Disusun oleh :
Reguler 2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda tercinta
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya di akhirat kelak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk
makalah ini, agar nantinya dapat menjadi makalah yang jauh lebih baik.
Kemudian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dan kepada dosen kami Ns. Ikhda Ulya, M. Kep. yang telah membimbing dalam
menyusun makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Teknik Komunikasi Terapeutik pada pasien yang
sedang marah ?
2. Bagaimana cara mengatasi pasien yang sedang marah kepada perawat
menggunakan teknik komunikasi teraupetik ?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi timbulnya emosional atau kemarahan
pada pasien ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan suatu dasar dan kunci
dari seorang perawat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Komunikasi merupakan
suatu proses untuk menciptakan hubungan antara perawat dan klien serta dengan
tenaga kesehatan lainnya. Tanpa komunikasi seseorang akan merasa terasing dan
tanpa komunikasi pula suatu tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
klien akan mengalami kesulitan yang sangay berarti (Riyaldi, 2016).
3
2.3 Marah
Perasaan marah adalah kondisi dimana emosi akan dengan mudah
meningkat karena alasan tertentu. Setiap orang pasti pernah marah, bahkan ada
suatu hari dimana seseorang merasa hari ini ia begitu emosional dibandingkan
hari-hari biasanya. Marah tidak hanya disebabkan oleh satu alasan, namun marah
bisa disebabkan oleh berbagai macam alasan yang terduga maupun tidak terduga
serta alasan yang datang dari luar maupun dari dalam diri sendiri.
Berbicara tentang hubungan perawat-pasien, tentu saja hubungan tersebut
tidak luput dari adanya perasaan marah, baik itu dari pasien maupun dari perawat.
Namun, sebagai perawat tidak disarankan untuk menunjukkan rasa marah kepada
pasien karena tujuan perawat yaitu memberi caring bukan memberi beban
tambahan kepada pasien. Namun berbeda dengan pasien yang dapat
mengeluarkan perasaan marahnya kepada tenaga medis, khususnya perawat.
Pasien marah disebabkan oleh banyak hal, antara lain perasaan tidak menerima
kondisi sakitnya, ketidakpuasan dalam pelayanan di rumah sakit, merasa dirinya
tidak berguna, dan masih banyak alasan-alasan lain yang mendasari perasaan
marah pasien. Oleh karena itu, perawat harus cermat dan tanggap dalam
menghadapi situasi tersebut.
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Kasus yang ditemukan oleh kelompok kami berupa cuplikan video dari
drama dr.Romantic . Deskripsi dari video tersebut yaitu:
Pada suatu hari terdapat seorang pasien pasca operasi karena kecelakaan
di salah satu rumah sakit daerah Doldam. Adik kandung dari pasien tampak
marah-marah terhadap perawat karena tidak setuju kakaknya dioperasi dan di
rawat di rumah sakit tersebut dan meminta untuk dipindahkan ke Rimah sakit
Seoul. Namun, istri pasien menyetujui tindakan operasi sebab mengetahui kondisi
suaminya yang kritis. Tetapi adik kandung pasien malah mengancam tenaga
kesehatan di rumah sakit tersebut dan ingin melaporkannya kepada Kementrian
Kesejahteraan dan Kesehatan. Setelah itu datanglah dokter yang mengoperasi
adik kandungnya dan mengatakan bahwa pasien itu datang dalam keadaan kritis
karena terjadi pendarahan di limpa dan harus dioperasi. Walaupun telah
dijelaskan oleh dokter, keluarga pasien tetap saja mengamuk dan memaki tenaga
kesehatan di rumah sakit itu. Perawat mencoba menenagkan keluarga pasien
dengan lembut karena takut menganggu pasien lain tetapi keluarga pasien tetap
saja mengamuk dan mengelakkan perkataan perawat. Namun hal ini malah
memicu emosi dari perawat dan akibatnya perawat memarahi keluarga pasien.
5
3.2 Kekurangan dari Video
Pada pertengahan adegan, perawat mulai terpancing emosinya karena
sikap dari keluarga pasien yang tidak mau mengerti keadaan di Rumah Sakit.
Sehingga hal ini dapat menganggu ketenangan pasien yang lain. Perawat tidak
seharusnya meninggikan suaranya ketika berhadapan dengan keluarga
pasien.Walaupun perawat mengetahui bahwa keluarga pasien mengatakan hal
yang tidak sebenarnya, seharusnya tidak dipermalukan di depan umum. Banyak
orang yang melihat adegan tersebut yang seharusnya bersifat pribadi.
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA