg 3×
peroral dan antalgin 500 mg 3×1 peroral 1
• Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang
bergizi
Perawatan dan hal-hal yang
terjadi selama nifas :
1. Genitalia interna dan eksterna
2. Suhu badan pasca persalinan
3. Nadi
4. Hemokonsentrasi
5. Laktasi
6. Mulas
7. Serviks, uterus dan adneksa
8. Lokia
9. Miksi
10. Defekasi
11. Latihan senam
Standar 15 dalam SPK
Pelayanan bagi ibu & bayi pada
masa nifas:
 Kunjungan rumah
 Pencegahan Infeksi karena ibu &
 bayi rentan infeksi Pemeriksaan
 ibu & bayi
Anemia periksa hari ke 3-5
 (hemokonsentrasi)
KIE ASI, KB, perawatan diri & bayi,
tanda bahaya
KOMPETENSI V

 Bidan memberikan asuhan yang


bermutu tinggi kepada ibu nifas dan
menyusui serta tanggap terhadap
budaya setempat
Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam
masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga:
(mandiri)

 1). Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas


 2). Menentukan diagnosa & kebutuhan asuhan kebidanan
pada ibu nifas
 3) Menyusun rencana asuhan bersama klien sesuai dengan
prioritas masalah
 4) Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
yang disusun
 5)Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien
 6). Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama
klien
 7). Membuat catatan dan laporan asuhan kebidanan
Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa
nifas dengan resiko tinggi dan keadaa kegawatan
yang memerlukan pertolongan pertama dengan
kolaborasi melibatkan klien & keluarga (kolaborasi):
tindakan

 1). Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu


dalam masa nifas dengan kasus
resiko tinggi dan keadaan
yang memerlukan pertolongan pertama
dan tindakan kolaborasi
 2). Menentukan diagnosa prognosa, proiritas
sesuai dengan faktor resiko dan keadaan
kegawatdaruratan
 3). Menyusun rencana asuhan dan tindakan
ibu dalam masa nifas dengan
pertolongan pertama seuai prioritas
 4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
dalam masa nifas dengan
tinggi dan memberikan pertolongan
resiko
pertama seuai prioritas
 5). Mengevaluasi hasil asuhan dan
pertolongan pertama
 6) Membuat rencana tindak lanjut bersama
klien
 7) Membuat catatan dan laporan
Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan pada masa nifas dengan penyulit tertentu
dengan melibatkan klien & keluarga (rujukan):

 1)Mengkaji adanya penyulit dan keadaan


kegawatdaruratan pada ibu dalam masa nifas
yang memerlukan konsultasi dan rujukan
 2) Menentukan diagnosa prognosa, prioritas
 3)Memberikan pertolongan pertama pada kasus
yang memerlukan rujukan
 4)Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih
lanjut kepada petugas/institusi pelayanan
kesehatan yang berwenang
 5)Membuat catatan dan laporan serta
dokumentasi seluruh kejadian dan intervensi
PENGETAHUAN DASAR
 Fisiologi nifas
 Proses involusio
 Proses laktasi
 Nutrisi, kebutuhan istirahat, aktivitas &
kebutuhan fisiologis lainnya
 Nutrisi BBL
 KIE
 Asuhan
komprehe
nsif
lanjutan
 Adaptasi psikologis
 Bonding attachment
 Indikator subinvolusi :perdarahan, infeksi
 Indikator masalah laktasi
 Tanda & gejala mengancam kehidupan misal
retensio plasenta, eklamsi, perdarahan dll
 Indikator komplikasi tertentu:anemia,
hematom vulva, retensi urin dll
Keterampilan dasar
 Mengumpulkan data riwayat kesehatan
terfokus (kehamilan, persalinan)
 Pemeriksaan terfokus
 Pengkajian involusi, laktasi &
penyembuhan luka jalan
 lahir
 Merumuskan diagnosa masalah
 Menyusun rencana
Memulai & mendukung ASI
Lanjutan

 KIE perawatan diri, istirahat, nutrisi,


asuhan BBL
 Identifikasi hematom vulva
 Identifikasi infeksi
 Penatalaksanaan postpartum abnormal
 KIE & konseling KB
 Konseling pasca abortus
 Kolaborasi,rujukan komplikasi tertentu
 Memberi antibiotik
 Mendokumentasikan asuhan

 Keterampilan tambahan : insisi pada


hematom vulva
Monitoring Post Partum
 Sangat penting karena sering terjadinya
kematian
 Pengawasan dalam 2-6 jam pertama
meliputi :
 Perdarahan
 Laktasi
 Eklamsi
Kunjungan 6 jam
- Mencegah perdarahan masa nifas krn atonia uteri
-Mendeteksi dan melakukan tindakan penyebab lain
seperti perdarahan : rujuk jika perd berlanjut
-Memberikan konseling pd ibu / kel mencegah
perdarahan
- Pemberian ASI awal
- Mengajarkan mobilisasi
- Membantu untuk mencoba BAK sendiri
- Melakukan hubungan antara ibu dan BBL
- Menjaga bayi tetap sehatdg cara mencegah
hipotermi
-Petugas kes yg menolong persalinan hrs tinggal 2 jam
pertama setelah kelahiran dg memantau vital sign
Kunjungan 6 hari
 Memantau KU, Kesadaran,Vital Sign
 Memastikan involusi uterus berjalan normal
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/
perdarahan abnormal
 Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan dan istirahat
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda
 penyulit
 Memberikan konseling asuhan pada bayi
 Memantau gangguan emosinal
Memperhatikan hubungan/respon suami/
 keluarga
Memotivasi untuk memberi nama Islami,
aqiqoh jika mampu, mencukur rambut dll
Konseling sebelum kembali ke rumah
 Asuhan untuk ibu dan bayi secara islami
 Nutrisi ibu dan bayi
 Personal Higiene khususnya genetalia
 Teknik menyusui
 Pola istirahat/tidur
 Dampingan suami/keluarga
 Respon ibu dan ayah dengan bayi
 Immunisasi
 Keluarga Berencana
 Kelanjutan aktivitas hubungan sex
 Tanda bahaya ibu dan bayi
Kunjungan 6 minggu

 Asuhan seperti 6 hari masa nifas


 Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
penyulit yang ia atau bayi alami
 Memberi konseling untuk ber KB secara dini
 Memberi konseling untuk melakukan
hubungan suami istri bila menghendaki

Anda mungkin juga menyukai